Huru-hara di alam kubur

بسم الله الرحمن الرحيم

Huru-Hara di Alam Kubur

Saudaraku, berikut ini merupakan berita tentang alam kubur; alam di mana kita semua pasti memasukinya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu--- Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (At Takaatsur: 1-2)
Saudaraku, pernahkah anda melihat kubur?
Pernahkah anda menyaksikan kegelapannya?
Pernahkah anda mendengar kedahsyatannya?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْراً
“Kalau sekiranya kalian mengetahui seperti yang aku ketahui, tentu kalian akan sedikit tertawa dan akan banyak menangis.” (Muttafaq 'alaih)
Tidakkah anda menyadari bahwa kubur sudah siap menanti anda sebagaimana siap menanti saudara-saudara dan kawan-kawan anda?
Saudaraku, perhatikanlah orang-orang yang telah pergi meninggalkan dunia?
Tidakkah anda menyadari bahwa anda akan sama seperti mereka?
Allah berfirman:
“Di mana saja kamu berada, kematian akan menimpamu, meskipun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh.” (terj. An Nisaa’: 78)
Kemudian, setelah maut datang menjemput ke manakah dia akan singgah?
Alam Kubur, itulah tempatnya.
Allah berfirman:
“Sehingga apabila datang kematian kepada seseorang di antara mereka, ia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)--- Agar aku berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (terj. Al Mu’minun: 99-100)
Yakni mereka akan menghadapi kehidupan yang baru, yaitu alam kubur atau alam barzakh; alam yang membatasi antara dunia dan akhirat.
Ingat! yang dibawa hanyalah amal, adapun keluarga dan harta akan pergi meninggalkannya.
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى - قَالَ - وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ
“Anak Adam akan berkata, “Hartaku, hartaku”, lalu dikatakan, “Wahai anak Adam! Bukankah harta yang kamu miliki itu sudah kamu makan lalu habis atau kamu pakai lalu rusak dan yang kamu sedekahkan, itulah yang kamu bawa.” (HR. Muslim)
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu 'anhu pernah berdiri di sisi sebuah kubur, ia pun menangis sampai membasahi janggutnya. Lalu ada yang berkata kepadanya, “Mengapa anda ketika mengingat surga dan neraka tidak menangis, tetapi karena mengingat ini (kubur) anda menangis?” Utsman menjawab: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
اَلْقَبْرُ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ، فَإِنْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Kubur adalah tempat persinggahan pertama kampung akhirat. Jika selamat darinya, maka setelahnya akan lebih mudah. Namun jika tidak selamat darinya, maka setelahnya akan lebih dahsyat.”
Beliau juga bersabda:
مَا رَأَيْتُ مَنْظَراً إِلاَّ وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ
“Aku belum pernah melihat pemandangan yang lebih mengerikan daripada kubur.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Yazid Ar Raqaasyi pernah berkata kepada dirinya, “Kasihanilah dirimu wahai Yazid! Siapakah orang yang akan menyalatkanmu setelah mati? Siapakah orang yang berpuasa untukmu setelah mati? Siapakah orang yang mendoakanmu setelah mati?” Ia pun berkata, “Wahai manusia, tidakkah kalian menangis dan meratapi diri kalian sepanjang hayat kalian, karena maut adalah sesuatu yang telah dijanjikan, kubur akan menjadi rumahnya, tanah akan menjadi alasnya dan ulat akan menjadi temannya. Dalam keadaan seperti ini, ia pun menanti peristiwa besar (hari kebangkitan), lalu bagaimana lagi keadaannya?!”
Setelah itu, Yazid pun menangis.

Peristiwa yang akan terjadi di alam kubur

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang shahih, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kubur itu seperti potongan malam yang gelap. Wahai manusia! Jika kamu mengetahui seperti yang aku ketahui, tentu kamu akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Wahai manusia! Berlindunglah dari azab kubur, karena azab kubur adalah hak (benar).”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Berlindunglah kepada Allah dari azab kubur.” Beliau mengucapkannya sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin ketika berpisah dengan dunia menuju akhirat, maka malaikat dari langit akan turun mendatanginya dengan wajah yang putih bagaikan matahari, sambil membawa kain kafan dari kain kafan surga dan pengawet dari surga. Lalu para malaikat duduk di tempat yang jauh darinya sejauh jarak pandangan mata. Kemudian malaikat maut ‘alaihis salam mendekat dan duduk di dekat kepalanya sambil berkata, “Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.” Maka keluarlah ruhnya dengan lembut seperti keluarnya tetesan air dari wadah air minum. Malaikat maut pun langsung memegangnya. Setelah dipegangnya, maka malaikat yang lain langsung memegangnya tanpa membiarkannya sekejap mata pun. Lalu mereka memasukkannya ke dalam kafan dan (diberikan) pengawet tersebut. Maka keluarlah aroma yang sangat wangi seperti kesturi yang paling wangi yang ada di muka bumi. Mereka semua mengangkatnya. Tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat kecuali sekumpulan malaikat itu bertanya, “Ruh siapakah yang wangi ini?” Para malaikat yang membawanya berkata, “Ruh si fulan bin fulan,” dengan menyebut nama yang paling indah yang biasa dipanggil di dunia. Ketika sampai ke langit dunia, para malaikat yang membawanya meminta dibukakan (pintu langit) untuknya, lalu dibukakan. Kemudian diikuti oleh para pengiringnya dari setiap langit menuju langit berikutnya, sehingga sampai ke langit ketujuh. Allah ‘Azza wa Jalla pun berfirman, “Tulislah kitab (catatan amal) hamba-Ku di ‘Illiyyiin (tempat tertinggi) dan kembalikanlah ia ke bumi, karena daripadanya Aku menciptakan, kepadanya Aku mengembalikan dan pada waktu yang lain akan Aku keluarkan darinya.” Maka ruhnya dikembalikan ke jasad, kemudian dua malaikat mendatanginya lalu mendudukkannya dan berkata, ‘Siapa Tuhanmu?’ Ia menjawab, “Tuhanku Allah”, lalu ditanya lagi, “Apa agamamu?’ Ia menjawab, “Agamaku Islam”, kemudian ditanya lagi, “Siapakah orang yang diutus kepadamu ini?” ia menjawab, “Dia adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam”, lalu ditanya lagi, “Dari mana kamu tahu?’ ia menjawab, “Aku membaca kitab Allah, lalu aku mengimani dan membenarkannya.” Maka terdengarlah suara dari langit yang isinya,  “Benarlah hamba-Ku, bentangkanlah permadani dari surga dan berikan pakaian dari surga serta bukakanlah pintu ke surga,’” maka dirasakanlah olehnya angin surga dan wanginya, kuburannya pun diluaskan sejauh pandangan mata lalu datanglah seorang laki-laki yang rupawan, pakaiannya indah dan tercium wangi sambil berkata, “Bergembiralah dengan sesuatu yang menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dijanjikan untukmu”. Lalu ia bertanya kepadanya “Siapa kamu? Wajahmu sepertinya wajah orang yang membawa kebaikan.” laki-laki itu menjawab “Aku adalah amalmu yang shalih”, ia pun berkata, “Ya Rabbi, tegakkanlah hari kiamat agar aku bisa pulang menemui keluargaku dan hartaku.”
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya, “Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir ketika telah berpisah dengan dunia menuju akhirat, maka para malaikat dari langit akan turun menemuinya dengan wajah hitam membawa kain kafan yang kasar. Para malaikat itu duduk di tempat yang jauh darinya sejauh pandangan mata. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya sambil berkata,  Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya”, ruhnya pun terpencar dalam jasad, lalu malaikat maut menarik ruhnya seperti ditariknya besi yang bercabang dari bulu yang basah. Dipeganglah ruhnya, Setelah dipegangnya, maka malaikat yang lain langsung memegangnya tanpa membiarkannya sekejap mata pun. Lalu Mereka memasukkannya ke dalam kafan yang kasar itu. Maka terciumlah bau seperti bau bangkai yang paling busuk yang ada di muka bumi. Kemudian mereka semua mengangkatnya. Dan tidaklah mereka (para malaikat) melewati sekumpulan malaikat, kecuali sekumpulan malaikat itu bertanya, “Ruh siapakah yang bau ini?” Para malaikat yang membawanya menjawab, “Ruh fulan bin fulan,” dengan menyebut nama yang paling jelek yang biasa dipanggil di dunia. Sehingga ketika sampai di langit dunia, para malaikat yang membawanya meminta dibukakan (pintu langit) untuknya, lalu tidak dibukakan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun membacakan ayat,
“Pintu-pintu langit sama sekali tidak akan dibukakan untuk mereka dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta bisa masuk ke lubang jarum.”(terj. Al A’raaf : 40)
Allah Azza wa Jalla kemudian berfirman, “Tulislah kitab hamba-Ku dalam Sijiin (tempat paling bawah)," maka dilemparlah ruhnya dengan keras, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun membacakan ayat,
“Dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka seakan-akan ia terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh.” (Terj. Al Hajj: 31)
Maka ruhnya dikembalikan ke dalam jasad. Dua malaikat pun mendatanginya dan mendudukkannya sambil berkata kepadanya, “Siapa Tuhanmu?” Ia menjawab,  “Hah…, hah.., saya tidak tahu”, lalu bertanya, “Apa agamamu?” ia menjawab: “Hah…,hah.., saya tidak tahu”, dan bertanya, “Siapakah orang yang diutus kepadamu ini?” ia menjawab, “Hah…, hah.., saya tidak tahu”. Kemudian terdengarlah suara dari langit yang isinya, “Dustalah ia, berikanlah permadani dari neraka dan bukakanlah pintu ke neraka’, maka dirasakannya panas dan angin neraka yang panas, kuburannya pun menyempit sampai tulang rusuknya berserakan. Kemudian datanglah seorang laki-laki yang buruk rupanya, pakaiannya jelek dan berbau busuk, lalu berkata,  “Bergembiralah dengan sesuatu yang membuatmu sedih! ini adalah hari yang telah diancamkan kepadamu”, ia pun bertanya, “Siapa kamu? Wajahmu adalah wajah orang yang datang membawa keburukan”, laki-laki itu menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk’, maka ia berkata, “Rabbi janganlah disegerakan hari kiamat.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Pentahqiq Musnad Ahmad berkata, "Isnadnya shahih. Para perawinya adalah para perawi hadits shahih.")
Dalam riwayat lain ada tambahannya:
“Kemudian dijadikan matanya buta, telinganya tuli dan mulutnya bisu. Di tangannya ditaruh palu, jika seandainya gunung dipukul dengannya niscaya akan menjadi tanah. Maka ia pun memukul (dirinya) sekali pukul, lalu menjadi seperti tanah. Kemudian Allah menjadikan kembali seperti semula, lalu dipukulkan sekali lagi. Ia pun berteriak dengan teriakan yang terdengar oleh segala sesuatu selain jin dan manusia.”

Tsabaat (keteguhan) yang diharapkan

Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
“Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (Laailaahaillallah) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim serta berbuat apa yang Dia kehendaki.” (terj. Ibrahim: 27)
Abul Laits As Samarqandiy seorang ahli fiqh berkata, “Tatsbit (pemberian keteguhan di akhirat) bagi seorang mukmin yang ikhlas dan taat kepada Allah Ta’ala itu ada pada tiga hal:
Pertama, Ketika melihat langsung malaikat maut.
Kedua, Ketika ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir.
Ketiga, Ketika ditanya pada saat hisab di hari kiamat.
Adapun tatsbit ketika melihat langsung malaikat maut, ini pun terbagi tiga:
1.  Dijaga dari kekufuran dan diberi taufiq untuk istiqamah di atas tauhid, sehingga ruhnya keluar di atas Islam.
2.  Diberi kabar gembira oleh malaikat rahmat.
3.  Dilihat tempatnya di surga.
Sedangkan tatsbit ketika di kubur, ini pun terbagi tiga:
1.Allah mengajarkan jawaban yang benar, sehinggga dapat menjawab (pertanyaan) dua malaikat sesuai yang diridhai Allah.
2.Dihilangkan rasa takut, khawatir dan kaget.
3.Dilihat tempatnya di surga, sehingga kuburnya menjadi salah satu taman surga.
Sedangkan tatsbit ketika dihisab, juga terbagi menjadi tiga:
1. Diajarkan hujjah (alasan) untuk menjawab pertanyaan.
2. Dimudahkan hisabnya.
3. Diampuni ketergelinciran dan dosa-dosanya.
Marwan bin Musa
Maraaji’: Al Wajiiz (Abdul ‘Azhiim bin Badawiy), Al Qabru mau’idunaa (Darul Wathan), Tafsir Ibnu Katsir, Fiqhus Sunnah (Syaikh S. Saabiq), dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger