بسم الله الرحمن الرحيم
Dzikr Pagi dan Petang
الحمد لله والصلاة والسلام على من لانبي بعده
اما بعد:
Jabir bin Samurah berkata, “Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya tidak bangun dari tempat shalatnya yang
Beliau lakukan shalat Subuh di situ sampai matahari terbit, ketika telah terbit
(matahari) Beliau pun bangun.” (HR. Muslim)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ
يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ
أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ ،
وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلَى
أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً
“Sungguh, aku duduk bersama beberapa orang yang berdzikr kepada
Allah Ta’ala setelah shalat Subuh hingga matahari terbit lebih aku sukai
daripada memerdekakan empat keturunan Nabi Isma’il. Sungguh, aku duduk bersama
beberapa orang yang berdzikr kepada Allah Ta’ala setelah shalat Ashar hingga
matahari terbenam lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang.” (HR. Abu
Dawud, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Abi Dawud 2/698).
Dari hadits
ini kita mengetahui bahwa dzikr pagi hari dimulai setelah shalat Subuh sampai
terbit matahari, sedangkan dzikr sore hari dimulai setelah shalat Ashar hingga
terbenam matahari[i].
Berikut ini
di antara dzikr pagi dan petang/sore hari, semoga Allah Subhaanahu wa Ta'aala
menjadikan risalah ini bermanfaat, amin.
1. Membaca Ayat Kursi (Al Baqarah: 255) Keutamaannya:
Barang siapa yang membacanya
ketika pagi hari, maka ia dijaga dari (ganguan) jin hingga sore hari. Dan
barang siapa membacanya ketika sore hari, maka ia dijaga dari (ganguan) jin
hingga pagi hari.” (HR. Hakim, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih
At-Targhib wat Tarhib 1/273)
2.
Membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas, masing-masing tiga kali.
Keutamaannya: Barang siapa membaca tiga surat
tersebut tiga kali setiap pagi dan sore hari, maka ia (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Shahih At-Tirmidzi 3/182).
3- أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ
لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ
أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَافِي هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ مَافِي هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ اللَّهُمَّ إِنِّى
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابٍ فِى النَّارِ وَعَذَابٍ فِى الْقَبْرِ » .
Artinya: “Kami
telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi
Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dialah Yang Mahakuasa
atas segala sesuatu. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan
kebaikan setelahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan
kejahatan setelahnya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan
kejelekan di hari tua. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka
dan kubur.”
Dzikr ini untuk pagi hari, sedangkan untuk sore hari,
dzikrnya adalah sbb:
« أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ ...
اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا ...
(HR. Muslim
4/2088).
4-
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ
وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.
Artinya:
Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan waktu
sore. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan kami mati. Dan kepada-Mu tempat
kembali.
Ini untuk pagi hari, sedangkan untuk sore hari dzikrnya
adalah sbb:
الَلَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ
أَصْبَحْنَا ... وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
(HR. Tirmidzi 5/466, Shahih At Tirmidzi 3/142.)
5- اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ
فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia
pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan
yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh
karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali
Engkau.”
Keutamaannya:
Barang siapa membacanya dengan yakin ketika sore
hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia akan masuk surga.
Demikian juga jika membacanya di pagi hari. (HR. Bukhari 7/150.)
6-
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ،
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ
وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ،
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. (3×)
Artinya:
“Ya Allah, selamatkan tubuhku. Ya Allah, selamatkan pendengaranku. Ya Allah,
selamatkan penglihatanku, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali
Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan
kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Engkau.” (Dibaca tiga kali di waktu pagi dan sore).
(HR.
Abu Dawud, Ahmad, Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 22, Ibnus Sunni no.
69. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz menyatakan sanad
hadits tersebut hasan. Lihat juga Tuhfatul Akhyar, halaman 26.)
7-
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا
وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي
دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ
خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ
فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan
akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam
agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan
sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut.
Ya Allah, Peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku
berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku.” (HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah, Shahih Ibnu Majah 2/332)
8-
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ
وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ،
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ
أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ.
Artinya:
“Ya Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Tuhan pencipta
langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu
dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya, dan aku (berlindung kepada-Mu)
dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.”(HR. Tirmidzi dan
Abu Dawud, Shahih At Tirmidzi 3/142.)
9-
بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ
وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. (3×)
Artinya:
“Dengan nama Allah yang jika disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak
akan berbahaya, Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Keutamaannya:
Barang siapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari,
maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya.” (HR. Abu Dawud,
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Lihat Shahih Ibnu Majah 2/332, Syaikh Ibnu Baz
berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar hal. 39.)
10- يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ
شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ.
Artinya:
“Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang berdiri Sendiri, dengan
rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan
diserahkan kepadaku sekalipun sekejap mata.” (HR. Hakim, menurut pendapatnya,
hadits tersebut adalah shahih, dan Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya, lihat
kitabnya 1/545, dan Shahih At-Targhib wat Tarhib 1/273.)
11-
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى
دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ
أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
Artinya:
“Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kita
Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus,
muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.”
Jika
sore hari lafaz kata “Ashbahnaa” diganti “Amsainaa.” (HR. Ahmad.
Lihat Shahihul Jami’ 4/290. Ibnus Sunni juga meriwayatkannya di ‘Amalul Yaum
wal Lailah no. 34.)
12-
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ. (100×)
Artinya:
“Mahasuci Allah sambil memuji-Nya.”
Keutamaannya:
Barang siapa yang membacanya sebanyak 100 kali di pagi dan sore hari, maka
tidak ada seorang pun yang datang pada hari Kiamat membawa amalan melebihi apa
yang ia bawa kecuali seorang yang membaca seperti itu atau melebihinya. (HR.
Muslim 4/2071)
13-
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Artinya:
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa
atas segala sesuatu.”
Keutamaannya:
Barang siapa membacanya di pagi hari sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan
mencatatkan untuknya 10 kebaikan, menghapuskan 10 kesalahan, sama seperti
memerdekakan 10 orang budak, dan Allah akan melindunginya dari setan. Demikian
pula orang yang membacanya di sore hari. (HR. Nasa’i dalam ‘Amalul Yaumi wal
Lailah no. 24, lihat Shahih At Targhib wat Tarhib 1/272, serta Tuhfatul Akhyar
oleh Syaikh Ibnu Baz hal. 44)
Atau
cukup sekali saja membacanya ketika malas (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah,
Ahmad, lihat Shahih At Targhib wat Tarhib 1/270, Shahih Abi Dawud 3/957, Shahih
Ibnu Majah 2/331).
14.
Membaca dzikr di atas (no. 13) sebanyak seratus kali di pagi hari. Keutamaannya: Barang siapa
membacanya sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti
memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapuskan darinya
seratus keburukan, baginya perlindungan dari setan pada hari itu hingga sore
hari. Tidak ada seseorang yang dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang
dibawanya kecuali jika ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.” (HR. Bukhari
4/95; Muslim 4/2071).
15-
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ
عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ.
Artinya:
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya,
seberat timbangan arsy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya.” (3 X setiap pagi
hari)[ii].
16-
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً
مُتَقَبَّلاً.
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang manfaat, rezki yang baik dan
amal yang diterima. (Dibaca pagi hari).
Dibaca
pada pagi hari (HR. Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, dan Ibnu
Majah. Isnadnya hasan menurut Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna’uth dalam tahqiq
Zadul Ma’ad 2/375.)
17-
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.
Artinya:
“Aku meminta ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.” (Dibaca 100 kali
dalam sehari[iii].)
18-
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ.
Artinya:
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan
makhluk yang diciptakan-Nya.” (Dibaca 3 kali pada sore hari.)
Keutamaannya:
Barang siapa membaca doa ini pada sore hari sebanyak tiga kali, tidak berbahaya
baginya sengatan (binatang berbisa) pada malam itu. (HR. Ahmad, Nasa’i dalam ‘Amalul
Yaum wal Lailah, Ibnu Sunni no. 68. Lihat Shahih At-Tirmidzi 3/187, Shahih
Ibnu Majah 2/266 dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.)
Abu Yahya Marwan
Maraji’: Hishnul Muslim (Dr. Sa’id
Al Qahthaniy), Maktabah Syamilah, Shahih At Targhib wat Tarhib (Syaikh Al
Albani), Al Muntaqa min ’amalil yaumi wal lailah (Imam Nasa’i), Adzkaarush
Shabah wal masaa’ (Syaikh Ibnu ’Utsaimin-makhthuthah/tulisan tangan yang
di-scan), Al Adzkar (Imam Nawawi) dll.
[i] Imam Nawawi dalam
Al Adzkar berkata, “Sepatutnya bagi seorang yang mempunyai kebiasaan berdzikr
di waktu malam atau siang, atau setelah shalat atau dalam keadaan tetentu, lalu
tertinggal, maka ia segera mengejarnya dan melakukannya jika memungkinkan dan
tidak meninggalkannya.”
Beliau juga berkata, “Ketahuilah,
bahwa sepatutnya bagi orang yang telah sampai tentang keutamaan amal,
mengamalkannya meskipun sekali agar ia tergolong ke dalam orang-orang yang
mengamalkannya. Dan tidak patut baginya meninggalkan secara mutlak, bahkan ia
kerjakan sesuai yang mudah baginya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam yang telah disepakati keshahihannya, “Apabila aku memerintahkan
sesuatu, maka kerjakanlah semampu kamu.”
[ii] Dari
Juwairiyyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar dari
sisinya pada pagi hari setelah shalat Subuh, sedangkan ia (Juwairiyyah) masih
di tempat shalatnya. Setelah itu, Beliau pulang setelah tiba waktu Duha
sedangkan ia (Juwairiyyah) masih dalam keadaan duduk. Lalu Beliau bertanya,
“Apakah engkau tetap dalam keadaan ketika aku tinggalkan?” Ia menjawab, “Ya.”
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, aku telah mengucapkan
setelahmu 4 kalimat sebanyak tiga kali, yang jika ditimbang dengan yang engkau
ucapkan sejak tadi tentu akan menyamai timbangannya, yaitu Subhaanallahi
wabihamdih…dst. (HR. Muslim)
[iii] Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia! Bertobatlah kepada
Allah, karena sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya sehari 100 kali.” (HR.
Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar