Khutbah Shalat Gerhana


بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫الكسوف‬‎

بسم الله الرحمن الرحيم

Khutbah Shalat Gerhana

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

أما بعد: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

 أما بعد: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

Jamaah shalat gerhana yang berbahagia

Allah Subhaanahu wa Ta'ala yang menciptakan matahari dan bulan dan mengatur keduanya untuk maslahat manusia. Dia berfirman,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (QS. Yunus: 5)

Keduanya (matahari dan bulan) diperintahkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan ditaqdirkan-Nya. Dia yang menjadikan keduanya sebagai sebab terjadinya malam dan siang serta gelap dan terang. Allah Ta'ala menjadikan malam dan siang itu sebagai kesempatan bagi manusia untuk mengisi hidupnya di dunia dengan beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala sebagai bentuk syukur kepada-Nya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

"Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Terj. QS. Al Furqan: 62)  

Di sela-sela pergantian malam dan siang itu serta bergantinya hari, Allah Subhaanahu wa Ta'ala menentukan waktu terjadinya gerhana karena hikmah yang dalam. Di antaranya:

1.    Sebagai salah satu tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla. Jika yang demikian mudah bagi Allah apalagi selainnya, maka lebih mudah lagi bagi-Nya seperti menghidupkan manusia yang telah mati untuk diberi-Nya pembalasan.

2.    Untuk menakut-nakuti manusia agar mereka kembali kepada-Nya dan berhenti dari berbuat maksiat serta mengisi hidupnya di dunia dengan beramal saleh. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا

"Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti." (Terj. QS. Al Israa': 59)

3.     Terdapat bukti bahwa matahari, bulan dan alam semesta ini diatur oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala, dan bahwa semua itu tidak berhak untuk disembah. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tetapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika Dialah yang kamu sembah." (QS. Fushshilat: 37)

4.    Sebagai permisalan terhadap hal yang akan terjadi pada hari kiamat, dan bahwa hal itu mudah bagi Allah Azza wa Jalla.

5.    Menunjukkan kuasanya Allah menimpakan hukuman kepada orang-orang yang kufur kepada-Nya dan mendurhakai-Nya.

6.    Dan hikmah-hikmah yang lain.

Jamaah shalat gerhana yang berbahagia

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

« إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا » . 

"Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang dan bukan pula karena lahirnya seseorang. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tanda di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Apabila kalian melihatnya, maka laksanakanlah shalat." (HR. Bukhari)

Al Haafizh menjelaskan tentang maksud "tanda" di hadits tersebut, yaitu sebagai tanda keesaan Allah, tanda kekuasaan Allah sekaligus untuk menakuti hamba-hamba-Nya terhadap siksaan Allah dan azab-Nya.

Dengan demikian, maka jelaslah bahwa gerhana merupakan tanda kekuasaan Allah untuk menakuti hamba-hamba-Nya sebagaimana pada peristiwa alam yang lain seperti gempa bumi, angin kencang, terangnya suasana di malam hari, gelapnya suasana di siang hari, halilintar yang berbunyi keras, hujan yang tidak kunjung henti dan peristiwa alam lainnya yang mengkhawatirkan; agar manusia kembali kepada Allah, mau menaati-Nya, dan tidak lagi berbuat maksiat. Oleh karena itu, saat terjadi gerhana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan orang-orang ketika itu untuk melaksanakan shalat, berdoa, berdzikr, beristighfar (meminta ampunan), bersedekah dan melakukan amal saleh lainnya seperti memerdekakan budak dengan harapan agar mereka tidak ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan.

Dalam hadits di atas juga, Beliau menjelaskan bahwa gerhana terjadi bukanlah karena ada seorang tokoh yang meninggal atau karena lahirnya seorang tokoh. Maksud Beliau berkata demikian adalah untuk menghilangkan anggapan yang menyebar di saat itu, dimana ketika itu Ibrahim putera Beliau wafat, lalu mereka pun mengaitkan terjadinya gerhana karena wafatnya putera Beliau, maka Beliau menghilangkan anggapan tersebut. Demikian pula perlu disingkirkan berbagai anggapan dan keyakinan yang beredar di masyarakat kita ketika terjadi gerhana seperti anggapan bahwa pada saat terjadi gerhana makhluk gaib yang disebut buto ijo akan datang untuk memangsa janin lalu diadakan tradisi liwetan. Semua anggapan itu tidak benar dan tidak boleh diyakini.

Jamaah shalat gerhana yang berbahagia

Ketika terjadi gerhana ada beberapa sikap yang perlu dilakukan, di antaranya adalah:

1.      Memiliki rasa takut kepada Allah Ta'ala.

2.      Memikirkan siksaan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat.

Dalam hadits Aisyah radhiyallahu 'anha disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam khutbahnya seusai shalat kusuf bersabda,

« مَا مِنْ شَىْءٍ كُنْتُ لَمْ أَرَهُ إِلاَّ قَدْ رَأَيْتُهُ فِى مَقَامِى هَذَا حَتَّى الْجَنَّةَ وَالنَّارَ ، وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِى الْقُبُورِ ...."

"Tidak ada satu pun yang aku belum pernah melihatnya kecuali sekarang aku melihatnya di tempatku ini sampai surga dan neraka. Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji ketika di kubur…dst." (HR. Bukhari)

Pada saat itu diperlihatkan kepada Beliau surga dan neraka. Beliau juga diperlihatkan siksaan yang menimpa penghuni neraka, dilihatnya seorang wanita yang disiksa karena mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan dan minum, dilihatnya 'Amr bin Malik bin Luhay menarik ususnya di neraka, dimana dia adalah orang pertama yang merubah agama Nabi Ibrahim 'alaihis salam, dia yang membawa berhala kepada orang-orang Arab sehingga mereka menyembahnya. Dilihatnya penghuni neraka yang terbanyak, yaitu kaum wanita karena sikap kufur mereka kepada suami; mereka tidak berterima kasih terhadap kebaikan suami, dan diperlihatkan kepada Beliau siksaan orang yang mencuri barang bawaan jama'ah hajji. Beliau juga memerintahkan kaum muslimin untuk berlindung dari azab kubur. Beliau juga bersabda:

وَاللهِ لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا

"Demi Allah, kalau sekiranya kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis."

3.      Melakukan shalat Gerhana

4.      Bersegera untuk berdzikr, berdoa, beristighfar, bertakbir, melakukan berbagai amal saleh, melakukan shalat, dan berlindung dari azab kubur dan azab neraka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَاذْكُرُوا اللهَ، وَكَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا، وَتَصَدَّقُوْا

"Apabila kalian melihatnya, maka segeralah dzikrullah, bertakbir, shalat, dan bersedekah." (HR. Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i)

Demikianlah adab-adab yang diajarkan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika terjadi gerhana, maka lakukanlah. Dan inilah sunnah Beliau ketika terjadi gerhana.

Kita berharap Allah agar Dia memberikan kepada kita taufik untuk mengisi hidup di dunia dengan berbagai amal saleh, membimbing kita kepada jalan yang diridhai-Nya, memasukkan kita ke dalam surga-Nya, dan menjauhkan kita dari neraka-Nya.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ فَقَالَ جَلَّ وَعَلاَ:إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مَحَبَّتَهُ وَاتِّبَاعَهُ ظَاهِراً وَبَاطِناً اَللَّهُمَّ تَوَفَّنَا عَلَى مِلَّتِهِ اَللَّهُمَ احْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا مِنْ حَوْضِهِ اَللَّهُمَّ أَدْخِلْنَا فِي شَفَاعَتِهِ اَللَّهُمَّ اجْمَعْنَا بِهِ فِي جِوَارِكَ فِي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنْ أَوْلاَدِه الْغُرِّ الْمَيَامِيْنَ وَعَنْ زَوْجَاتِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا كَمَا أَصْلَحْتَ أَحْوَالَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاجْعَلْ بَلَدَنَا هَذَا آمِنا ً وَ سَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِميْنَ اَللَّهُمَّ هَيِّئْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وُلاَةً صَالِحِيْنَ مُصْلِحِيْنَ يَقُوْدُوْنَهُمِ بِكِتَابِكَ وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَآخِرُ دَعْوَانَا اَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan Hadidi

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger