بسم الله الرحمن
الرحيم
Khutbah Shalat Gerhana
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ
اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أما بعد: فَإِنَّ
خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرَّ
الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
أما بعد: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ
اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Allah Subhaanahu
wa Ta'ala yang menciptakan matahari dan bulan dan mengatur keduanya untuk
maslahat manusia. Dia berfirman,
هُوَ الَّذِي
جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ
عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ
يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
"Dialah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui."
(QS. Yunus: 5)
Keduanya
(matahari dan bulan) diperintahkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan ditaqdirkan-Nya.
Dia yang menjadikan keduanya sebagai sebab terjadinya malam dan siang serta
gelap dan terang. Allah
Ta'ala menjadikan malam dan siang itu sebagai kesempatan bagi manusia untuk
mengisi hidupnya di dunia dengan beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala
sebagai bentuk syukur kepada-Nya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً
لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
"Dan
Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Terj. QS. Al Furqan: 62)
Di
sela-sela pergantian malam dan siang itu serta bergantinya hari, Allah
Subhaanahu wa Ta'ala menentukan waktu terjadinya gerhana karena hikmah yang
dalam. Di antaranya:
1.
Sebagai salah satu tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah
'Azza wa Jalla. Jika yang demikian mudah bagi Allah apalagi selainnya, maka
lebih mudah lagi bagi-Nya seperti menghidupkan manusia yang telah mati untuk
diberi-Nya pembalasan.
2.
Untuk menakut-nakuti manusia agar mereka kembali kepada-Nya dan
berhenti dari berbuat maksiat serta mengisi hidupnya di dunia dengan beramal
saleh. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
"Dan Kami tidak memberi
tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti." (Terj. QS. Al Israa': 59)
3.
Terdapat bukti bahwa matahari, bulan dan alam semesta ini diatur
oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala, dan bahwa semua itu tidak berhak untuk
disembah. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ
وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي
خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah
sembah matahari maupun bulan, tetapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika
Dialah yang kamu sembah." (QS. Fushshilat: 37)
4.
Sebagai permisalan terhadap hal yang akan terjadi pada hari
kiamat, dan bahwa hal itu mudah bagi Allah Azza wa Jalla.
5.
Menunjukkan kuasanya Allah menimpakan hukuman kepada orang-orang
yang kufur kepada-Nya dan mendurhakai-Nya.
6.
Dan hikmah-hikmah yang lain.
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
« إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ
يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ
آيَاتِ اللَّهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا » .
"Sesungguhnya matahari dan bulan
tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang dan bukan pula karena
lahirnya seseorang. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tanda di antara
tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Apabila kalian melihatnya, maka laksanakanlah
shalat." (HR. Bukhari)
Al Haafizh menjelaskan tentang maksud
"tanda" di hadits tersebut, yaitu sebagai tanda keesaan Allah, tanda
kekuasaan Allah sekaligus untuk menakuti hamba-hamba-Nya terhadap siksaan Allah
dan azab-Nya.
Dengan
demikian, maka jelaslah bahwa gerhana merupakan tanda kekuasaan Allah untuk
menakuti hamba-hamba-Nya sebagaimana pada peristiwa alam yang lain seperti
gempa bumi, angin kencang, terangnya suasana di malam hari, gelapnya suasana di
siang hari, halilintar yang berbunyi keras, hujan yang tidak kunjung henti dan
peristiwa alam lainnya yang mengkhawatirkan; agar manusia kembali kepada Allah,
mau menaati-Nya, dan tidak lagi berbuat maksiat. Oleh karena itu, saat terjadi
gerhana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan orang-orang
ketika itu untuk melaksanakan shalat, berdoa, berdzikr, beristighfar (meminta
ampunan), bersedekah dan melakukan amal saleh lainnya seperti memerdekakan
budak dengan harapan agar mereka tidak ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan.
Dalam
hadits di atas juga, Beliau menjelaskan bahwa gerhana terjadi bukanlah karena
ada seorang tokoh yang meninggal atau karena lahirnya seorang tokoh. Maksud
Beliau berkata demikian adalah untuk menghilangkan anggapan yang menyebar di
saat itu, dimana ketika itu Ibrahim putera Beliau wafat, lalu mereka pun
mengaitkan terjadinya gerhana karena wafatnya putera Beliau, maka Beliau menghilangkan
anggapan tersebut. Demikian pula perlu disingkirkan berbagai anggapan dan
keyakinan yang beredar di masyarakat kita ketika terjadi gerhana seperti
anggapan bahwa pada saat terjadi gerhana makhluk gaib yang disebut buto ijo
akan datang untuk memangsa janin lalu diadakan tradisi liwetan. Semua anggapan itu tidak benar dan tidak
boleh diyakini.
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Ketika
terjadi gerhana ada beberapa sikap yang perlu
dilakukan, di antaranya adalah:
1.
Memiliki rasa takut kepada Allah Ta'ala.
2.
Memikirkan siksaan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat.
Dalam
hadits Aisyah radhiyallahu 'anha disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam dalam khutbahnya seusai shalat kusuf bersabda,
« مَا مِنْ شَىْءٍ كُنْتُ لَمْ أَرَهُ إِلاَّ قَدْ رَأَيْتُهُ فِى
مَقَامِى هَذَا حَتَّى الْجَنَّةَ وَالنَّارَ ، وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَىَّ
أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِى الْقُبُورِ ...."
"Tidak
ada satu pun yang aku belum pernah melihatnya kecuali sekarang aku melihatnya
di tempatku ini sampai surga dan neraka. Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian
akan diuji ketika di kubur…dst." (HR. Bukhari)
Pada
saat itu diperlihatkan kepada Beliau surga dan neraka. Beliau juga
diperlihatkan siksaan yang menimpa penghuni neraka, dilihatnya seorang wanita
yang disiksa karena mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan dan minum,
dilihatnya 'Amr bin Malik bin Luhay menarik ususnya di neraka, dimana dia
adalah orang pertama yang merubah agama Nabi Ibrahim 'alaihis salam, dia yang membawa
berhala kepada orang-orang Arab sehingga mereka menyembahnya. Dilihatnya
penghuni neraka yang terbanyak, yaitu kaum wanita karena sikap kufur mereka
kepada suami; mereka tidak berterima kasih terhadap kebaikan suami, dan diperlihatkan
kepada Beliau siksaan orang yang mencuri barang bawaan jama'ah hajji. Beliau juga
memerintahkan kaum muslimin untuk berlindung dari azab kubur. Beliau juga bersabda:
وَاللهِ لَوْ
تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
"Demi
Allah, kalau sekiranya kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan
sedikit tertawa dan banyak menangis."
3.
Melakukan shalat Gerhana
4.
Bersegera untuk berdzikr, berdoa, beristighfar, bertakbir, melakukan
berbagai amal saleh, melakukan shalat, dan berlindung dari azab kubur dan azab
neraka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا رَأَيْتُمْ
ذَلِكَ، فَاذْكُرُوا اللهَ، وَكَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا، وَتَصَدَّقُوْا
"Apabila
kalian melihatnya, maka segeralah dzikrullah, bertakbir, shalat, dan
bersedekah." (HR. Malik, Ahmad,
Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i)
Demikianlah
adab-adab yang diajarkan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika
terjadi gerhana, maka lakukanlah. Dan inilah sunnah Beliau ketika terjadi
gerhana.
Kita
berharap Allah agar Dia memberikan kepada kita taufik untuk mengisi hidup di
dunia dengan berbagai amal saleh, membimbing kita kepada jalan yang
diridhai-Nya, memasukkan kita ke dalam surga-Nya, dan menjauhkan kita dari
neraka-Nya.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
فَقَالَ جَلَّ وَعَلاَ:إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مَحَبَّتَهُ
وَاتِّبَاعَهُ ظَاهِراً وَبَاطِناً اَللَّهُمَّ تَوَفَّنَا عَلَى مِلَّتِهِ اَللَّهُمَ
احْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا مِنْ حَوْضِهِ اَللَّهُمَّ أَدْخِلْنَا
فِي شَفَاعَتِهِ اَللَّهُمَّ اجْمَعْنَا بِهِ فِي جِوَارِكَ فِي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ
مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِّنَ
النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ اَللَّهُمَّ ارْضَ
عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ اَللَّهُمَّ
ارْضَ عَنْ أَوْلاَدِه الْغُرِّ الْمَيَامِيْنَ وَعَنْ زَوْجَاتِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ
وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا كَمَا
أَصْلَحْتَ أَحْوَالَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
وَاجْعَلْ بَلَدَنَا هَذَا آمِنا ً وَ سَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِميْنَ اَللَّهُمَّ
هَيِّئْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وُلاَةً صَالِحِيْنَ مُصْلِحِيْنَ يَقُوْدُوْنَهُمِ بِكِتَابِكَ
وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
أَجْمَعِيْنَ وَآخِرُ دَعْوَانَا اَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa
aalihi wa shahbihi wa sallam.
0 komentar:
Posting Komentar