بسم الله الرحمن الرحيم
Doa dan Dzikr Harian
(Bag. 4)
الحمد لله والصلاة والسلام على من لانبي بعده
اما بعد:
Berikut ini merupakan lanjutan doa dan dzikr harian
yang telah kami sebutkan dalam risalah sebelumnya. Kami meminta kepada Allah
agar risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Doa Ketika Melihat
Permulaan Buah
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ ثَمَرِنَا،
بَارِكْ لَنَا فِيْ مَدِيْنَتِنَا، بَارِكْ لَنَا فِيْ صَاعِنَا، بَارِكْ لَنَا
فِيْ مُدِّنَا
“Ya Allah, berilah
berkah buah-buahan kami, berilah berkah kota
kami, berilah berkah sha’ kami (sehingga di antara kami tidak sering mengurangi
timbangan) dan berilah berkah mud kami.” (HR. Muslim)
Doa Pengantin
Kepada Pasangannya
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً
أَوْ اشْتَرَى خَادِمًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ
مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا
عَلَيْهِ وَإِذَا اشْتَرَى بَعِيرًا فَلْيَأْخُذْ بِذِرْوَةِ سَنَامِهِ وَلْيَقُلْ
مِثْلَ ذَلِكَ
Apabila seseorang di antara kamu menikah dengan seorang perempuan
atau membeli pembantu, hendaklah mengucapkan:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا
وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا
عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan
perempuan atau pembantu ini dan apa yang telah Engkau ciptakan dalam wataknya.
Dan aku mohon perlindungan kepada-Mu dari kejelekan perempuan atau pembantu ini
dan apa yang telah Engkau ciptakan dalam wataknya.”
Demikian pula ketika membeli unta, maka peganglah puncak punuknya
dan ucapkanlah seperti itu.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu
Majah 1/324)
Agar Dijaga Allah Dari Fitnah
Dajjal
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف
عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
“Barang
siapa yang hapal sepuluh ayat surah Al Kahfi, maka akan dijaga dari Dajjal.”
(HR. Muslim dari Abud Darda’)
Demikian pula dengan meminta perlindungan kepada Allah dari fitnahnya
dalam doa sebelum salam yang berbunyi, “Allahumma innii a’uudzu bika min
‘adzaabi Jahannam…dst.”
Doa Untuk Orang Yang Memberikan
Pinjaman Saat Membayar Hutang Kepadanya
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِيْ أَهْلِكَ وَمَالِكَ، إِنَّمَا
جَزَاءُ السَّلَفِ الْحَمْدُ وَاْلأَدَاءِ
“Semoga
Allah memberikan berkah kepadamu dalam keluarga dan hartamu. Sesungguhnya
balasan meminjamkan adalah pujian dan pembayaran.” (HR. Nasa’i dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailah
hal. 300, Ibnu Majah 2/809, dan lihat Shahih Ibnu Majah 2/55)
Doa Naik Kendaraan
بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ
{سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ.
وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ
لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Mahasuci
Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak
mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di
hari Kiamat). Segala puji bagi Allah (3x), Mahasuci Engkau ya Allah, sesungguhnya
aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR.
Abu Dawud, Tirmidzi, lihat Shahih Tirmidzi 3/156)
Imam Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dengan
sanadnya yang sampai kepada Ali bin Rabi'ah, ia berkata: Aku melihat Ali
radhiyallahu 'anhu ketika disiapkan kendaraan untuk ia naiki. Saat ia meletakkan
kakinya di injakan pelana, ia mengucapkan "Bismillah" dan ketika ia
telah berada di atas punggung kendaraannya, ia mengucapkan "Al
hamdulillah" selanjutnya ia membaca "Subhaanalladzii…dst."
(lihat doanya di atas). Kemudian Ali tersenyum, lalu ia ditanya, "Wahai
Amirul Mukminin, karena apa engkau tersenyum?" Ia menjawab, "Aku
melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan seperti yang aku lakukan.
Kemudian Beliau tersenyum, lalu aku bertanya, "Wahai Rasulullah, karena
apa engkau tersenyum?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya Tuhanmu takjub
kepada hamba-Nya ketika berkata, "Ampunilah dosaku," dia mengetahui bahwa
tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Aku (Allah)."
Doa Bepergian
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
{سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا
إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ
سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى،
اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ
أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ
الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ.
“Allah
Maha Besar (3x). Mahasuci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami,
sedang sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada
Tuhan kami (di hari Kiamat). Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan
takwa dalam bepergian ini, kami memohon perbuatan yang meridhakan-Mu. Ya Allah,
permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah,
Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah, sesungguhnya
aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang
menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga.”
Apabila pulang, doa di atas dibaca, dan ditambah:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
“Kami kembali dengan bertobat, tetap beribadah dan
selalu memuji kepada Tuhan kami.” (HR. Muslim 2/998)
Doa Masuk Desa Atau Kota
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا
أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا
أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنَ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ
وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا،
وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا
وَشَرِّ مَا فِيْهَا
“Ya
Allah Tuhan Penguasa tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa
tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa
yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya.
Aku memohon kepada-Mu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada
di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan desa ini, kejelekan
penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.” (HR. Hakim, ia menshahihkannya dan
disepakati oleh Adz Dzahabi 2/100, Ibnussunniy no. 524, dan dihasankan oleh Al
Haafizh dalam Takhrij Al Adzkar 5/154. Syaikh Ibnu Baz berkata, “Diriwayatkan
oleh Nasa’i dengan isnad yang hasan,” lihat Tuhfatul Akhyar hal. 37)
Doa Apabila Binatang Atau
Kendaraan Tergelincir
بِسْمِ اللهِ
“Dengan
nama Allah.” (HR. Abu Dawud 4/296, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahih Abi Dawud 3/941)
Doa Musafir Kepada
Orang Yang Ditinggalkan
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ
لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan
hilang titipan-Nya.” (HR. Ahmad 2/403, Ibnu Majah 2/943, lihat Shahih Ibnu
Majah 2/133)
Doa Orang Mukim
kepada Musafir
أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ
وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ
“Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu
yang terakhir kepada Allah.” (HR. Ahmad 2/7, Tirmidzi 5/499, lihat Shahih At
Tirmidzi 2/155)
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى،
وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ
“Semoga Allah memberi bekal takwa kepadamu,
mengampuni dosamu dan memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada.”
(HR. Tirmidzi, lihat Shahih At Tirmidzi 3/155)
Doa Ketika Singgah di Suatu
Tempat
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku
berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang
diciptakan-Nya.” (HR. Muslim)
Bertakbir Ketika Berjalan
Menaik Dan Bertasbih Ketika Turun
Jabir radhiyallahu 'anhu berkata,
"Kami ketika naik bertakbir dan ketika turun bertasbih." (HR.
Bukhari)
Doa Musafir Ketika
Menjelang Subuh
سَمَّعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ،
وَحُسْنِ بَلاَئِهِ عَلَيْنَا. رَبَّنَا صَاحِبْنَا، وَأَفْضِلْ
عَلَيْنَا عَائِذًا بِاللهِ مِنَ النَّارِ
“Ada
saksi yang menyaksikan pujian kami kepada Allah (atas nikmat) dan cobaan-Nya
yang baik kepada kami. Wahai Tuhan kami, temanilah kami (peliharalah kami) dan
berilah karunia kepada kami, sambil kami berlindung kepada Allah dari api
Neraka.” (HR. Muslim)
Doa Pada Hari
‘Arafah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Doa
yang terbaik (yang mustajab) adalah di hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang
aku dan para nabi sebelumku baca, adalah:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Artinya: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah, Yang Maha Esa, Tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan pujian.
Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi 3/184 dan dalam Ash Shahiihah 4/6)
Beberapa Adab Dan Kebaikan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ -أَوْ
أَمْسَيْتُمْ- فَكُفُّوْا صِبْيَانَكُمْ؛ فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْتَشِرُ حِيْنَئِذٍ،
فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ
فَخَلُّوْهُمْ، وَأَغْلِقُوا اْلأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا
مُغْلَقًا، وَأَوْكُوْا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَخَمِّرُوْا
آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوْا عَلَيْهَا شَيْئًا،
وَأَطْفِئُوْا مَصَابِيْحَكُمْ
Apabila malam tiba -atau kamu masuk di waktu malam-, maka tahanlah
anak-anakmu, sesungguhnya setan pada saat itu bertebaran[i].
Apabila malam telah terlewati sesaat, maka lepaskan mereka, dan tutuplah pintu serta
sebutlah nama Allah (membaca: Bismillaah). Sesungguhnya setan tidak membuka
pintu yang tertutup, ikatlah gerabamu (tempat air dari kulit) dan sebutlah nama
Allah. Tutuplah wadah-wadahmu dan sebutlah nama Allah, sekalipun dengan
melintangkan sesuatu di atasnya, dan padamkan lampu-lampumu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Bacaan Dalam Majlis
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يُعَدُّ
لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ
مَرَّةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُومَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الْغَفُورُ
Dari Ibnu Umar ia berkata, “Pernah dihitung bacaan Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam dalam satu majlis seratus kali sebelum Beliau
berdiri, yaitu:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ.
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku, sesungguhnya
Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengampun.” (HR. Tirmidzi dan lainnya,
lihat Shahih At Tirmidzi 3/153 dan Shahih Ibnu Majah 2/321)
Doa Kaffaratul Majlis
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Mahasuci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku meminta ampun dan bertobat
kepada- Mu.” (HR. Para pemilik kitab Sunan, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153.
Dari Aisyah Radhiallahu'anha, dia berkata, “Setiap Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam duduk di suatu tempat, setiap membaca Al-Qur’an dan setiap melakukan shalat, beliau mengakhirinya dengan beberapa kalimat.” Aisyah Radhiallahu'anha berkata: Aku berkata: “Wahai Rasululllah, Aku melihat engkau setiap duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an atau melakukan shalat, engkau selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu.” Beliau bersabda,
Dari Aisyah Radhiallahu'anha, dia berkata, “Setiap Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam duduk di suatu tempat, setiap membaca Al-Qur’an dan setiap melakukan shalat, beliau mengakhirinya dengan beberapa kalimat.” Aisyah Radhiallahu'anha berkata: Aku berkata: “Wahai Rasululllah, Aku melihat engkau setiap duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an atau melakukan shalat, engkau selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu.” Beliau bersabda,
نَعَمْ، مَنْ قَالَ خَيْراً خُتِمَ
لَهُ طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ وَمَنْ قَالَ شَرّاً كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً، سُبْحَانَكَ
وَبِحَمْدِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Ya, barang siapa yang berkata baik akan distempel pada kebaikan
itu (pahala bacaan kalimat tersebut), barang siapa yang berkata jelek, maka
kalimat tersebut merupakan penghapusnya. (Kalimat itu adalah: Subhaanaka wa
bihamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik).” HR.
An-Nasa’i dalam kitab ‘Amalul Yaum wal Lailah, hal. 308. Imam Ahmad 6/77. Dr.
Faruq Hammadah menyatakan, hadits tersebut shahih dalam Tahqiq ‘Amalul Yaum wal
Lailah, karya An Nasa’i hal. 273).
Wallahu a’lam, wa shallallahu 'ala Muhammad wa ‘alaa
aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Hishnul Muslim (Dr. Sa’id
Al Qahthani), Al Maktabatusy Syaamilah, Fathul Bari dll.
[i] Ibnul Jauziy
berkata, “Dikhawatirkan keadaan anak pada saat itu, karena najis yang menempel
pada setan biasanya ada pada mereka, sedangkan dzikr yang dapat menjaga anak
biasanya tidak ada pada anak, dan para setan ketika bertebaran berpegangan
dengan apa saja yang bisa mereka pegang. Oleh karena itu, dikhawatirkan keadaan
anak-anak pada saat itu. Hikmah bertebarannya mereka pada waktu itu adalah
karena gerakan mereka di malam hari lebih memungkinkan bagi mereka daripada di
siang hari, karena gelap lebih dapat menghimpun kekuatan setan daripada
selainnya, demikian pula setiap kegelapan.”
0 komentar:
Posting Komentar