Saudaraku, berhentilah!

بسم الله الرحمن الرحيم

Saudaraku, berhentilah!

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang Menguasai hari pembalasan. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, seorang rasul yang datang mengajak kepada keselamatan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepadanya, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya hingga hari perhitungan. Amma ba’d:
Saudaraku, kepadamu tulisan ini ditujukan, semoga kiranya mendapat perhatian yang dalam.
Sesungguhnya perumpamaan diriku dan dirimu ibarat seorang pengendara mobil yang sedang mengadakan perjalanan melalui sebuah jalan. Saat kendaraan berlaju dan terus berlaju tiba-tiba ada sesesorang yang berdiri di pinggir jalan berteriak, “Berhenti, berhenti!”
Pengendara mobil itu berkata, “Ada apa memangnya dan mengapa anda menyuruh saya berhenti?”
Orang yang menghentikannya itu berkata: “Kamu jangan pergi melalui jalan ini, karena jalan ini sangat licin dan di kanan-kirinya terdapat jurang yang dalam.”
Pengendara mobil itu pun lega hatinya, segeralah ia menjabat tangan orang yang menghentikannya dan berterima kasih atas saran yang disampaikan.
Demikianlah perumpamaan diriku dan dirimu. Orang yang mengendarai mobil itu adalah dirimu, sedangkan orang yang hendak menghentikannya adalah diriku. Dan sekarang diriku ingin menyampaikan nasehatku kepadamu karena rasa sayang dan kasihan kepadamu, maka dengarkalah nasehat ini!
Dengarkan dahulu, sebelum anda melangkah!
Sebelum anda melangkah, ingatlah beberapa hal berikut:
Pertama, Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (terj. Al Israa’: 44)
“Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata? (terj. Al Hajj: 18)
Subhaanallah! Alam ini semuanya bertasbih dan memuji Allah juga bersujud. Matahari bersujud, bulan bersujud, gunung-gunung yang tinggi bersujud, bintang-bintang bersujud, pepohonan bersujud, bahkan binatang pun ikut bersujud. Tinggallah manusia, sebagai makhluk yang kecil dan lemah yang diciptakan dari air yang hina ternyata menjadi sosok makhluk yang membangkang dan enggan bersujud. Saat azan dikumandangkan yang memanggilnya untuk sujud, ia enggan mendatanginya.
Allahu akbar! Makhluk yang lemah ini hendak menempuh jalan yang berbeda dengan makhluk–makhluk yang lain, saat makhluk yang lain bertasbih, ia enggan bertasbih, saat makhluk yang lain bertahmid (memuji Allah), ia enggan bertahmid dan saat makhluk yang lain bersujud ia enggan bersujud.
Kedua, Nabi Nuh ‘alaihis salam pernah berkata kepada kaumnya:
Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?----Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian----Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?----Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” (Terj. Nuh: 13-16)
Makhluk yang lemah bernama “manusia” ini ternyata berani bermaksiat kepada Allah Yang Maha Agung, Yang menciptakan tujuh langit secara bertingkat-tingkat, menciptakan bulan sebagai cahaya dan matahari sebagai pelita.
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (terj. Az Zumar: 67)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:
جَاءَ حَبْرٌ مِنَ الْيَهُودِ فَقَالَ : إِنَّهُ إِذَا كَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ جَعَلَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ عَلَى إِصْبَعٍ ، وَالأَرَضِينَ عَلَى إِصْبَعٍ ، وَالْمَاءَ وَالثَّرَى عَلَى إِصْبَعٍ ، وَالْخَلاَئِقَ عَلَى إِصْبَعٍ ، ثُمَّ يَهُزُّهُنَّ ثُمَّ يَقُولُ : أَنَا الْمَلِكُ أَنَا الْمَلِكُ . فَلَقَدْ رَأَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَضْحَكُ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ تَعَجُّباً وَتَصْدِيقاً ، لِقَوْلِهِ ثُمَّ قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم ( وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ ) إِلَى قَوْلِهِ ( يُشْرِكُونَ)
Seorang alim yahudi pernah datang (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) dan berkata: “Sesungguhnya pada hari kiamat, Allah akan menjadikan langit di satu jari, bumi seluruhnya di satu jari, air dan tanah di satu jari dan makhluk-makhluk yang lain di satu jari, kemudian Allah menggoyangnya dan berkata, “Akulah Raja, Akulah Raja.”
Ibnu Mas’ud berkata: “Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum hingga nampak gigi gerahamnya karena kagum sekaligus pembenaran Beliau terhadap kata-katanya, lalu Beliau membacakan ayat, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya” sampai ayat yang berbunyi “yusyrikuun.” (HR. Bukhari)
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, “Langit yang tujuh dan bumi yang tujuh jika diletakkan di telapak tangan Ar Rahman seperti biji sawi yang diletakkan di tangan seseorang di antara kamu.”
Orang yang bijak mengatakan, “Kamu jangan melihat kecilnya dosa yang kamu kerjakan, tetapi lihatlah kepada siapa kamu bermaksiat?!.”
Kepada Allah Rabbul ‘aalamin anda bermaksiat, padahal tidak ada seorang pun yang dapat meloloskan diri dari siksa-Nya.
Sekarang bandingkanlah dengan makhluk yang sangat perkasa “malaikat” yang memiliki kekuatan hingga mampu memindahkan kerajaan ratu Balqis ke hadapan Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dalam sekejap mata (lihat kitab Tafsir Juz Amma karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin bagian tafsir surat An Naazi’at), yang memiliki sayap dua, tiga, empat hingga enam ratus sayap seperti malaikat JIbril yang sayapnya menutupi ufuk. Meskipun mereka  makhluk yang sangat perkasa, namun mereka sangat takut kepada Allah Azza wa Jalla, saat mendengar firman Allah, mereka mengepakkan sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya dengan rasa takut seakan-akan seperti bunyi gemerincing rantai di atas sebuah batu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا قَضَى اللَّهُ الأَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهِا خُضْعَاناً لِقَوْلِهِ كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا : مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ، قَالُوا لِلَّذِى قَالَ : الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِىُّ الْكَبِيرُ
“Apabila Allah menetapkan sesuatu di atas langit, maka para malaikat mengepakkan sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya seakan-akan seperti bunyi gemerincing rantai di atas sebuah batu yang licin, sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata: “Apa yang difirmankan oleh Tuhanmu?” lalu dijawab: “Kebenaran, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (HR. Bukhari)

Ketiga, berapa lama kamu hidup di dunia; enam puluh tahun? seratus tahun? atau seribu tahun?
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. (terj. Al Baqarah: 96)
Keempat, apakah termasuk mustahil jika bulan depan, atau beberapa bulan lagi, tahun depan atau beberapa tahun lagi maut datang menghampirimu?!
Tentu, tidak mustahil, lalu amal apa yang sudah anda persiapkan? Inginkah anda dicabut nyawa dalam keadaan berbuat maksiat?! Maka,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (terj. Al Hasyr: 18)
Berbekallah dengan ketakwaan, sebelum tiba hari di mana masing-masing manusia menjauh, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anaknya,
Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua)--- Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,---- Dari ibu dan bapaknya,--- Dari istri dan anak-anaknya.---Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (terj. Abasa: 33-37)
Kelima, janganlah hanya karena ingin memperoleh kesenangan yang sementara anda rela bergelimang di atas kemaksiatan. Bersabarlah menahan diri dari maksiat dan tetap teruslah menjalankan ketaatan agar anda memperoleh surga yang dijanjikan. Saudaraku,
Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.” (terj. Al Mu’min: 39)
Keenam, ingatlah baik-baik! Sesungguhnya setelah kamu mati, kamu tidak dibiarkan begitu saja, bahkan amal perbuatan yang kamu lakukan selama di dunia akan dimintai pertanggungjawaban dan akan diberikan balasan. Allah Ta’ala berfirman:
“Maka Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?” (terj. Al Mu’minun: 115)
Ketujuh, Ingatlah selalu, kalau pun manusia tidak melihatmu, namun Allah Subhaanahu wa Ta'aala selalu melihat dan mengawasimu, Dia berfirman:
“Dan tidaklah kamu mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu meskipun sebesar zarrah (debu) di bumi ataupun di langit.” (terj. Yunus: 61).
Kedelapan, sesungguhnya maksiat yang kamu lakukan, sebenarnya sama saja kamu menyakiti dirimu sendiri, sama saja menyerahkan dirimu kepada azab. Ya, adzab neraka, yang apinya diberi kekuatan enam puluh sembilan kali api di dunia, bahan bakarnya manusia dan batu, minuman penghuninya nanah dan air mendidih, makanannya Zaqqum dan pohon dhari’ (yang durinya sangat keras), di sana penghuninya tidak hidup dan tidak mati, setiap kali kulitnya hangus diganti dengan kulit yang baru agar mereka merasakan siksa.
Bandingkanlah dengan surga yang penuh kenikmatan. Dengan kenikmatannya yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di hati manusia. Penghuninya akan hidup selamanya, akan sehat selamanya, akan muda selamanya dan akan senang selamanya. Bidadari yang disiapkan, pakaian sutera yang diberikan, sungai susu, madu dan arak yang tidak memabukkan dan apa yang  mereka inginkan ada di hadapan.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga dan jauhkanlah kami dari neraka.
Kesembilan, sesungguhnya setan dari kalangan manusia yang mengajak kamu mendurhakai perintah-Nya akan berlepas diri darimu dan tidak siap bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
Allah Azza wa jalla berfirman:
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.---- Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya Kami dapat kembali (ke dunia), pasti Kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya yang menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (terj. Al Baqarah: 166-167)
Demikian pula setan dari kalangan jin, ia akan berlepas diri dari manusia yang mengikuti jejaknya,
“Dan berkatalah setan ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencercaku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. (terj. Ibrahim: 22)
Nasehat terakhir
Mungkin anda akan berkata, “Ya, mulai saat ini saya akan merubah jalan hidup saya, namun tolong tunjukan kepada saya jalan yang lurus, yang mengarah kepada surga?”
Jawab: “Baiklah, jika anda memang menginginkan demikian, maka inilah jalannya:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka,dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).----Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.----- Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (terj. Al An’aam: 151-153)
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger