Islam, nikmat paling besar


بسم الله الرحمن الرحيم
Islam adalah Nikmat Paling Besar





Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Saudaraku, tidak ada nikmat yang paling besar yang Allah karuniakan kepada kita daripada nikmat beragama Islam dan nikmat dimudahkannya kita oleh-Nya untuk mengamalkan ajaran Islam.
Mengapa demikian?
Karena dengan nikmat itu (beragama Islam dan mengamalkannya) seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl: 97)
Demikian juga dengan nikmat itu seseorang akan mendapatkan petunjuk dalam meniti hidupnya di dunia dan selamat dari neraka; masuk ke surga. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
"Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (QS. Thaahaa: 123)
Saudaraku, kita sama-sama mengetahui, bahwa surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, dan kenikmatannya adalah sempurna tanpa ada kekurangan; hidup tanpa ada kematian, senang tanpa ada kesedihan, sehat tanpa ada rasa sakit, muda tanpa ada masa tua, dan semua yang diinginkan ada di hadapan tanpa perlu dicapai dengan bekerja dan berusaha seperti halnya di dunia. Inilah dambaan kita semua. Dan syarat untuk memasukinya adalah beragama Islam. Oleh karena itu, orang-orang non muslim di akhirat nanti ingin sekali, kalau sekiranya dulu ketika mereka di dunia, mereka beragama Islam. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
رُّبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَوْ كَانُواْ مُسْلِمِينَ
"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim." (QS. Al Hijr: 2)
Maka bersyukurlah kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala karena telah mengaruniakan nikmat yang sangat besar ini, dan kita meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar Dia memberikan keistiqamahan di atas Islam dan mati di atas Islam. Allahumma aamin.
Wallahu a'lam wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa alihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

Untukmu Yang Berjiwa Hanif













-----------------------------------------------------


Keistimewaan Islam

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, "Ketahuilah, -semoga Allah merahmatimu-, bahwa wajib bagi kita mendalami empat masalah:
1.    Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam, berdasarkan dalil.
2.    Mengamalkan ilmu tersebut.
3.    Berdakwah dan mengajak orang lain kepadanya.
4.    Bersabar menghadapi segala rintangan dalam hal tersebut.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
 “Demi masa--Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian,---kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal saleh dan saling nasehat-menasehati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar”. (Terj. Al-Ashr: 1-3).
(Lihat Al Ushuul Ats Tsalaatsah)
Keistimewaan Islam
Agama Islam memiliki banyak keistimewaan, di antaranya adalah:
1.  Hanya Islam agama yang diridhai Allah dan diterima-Nya.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Terj. Ali Imran: 85)
Lihat juga surat Ali Imran: 19.
2.  Islam adalah agama yang lengkap
Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga berfirman:
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. “ (Terj. Al Ma’idah: 3)
Dengan turunnya ayat ini, maka menjadi lengkaplah agama Islam sehingga tidak butuh lagi kepada penambahan. Imam Malik rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang berbuat bid’ah dalam Islam yang dipandangnya baik, maka sesungguhnya ia telah menyangka bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengkhinati risalahnya, karena Allah berfirman, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu”, oleh karenanya sesuatu yang pada waktu itu tidak termasuk agama, sekarang pun sama tidak termasuk agama.”
Di antara bukti lengkapnya Islam adalah Islam sampai mengatur masalah buang air. Salman radhiyallahu 'anhu pernah ditanya:
قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صلى الله عليه وسلم كُلَّ شَىْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ . قَالَ فَقَالَ أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ
“(Apakah) Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan semuanya sampai masalah buang air?” Salman menjawab, “Ya, Beliau melarang kami buang air besar maupun kecil menghadap kiblat, beristinja’ (cebok) dengan tangan kanan, beristinja’ dengan batu yang kurang dari tiga dan beristinja’ menggunakan tahi binatang maupun dengan tulang.” (HR. Muslim)
Dalam Islam, permasalahan-permasalahan yang tidak berubah di setiap waktu dan tempat seperti masalah 'aqidah dan ibadah diterangkan secara tafshil (rinci) dan banyak sekali dalil yang datang, sehingga seseorang tidak bisa menambah-nambah atau mengurangi. Adapun dalam masalah yang berubah-ubah karena perbedaan tempat atau kurun waktu, seperti masalah peradaban, politik, mu'amalah maka Islam menerangkannya secara ijmal (garis besar) agar sejalan dengan maslahat manusia di setiap zaman dan setiap tempat.

3.  Risalah Islam diperuntukkan untuk semua manusia
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« وَالَّذِى نَفْسُ {مُحَمَّدٍ} بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ » . 
“Demi Allah yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, tidak ada seorang pun yang mendengar tentang diriku dari umat ini; baik orang Yahudi maupun Nasrani, lalu ia meninggal dalam keadaan tidak beriman kepada yang kubawa (yakni agama Islam) kecuali ia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim)
4.  Islam adalah agama para nabi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى ، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
"Saya adalah manusia paling dekat dengan Isa putera Maryam di dunia dan akhirat. Para nabi itu saudara sebapak, namun ibu mereka berlainan, agama mereka sama." (HR. Bukhari)
Hal itu, karena Islam jika dimaknakan secara umum adalah beribadah hanya kepada Allah Ta’ala dan menjauhi sesembahan selain Allah sesuai syari’at rasul yang diutus. Oleh karena itulah, agama para nabi adalah Islam. Orang-orang yang mengikuti rasul di zaman rasul tersebut diutus adalah orang Islam (muslim). Orang-orang Yahudi adalah muslim di zaman Nabi Musa ‘alaihis salaam diutus dan orang-orang Nasrani adalah muslim di zaman Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam diutus, adapun setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang muslim adalah orang yang mengikuti (memeluk) agama Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan yang tidak mau memeluk agama Beliau adalah orang-orang kafir. Lihat juga penjelasan sejarawan Yahudi, bahwa agama para nabi adalah Islam di sini: https://youtu.be/m6Q9P4Fz53o

5.  Agama Islam penuh dengan maslahat dan cocok di setiap zaman, di setiap tempat dan setiap ummat.
Yakni orang yang berpegang dengan agama Islam pasti berada di atas kebaikan dan kemajuan. Hal itu, karena memang Islam tidak menghalangi kemajuan bahkan mendorong untuk maju; mendorong mereka berfikir, bekerja dan berusaha. Sebaliknya, Islam mencela orang yang tidak menggunakan akalnya, bersikap taqlid (mengekor) serta malas bekerja dan berusaha. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِىَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ
"Sungguh, jika salah seorang di antara kamu mengambil talinya, lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian dijualnya sehingga Allah menjaga kehormatannya, lebih baik daripada ia meminta-minta kepada manusia, terkadang mereka memberi dan terkadang tidak." (HR. Bukhari dan Muslim)
6.  Islam adalah agama yang mudah
Di dalam Agama Islam, tidak ada sesuatu yang menyulitkan manusia baik dalam masalah keyakinan maupun dalam masalah amalan, semuanya mudah diyakini dan diamalkan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
“Sesungguhnya agama (Islam) mudah, tidak ada seorang pun yang hendak menyusahkan agama (Islam) kecuali ia akan kalah.” (HR. Bukhari)
Di antara prinsip Islam adalah 'adamul haraj (meniadakan kesulitan). Oleh karena itu, Islam meringankan hukum-hukum untuk memudahkan manusia dengan beberapa cara, di antaranya:
-   Pengguguran kewajiban dalam keadaan tertentu, misalnya tidak wajibnya melakukan ibadah hajji jika perjalanan tidak aman.
-   Pengurangan kadar dari yang telah ditentukan, seperti mengqashar shalat bagi orang yang sedang melakukan perjalanan.
-   Penukaran kewajiban yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, kewajiban wudhu' dan mandi diganti dengan tayammum.
-   Mendahulukan, yaitu mengerjakan sesuatu sebelum waktu yang telah ditentukan secara umum (asal), seperti jama' taqdim, melaksanakan shalat 'Ashar di waktu Zhuhur.
-   Menangguhkan, yaitu mengerjakan sesuatu setelah lewat waktu asalnya, seperti jama' ta'khir, misalnya melaksanakan shalat Zhuhur di waktu 'Ashar.
-   Perubahan, yaitu bentuk perbuatan berubah-ubah sesuai situasi yang dihadapi, seperti dalam shalat khauf (ketika perang). Allah Ta'ala berfirman:
   "Jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah).(Terj. Al Baqarah: 239)
   Demikian juga ketika sakit yang membuat seseorang tidak sanggup berdiri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Shalatlah sambil berdiri. Jika tidak sanggup, maka sambil duduk. Jika tidak sanggup, maka sambil berbaring.” (HR. Bukhari)
7.  Perintah dan larangan yang ada dalam agama Islam tujuannya adalah untuk menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta, bahkan secara umum untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia.
Contoh menjaga agama adalah dilarangnya perbuatan syirk dan diperintahkannya tauhid. Contoh menjaga jiwa adalah dilarangnya membunuh dan adanya syariat Qishas. Contoh menjaga akal adalah dilarangnya meminum minuman keras. Contoh menjaga harta adalah dilarangnya mencuri, merampas dsb.
8.  Islam datang untuk membersihkan manusia luar dan dalam.
Contoh membersihkan bagian luar manusia adalah dengan diperintahkannya bersuci dari hadats (yakni dengan wudhu’, mandi atau tayammum) dan membersihkan diri dari najis. Sedangkan contoh membersihkan bagian dalam adalah dengan diperintahkannya bertobat dari segala macam dosa dan maksiat yang menodai batin seseorang. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Terj. Al Baqarah: 222)
9.  Islam memerintahkan berakhlak mulia dan melarang berakhlak tercela
Diperintahkannya oleh Islam berbakti kepada orang tua dan dilarang mendurhakainya. Diperintahkannya berbuat baik kepada tetangga dan dilarang menyakitinya. Diperintahkannya berkata jujur dan dilarang berdusta, diperintahkannya menepati janji dan dilarang mengingkarinya, diperintahkannya menyambung tali silaturrahmi dan dilarang memutuskannya serta diperintahnya bersikap adil dan dilarang berbuat zhalim. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An Nahl: 90)
10.Islam dan pembawanya datang sebagai rahmat bagi alam semesta
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
 “Dan Tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Terj. Al Anbiya’: 107)
Tidak hanya bagi manusia, bahkan hewan pun memperoleh rahmat Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
"Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang berada di atas langit (Allah) akan menyayangimu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami' no. 3522)
11. Islam tidak hanya memperbaiki hubungan manusia dengan sesama, tetapi memperbaiki hubungan manusia dengan Allah Tuhannya dan dengan dirinya sendiri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik akan menghapusnya dan bergaullah dengan manusia memakai akhlak yang baik.” (Hasan shahih, HR. Tirmidzi)
Dari hadits ini dapat diketahui bahwa:
1.   Cara agar hubungan kita dengan Allah menjadi baik adalah dengan bertakwa kepada-Nya di mana saja kita berada.
2.   Cara agar hubungan kita dengan diri kita sendiri menjadi baik adalah dengan mengiringi perbuatan buruk yang kita lakukan dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik akan menghapusnya.
3.   Dan cara untuk memperbaiki hubungan kita dengan orang lain agar menjadi baik adalah dengan bergaul dengan mereka menggunakan akhlak yang baik.
12. Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
Rib’iy bin ‘Amir, salah seorang dari generasi salaf pernah ditanya oleh Rustum raja Persia: “Siapa yang mengirim anda?” ia menjawab:
اَلله ُانْبَعَثَنَا وَ اللهُ جَاءَ بِنَا لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ اِلَى عِبَادَةِ اللهِ وَمِنْ ضِيْقِ الدُّنْيَا اِلَى سَعَتِهَا وَمِنْ جُوْرِ الْأَدْيَانِ اِلَى عَدْلِ اْلِإسْلاَمِ فَأَرْسَلَنَا بِدِيْنِهِ اِلىَ خَلْقِهِ لِنَدْعُوَهُمْ اِلَيْهِ
“Allah yang mengirim dan membawa kami agar Dia membebaskan siapa saja yang dikehendaki-Nya dari penyembahan kepada manusia menuju penyembahan kepada Allah, dari sempitnya dunia menuju kelapangannya dan dari kezhaliman berbagai agama menuju keadilan Islam. Dia mengutus kami membawa agama-Nya kepada makhluk-Nya agar kami mengajak mereka kepadanya.”
Oleh karena itu, Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari gelapnya kekafiran menuju cahaya iman, gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu dan dari gelapnya maksiat menuju cahaya taat.
13. Islam juga sebagai agama yang wasath (pertengahan) antara melewati batas dan meremehkan
Contohnya dalam masalah ekonomi, Islam pertengahan antara kapitalisme yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara tanpa melihat halal dan haramnya, dengan komunisme yang tidak menghormati harta orang lain, tidak peduli meskipun untuk mendapatkannya harus menekan dan menzalimi manusia. Islam berada di tengah-tengah dalam berekonomi; Islam datang untuk menjaga harta dan mencarinya dengan cara-cara yang benar, jauh dari kezaliman, penipuan, gharar dan riba.
14. Islam adalah agama yang sesuai fitrah manusia
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Terj. Ar Ruum: 30)
Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama, yaitu agama tauhid (Islam). Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak bertauhid itu hanyalah karena pengaruh lingkungan.

15. Prinsip tasyri' (ajaran) Islam adalah menegakkan maslahat, menjunjung nilai-nilai keadilan, tidak menyulitkan, sedikit tuntutan, lebih memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan perorangan dan tadarruj/bertahap dalam tasyri' (menetapkan undang-undang/aturan)
Semua prinsip ini ada dalam hukum Islam, namun karena keterbatasan risalah sehingga kami tidak dapat berpanjang lebar.

Marwan bin Musa



--------------------------------------------------------



Siapakah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?
(Komentar Non Muslim Terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Pemikir Prancis, Lamarten, berkata, “Muhammad adalah seorang nabi, seorang filusuf, seorang orator, pembawa syariat, dan seorang yang mampu menaklukkan hawa nafsu. Dan jika kita perhatikan kepada kapasitas kehebatan manusia, saya ingin bertanya, “Adakah di sana ada seorang yang lebih hebat dari Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam?”
George Bernard (sastrawan Inggris) berkata, “Sesungguhnya dunia ini butuh sekali kepada pemikiran yang dimiliki Muhammad. Nabi ini, kalau sekiranya memegang urusan dunia saat ini, tentu mampu menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi dengan hasil yang membawa kepada kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan sekali oleh manusia.
Michael Hart berkata, “Sesungguhnya pilihanku terhadap Muhammad sebagai orang paling penting dan paling bersejarah di dunia mungkin membuat heran para pembaca. Akan tetapi kenyataanya, Beliau-lah satu-satunya orang di sepanjang sejarah yang mencapai tingkat keberhasilan paling tinggi dalam masalah agama maupun dunia.”
Mahatma Gandhi (tokoh dari India) berkata, “Setelah saya membaca juz kedua kehidupan rasul ini, yakni Muhammad, saya merasa perlu mengenal lebih lanjut kehidupan Beliau yang agung. Sesungguhnya orang ini -tanpa ada pertentangan lagi- mampu menguasai hati jutaan manusia.”
Thomas Carlyre (penulis asli Inggris) berkata, “Sesungguhnya aku betul-betul mencintai Muhammad karena bersihnya diri Beliau dari riya’ dan sikap pura-pura. Sesungguhnya Beliau berkata dengan jelas kepada kaisar Romawi dan para pemimpin lainnya di luar bangsa Arab; mengarahkan mereka kepada hal yang wajib mereka lakukan untuk kehidupan dunia ini dan kehidupan akhirat.
George Wells (sastrawan Inggris), menurutnya, bahwa Muhammad adalah orang paling berhasil membangun bangsa di atas keadilan dan toleransi.
Ligtner (Penelitis asal Inggris) berkata, “Sesungguhnya saya terus terang berharap sekali saat ini dengan kedatangan seseorang, dimana orang-orang Nasrani sama seperti menghormati Al Masih dengan penghormatan yang sebesar, seperti halnya penghormatan mereka kepada Muhammad. Dan tidak diragukan lagi, bahwa ajaran Nasrani mengaku kerasulan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kebenaran yang dibawanya. Dan orang yang mengakuinya itulah orang nasrani sejati.
Tolstoy (sastrawan Rusia) berkara, “Sesungguhnya syariat Muhammad itulah yang akan menguasai dunia karena sejalan dengan akal dan hikmah.
Jean Louis Michon (seorang orientalis) berkata, “Sesungguhnya Islam yang memerintahkan pula berjihad dianggap maklum dalam agama-agama yang lain, dan lagi karena kemuliaan ajaran-ajaran Muhammad. Bahkan Umar bin Khaththab saja, ketika menguasai Al Quds; tidak mengganggu orang-orang Nasrani.”
Gustav Lobon (Ahli Sejarah Prancis) berkata, “Sesungguhnya Muhammad adalah orang terhebat dalam sejarah.”
Will Durant (Penyusun Ensiklopedi Kisah Peradaban Dunia), “Jika kita perhatikan tokoh yang paling berpengaruh bagi manusia, dapat kita katakan, bahwa Muhammad adalah tokoh terbesar dalam sejarah.
Benarlah firman Allah yang berbunyi,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti tinggi.” (QS. Al Qalam: 4)
Penerjemah: Marwan bin Musa –semoga Allah mengampuni dosa-dosanya-


----------------------------------


Beberapa Video Clips Bermanfaat, silahkan klik di bawah ini : 


-----------------------------------

13 Alasan Adebayor Masuk Islam dan Bukti Kebenaran Islam
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Seorang atlet sepak bola internasional asal Togo, Afrika bernama Sheyl Emmanuel Adebayor pada bulan Ramadhan 1436 H (2015 M) yang lalu  telah mengumumkan  bahwa ia telah memeluk Islam, meninggalkan agama Kristen dan memilih Islam sebagai agama dan jalan hidupnya. Ia adalah pesepakbola yang pernah bermain untuk klub-klub sepak bola top Eropa, antara lain: Arsenal, Manchester City, dan Real Madrid. Menariknya, ia menyebutkan beberapa alasan mengapa ia memilih Islam dan meninggalkan Kristen. Tentunya hal ini menunjukkan, bahwa Adebayor telah melakukan pengkajian, membandingkan, dan merenungkan sehingga sampai pada kesimpulan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Bukan sekedar ikut-ikutan dan emosional saja.
Berikut ini alasan dirinya masuk Islam, semoga Allah menjadikan penulisan kisah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
13 Alasan Adebayor Masuk Islam
Adebayor mengatakan,
“Aku punya 13 alasan yang kuat mengapa orang muslim itu sama seperti Yesus dan mereka lebih mengikuti Yesus daripada orang-orang Kristen.
Pertama, Yesus mengajarkan hanya ada satu Tuhan. Hanya satu Tuhan saja yang berhak untuk disembah. Hal ini tertulis dalam Deut 6: 4 dan Mark 12: 29. Umat Islam juga meyakini demikian sebagaimana diajarkan Al Qur’an dalam surat 4 (An Nisa’): 171.
Kedua, Yesus tidak makan babi. Dijelaskan dalam Leviticus  11:7. Sama dengan yang dilakukan umat Islam, dan hal itu dijelaskan Al Qur’an dalam surat 6 (Al An’aam) ayat 145.
Ketiga, Yesus mengucapkan salam dengan kalimat “Assalamu alaikum” (artinya: kedamaian selalu bersamamu). Terdapat dalam John 20:21. Muslim juga mengucapkan salam dengan cara demikian.
Keempat, Yesus selalu mengucapkan “God willing” (Insya Allah). Umat Islam juga mengucapkan kalimat ini sebelum mereka melakukan perbuatan apa pun. Hal ini sebagaimana dituntunkan dalam Al Qur’an surat 18 (Al Kahfi) ayat 23-24.
Kelima, Yesus mencuci wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya sebelum shalat. Hal yang sama juga dilakukan oleh seorang muslim.
Keenam, Yesus dan nabi-nabi lainnya yang terdapat dalam Injil melakukan shalat dengan meletakkan kepala mereka di tanah. Dijelaskan dalam Matthew 26: 39. Muslim juga melakukan demikian, sebagaimana diajarkan Al Qur’an dalam surat 3 (Ali Imran) ayat 43.
Ketujuh, Yesus memiliki janggut dan memakai throbe (gamis). Hal ini disunnahkan bagi seorang muslim.
Kedelapan, Yesus mengikuti syariat (syariat Tauhid sama seperti nabi-nabi sebelumnya) dan mengimani semua nabi. Lihat Matther 5: 17. Muslim juga diajarkan demikian oleh Al Qur’an. Lihatlah surat 3 (Ali Imran) ayat 84 dan surat 2 (Al Baqarah) ayat 285.
Kesembilan, Ibu Yesus, Maryam, mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya dan mengenakan hijab. Hal ini sebagaimana terdapat dalam 1 Timothy 2: 9, Genesis 24: 64-65, dan Corinthians 11: 6. Wanita muslimah juga mengenakan pakaian yang sama. Al Qur’an mengajarkan mereka demikian dalam surat 33 (Al Ahzab) ayat 59.
Kesepuluh, Yesus dan nabi-nabi lainnya disebutkan dalam Injil berpuasa hingga lebih dari 40 hari. Lihat Exodus 34: 28, Daniel 10: 2-6, 1 Kings 19:8, dan Matthew 4: 1. Muslim pun berpuasa selama bulan Ramadhan. Seorang muslim diwajibkan berpuasa sebulan penuh, 30 hari. Lihat Al Qur’an surat 2 (Al Baqarah) ayat 183. Kemudian dianjurkan untuk melanjutkan puasa 6 hari untuk menambah ganjaran pahala.
Kesebelas, Yesus mengajarkan mengucapkan “Kedamaian untuk rumah ini” ketika memasuki rumah. Lihat Luke 10: 5. Dan juga memberi salam kepada orang-orang di dalam rumah dengan ucapan “Kedamaian untuk kalian.” Sekali lagi, muslim juga melakukan hal yang sama persis dengan apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus. Ketika kita masuk ke rumah kita, atau rumah orang lain, kita mengucapkan “Bismillah” dan juga memberi salam “Assalamu alaikum” (artinya: kedamaian untuk kalian). Inilah tuntunan Al Qur’an dalam surat 24 (An Nuur) ayat 61.
Kedua belas, Yesus dikhitan (disunat). Khitan merupakan salah satu 5 sunnah fitrah dalam ajaran Islam. Dalam Islam, seorang laki-laki diwajibkan untuk berkhitan. Berdasarkan Injil Luke 2: 21, Yesus berusia 8 hari saat ia dikhitan. Di dalam Taurat, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim bahwa khitan adalah sebuah “Perjanjian Abadi”. Lihat Genesis 17: 13. Di dalam Al Qur’an surat 16 (An Nahl) ayat 123, seorang muslim diwajibkan mengikuti ajaran Nabi Ibrahim. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ibrahim berkhitan setelah berusia delapan puluh tahun.” (Hr. Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Ketiga belas, Yesus berbicara dalam bahasa Aramaik dan menyebut Tuhan dengan Elah. Secara penyebutan atau pelafalan, sama dengan lafaz Allah. Aramaik adalah bahasa kuno. Ia merupakan bahasa Bible. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa Semit. Termasuk juga bahasa Hebrew (Ibrani), Arab, Ethiopia, dan bahasa-bahasa kuno lainnya seperti bahasa Assyiria dan Babylonia yang merupakan bahasa orang-orang Akkadia.
Bahasa Aramaik “Elah” dan bahasa Arab “Allah” adalah sama. Kata Aramaik berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah “Tuhan”. Allah dalam bahasa Arab artinya juga Tuhan. Tuhan Yang Mahatinggi. Anda dengan mudah mendapatkan kesamaan pelafalannya. Dengan demikian, Tuhannya Yesus juga merupakan Tuhannya orang-orang Islam. Dialah Tuhan semua manusia, dan Tuhan semua makhluk yang ada.
Nah sekarang katakan kepadaku, “Siapakah pengikut Yesus yang sebenarnya? Tentu saja umat Islam. Sekarang saya yakin saya telah menjadi pengikut Yesus yang sebenarnya.” Demikian pernyataan Adebayor. (Lihat: https://kisahmuslim.com/5162-emanuel-adebayor-13-alasan-mengapa-saya-memilih-islam.html )
Yesus atau Nabi Isa ‘alaihis salam menyeru kepada Tauhid (menyembah Allah saja)
Dalam Al Quran surat Al Maidah: 72 disebutkan,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam." Padahal Al Masih (sendiri) berkata, "Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Qs. Al Maidah: 72)
Ayat di atas juga menunjukkan, bahwa Yesus hanya diutus untuk golongan tertentu. Dalam Perjanjian Baru (Matius 15 : 24) disebutkan, “Jawab Yesus, “Aku hanya diutus kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
Dalam Perjanjian Lama (Taurat) disebutkan,
 “Tuhan semesta alam, “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian. Tidak ada Allah selain daripada-Ku.” (Yeyasa 44: 46)
“Dengarlah hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa.” (Ulangan 6: 4)
“Aku Tuhan Allahmu, jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.” (Keluaran 20 : 2-3)
Dalam Perjanjian Baru (Injil) disebutkan,
Maka jawab Yesus kepada orang Saduki, “Hukum yang terutama ialah, “Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa.” (Markus 12 : 29)
Maka berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis, “Engkau hanya menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” (Matius 4 : 10)
Yesus atau Nabi Isa ‘alaihi salam hanya seorang rasul; bukan tuhan, ia  adalah manusia sama seperti yang lain dan membutuhkan makan dan minum
Dalam Al Qur’an disebutkan,
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (Qs. Al Maidah: 75)
Dalam Perjanjian Baru disebutkan,
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17 : 3)
“Yesus makan dengan murid-muridnya.” (Markus 14 : 22)
“Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas muridnya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.” (Markus 11: 12)
Yesus atau Nabi Isa ‘alaihis salam menyuruh beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dalam Al Qur’an disebutkan,
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
“Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata." (Qs. Ash Shaff: 6)
Dalam Perjanjian Baru disebutkan,
“Namun benar yang kukatakan ini kepadamu; adalah lebih berguna bagi kamu jika aku pergi. Sebab jika aku tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu. Tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus dia kepadamu. Dan kalau ia datang. Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman.” (Yohanes 16: 7-8)
Lihat juga bukti bahwa nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tercantum dalam Bible (Injil) di sini: https://www.youtube.com/watch?v=OV3CK-zT7s0
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45,  Dakwah Mu’allaf (Abdush Shomad Sirait), https://kisahmuslim.com/5162-emanuel-adebayor-13-alasan-mengapa-saya-memilih-islam.html , http://suryamalang.tribunnews.com/2015/08/06/bandingkan-injil-dan-quran-ini-13-alasan-emmanuel-adebayor-masuk-islam , https://www.youtube.com/watch?v=OV3CK-zT7s0 dll.


 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger