بسم الله الرحمن الرحيم
Pintu-pintu pahala dan penghapus dosa
Bagi yang ingin
meninggalkan dunia dalam keadaan diampuni dosa, membawa banyak pahala dan masuk
surga, kepadanyalah ditujukan risalah ini.
“Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
ingat. (Terj. Hud: 114)
Berikut ini beberapa
amalan yang mendatangkan pahala dan menghapuskan dosa yang diambil dari mata
air yang jernih yaitu Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang
shahih:
1.
Tobat,
Allah
Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
Wahai
orang-orang yang beriman! bertobatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa.
Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (At Tahrim: 8)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barang siapa
yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan menerima tobatnya.”
(HR. Muslim)
إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا
لَمْ يُغَرْغِر
“Sesungguhnya
Allah akan menerima tobat seorang hamba, selama nyawanya belum sampai di tenggorokan.”
(HR. Tirmidzi dengan isnad yang shahih)
2.
Menghadiri majlis ilmu
(pengajian)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا
إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
3.
Dzikrullah
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ
أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ
وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ
تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ
قَالُوا بَلَى قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى
“Maukah aku beritahukan amalan yang paling baik, paling suci di
sisi Tuhanmu dan paling meninggikan derajatmu, bahkan lebih baik daripada kamu
menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik dariapada kamu menghadap musuh
lalu kalian membunuh atau terbunuh?” Para
sahabat menjawab, “Ya, mau”, Beliau menjawab, “Dzikrullah.” (Shahih At Tirmidzi
3/139)
Dzikrullah ini
mencakup dzikr yang mutlak maupun muqayyad. Dzikr yang mutlak adalah dzikr yang
yang tidak ditentukan oleh syara’ (Al Qur’an dan As Sunnah) kapan waktu
dibacanya. Seperti empat ucapan yang dicintai Allah yaitu “Subhaanallah, al
hamdulillah, laailaahaillallah dan Allahu akbar” (sebagaimana dalam riwayat
Muslim), ucapan “Subhaanallah wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim” (dua
ucapan yang ringan di lisan, berat di timbangan dan dicintai Ar Rahman
sebagaimana dalam riwayat Bukhari dan Muslim), ucapan “Astaghfirullah wa atuubu
Ilaih” (sebagaimana dalam riwayat Bukhari) dsb, tentunya tidak dibaca pada saat
yang di sana ada dzikr muqayyad. Dzikr muqayyad adalah dzikr yang ditentukan
oleh syara’ kapan dibacanya, seperti dzikr ketika keluar rumah, dzikr masuk
masjid-keluar masjid, dzikr memakai pakaian, dzikr setelah makan, dzikr masuk
WC dsb.
4.
Mengerjakan yang ma’ruf
(perintah-perintah Allah) dan menunjukkan orang lain kepadanya.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
“Setiap yang ma’ruf adalah sedekah.” (HR.
Bukhari)
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ
مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barang siapa yang menunjukkan orang lain kepada kebaikan, maka
dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)
5.
Membaca Al Qur’anul Karim,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barang siapa
yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu
kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi
10. Aku tidaklah mengatakan Alif laam miim itu satu huruf, tetapi alif satu
huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
6.
Belajar Al Qur’an dan
mengajarkannya,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar
Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
7.
Menyebarkan salam,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى
تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ
إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kamu tidak akan masuk surga sampai kamu
beriman, dan tidak sempurna iman kamu sampai kamu saling mencintai. Maukah kamu
aku tunjukkan sesuatu yang apabila kalian lakukan, niscaya kalian akan saling
mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
8.
Saling mencintai karena Allah,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي
ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي
Sesungguhnya
Allah akan berfirman pada hari kiamat, “Di manakah orang-orang yang saling
mencintai karena kebesaran-Ku. Pada hari ini, Aku akan menaungi mereka dalam
naungan-Ku di mana ketika itu tidak ada naungan selain naungan-Ku.” (HR.
Muslim)
9.
Menjenguk orang yang sakit,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا
غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ
عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى
يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ
“Tidak ada seorang muslim pun yang menjenguk
orang muslim lainnya (yang sakit) di waktu pagi, kecuali 70.000 malaikat akan
mendoakannya hingga sore hari. Jika menjenguk di sore hari, maka 70.000
malaikat akan mendo’akannya hingga pagi hari, dan untuknya kebun di surga.”
(Shahih At Tirmidzi 1/286).
10.
Memudahkan orang yang kesulitan
membayar hutang,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَجُلٌ يُدَايِنُ النَّاسَ وَكَانَ إِذَا رَأَى إِعْسَارَ
الْمُعْسِرِ قَالَ لِفَتَاهُ تَجَاوَزْ عَنْهُ لَعَلَّ اللَّهَ تَعَالَى
يَتَجَاوَزُ عَنَّا فَلَقِيَ اللَّهَ فَتَجَاوَزَ عَنْهُ
“Dahulu ada orang yang memberikan pinjaman
kepada orang lain, ketika ia melihat orang yang meminjamnya kesulitan, iapun
berkata kepada pelayannya, “Sudah, bebaskan saja ia dari hutang, mudah-mudahan
Allah membebaskan kita dari dosa”, ketika ia menghadap Allah, maka Allah
menghapuskan dosanya.” (HR. Nasa’i)
11.
Menutupi ‘aib seorang muslim,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَسْتُرُ عَبْد
عَبْداً فِي الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba menutupi aib yang
lain di dunia, kecuali Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR.
Muslim)
12.
Silaturrahim (menyambung hubungan
kekerabatan)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ
فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa
yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah tali
silaturrahim.” (HR. Bukhari(
13.
Berakhlak mulia,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sebab yang paling banyak
memasukkan orang ke surga, Beliau menjawab, “Yaitu takwa kepada Allah dan
akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al Al Bani dalam Shahih At
Tirmidzi)
14.
Berkata jujur
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ
الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Kamu harus
berkata jujur, karena kejujuran menunjukkan seeorang kepada kebaikan dan
kebaikan menunjukkan seseorang ke surga,” (HR. Muslim)
15. Ridha
menerima musibah,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا
وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ
يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah
seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kegelisahan dan kesedihan bahkan
duri yang diinjaknya, kecuali Allah akan menghapuskan dengan itu dosa-dosanya.
(HR. Bukhari)
16. Berbakti
kepada orangtua,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ
رَغِمَ أَنْفُ قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ
عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Sungguh
rugi, rugi, dan rugilah dia”, lalu ada yang bertanya, “Siapa, wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu orang yang mendapatkan bapak-ibunya telah
tua keduanya atau salah satunya, tetapi tidak membuatnya masuk surga.” (HR.
Muslim)
17. Menanggung
janda dan orang miskin,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ
كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ الْقَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ
النَّهَارَ
“Orang yang
menanggung janda dan orang miskin seperti seorang mujahid fi sabiilillah atau
seperti orang yang melakukan shalat malam di malam hari dan puasa di siang
hari.” (HR. Bukhari)
18. Mengurus
anak yatim,
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا وَكَافِلُ اْليَتِيْمِ فِي اْلجَنَّةِ هَكَذَا، وَقَالَ بِإِصْبِعَيْهِ السًّبَابَةِ
وَاْلوُسْطَى
“Saya dengan
pengurus anak yatim di surga nanti seperti ini –Beliau berisyarat dengan dua
jarinya yaitu telunjuk dan jari tengah-.” (HR. Bukhari)
Abu Yahya Marwan
Maraaji’: 60 min abwaabil ajr
(diterbitkan oleh Darul Wathan), Tafsir Al ‘Usyril Akhir wa yaliih ahkaam
tahummul muslim dll.
0 komentar:
Posting Komentar