بسم
الله الرحمن الرحيم
Waktu,
Keadaan, dan Tempat Dimana Berdoa Ketika Itu Mustajab (bag. 3)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, para sahabatnya
dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut ini lanjutan tentang waktu, keadaan dan tempat mustajab.
Semoga Allah Subhaanahu wa Ta'ala menjadikan penulisan risalah ini ikhlas
karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamiin.
Waktu, Keadaan, dan Tempat Dimana Berdoa Ketika Itu Mustajab
32. Berdoa setelah wudhu ketika berdoa dengan doa yang ma'tsur.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« مَا مِنْكُمْ
مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ
مِنْ أَيِّهَا شَاءَ » .
“Tidak ada
seorang pun di antara kamu yang berwudhu’, lalu ia sampaikan atau sempurnakan
wudhunya, kemudian setelahnya mengucapkan:
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
“Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa
Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.”
Kecuali akan dibukakan untuknya pintu surga yang delapan, di mana
ia bisa masuk dari mana saja yang ia inginkan.” (HR. Muslim)
33. Doa setelah melempar jamrah shugra
34. Doa setelah melempar jamrah wustha
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila telah melempar
jamrah yang dekat dengan masjid Mina, dimana Beliau melempar jamrah sebanyak
tujuh kali dengan bertakbir pada setiap lemparannya, maka Beliau maju ke
depannya dan berdiri menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangannya dan
berdoa serta memperlama berdiri. Kemudian Beliau mendatangi jamrah yang kedua,
lalu melempar tujuh buah batu, dimana Beliau bertakbir pada setiap lemparannya,
lalu Beliau turun ke sebelah kiri yang dekat dengan lembah dan berdiri
menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangannya dan berdoa. Selanjutnya
Beliau mendatangi jamrah yang berada dekat 'aqabah, kemudian melemparnya dengan
tujuh buah batu, dimana Beliau bertakbir pada setiap lemparannya, lalu Beliau
pergi dan tidak berdiri di dekatnya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Bukhari dari hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma.
35. Berdoa di dalam ka'bah dan orang yang shalat di Hijr, dimana
ia termasuk Baitullah.
Usamah bin Zaid menerangkan, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam ketika masuk ke Baitullah berdoa di semua sisinya." (HR. Muslim)
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Aku melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke ka'bah bersama Usamah bin
Zaid, Bilal, dan Utsman bin Thalhah, kemudian pintunya ditutup. Saat mereka
membuka pintunya, maka aku termasuk orang yang pertama masuk, lalu aku bertemu
Bilal dan bertanya kepadanya, "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
shalat di dalamnya?" Ia menjawab, "Ya, Beliau shalat di antara dua
tiang Yamani." (HR. Bukhari dan Muslim)
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ الجَدْرِ أَمِنَ البَيْتِ هُوَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قُلْتُ: فَمَا لَهُمْ لَمْ يُدْخِلُوهُ
فِي البَيْتِ؟ قَالَ: «إِنَّ قَوْمَكِ قَصَّرَتْ بِهِمُ النَّفَقَةُ»
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam tentang jadr (Hijr), apakah ia termasuk baitullah?" Beliau
menjawab, "Ya." Lalu aku bertanya lagi, "Tetapi mengapa mereka
tidak memasukkannya ke dalam Baitullah?" Beliau menjawab,
"Sesungguhnya kaummu kekurangan biaya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, barang siapa yang berdoa di dalam Hijr, maka ia
telah berdoa di dalam ka'bah, karena Hijr termasuk Baitullah.
36. Berdoa di atas Shafa
37. Berdoa di atas Marwah
Jabir radhiyallahu 'anhu dalam haditsnya yang panjang tentang
haji Nabi shalllallahu 'alaihi wa sallam menerangkan, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari pintu menuju Shafa, dan pada saat
berada dekat dengan Shafa, maka Beliau membacakan ayat, "Innash shafaa
wal marwata min sya'aairillah…dst." (Al Baqarah: 158), abda'u bimaa
bada'allahu bih (artinya: aku memulai dengan apa yang Allah mulai). Maka Beliau
memulai dengan bukit Shafa; Beliau menaikinya sehingga Beliau melihat Baitullah
dan menghadap kiblat. Beliau mentauhidkan Allah dan membesarkannya, dan berkata,
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ اَنْجَزَ وَعْدَهُ وَ نَصَرَ عَبْدَهُ وَ هَزَمَ
اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ
Beliau
ulangi dzikir tersebut sebanyak tiga kali dan berdoa pada setiap selesai
membacanya (namun untuk yang ketiga, setelahnya Beliau tidak berdoa)."
Dalam hadits tersebut juga diterangkan, bahwa Beliau melakukan hal yang sama
ketika di bukit Marwah seperti yang Beliau lakukan di bukit Shafa. (HR. Muslim)
38. Berdoa ketika berada di Masy'aril Haram
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata tentang haji
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Selanjutnya Beliau menaiki unta Al
Qaswa', sehingga ketika tiba di Masy'arilharam, Beliau menghadap kiblat,
berdoa, bertakbir, bertahlil, dan mentauhidkan Allah. Ketika itu, Beliau tetap
dalam keadaan berdiri sampai hari semakin terang, lalu Beliau bertolak sebelum
matahari terbit.
39. Berdoa di sepuluh pertama bulan Dzulhijjah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
مَا
مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ - يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ - قَالُوْا يَا رَسُوْلَ
اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ "وَلاَ الْجِهَادُ فِي
سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ
مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada hari
di mana beramal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah ‘Azza wa Jalla
daripada hari-hari ini –yakni sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah)- para
sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad fii sabiilillah?” Beliau
menjawab, “Tidak juga jihad fii sabiilillah, kecuali orang yang keluar
(berjihad) dengan jiwa-raga dan hartanya, kemudian tidak bersisa lagi.” (HR.
Bukhari)
40. Doa orang yang banyak berdzikr
Rasulullah shallallahhu 'alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ
لاَ يُرَدُّ دُعَاؤُهُمْ: الذَّاكِرُ ِللهِ كَثِيْراً، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ، وَالْإِمَامُ
الْمُقْسِطُ
"Ada
tiga doa yang tidak ditolak, yaitu doa orang yang banyak berdzikr kepada Allah,
doa orang yang terzalimi, dan doa imam yang adil." (HR. Baihaqi dalam Asy
Syu'ab, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahiihah no.
1211).
Di samping itu semua, seorang muslim disyariatkan banyak berdoa
kepada Allah Tuhannya, karena Dia senang diminta.
Khatimah
Ibrahim
bin Adham rahimahullah pernah ditanya, "Mengapa kami berdoa, namun tidak
dikabulkan?" Ia menjawab, "Karena hati kalian mati disebabkan sepuluh
perkara; kalian mengenal Allah tetapi tidak menaati-Nya, kalian mengenal Rasul
shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi tidak mau mengikuti Sunnahnya, kalian
mengenal Al Qur'an tetapi tidak mau mengamalkannya, kalian memakan
nikmat-nikmat Allah tetapi tidak mau mensyukuri-Nya, kalian mengenal surga
tetapi tidak memintanya, kalian mengenal neraka tetapi tidak menjauhkan diri
darinya, kalian mengenal setan tetapi tidak melawannya, kalian mengenal mati
tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya, kalian mengubur
orang-orang yang mati tetapi tidak mengambil pelajaran darinya, kalian bangun
dari tidur kalian tetapi kalian malah menyibukkan diri dengan aib orang lain
dan meninggalkan aib diri sendiri."
Wallahu a’lam, wa shallallahu 'ala Muhammad wa ‘alaa aalihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan
bin Musa
Maraji’: Ad Du'aa minal Kitaab was Sunnah (Dr. Sa'id bin Ali Al Qahthaniy), Syuruthud
Du'aa (Dr. Sa'id bin Ali Al Qahthaniy), Al
Maktabatusy Syaamilah versi 3.35 dan 3.45 dll.
0 komentar:
Posting Komentar