بسم
الله الرحمن الرحيم
Adab Di Masjid (1)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ أَوْ
شَابًّا فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ
عَنْهَا أَوْ عَنْهُ فَقَالُوا مَاتَ قَالَ أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي قَالَ
فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا أَوْ أَمْرَهُ فَقَالَ دُلُّونِي عَلَى
قَبْرِهِ فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ
مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا
لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ
Dari Abu Hurairah, bahwa ada
seorang wanita berkulit hitam atau seorang pemuda yang biasa menyapu Masjid.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kehilangan orang itu,
sehingga beliau pun menanyakannya. Para
sahabat menjawab, "Orang itu telah meninggal." Beliau bersabda,
"Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?" Sepertinya mereka
menganggap remeh urusan kematiannya. Beliau pun bersabda, "Tunjukkanlah
kepadaku di mana letak kuburannya." Maka para sahabat pun menunjukkan
kuburannya, dan akhirnya Beliau menshalatkannya. Setelah itu, Beliau bersabda,
"Sesungguhnya kuburan-kuburan ini telah dipenuhi kegelapan bagi
penghuninya. Dan Allah benar-benar akan memberikan mereka cahaya karena
shalatku atas mereka." (HR. Muslim)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَنْ سَمِعَ رَجُلًا يَنْشُدُ ضَالَّةً فِي الْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ لَا رَدَّهَا
اللَّهُ عَلَيْكَ فَإِنَّ الْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu'anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda,
“Barang siapa yang mendengar seseorang mencari barang hilang di masjid,
hendaklah dia mendoakan, “Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu, karena
masjid bukan dibangun untuk ini'." (HR. Muslim)
عَنْ
سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلًا
نَشَدَ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَنْ دَعَا إِلَى الْجَمَلِ الْأَحْمَرِ فَقَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا وَجَدْتَ إِنَّمَا بُنِيَتْ
الْمَسَاجِدُ لِمَا بُنِيَتْ لَهُ
Dari Sulaiman bin Buraidah dari
bapaknya "Bahwa seorang laki-laki mencari (barang hilang) di masjid, dia
berkata, 'Siapa yang bisa menunjukkan kepada unta merah (yang hilang)?” Lalu
Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, “Semoga kamu tidak mendapatkannya,
karena masjid hanya dibangun untuk manfaat yang khusus diperuntukkan
baginya." (HR. Muslim)
Keutamaan pergi ke masjid untuk
beribadah
Masjid adalah tempat ibadah
kaum muslimin, mereka melakukan shalat lima
waktu berjamaah di sana
karena pahala yang besar yang dijanjikan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ غَدَا
إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نُزُلًا
كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
Dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau bersabda, "Barang siapa berangkat
pagi atau sore hari ke masjid, maka Allah akan mempersiapkan hidangan baginya
di surga, setiapkali ia berangkat pagi atau sore hari." (HR. Bukhari dan
Muslim)
مَنْ
تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ
فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ
خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
"Barang siapa bersuci di
rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk
melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu
menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat." (HR. Muslim)
Bahkan barang siapa yang rutin
memakmurkan masjid dan shalat di sana,
hatinya pun terikat dengannya, maka ia termasuk tujuh golongan yang mendapatkan
naungan Allah Subhaanahu wa Ta'aala pada hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya.
Adab-adab di Masjid
1.
Berada di masjid dalam
keadaan suci dari hadats besar, seperti junub, haidh dan nifas, kecuali jika
sekedar lewat (lihat surat
An Nisaa’: 43).
2.
Memakai wewangian (bagi
laki-laki) dan memakai baju yang bagus. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
{يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Wahai
anak Adam! Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid.” (Al A’raaf: 31)
3.
Tidak memakan makanan
yang membuat mulut berbau tidak sedap,
seperti bawang, jengkol, pete, dsb. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا
وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ
Barang siapa yang memakan
bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah dia memisahkan diri dari kami
atau memisahkan diri dari masjid kami dan duduk di rumahnya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
4.
Sering-sering pergi ke
masjid dan beribadah di dalamnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
أَلَا
أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ
الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى
الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ
بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ
"Maukah kalian aku
tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan
mengangkat derajat?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda: "Menyempurnakan wudhu pada saat tidak disukai (seperti
keadaan yang sangat dingin), banyak melangkahkan kaki ke masjid, dan menunggu
shalat berikutnya setelah shalat. Itulah ribath." (HR. Muslim)
5.
Berdoa ketika menuju
masjid, yaitu dengan doa berikut:
اللَّهُمَّ
اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا
وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي
نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي
نُورًا
Artinya: “Ya Allah, berilah
cahaya dalam hatiku, cahaya di lisanku, berilah cahaya dalam pendengaranku,
berilah cahaya dalam penglihatanku, berilah aku cahaya dari belakangku, dari
arah depanku, dan berikanlah cahaya dari atasku, dan arah bawahku. Ya Allah, berilah
aku cahaya." (HR. Muslim)
6.
Berangkat ke masjid
dengan tenang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ
وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ
فَأَتِمُّوا
"Jika kalian mendengar
iqamat dikumandangkan, maka berjalanlah menuju shalat dan hendaklah kalian
berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian
dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang tertinggal maka
sempurnakanlah." (HR. Bukhari dan Muslim)
7.
Masuk dengan kaki kanan
sambil berdoa. Doa masuk masjid adalah:
أَعُوْذُ بِاللهِ
الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، [بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ][وَالسَّلاَمُ
عَلَى رَسُوْلِ اللهِ] اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya
Yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk[i]. Dengan nama Allah dan
semoga shalawat[ii]
dan salam tercurahkan kepada Rasulullah[iii]. Ya Allah, bukalah
pintu-pintu rahmat-Mu untukku[iv].”
8.
Keluar masjid dengan kaki
kiri sambil berdoa. Doa keluar masjid adalah:
بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ
فَضْلِكَ، اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
Artinya: “Dengan nama Allah,
semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Rasulullah. Ya Allah, sesungguhnya
aku meminta kepada-Mu dari karunia-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari godaan
setan yang terkutuk”. (Lihat takhrij sebelumnya, adapun tambahan: Allaahumma’shimni
minasy syai-thaanir rajim, adalah riwayat Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu
Majah 129.)
9.
Shalat tahiyyatul masjid
sebelum duduk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
"Jika seorang dari kalian
masuk ke dalam masjid, maka janganlah dia duduk sebelum shalat dua rakaat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
10. Tidak keluar dari masjid setelah azan dikumandangkan sampai shalat
ditunaikan kecuali jika uzur atau terpaksa harus keluar.
عَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي
الْمَسْجِدِ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ
الْمَسْجِدِ يَمْشِي فَأَتْبَعَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنْ
الْمَسْجِدِ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abu Sya'tsa', ia berkata, "Ketika
kami sedang duduk-duduk di masjid bersama Abu Hurairah, dan ketika seorang
muazin telah mengumandangkan azan, seseorang berdiri meninggalkan masjid sambil
berjalan. Abu Hurairah terus melihatnya hingga laki-laki itu keluar dari
masjid. Abu Hurairah lalu berkata, "Orang ini telah durhaka kepada Abul
Qasim (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wasallam." (HR. Muslim)
11. Mengisi waktu di masjid dengan beribadah, seperti berdzikr,
membaca Al Qur’an, berdoa, shalat sunat, dsb. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ
وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
"Sesungguhnya
ia hanya untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca al-Qur'an.” (HR.
Muslim)
12. Tidak lewat di depan orang yang shalat. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا
عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ
يَدَيْهِ
“Kalau
orang yang lewat di hadapan orang yang sedang shalat mengetahui dosa yang
ditanggungnya, niscaya dia berdiri selama empat puluh adalah lebih baik baginya
daripada melewati orang yang sedang shalat." (HR. Muslim)
Jika
dalam shalat berjamaah, maka sutrah (pembatas) makmum adalah imam, adapun jika
seseorang shalat sendiri dimana ia telah memakai sutrah, maka tidak boleh lewat
di depannya kecuali di atas sutrah.
Bersambung…
Marwan bin Musa
Maraaji’: Mausu’ah Al Usrah Al
Muslimah (dari situs www.islam.aljayyash.net),
Al Maktabatusy Syamilah, Kitab 9 imam (Lidwa Pusaka), Hishnul Muslim, dll.
[i] HR. Abu Dawud,
lihat Shahihul Jami’ no.4591
[ii] HR. Ibnu
As-Sunni no.88, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani.
[iii] HR. Abu Dawud,
lihat Shahihul Jami’ 1/528.
[iv] HR. Muslim
1/494. Dalam Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah disebutkan, “Allahummagh
fir li dzunubi waftahli abwaba rahmatik”, Syaikh Al Albani menshahihkannya
karena beberapa syahid. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/128-129.
0 komentar:
Posting Komentar