بسم الله الرحمن الرحيم
Hidup Berkah, Harapan Kita Bersama
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد:
Seorang yang menjalani hidup di
dunia sudah tentu menginginkan adanya tambahan pada waktunya, umurnya,
hartanya, anaknya dan segala hal yang dicintainya. Inilah yang dinamakan
berkah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri berdoa kepada Allah Azza wa
Jalla agar diberikan keberkahan dalam segala urusannya seperti dalam doa
istikharah yang Beliau ajarkan kepada sahabatnya:
...اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ....
…Ya Allah,
jika Engkau mengetahui bahwa hal ini baik bagiku, agamaku, duniaku dan
akibatnya, cepat atau lambat, maka taqdirkanlah dia buatku dan mudahkanlah,
kemudian berikanlah keberkahan di dalamnya…(HR. Bukhari)
Berkah (dalam bahasa 'Arab disebut
"Al Barakah") artinya adanya kebaikan dari sisi Allah pada sesuatu. Berkah
apabila mengenai sesuatu yang sedikit akan menjadi banyak, dan apabila mengenai
sesuatu yang banyak maka akan menjadikannya bermanfaat. Di antara buah berkah
yang paling besarnya adalah digunakannya perkara itu untuk ketaatan kepada
Allah Ta'ala.
Jika
anda memperhatikan keadaan orang-orang shalih, keadaan para ulama pilihan dan
keadaan para penuntut ilmu, anda akan mendapatkan keberkahan nampak dalam
aktifitas mereka. Anda akan melihat waktu mereka penuh dengan ketaatan kepada
Allah, bermanfaat bagi orang lain seakan-akan hari-harinya lebih panjang dari
orang lain. Berbeda dengan orang yang tidak mendapatkan keberkahan, meskipun ia
memiliki harta yang banyak, akan tetapi semua itu membuatnya lelah di siang
hari, tidak tidur di malam hari, ketenangan jauh darinya dan hari-harinya
kosong dari hal-hal yang bermanfaat buat akhiratnya, tidak bedanya ia dengan
buih,
Adapun
buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; sedangkan yang
memberikan manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan (Terj. QS. Ar
Ra'd: 17)
Cara
menggapai keberkahan
Sungguh
nikmat hidup jika diberkahi Allah, namun bagaimanakah cara memperolehnya?
Berikut ini beberapa cara memperoleh keberkahan:
1.
Bertakwa
kepada Allah
Allah
Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,
“Kalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (Terj. QS. Al A'raaf: 96)
2.
Membaca
Al Qur'an
Al
Qur'an adalah kitab yang diberikan keberkahan (lih. Shaad: 29), obat penyakit
hati dan badan, petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman. Oleh karena
itu, membacanya dapat mendatangkan keberkahan.
3.
Berdoa
meminta keberkahan
Salah
satu cara untuk menggapai keberkahan adalah dengan berdoa kepada Allah agar
diberikan keberkahan, sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, di mana Beliau meminta diberikan keberkahan dalam segala urusan
4.
Menjauhi
sikap tamak terhadap harta dan sikap bakhil
Seorang sahabat yang bernama Hakim bin Hizam pernah berkata, “Aku
pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
beliau memberiku, kemudian meminta lagi lalu Beliau memberiku, dan meminta lagi
lalu Beliau memberiku juga. Kemudian Beliau bersabda:
يَا حَكِيمُ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
“Wahai Hakim,
sesungguhnya harta ini hijau (indah) lagi manis. Barang siapa yang mengambilnya
dengan hati yang puas maka harta itu akan diberikan keberkahan, namun barang siapa
yang mengambilnya dengan hati yang tamak maka harta itu tidak akan diberikan
keberkahan; perumpamaannya seperti orang yang makan tetapi tidak kenyang. Dan
tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah
(meminta).” (HR. Bukhari)
5.
Jujur dalam
bermuamalah
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا » .
"Penjual dan pembeli berhak khiyar
(meneruskan atau membatalkan jual-beli) selama belum berpisah. Jika keduanya
jujur dan menjelaskan apa adanya maka akan diberikan keberkahan dalam
jual-belinya, namun jika keduanya menyembunyikan keadaan sebenarnya dan
berdusta, maka akan dicabut keberkahan jual-belinya." (HR. Bukhari)
6.
Memulai
aktivitas di pagi hari.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa,
اَللّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِيْ فِي بُكُرْرِهَا
"Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada
umatku di pagi harinya." (Shahih Ibnu Majah: 1818)
7.
Mengikuti
Sunnah dalam segala urusan,
Misalnya
mempraktekkan adab-adab makan, seperti makan dengan mendahulukan bagian pinggirnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
كُلوُاْ مِنْ جَوَانِبِهَا وَلاَ تَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهَا فَإِنَّ الْبَرَكَةَ تَنْزِلُ فِيْ وَسَطِهَا
“Makanlah
dari bagian pinggir, jangan dari tengahnya, karena berkah turun di tengah-tengah.”
(HR. Empat orang ahli hadits, hadits ini adalah lafaz Nasa’i dan sanadnya
shahih)
Jila
seseorang mendapatkan berkah makanan, maka akan tercapai rasa cukup dalam
makan, terjaga dari hal-hal yang kurang baik bagi badan, membantunya untuk
beribadah dll.
Beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam juga menyuruh kita menjilati jari-jemari sehabis
makan, Beliau bersabda:
اِإنَّكُمْ لاَ تَدْرُوْنَ فِي أَىِّ طَعَامِكُمُ اْلبَرَكَةَ
"Sesungguhnya kamu tidak mengetahui di
bagian mana berkah pada makananmu." (HR. Muslim)
8.
Bertawakkal
kepada Allah
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلىَ اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُرِقْتُمْ كَمَا يُرْرَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُوْ خِمَاصاً وَتَرُوْحُ بِطَانًا
"Jika sekiranya kamu benar-benar
bertawakkal kepada Allah, tentu kamu akan diberikan rezki sebagaimana burung
diberikan rezki; ia berangkat pagi dengan perut kosong dan pulang dengan perut
kenyang." (HR. Tirmidzi, dan ia menghasankannya)
9.
Silaturrahim
(menyambung hubungan kekerabatan)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ,
وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ,
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezkinya
dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Bukhari(
Di
antara ulama ada yang berpendapat, bahwa maksud ‘dipanjangkan umurnya’ adalah
diberikan keberkahan pada umurnya sehingga ia menggunakan umurnya untuk
mengerjakan ketaatan dan tidak menyia-nyiakannya.
10. Tidak meminta-minta kepada manusia
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فاقَتُهُ ، وَمَنْ أَنْزَلهَاَ بِاللَّهِ ، فَيُوْشِكُ اللَّهُ لَهُ بِرِزقٍ عَاجِلٍ أَوْ آجِلِ
"Barang
siapa yang tertimpa kemiskinan, lalu menghadapkannya kepada manusia (dengan
meminta-minta), maka kemiskinannya tidak akan ditutupi, dan barang siapa yang
menghadapkannya kepada Allah (dengan meminta kepada-Nya), maka Allah akan
segera melimpahkan rezki cepat atau lambat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi,
Tirmidzi berkata, "Hadits hasan.")
11. Berinfak dan bersedekah
Allah Subhaanahu
wa Ta’ala berfirman, “Dan apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan
menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (Terj. QS.
Saba’: 39)
12. Menjauhi harta haram
Allah Subhaanahu
wa Ta’ala berfirman, ”Allah
memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (Terj. QS. Al Baqarah: 276)
13. Bersyukur dan memuji Allah atas pemberian dan nikmatNya.
Allah Subhaanahu
wa Ta’ala berfirman, ”Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (Terj. QS. Ibrahim: 7)
14. Shalat fardhu.
Allah Subhaanahu
wa Ta’ala berfirman, ”Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Terj. QS. Thaha: 132)
15. Senantiasa beristighfar
Dalilnya ada di surat
Nuh: 10-15.
16. Meluangkan waktu untuk beribadah
Dalam
hadits Qudsi, Allah berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأُ قَلْبَكَ غِنًى وَأَمْلَأُ يَدَكَ رِزْقًا يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُبَاعِدْ مِنِّيْ أَمْلَأُ قَلْبَكَ فَقْرًا وَأَمْلَأُ يَدَكَ شُغْلاً
"Wahai anak Adam! Sempatkanlah untuk
beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan kecukupan dan memenuhi
tanganmu dengan rezki. Wahai anak Adam! Janganlah menjauh dari-Ku. (Jika
demikian) Aku akan memenuhi hatimu dengan rasa kekurangan dan memenuhi tanganmu
dengan kesibukan." (HR. Hakim,
Shahih At Targhiib wat Tarhiib no. 3165)
17. Membantu penuntut ilmu syar'i.
Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu pernah berkata,
كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللّهِ صَلىَّ اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي النَّبِيَّ صَلىَّ اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلىَ أَخَاهُ إِلىَ النَّبِيِّ صَلىَّ اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: لَعَلَّكَ رُزِقَ بِهِ
"Ada
dua orang bersaudara di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang
satu datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (untuk belajar agama),
sedangkan yang satu lagi bekerja. Orang yang bekerja kemudian mengeluhkan tentang
saudaranya itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Beliau bersabda:
"Boleh jadi kamu diberi rizki karena itu (membantunya)." (Shahih, HR.
Tirmidzi)
18. Berbuat baik kepada kaum dhu'afa (orang-orang lemah).
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
"Bukankah kamu dibela dan diberi rizki melalui
kaum dhu'afa." (HR. Bukhari)
19. Hijrah (berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam agar dapat
menjalankan syi'ar-syi'ar Islam secara sempurna seperti shalat Jum'at, azan,
shalat 'Ied, dsb).
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati
di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak.“ (Terj. QS. An Nisaa’: 100) .
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa
Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin
Musa
Maraaji': Al
Barakah (Abdul Malik Al Qaasim), Riyaadhush Shaalihiin (Imam
Nawawiy), Shahih At Targhib wat Tarhib (Syaikh Al Albani), Shahih
Bukhari, Sunan At Tirmidzi dll.
0 komentar:
Posting Komentar