بسم
الله الرحمن الرحيم
Waktu,
Keadaan, dan Tempat Dimana Berdoa Ketika Itu Mustajab (bag. 1)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, para sahabatnya
dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Pada kesempatan ini, insya Allah kami akan menyebutkan waktu,
keadaan, dan tempat dimana berdoa ketika itu sangat mustajab. Semoga Allah
Subhaanahu wa Ta'ala menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan
bermanfaat, Allahumma aamiin.
Waktu, Keadaan, dan Tempat Dimana Berdoa Ketika Itu Mustajab
1. Malam lailatul Qadr
Dalil yang menunjukkan bahwa malam lailatul qadr waktu mustajab
untuk berdoa adalah firman Allah Ta'ala di surah Al Qadr, dan hadits Aisyah
radhiyallahu 'anha ketika ia berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah
kepadaku apa yang akan aku ucapkan jika aku mengetahui malam Lailatul
Qadr?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah:
اَللَّهُمَّ
إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبَّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
"Ya
Allah, sesungguhnya Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf dan Maha Pemurah.
Engkau suka memaafkan, maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi dan ia
menshahihkannya, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
2. Sepertiga malam terakhir
'Amr bin Anbasah meriwayatkan, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ العَبْدِ فِي
جَوْفِ اللَّيْلِ الآخِرِ، فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ
فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ
"Waktu
yang paling dekat Allah kepada seorang hamba adalah pada malam yang terakhir.
Oleh karena itu, jika kamu sanggup berada pada waktu itu sebagai orang yang
berdzikr kepada Allah, maka lakukanlah." (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Khuzaimah,
Nasa'i, dan Hakim).
3. Akhir shalat fardhu
Hal ini berdasarkan hadits Abu Umamah Al Bahiliy, bahwa ia
berkata: Ada yang berkata, "Wahai Rasulullah, doa mana yang lebih
mustajab?" Beliau menjawab,
جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ
المَكْتُوبَاتِ
"Di
malam yang terakhir dan akhir shalat fardhu." (HR. Tirmidzi dan dihasankan
oleh Syaikh Al Albani)
Maksud akhir shalat fardhu ini, bisa sebelum salam dan bisa
setelah salam, namun penulis lebih cenderung, bahwa maksudnya adalah sebelum
salam, wallahu a'lam.
4. Antara azan dan iqamat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
"Berdoa
tidaklah ditolak antara azan dan iqamat." (HR. Tirmidzi dan dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani)
5. Satu waktu di setiap malam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا
رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
"Sesungguhnya
di malam hari ada satu waktu yang jika seorang muslim bertepatan waktu itu
dalam keadaan meminta kepada Allah kebaikan tentang perkara dunia maupun
akhirat kecuali Allah akan berikan kepadanya. Hal itu terjadi pada setiap
malam." (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
6. Ketika azan untuk shalat fardhu
Abu Dawud meriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad, ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ، أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ
الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
"Ada
dua yang tidak ditolak atau jarang sekali ditolak, yaitu berdoa ketika azan
(antara azan dan iqamat) dan ketika perang, yakni ketika kedua pasukan
bercampur baur." (HR. Abu Dawud dan Darimi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani. Al Hafizh berkata, "Hadits hasan shahih.")
7. Ketika turun hujan
Imam Syafi'i meriwayatkan dalam Al Umm (1/223-224) dengan
sanadnya yang sampai kepada Makhul, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
bahwa Beliau bersabda:
اُطْلُبُوا إِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ
الْجُيُوْشِ، وَإِقَامَةِ الصَّلاَةِ وَنُزُوْلِ الْمَطَرِ
"Carilah
waktu pengabulan doa ketika pasukan berhadapan, ketika shalat ditegakkan, dan
ketika hujan turun." (Menurut syaikh Al Albani bahwa isnad ini dha'if
karena mursalnya dan karena majhulnya guru Imam Syafi'i, karena ia mengatakan
"Telah menceritakan kepadaku orang yang saya tidak berprasangka buruk
kepadanya" tanpa menyebutkan siapa namanya dan perkataan tersebut tidak
berarti orang tersebut tsiqah, karena di antara gurunya ada yang muttaham
(tertuduh), yaitu Ibrahim bin Muhammad bin Abi Yahya Al Aslami, sedangkan dalam
ilmu Musthalah dinyatakan, bahwa ucapan seseorang, "Telah
menceritakan kepadaku orang yang tsiqah," tidak bisa dipakai hujjah sampai
diketahui orang itu ditsiqahkan. Meskipun begitu, menurut Syaikh Al Albani,
hadits ini memiliki beberapa syahid dari hadits Sahl bin Sa'ad, Ibnu Umar, dan
Abu Umamah yang ia sebutkan dalam At Ta'liqur Raghiib (1/166). Hadits
tersebut meskipun secara satuannya dha'if, tetapi jika dipadukan dengan hadits
mursal ini dapat menjadi kuat dan naik ke derajat hasan insya Allah Ta'ala,
lihat Ash Shahiihah no. 1469).
8. Ketika berangkat perang
Lihat dalilnya di no. 6
9. Satu waktu di hari Jum'at.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«فِيهِ
سَاعَةٌ، لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، يَسْأَلُ اللَّهَ
تَعَالَى شَيْئًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
"Di
dalamnya terdapat waktu, dimana tidaklah seorang muslim bertepatan dengannya
sedang ia dalam keadaan berdiri shalat dan meminta sesuatu kepada Allah Ta'ala
kecuali Dia akan memberikannya."
Beliau berisyarat dengan tangannya, bahwa waktunya sedikit.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
يَوْمُ الْجُمُعَةِ
اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ
شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
“Hari Jum’at
(siangnya) ada 12 waktu, tidak ada seorang hamba yang muslim meminta kepada
Allah sesuatu kecuali akan diberikan, maka carilah saat tersebut di waktu
terakhir setelah shalat ‘Ashar.”(Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa’i
dan Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh Adz Dzahabi)
Berdasarkan hadits ini, bahwa waktunya adalah di akhir waktu
hari Jum'at setelah Ashar, bisa juga ketika khutbah dan ketika shalat.
10. Ketika meminum air zamzam disertai dengan niat yang baik.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَاءُ زَمْزَمَ
لِمَا شُرِبَ لَهُ
"Air
Zamzam itu sesuai maksud meminumnya." (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Al Irwaa' no. 1123, Ash Shahiihah no.
883, dan Shahihul Jami' no. 5378)
11. Ketika sujud
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ
سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
"Keadaan
yang paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh
karena itu, perbanyaklah berdoa (ketika sujud)." (HR. Muslim)
12. Ketika bangun dari tidur di malam hari setelah berdzikr
dengan dzikr tertentu yang ma'tsur (disebutkan dalam hadits).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ، فَقَالَ: لاَ
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ،
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ،
ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، أَوْ دَعَا، اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ
وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ
"Barang
siapa yang bangun di malam hari, lalu ia mengucapkan,
"Laailaahaillallah…dst. Sampai "Wa laa quwwata illaa billah."
(artinya: tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Milik-Nya kerajaan
dan milik-Nya pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi
Allah, Mahasuci Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Allah
Mahabesar dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.)
Kemudian ia berkata, "Ya Allah, ampunilah aku." Atau ia
berdoa, maka akan dikabulkan, dan jika ia berwudhu dan shalat, maka akan
diterima shalatnya." (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
13. Doa orang yang tidur dalam keadaan suci dan membaca dzikr.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا،
فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
"Tidak
ada seorang muslim yang tidur setelah berdzikr dan dalam keadaan suci, lalu ia
bangun di malam hari, kemudian meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat,
kecuali Allah akan memberikannya." (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani)
14. Ketika berdoa dengan doa "Laailaahaillaa anta
subhaanaka inniy kuntu minazh zhaalimiin."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ
الحُوتِ: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ،
فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ
لَهُ
"Doa
Dzun Nuun ketika berdoa dalam perut ikan adalah, "Tidak ada tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang zalim." Sesungguhnya tidak ada seorang muslim pun
yang berdoa dengannya kecuali Allah akan kabulkan." (HR. Tirmidzi, Ahmad,
Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
15. Doa yang dilakukan beriringan setelah wafatnya seseorang.
Ummu Salamah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah menemui Abu Salamah. Saat itu, matanya terbelalak, maka Beliau
segera memejamkannya, kemudian Beliau bersabda:
«إِنَّ
الرُّوحَ إِذَا قُبِضَ تَبِعَهُ الْبَصَرُ» ، فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ، فَقَالَ:
«لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ
عَلَى مَا تَقُولُونَ» ، ثُمَّ قَالَ: «اللهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ وَارْفَعْ
دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ، وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ، وَاغْفِرْ
لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ
فِيهِ»
"Sesungguhnya ruh itu apabila dicabut,
maka akan diikuti oleh penglihatan." Maka keluarganya panik, lalu Beliau
bersabda, "Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali yang baik,
karena para malaikat mengaminkan ucapan kalian." Kemudian Beliau berdoa,
"Ya Allah, ampunilah Abu salamah. Tinggikanlah derajatnya di tengah-tengah orang
yang mendapat petunjuk, gantikanlah ia pada keturunannya di tengah-tengah orang
yang hidup, ampunilah kami dan dia wahai Rabbul ‘alamin, luaskanlah kuburnya
dan berilah cahaya di dalamnya.” (HR. Muslim)
Bersambung…
Marwan
bin Musa
Maraji’: Ad
Du'aa minal Kitaab was Sunnah (Dr. Sa'id bin Ali Al Qahthaniy), Syuruthud Du'aa
(Dr. Sa'id bin Ali Al Qahthaniy), Al Maktabatusy
Syaamilah versi 3.35 dan 3.45 dll.
0 komentar:
Posting Komentar