Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (17)

بسم الله الرحمن الرحيم
علم الحديث النبوي - Home | Facebook
Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (17)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang mengenal Ilmu Takhrij Hadits merujuk kepada kitab Ushulut Takhrij wa Dirasah Al Asanid Al Muyassarah karya Dr. Imad Ali Jum’ah, semoga Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Mengenal Kitab Taqribut Tahdzib karya Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H) terdiri dari 2 jilid
Kitab ini sangat ringkas sekali, disebutkan semua perawi yang disebutkan biografinya dalam Tahdzibut Tahdzib dan sama persis urutannya. Namun tidak hanya menyebutkan biografi para perawi yang ada dalam Kutubus Sittah saja seperti kitab Al Kasyif karya Adz Dzahabi.
Al Hafizh juga menggunakan kode dalam Tahdzibut Tahdzib selain kode kitab Sunan yang empat ketika semuanya berkumpul, yaitu dengan kode ‘  عم  ’ sebagai ganti dari angka arab 4, dan menambahkan kode yang tidak disebutkan dalam kitab At Tahdzib, yaitu kata ‘  تمييز  ’ untuk yang rawi yang tidak memiliki riwayat pada kitab-kitab yang menjadi objek kajian.
Di bagian mukadimah, Al Hafizh menyebutkan tingkatan para perawi dan menjadikan 12 tingkatan, serta menyebutkan lafaz Jarh wa Ta’dil untuk setiap tingkatan.
Al Hafizh juga menyebutkan di bagian mukadimah thabaqah (kelompok dan tingkat) para perawi yang disebutkan biografinya dan menjadikan 12 thabaqah.
Ia juga menambahkan pada kitab At Tahdzib pasal di bagian akhir kitab yang terkait wanita-wanita yang tidak diketahui namanya sesuai urutan mereka yang mengambil riwayat dari wanita itu, baik laki-laki maupun wanita.
Kitab ini memberikan ringkasan pendapat ulama dalam menghukumi keadaan rawi dari sisi jarh wa ta’dil.
Contoh isi kitab:
عبد الله بن عاصم الحماني , بكسر المهملة وتشديد الميم, أبو سعيد البصري, صدوق, من العاشر/ق
Abdullah bin Ashim Al Himmani, dengan kasrah pada huruf ha dan ditasydidkan mimnya, ia adalah Abu Sa’id Al Bashri, seorang yang shaduq (sangat jujur), termasuk thabaqah ke-10/Qaaf.
القاسم بن الليث بن مسرور الرسعني , أبو صالح, نزيل تنيس, ثقة من الثانية عشرة مات سنة أربع وثلاثمائة/س
Al Qasim bin Al Laits bin Masrur Ar Rus’aniy, Abu Shalih, singgah di Tunais, seorang yang tsiqah, termasuk thabaqah ke-12, wafat pada tahun 304 H/Siin.
Mengenal kitab At Tadzkirah birijalil ‘Asyarah karya Ad Dimasyqi
Penulisnya bernama Abu Abdullah Muhammad bin Ali Al Husainiy (w. 765 H).
Kitab ini memuat biografi para perawi 10 kitab Sunnah, yaitu kutubus sittah yang merupakan objek kajian kitab Tahdzibul Kamal karya Al Mizziy ditambah empat kitab pemilik madzhab yang empat, yaitu Al Muwaththa, Musnad Syafi’i, Musnad Ahmad, dan Musnad yang dikeluarkan oleh Al Husain bin Muhammad Khusru dari hadits Abu Hanifah.
Akan tetapi penulisnya tidak menyebutkan para perawi sebagian kitab karya pemilik Kutubussittah seperti yang dilakukan gurunya Al Mizziy, ia hanya membatasi dengan para perawi yang ada dalam Kutubussittah saja ditambah para perawi kitab yang empat yang tadi disebutkan.
Kode yang digunakan:
ك  = Malik
فع  = Syafi’i
فه  = Abu Hanifah
أ  = Ahmad
عب  = Terhadap hadits-hadits yang disebutkan Abdullah bin Ahmad dari selain ayahnya.
Tujuan penulisan kitab ini adalah mengumpulkan para perawi yang paling masyhur di tiga abad pertama yang dijadikan pegangan oleh para penulis Kutubussittah dan pemilik madzhab yang empat.
Mengenal kitab Ta’jilul Manfa’ah bi Zawa’id Rijailil A’immah Al Arba’ah
Penulisnya adalah Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H). Kitab ini terdiri dari 1 jilid.
Al Hafizh menyebutkan secara terpisah para perawi yang ada dalam kitab-kitab hadits yang masyhur yang berpegang dengan madzhab yang empat yang tidak disebutkan biografinya oleh Al Mizziy dalam tahdzibnya.
Penulisnya mengambil faidah dari kitab At Tadzkirah karya Al Husaini dan mengambil biografi para perawi yang tidak disebutkan oleh Al Mizziy dalam Tahdzibnya.
Al Hafizh menambahkan biografi yang diambil dari kitab Al Gharaib dari Malik yang dihimpun oleh Daruquthni, kitab As Sunan wal Atsar karya Baihaqi, kitab Az Zuhd karya Ahmad, kitab Al Atsar karya Muhammad bin Al Hasan, dan dari kitab lainnya yang rawinya tidak disebutkan dalam kitab pemilik madzhab yang empat yang disebutkan oleh Al Husaini.
Penulisnya meninggalkan kode untuk imam yang empat sesuai yang dipilih oleh Asy Syarif Al Husaini dalam kitabnya At Tadzkirah, dan menambahkan dengan satu kode, yaitu ‘  هب  ’ yang merupakan kode rawi yang ditambahkan Nuruddin Al Haitsaimi terhadap Al Husaini dalam kitabnya Al Ikmal ‘amman fi Musnad Ahmad minar Rijal miman laisa fii Tahdzibil Kamal.
Karya-Karya ulama yang hanya memuat biografi orang-orang tsiqah (terpercaya)
Kitab Ats Tsiqaat karya Al ‘Ijilliy (w. 261 H)
Penulisnya adalah Abul Hasan Ahmad bin Abdullah bin Shalih Al ‘Ijilliy. Kitab ini hanya terdiri dari 1 jilid. Disusun sesuai thabaqah, sehingga datang Al Haitsami yang mengurutkannya sesuai abjad.
Meskipun begitu, kitab ini tidak memuat semua orang-orang yang tsiqah, karena kalau hendak memuat semua orang yang tsiqah harus mengumpulkan semua kitab yang memuat orang-orang yang tsiqah.
Kitab Ats Tsiqat karya Ibnu HIbban Al Busti
Penulisnya adalah Ibnu Hibban Al Busti (w. 354 H), namanya adalah Muhammad bin Ahmad.
Kitab ini terdiri dari 9 jilid, dimana penulisnya mengurutkan nama-nama setiap thabaqah sesuai huruf abjad di bawah thabaqah itu.
Kitab ini dibuat 3 juz:
Juz pertama, thabaqah para sahabat.
Juz kedua,  thabaqah para tabiin.
Juz ketiga, thabaqah atba’ut tabiin.
Catatan:
Pernyataan tsiqah dari Ibnu Hibban dianggap pernyataan tingkatan paling rendah dalam tsiqah, karena ia menyebutkan sejumlah besar orang-orang yang majhul yang tidak diketahui keadaannya selain olehnya.
Menurutnya bahwa rawi yang adil adalah orang yang tidak diketahui cacat padanya, karena cacat adalah lawan adil, sehingga siapa saja yang tidak tampak jarh, maka ia adalah adil sampai jelas kebalikannya.  Namun pendapat ini diselisihi oleh banyak ulama.
Kitab Tarikh Asma’its Tsiqat mimman nuqila ‘anhumul Ilmu
Penulisnya adalah Ibnu Syahin (w. 385 H), yakni Umar bin Ahmad.
Kitab ini hanya terdiri dari 93 lembar.
Penulisnya mengurutkan sesuai huruf abjad, dan hanya membatasi dengan nama rawi dan nama ayahnya, serta menukilkan pendapat para imam jarh wa ta’dil.
Terkadang disebutkan sebagian guru dan murid rawi yang disebutkan biografinya.
KItab-Kitab yang memuat orang-orang yang dha’if dan orang-orang yang diperbincangkan
Kitab Adh Dhu’afa Al Kabir
Penulisnya adalah Imam Bukhari (w. 256 H), yakni Muhammad bin Ismail bin Mughirah.
Kitab Adh Dhu’afa Ash Shaghir
Penulisnya adalah Imam Bukhari (w. 256 H), yakni Muhammad bin Ismail bin Mughirah.
Kitab ini disusun sesuai huruf abjad dengan melihat huruf pertama pada nama rawi.
Kitab Adh Dhu’afa wal Matrukun
Penulisnya Imam Nasa’i (w. 303 H), yakni Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu’aib Al Khurasani.
Kitab ini diurutkan sesuai huruf abjad dengan melihat huruf pertama pada nama rawi.
Catatan:
Imam Nasa’i termasuk seorang yang sangat ketat dalam jarh (mencacatkan).
Kitab Adh Dhu’afa
Penulisnya adalah Al ‘Uqailiy (w. 323 H), yakni Abu Ja’far Muhammad bin ‘Amr.
Kitab ini termasuk kitab besar, dimana penulisnya mengumpulkan beragam orang-orang yang dha’if, dan orang-orang yang dinisbatkan kepada dusta dan memalsukan hadits.
Kitab Al Majruhin minal Muhadditsin wadh Dhu’afa wal Matrukin
Penulisnya adalah Ibnu Hibban (w. 354 H), yakni Abu Hatim Muhammad bin Hibban bin Ahmad Al Busti.
Kitab ini terdiri dari 3 jilid.
Penulisnya mengurutkan sesuai abjad. Di bagian awal, ia berikan mukadimah berharga yang di sana ia terangkan pentingnya mengetahui orang-orang yang dha’if dan bolehnya jarh, serta hal yang terkait dengan itu, dan metode penulisannya.
Ibnu Hibban juga termasuk orang yang ketat dalam jarh (pencacatan).
Kitab Al Kamil fi Dhu’afair Rijal
Penulisnya adalah Al Jurjani (w. 365 H), yakni Abu Ahmad Abdullah bin ‘Addiy.
Dalam kitab ini, penulisnya menyebutkan orang-orang yang diperbincangkan meskipun pembicaraan itu tertolak.
Mukadimah kitab ini panjang sekali.
Biografi yang disebutkan diurut sesuai  urutan abjad.
Kitab Mizanul I’tidal fi Naqdir Rijal
Penulisnya adalah Imam Adz Dzahabi (w. 748 H).
Kitab ini terdiri dari 4 jilid.
Kitab ini termasuk kitab yang paling lengkap dan paling baik yang memuat rawi-rawi yang cacat, dan paling banyak faedahnya. Metodenya mirip metode Ibnu Addiy.
Kitab ini memuat 11.053 rawi yang disebutkan biografinya.
Imam Adz Dzahabi menyebutkan orang-orang yang diperbincangkan meskipun ia tsiqah, sehingga ia dapat membelanya dan membantahnya.
Di bagian mukadimah, ia menerangkan metodenya, dimana ia menyusun kitab ini setelah kitabnya Al Mughni fidh Dhu’afa, dan di kitab ini ia membicarakan secara panjang lebar dan menambah dengan beberapa nama di luar kitab Al Mugni.
Ia juga menyebutkan macam-macam rawi yang diperbincangkan. Demikian pula mengurutkannya sesuai abjad dengan melihat nama rawi dan nama ayahnya.
Ia juga membuatkan kode pada nama rawi untuk imam Ahli Hadits pemilik kitab yang enam yang menyebutkannya dalam kitab mereka dengan kode yang masyhur. Jika semua imam itu sama-sama menyebutkan rawi itu dalam kitab mereka, maka kodenya ‘  ع  ’ dan jika hanya empat kitab sunan saja, maka kodenya ‘  عو  ’ .
Imam Adz Dzahabi menyebutkan nama-nama rawi laki-laki dan perempuan sesuai huruf abjad. Selanjutnya menyebutkan kunyah, lalu yang dikenal dengan nama ayahnya, yang dikenal dengan nisbatnya, laqab (gelar)nya, kemudian nama-nama yang majhul, kemudian wanita-wanita yang majhul, kemudian kunyah (nama panggilan) kaum wanita, lalu mereka yang tidak disebutkan namanya.
Kitab Lisanul Mizan karya Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H)
Kitab ini terdiri dari 8 jilid.
Penulis mengambil dari kitab Mizanul I’tidal biografi rawi yang tidak disebutkan dalam kitab Tahdzibul Kamal dan menambahkan dengan sejumlah rawi yang diperbicangkan.
Rawi tambahan yang dimasukkan ia beri kode ‘ ز  ’, sedangkan tambahan yang diambilnya dari Dzail Al Hafizh Al Iraqi terhadap Al Mizan diberi kode ‘ ذ ’.
Tambahan yang berupa catatan dan kesimpulan di sela-sela biografi rawi yang diambilnya dari Mizanul I’tidal, maka ditutupnya pernyataan Adz Dzahabi dengan kalimat ‘  انتهى  ’ (selesai) selebihnya adalah perkataan Al Hafizh.
Penulisnya juga mengosongkan nama-nama yang dihilangkan dari Al Mizan, lalu disebutkan pada pasal di bagian akhir kitab.
Rawi-rawi yang disebutkan diurutkan sesuai abjad. Setelah disebutkan nama, maka disebutkan kunyah dan diurutkan sesuai abjad, kemudian disebutkan rawi-rawai yang mubham (tidak diketahui namanya).
Al Hafizh membagi ke dalam tiga pasal.
Pertama, rawi yang dinasabkan.
Kedua, rawi yang masyhur dengan kabilah atau pekerjaan.
Ketiga, rawi yang disebutkan dengan ada tambahan kata lain.
Bersambung….
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45, Ushulut Takhrij wa Dirasah As Sanad Al Muyassarah (Dr. Imad Ali Jum’ah),  dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger