Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (16)

بسم الله الرحمن الرحيم
علوم الحديث – QAcademy
Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (16)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang mengenal Ilmu Takhrij Hadits merujuk kepada kitab Ushulut Takhrij wa Dirasah Al Asanid Al Muyassarah karya Dr. Imad Ali Jum’ah, semoga Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Mengenal Kitab Al Kasyif fi Ma’rifati Man Lahu Riwayah fil Kutubis Sittah karya Adz Dzahabi
Kitab ini merupakan ringkasan dari kitab Tahdzibul Kamal karya Al Mizziy.
Penulisnya meringkas setiap biografi rawi dengan hanya menyebutkan nama rawi dan nama ayahnya serta nama kakeknya kadang-kadang. Demikian pula menyebutkan kunyah(nama panggilan)nya, nisbatnya, gurunya yang paling masyhur, muridnya yang paling masyhur, yang biasanya disebutkan dua atau tiga orang.
Penulisnya juga menyebutkan kata atau kalimat yang menerangkan keadaan rawi dari sisi tsiqah (terpercaya) atau jarh (cacat), kemudian menyebutkan tahun wafatnya.
Di bagian atas nama rawi yang disebutkan biografinya ada kode yang mengisyaratkan tentang siapa saja di antara para pemilik Kutubus sittah yang meriwayatkannya..
Nama-nama rawi diurutkan sesuai huruf abjad.
Kode yang digunakan sebagai berikut:
خ = Bukhari
م = Muslim
د = Abu Dawud
ت = Tirmidzi
ن = Nasa’i
ق = Ibnu Majah
ع = Dalam Kutubus Sittah
4 (angka Arab 4) = Para pemilik kitab Sunan yang empat
Contoh:
د : أحمد بن إبراهيم الموصلي, أبو علي, عن شريك وحماد بن زيد وطبقتهما, وعنه : د, والبغوي, وأبو يعلى, و خلق, وثق, مات 236 هـ
Ahmad bin Ibrahim Al Maushiliy, Abu Ali, dari Syarik dan Hammad bin Zaid, serta thabaqah keduanya. Darinya pula Abu Dawud meriwayatkan, demikian pula Baghawi, Abu Ya’la, dan lainnya. Ia ditsiqahkan, wafat pada tahun 236 H.
Mengenal kitab Tadzhibut Tahdzib karya Adz Dzahabi (w. 748 H)
Penulisnya mengikuti pengurutan Imam Al Mizziy dan menambahkan dengan beberapa hal, serta memberikan komentar terhadap banyak biografi yang disebutkan. Demikian pula memberi syakal nama dan tahun wafatnya serta membicarakan panjang lebar yang biasanya tidak disebutkan dalam kitab semacam tahdzib (penataan), Bahkan penulisnya menambahkan beberapa biografi yang didapatkannya yang terlewatkan oleh Al Mizziy.
Kitab Khulashah Tadzhib Tahdzibil Kamal
Kitab Khulashah Tadzhib Tahdzibil Kamal karya Al Khazraji (w. 924 H), yakni Shafiyyuddin Ahmad bin Abdullah.
Penulisnya menyebutkan biografi para perawi yang disebutkan dalam Kutubus Sittah dan karya-karyanya yang paling masyhur yang disebutkan oleh Imam Adz Dzahabi  dalam tadzhib(penataan)nya terhadap rijal atau para perawinya, dimana total kitabnya ada 25 kitab.
Ia juga mengikuti kode Al Mizziy dan Adz Dzahabi terhadap kitab-kitab itu di bagian mukadimah dan menambahkan kode lagi, yaitu kata ‘تمييز(pemisah) serta mengingatkan rawi yang tidak memiliki riwayat dalam karya-karya yang para perawinya disebutkan biografinya.
Penulisnya membagi kitab ini menjadi dua bagian:
Pertama, yang ia khususkan menyebutkan biografi para perawi dari kalangan lelaki.
Kedua, yang ia khususkan menyebutkan biografi para perawi dari kalangan kaum wanita.
Untuk bagian kaum lelaki, ia membaginya kepada dua bagian dan ada penutupnya. Bagian pertama diurutkan berdasarkan nama, sedangkan bagian kedua berdasarkan kunyah (nama panggilannya). Sedangkan di bagian akhir disebutkan delapan pasal.
Pasal pertama, terkait orang yang dikenal dengan ‘ibnu’ fulan tanpa didahulukan namanya, atau didahulukan namanya namun tidak terkenal nama itu.
Pasal kedua, terkait orang yang dikenal dengan namanya.
Pasal ketiga, terkait orang yang dikenal dengan nasabnya, dan tidak dikedepankan namanya.
Pasal keempat, terkait orang yang dikenal dengan nasabnya, namun namanya didahulukan di tengah nama-nama yang ada.
Pasal kelima, terkait mereka yang memiliki laqab (gelar) 
Pasal keenam, terkait orang yang digelari dengan kunyah (nama panggilannya)
Pasal ketujuh, terkait orang yang digelari dengan nisbatnya.
Pasal kedelapan, terkat orang-orang yang tidak diketahui namanya (mubham).
Sedangkan bagian kaum wanita sama seperti pada bagian kaum lelaki, hanyasaja untuk bagian akhir atau penutupnya ada tiga pasal, yaitu:
Pasal pertama, terkait wanita yang dikenal dengan ‘bintu’ fulan.
Pasal kedua, terkait wanita yang dikenal dengan laqab.
Pasal ketiga, terkait wanita yang majhul (tidak diketahui).
Penulisnya juga mengurutkan nama sesuai abjad. Jika nama sebagian rawi tidak ada yang menyamai, maka diletakkan pada pasal bagian akhir huruf yang diberi nama Fashl at Tafariq.
Demikian juga di dalamnya penulis menambahkan sebagian biografi yang ada di kitab Adz Dzahabi dan diberi kode dengan kata ‘تمييز’.
Penulisnya tidak memiliki manhaj (metode khusus) dalam menyebutkan biografi, terkadang ia menyebutkan jarh wa ta’dil, dan terkadang dibiarkan begitu saja, terkadang disebutkan tahun wafat dan terkadang tidak disebutkan, akan tetapi penulisnya selalu menyebutkan sebagian guru si rawi dan sebagian muridnya.
Penulisnya juga tidak meringkas pendapat para imam terkait jarh wa ta’dil yang disebutkan terkait seorang perawi, namun ia hanya menisbatkan sebagian pernyataan itu kepada orang yang menyatakannya seperti pernyataannya ‘ditsiqahkan oleh si fulan’ atau ‘didhaifkan oleh si fulan’.
Catatan terhadap kitab ini
a. Dalam kitab ini tidak disebutkan jarh wa ta’dil pada sebagian besar perawi, dimana hal ini dapat menurunkan kualitas kitab.
b. Kitab ini juga tidak menyebutkan tanggal wafat pada kebanyakan biografi rawi yang disebutkan. Ini adalah kekurangan yang besar meskipun lebih ringan daripada sebelumnya.
c. Imam Adz Dzahabi dan Ibnu Hajar meringkas pendapat para imam jarh wa ta’dil, lalu keduanya menyampaikan pernyataan yang menerangkan tingkat keadaan rawi yang sesuai, sedangkan Al Khazraji hanya menukil saja.
Contoh isi kitab
1.  خ عم = Zaid bin Akhzam dengan dua mu’jamatain  (dengan huruf kha dan zai) Ath Thaa’iy, yakni Abu Thalib Al Bashri Al Hafizh, dari Yahya Al Qaththan dan Salm bin Qutaibah serta Mu’adz bin Hisyam. Daripadanya  خ عم meriwayatkan, ditsiqahkan oleh Abu Hatim. Ia dibunuh oleh orang-orang Zenj di Basrah pada tahun 257 H.
2.  ت  س = Zaid bin Zhabiyyan Al Kufi, dari Abu Dzar, dan daripadanya Rib’i bin Kharrasy meriwayatkan.
3.  عم = Ashim bin Dhamurah As Saluli Al Kufi dari Ali, dan daripadanya Habib bin Abi Tsabit dan Al Hakam bin Utaibah meriwayatkan. Ia ditsiqahkan oleh Ibnul Madini dan Ibnu Ma’in, namun dibicarakan oleh selain mereka berdua. Khalifah berkata, “Ia wafat pada tahun 174 H.
4.  د = Abdurrahman bin Qais Al ‘Atakiy (dengan titik dua di atas/ta), yakni Abu Rauh Al Bashri, dari Yahya bin Ya’mar, dan darinya pula Yahya Al Qaththan meriwayatkan.
Mengenal Kitab Tahdzibut Tahdzib karya Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H) terdiri dari 12 jilid
Kitab ini merupakan ringkasan kitab Tahdzibul Kamal karya Al Mizziy, dimana penulisnya hanya membatasi terkait Jarh wa Ta’dil yang bermanfaat saja.
Di dalam kitab ini dihilangkan hadits-hadits yang disebutkan Adz Dzahabi dari riwayatnya yang ali/tinggi yang mencapai 1/3 kitab.
Penulisnya juga banyak menghilangkan nama-nama guru perawi yang disebutkan biografinya serta murid-muridnya yang disebutkan secara panjang lebar oleh Al Mizziy, dan hanya membatasi dengan yang masyhur dan lebih hafal.
Untuk biografi rawi yang singkat pada umumnya tidak dihilangkan.
Guru-guru dan murid-murid rawi yang disebutkan biografinya diurutkan sesuai usia, hafalan, isnad, kerabat, namun tidak sesuai urutan abjad.
Penulisnya juga menghilangkan pembicaraan panjang lebar yang tidak menunjukkan terhadap jarh wa ta’dil.
Penulisnya juga menambahkan pendapat para imam jarh wa ta’dil yang didapatkanya dari kitab yang lain pada biografi rawi tersebut.
Terkadang disebutkan sebagian perkataan dari kitab asalnya secara makna dengan mengutamakan inti, dan terkadang ia tambahkan pada sebagian kalimat singkat karena ada maslahat.
Demikian juga penulisnya banyak menghilangkan khilaf terkait kapan wafat rawi tersebut kecuali yang ada maslahatnya.
Penulisnya tidak menghilangkan para perawi yang disebutkan dalam kitab Tahdzibul Kamal.
Penulisnya menambahkan sebagian biografi sesuai syaratnya, dan dibedakan dengan menuliskan nama rawi itu dan nama ayahnya dengan warna merah.
Penulisnya menambahkan komentar pada sebagian biografi yang tidak disebutkan di kitab asal, dengan perkataan ‘Qultu’ (menurut saya).
Penulisnya mengikuti metode Al Mizziy dalam mengurutkan biografi dan kode, akan tetapi ia menghilangkan tiga kode, yaitu:    مق – سي - ص   .
Penulisnya juga menghilangkan tiga pasal yang terkait syarat para pemilik kitab yang enam (kutubus sittah), dorongan untuk meriwayatkan dari orang-orang yang tsiqah, dan terkait biografi Nabawi.
Penulisnya menambahkan isinya dengan kitab Tadzhibut Tahdzib karya Adz Dzahabi dan kitab Ikmal Tahdzibil Kamal karya Mughalthay.
Bersambung….
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45, Ushulut Takhrij wa Dirasah As Sanad Al Muyassarah (Dr. Imad Ali Jum’ah),  dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger