Kisah-Kisah Shahih (8)

Sabtu, 30 November 2013
بسم الله الرحمن الرحيم
Kisah-Kisah Shahih (8)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kisah-kisah shahih yang disampaikan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
KISAH TIGA BOCAH DALAM BUAIAN YANG BISA BERBICARA
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « لَمْ يَتَكَلَّمْ فِى الْمَهْدِ إِلاَّ ثَلاَثَةٌ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَصَاحِبُ جُرَيْجٍ وَكَانَ جُرَيْجٌ رَجُلاً عَابِدًا فَاتَّخَذَ صَوْمَعَةً فَكَانَ فِيهَا فَأَتَتْهُ أُمُّهُ وَهُوَ يُصَلِّى فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ . فَقَالَ يَا رَبِّ أُمِّى وَصَلاَتِى . فَأَقْبَلَ عَلَى صَلاَتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّى فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ يَا رَبِّ أُمِّى وَصَلاَتِى فَأَقْبَلَ عَلَى صَلاَتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّى فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ . فَقَالَ أَىْ رَبِّ أُمِّى وَصَلاَتِى . فَأَقْبَلَ عَلَى صَلاَتِهِ فَقَالَتِ اللَّهُمَّ لاَ تُمِتْهُ حَتَّى يَنْظُرَ إِلَى وُجُوهِ الْمُومِسَاتِ . فَتَذَاكَرَ بَنُو إِسْرَائِيلَ جُرَيْجًا وَعِبَادَتَهُ وَكَانَتِ امْرَأَةٌ بَغِىٌّ يُتَمَثَّلُ بِحُسْنِهَا فَقَالَتْ إِنْ شِئْتُمْ لأَفْتِنَنَّهُ لَكُمْ - قَالَ - فَتَعَرَّضَتْ لَهُ فَلَمْ يَلْتَفِتْ إِلَيْهَا فَأَتَتْ رَاعِيًا كَانَ يَأْوِى إِلَى صَوْمَعَتِهِ فَأَمْكَنَتْهُ مِنْ نَفْسِهَا فَوَقَعَ عَلَيْهَا فَحَمَلَتْ فَلَمَّا وَلَدَتْ قَالَتْ هُوَ مِنْ جُرَيْجٍ . فَأَتَوْهُ فَاسْتَنْزَلُوهُ وَهَدَمُوا صَوْمَعَتَهُ وَجَعَلُوا يَضْرِبُونَهُ فَقَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا زَنَيْتَ بِهَذِهِ الْبَغِىِّ فَوَلَدَتْ مِنْكَ . فَقَالَ أَيْنَ الصَّبِىُّ فَجَاءُوا بِهِ فَقَالَ دَعُونِى حَتَّى أُصَلِّىَ فَصَلَّى فَلَمَّا انْصَرَفَ أَتَى الصَّبِىَّ فَطَعَنَ فِى بَطْنِهِ وَقَالَ يَا غُلاَمُ مَنْ أَبُوكَ قَالَ فُلاَنٌ الرَّاعِى - قَالَ - فَأَقْبَلُوا عَلَى جُرَيْجٍ يُقَبِّلُونَهُ وَيَتَمَسَّحُونَ بِهِ وَقَالُوا نَبْنِى لَكَ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ . قَالَ لاَ أَعِيدُوهَا مِنْ طِينٍ كَمَا كَانَتْ . فَفَعَلُوا . وَبَيْنَا صَبِىٌّ يَرْضَعُ مِنْ أُمِّهِ فَمَرَّ رَجُلٌ رَاكِبٌ عَلَى دَابَّةٍ فَارِهَةٍ وَشَارَةٍ حَسَنَةٍ فَقَالَتْ أُمُّهُ اللَّهُمَّ اجْعَلِ ابْنِى مِثْلَ هَذَا . فَتَرَكَ الثَّدْىَ وَأَقْبَلَ إِلَيْهِ فَنَظَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْنِى مِثْلَهُ . ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى ثَدْيِهِ فَجَعَلَ يَرْتَضِعُ . قَالَ فَكَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَحْكِى ارْتِضَاعَهُ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ فِى فَمِهِ فَجَعَلَ يَمُصُّهَا . قَالَ وَمَرُّوا بِجَارِيَةٍ وَهُمْ يَضْرِبُونَهَا وَيَقُولُونَ زَنَيْتِ سَرَقْتِ . وَهِىَ تَقُولُ حَسْبِىَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ . فَقَالَتْ أُمُّهُ اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلِ ابْنِى مِثْلَهَا . فَتَرَكَ الرَّضَاعَ وَنَظَرَ إِلَيْهَا فَقَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِثْلَهَا . فَهُنَاكَ تَرَاجَعَا الْحَدِيثَ فَقَالَتْ حَلْقَى مَرَّ رَجُلٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ فَقُلْتُ اللَّهُمَّ اجْعَلِ ابْنِى مِثْلَهُ . فَقُلْتَ اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْنِى مِثْلَهُ . وَمَرُّوا بِهَذِهِ الأَمَةِ وَهُمْ يَضْرِبُونَهَا وَيَقُولُونَ زَنَيْتِ سَرَقْتِ . فَقُلْتُ اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلِ ابْنِى مِثْلَهَا . فَقُلْتَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِثْلَهَا قَالَ إِنَّ ذَاكَ الرَّجُلَ كَانَ جَبَّارًا فَقُلْتُ اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْنِى مِثْلَهُ . وَإِنَّ هَذِهِ يَقُولُونَ لَهَا زَنَيْتِ . وَلَمْ تَزْنِ وَسَرَقْتِ وَلَمْ تَسْرِقْ فَقُلْتُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِثْلَهَا .    
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Tidak ada yang bisa berbicara dalam buaian kecuali tiga orang; Isa putera Maryam, kawan Juraij. Juraij adalah seorang ahli ibadah, ia mengambil tempat untuk ibadahnya dan biasa berada di sana. Suatu ketika ibunya datang pada saat ia sedang shalat dan berkata, “Wahai Juraij!” Juraij berkata (dalam hati), “Ya Rabbi, ibuku (aku datangi) atau shalatku?” Lalu ia tetap meneruskan shalat (sunatnya), maka ibunya pergi. Besoknya, ibunya datang lagi ketika ia sedang shalat dan berkata, “Wahai Juraij!” Juraij berkata (dalam hati), “Ya Rabbi, ibuku (aku datangi) atau shalatku?” Lalu ia tetap meneruskan shalat (sunatnya), maka ibunya pergi. Besoknya ibunya datang lagi pada saat ia sedang shalat dan berkata, “Wahai Juraij!” Juraij berkata (dalam hati), “Ya Rabbi, ibuku (aku datangi) atau shalatku?” Lalu ia tetap meneruskan shalat (sunatnya).” Maka ibunya berdoa, “Ya Allah, janganlah engkau matikan dia sampai dia melihat wajah-wajah para wanita pelacur.” Lalu Bani Israil menyebut-nyebut tentang Juraij dan ibadahnya. Ketika itu ada seorang wanita pelacur yang terkenal dengan kecantikannya, ia berkata, “Jika kamu mau, maka saya akan menggodanya untuk kamu.” Lalu ia menyodorkan dirinya kepada Juraij, tetapi ia tidak peduli terhadapnya. Maka wanita ini mendatangi seorang penggembala kambing yang pulang ke tempat ibadah (Juraij) dan menyodorkan dirinya kepadanya, lalu penggembala itu menggaulinya sehingga wanita itu hamil. Ketika ia telah melahirkan, maka ia berkata, “Ini adalah anak Juraij.” Maka orang-orang mendatangi Juraij dan menyuruhnya turun dari tempat ibadahnya dan merobohkan tempat ibadahnya lalu memukulinya, maka Juraij berkata, “Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab, “Engkau telah berzina dengan pelacur ini sehingga ia melahirkan anak darimu.” Juraij berkata, “Di mana anak itu?” Lalu mereka membawa ke hadapannya. Juraij berkata, “Biarkan saya shalat.” Maka dia shalat, setelah selesai, maka dia mendatangi anak itu dan menekan perutnya sambil berkata, “Wahai anak, siapa bapakmu?” Dia menjawab, “Si fulan penggembala kambing.” Lalu mereka mendatangi Juraij, menciumnya dan mengusap-usapnya sambil berkata, “Kami akan membuatkan rumah ibadahmu dari emas.” Dia (Juraij) menjawab, “Tidak perlu.” Buatkanlah dari tanah sebagaimana biasanya.” Maka mereka melakukannya. Kemudian (yang ketiga) seorang bayi yang sedang menyusu kepada ibunya, lalu ada seorang laki-laki yang menaiki kendaraannya dengan tangkas dan berpakaian bagus, maka ibunya berkata, “Ya Allah, jadikanlah anakku ini seperti orang itu.” Lalu anak itu melepaskan teteknya, menghadap dan melihatnya sambil berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia.” Lalu ia menghadap ke tetek lagi dan menyusu kembali. (Abu Hurairah berkata), “Sepertinya aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang penyusuannya, yaitu dengan jari telunjuknya ke mulutnya dan menyedotnya. (Abu Hurairah melanjutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), “Kemudian keduanya melewati seorang budak wanita yang dipukuli dan dituduh, “Engkau telah berzina dan mencuri.” Sedangkan wanita itu berkata, “Cukuplah Allah bagiku, dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung.” Ibunya berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia.” Maka anaknya melepaskan penyusuannya dan melihat kepadanya sambil berkata, “Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia.” Ketika itulah terjadi perselisihan dalam pembicaraan. Ibunya berkata, “Celaka aku, ada seorang yang lewat dengan penampilannya yang bagus, lalu aku katakan, “Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia.” Tetapi kamu malah mengatakan, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia.” Dan ketika melewati budak ini sedangkan mereka memukulinya dengan megatakan terhadapnya, “Kamu telah berzina! Kamu telah mencuri!” Aku mengatakan, “Ya Allah, jangan Engkau jadikan anakku seperti dia.” Tetapi kamu malah mengatakan, “Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia.” Anaknya menjawab, “Sesungguhnya orang itu adalah orang yang kejam, maka aku berkata, “Ya Allah, jangan Engkau jadikan aku seperti dia.” Sedangkan wanita ini, orang-orang menuduhnya, “Kamu telah berzina.” Padahal ia tidak berzina, (dituduh), “Kamu telah mencuri,” padahal ia tidak mencuri, maka aku mengatakan, “Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia.”  (HR. Bukhari dan Muslim)
KISAH SEORANG YANG DIBERKAHI HARTANYA
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « بَيْنَا رَجُلٌ بِفَلاَةٍ مِنَ الأَرْضِ فَسَمِعَ صَوْتًا فِى سَحَابَةٍ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلاَنٍ . فَتَنَحَّى ذَلِكَ السَّحَابُ فَأَفْرَغَ مَاءَهُ فِى حَرَّةٍ فَإِذَا شَرْجَةٌ مِنْ تِلْكَ الشِّرَاجِ قَدِ اسْتَوْعَبَتْ ذَلِكَ الْمَاءَ كُلَّهُ فَتَتَبَّعَ الْمَاءَ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ فِى حَدِيقَتِهِ يُحَوِّلُ الْمَاءَ بِمِسْحَاتِهِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ مَا اسْمُكَ قَالَ فُلاَنٌ . لِلاِسْمِ الَّذِى سَمِعَ فِى السَّحَابَةِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ لِمَ تَسْأَلُنِى عَنِ اسْمِى فَقَالَ إِنِّى سَمِعْتُ صَوْتًا فِى السَّحَابِ الَّذِى هَذَا مَاؤُهُ يَقُولُ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلاَنٍ لاِسْمِكَ فَمَا تَصْنَعُ فِيهَا قَالَ أَمَّا إِذَا قُلْتَ هَذَا فَإِنِّى أَنْظُرُ إِلَى مَا يَخْرُجُ مِنْهَا فَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ وَآكُلُ أَنَا وَعِيَالِى ثُلُثًا وَأَرُدُّ فِيهَا ثُلُثَهُ » .     
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di tanah lapang tiba-tiba ia mendengar suara di awan yang bunyinya, “Siramilah kebun si fulan.” Maka awan itu bergeser dan menurunkan airnya ke tanah berbatu hitam sehingga salah satu selokan di antara selokan yang ada penuh berisi air, maka ia menelusuri ke mana air mengalir, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berdiri di kebunnya yang memindahkan air dengan sekopnya, lalu ia berkata, “Wahai hamba Allah, siapa namamu?” Ia menjawab, “Fulan,” Sesuai nama yang didengarnya di awan. Lalu orang itu kembali bertanya, “Wahai hamba Allah, mengapa engkau bertanya tentang namaku?” Ia menjawab, “Sesungguhnya aku mendengar suara di awan yang di sinilah airnya (dialirkan) bunyinya, “Siramilah kebun si fulan,” menyebut namamu. Memangnya, apa yang engkau lakukan dengan kebunmu?” Ia menjawab, “Jika kamu bertanya begitu, maka sesungguhnya aku memperhatilkan hasil dari kebun ini, sepertiganya aku sedekahkan, sepertiga lagi aku makan bersama keluargaku, dan sepertiga lagi aku kembalikan ke kebun.” (HR. Muslim)
KISAH ORANG YANG MEMUDAHKAN HUTANG ORANG LAIN
عَنْ حُذَيْفَةَ رضي الله عنهم قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « تَلَقَّتِ الْمَلاَئِكَةُ رُوحَ رَجُلٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَقَالُوا أَعَمِلْتَ مِنَ الْخَيْرِ شَيْئًا قَالَ لاَ . قَالُوا تَذَكَّرْ . قَالَ كُنْتُ أُدَايِنُ النَّاسَ فَآمُرُ فِتْيَانِى أَنْ يُنْظِرُوا الْمُعْسِرَ وَيَتَجَوَّزُوا عَنِ الْمُوسِرِ - قَالَ - قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَجَوَّزُوا عَنْهُ » . 
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Para malaikat bertemu dengan ruh seorang yang hidup sebelum kamu lalu mereka berkata (kepadanya), “Pernahkah kamu berbuat baik meskipun sedikit?” Dia menjawab, “Tidak.” Mereka berkata lagi, “Cobalah ingat,” Ia pun berkata, “Aku pernah memberi pinjaman kepada orang lain, lalu aku memerintahkan pelayanku untuk memberi tangguh kepada orang yang susah dan mempermudah yang mampu membayar.” Allah ‘Azza wa Jalla pun berfirman, “Maafkanlah (kesalahan) dia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
KISAH ORANG YANG BERSUMPAH MENDAHULUI ALLAH TA'ALA TERHADAP SESEORANG
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ أَقْصِرْ فَوَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ أَقْصِرْ فَقَالَ خَلِّنِي وَرَبِّي أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا فَقَالَ وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي وَقَالَ لِلْآخَرِ اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua orang yang bersaudara di kalangan Bani Israil. Yang satu melakukan dosa, sedangkan yang lain rajin beribadah. Orang yang rajin beribadah ini selalu memperhatikan saudaranya itu di atas dosa, ia berkata, “Berhentilah.” Suatu hari ia mendapatkan saudaranya mengerjakan dosa, lalu ia berkata, “Berhentilah.” Saudaranya menjawab, “Biarkanlah aku dengan Tuhanku, apakah engkau diutus untuk mengawasiku.” Ia pun berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni kamu atau tidak akan memasukkan kamu ke surga.” Maka Allah mencabut ruh keduanya, dan keduanya berkumpul di hadapan Rabbuil ‘alamin, maka Allah berfirman kepada orang yang rajin beribadah itu, “Apakah kamu mengetahui Diriku? Atau apakah engkau berkuasa terhadap apa yang ada di Tangaku?” Lalu Dia berfirman kepada yang melakukan dosa, “Pergilah, masuklah ke surga dengan rahmat-Ku.” Sedangkan kepada saudaranya itu, Allah berfirman, “Bawalah dia ke neraka.” Abu Hurairah berkata, “Demi Allah yang jiwaku di Tangan-Nya, ia telah mengucapkan kata-kata yang membuat binasa dunia dan akhiratnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud 4901).
Bersambung...
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger