Kisah-Kisah Shahih (6)

بسم الله الرحمن الرحيم
Kisah-Kisah Shahih (6)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kisah-kisah shahih yang disampaikan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
KISAH DUA ORANG IBU YANG SALAH SEORANG ANAK DARI KEDUANYA DICURI SERIGALA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " كَانَتِ امْرَأَتَانِ مَعَهُمَا ابْنَاهُمَا، جَاءَ الذِّئْبُ فَذَهَبَ بِابْنِ إِحْدَاهُمَا، فَقَالَتْ لِصَاحِبَتِهَا: إِنَّمَا ذَهَبَ بِابْنِكِ وَقَالَتِ الأُخْرَى: إِنَّمَا ذَهَبَ بِابْنِكِ، فَتَحَاكَمَتَا إِلَى دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَضَى بِهِ لِلْكُبْرَى، فَخَرَجَتَا عَلَى سُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ فَأَخْبَرَتَاهُ، فَقَالَ: ائْتُونِي بِالسِّكِّينِ أَشُقُّهُ بَيْنَهُمَا، فَقَالَتِ الصُّغْرَى: لاَ تَفْعَلْ يَرْحَمُكَ اللَّهُ هُوَ ابْنُهَا فَقَضَى بِهِ لِلصُّغْرَى " قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: «وَاللَّهِ إِنْ سَمِعْتُ بِالسِّكِّينِ قَطُّ إِلَّا يَوْمَئِذٍ، وَمَا كُنَّا نَقُولُ إِلَّا المُدْيَةَ»
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dahulu ada dua orang wanita yang masing-masingnya membawa anaknya, lalu ada serigala yang membawa anak salah seorang dari keduanya, maka wanita itu berkata kepada temannya, "Sesungguhnya serigala itu membawa anakmu," wanita yang satu lagi berkata, "Serigala itu yang membawa anakmu." Akhirnya keduanya membawa masalah itu kepada Nabi Dawud 'alaihis salam, lalu Dawud memutuskan, bahwa anak itu untuk wanita yang tua, maka keduanya keluar dan mendatangi Nabi Sulaiman bin Dawud 'alaihimas salam lalu memberitahukan kejadian itu, maka Nabi Sulaiman berkata, "Bawalah kepadaku sikkin (pisau), agar aku membelah untuk keduanya." Wanita muda menjawab, "Jangan kamu lakukan itu, semoga Allah merahmatimu. Dia adalah anaknya." Maka Nabi Sulaiman memutuskan bahwa anak itu untuk wanita muda." Abu Hurairah berkata, "Demi Allah, aku tidak mendengar kata "sikkin" (pisau) kecuali pada hari itu. Sebelumnya kami biasa menyebutnya "Mudyah (pisau)." (HR. Bukhari dan Muslim)
KISAH NABI AYYUB 'ALAIHIS SALAM
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: " «إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ أَيُّوبَ كَانَ فِي بَلَائِهِ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ سَنَةً، فَرَفَضَهُ الْقَرِيبُ وَالْبَعِيدُ إِلَّا رَجُلَانِ مِنْ إِخْوَانِهِ، كَانَا مِنْ أَخَصِّ إِخْوَانِهِ كَانَا يَغْدُوَانِ إِلَيْهِ وَيَرُوحَانِ إِلَيْهِ، فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: تَعْلَمُ وَاللَّهِ لَقَدْ أَذْنَبَ أَيُّوبُ ذَنْبًا مَا أَذَنَبَهُ أَحَدٌ. قَالَ صَاحِبُهُ: وَمَا ذَاكَ؟ قَالَ: مُنْذُ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ سَنَةً لَمْ يَرْحَمْهُ اللَّهُ فَيَكْشِفُ اللَّهُ عَنْهُ. فَلَمَّا رَاحَا إِلَيْهِ، لَمْ يَصْبِرِ الرَّجُلُ حَتَّى ذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، قَالَ أَيُّوبُ: مَا أَدْرِي مَا تَقُولُ، إِلَّا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ أَنِّي كُنْتُ أَمُرُّ عَلَى الرَّجُلَيْنِ يَتَنَازَعَانِ فَيَذْكُرَانِ اللَّهَ، فَأَرْجِعُ إِلَى بَيْتِي فَأُكَفِّرُ عَنْهُمَا، كَرَاهِيَةَ أَنْ يُذْكَرَ اللَّهُ إِلَّا فِي حَقٍّ. قَالَ: وَكَانَ يَخْرُجُ إِلَى حَاجَتِهِ، فَإِذَا قَضَى حَاجَتَهُ أَمْسَكَتِ امْرَأَتُهُ بِيَدِهِ حَتَّى يَبْلُغَ، فَلَمَّا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ أَبْطَأَ عَلَيْهَا، وَأُوحِيَ إِلَى أَيُّوبَ فِي مَكَانِهِ أَنِ {ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ}فَاسْتَبْطَأَتْهُ فَتَلَقَّتْهُ يَنْتَظِرُوا، وَأَقْبَلَ عَلَيْهَا قَدْ أَذْهَبَ اللَّهُ مَا بِهِ مِنَ الْبَلَاءِ وَهُوَ عَلَى أَحْسَنِ مَا كَانَ، فَلَمَّا رَأَتْهُ قَالَتْ: أَيْ بَارَكَ اللَّهُ فِيكَ، هَلْ رَأَيْتَ نَبِيَّ اللَّهِ هَذَا الْمُبْتَلَى؟ وَوَاللَّهِ عَلَى ذَلِكَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشْبَهَ بِهِ مُذْ كَانَ صَحِيحًا مِنْكَ. قَالَ: فَإِنِّي أَنَا هُوَ. وَكَانَ لَهُ أَنْدَرَانِ: أَنْدَرُ لِلْقَمْحِ وَأَنْدَرُ لِلشَّعِيرِ، فَبَعَثَ اللَّهُ سَحَابَتَيْنِ، فَلَمَّا كَانَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى أَنْدَرِ الْقَمْحِ فَرَّغَتْ فِيهِ الذَّهَبَ حَتَّى فَاضَ، وَأَفْرَغَتِ الْأُخْرَى عَلَى أَنْدَرِ الشَّعِيرِ الْوَرِقَ حَتَّى فَاضَ» ".(قال الهيثمي: رَوَاهُ أَبُو يَعْلَى وَالْبَزَّارُ، وَرِجَالُ الْبَزَّارِ رِجَالُ الصَّحِيحِ).
Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Nabi Allah Ayyub mendapat cobaan selama delapan belas tahun, sehingga orang dekat dan jauhnya menjauhinya selain dua orang saudara akrabnya yang sering menjenguk di pagi dan sore. Lalu salah satunya berkata kepada yang lain, "Engkau tahu, demi Allah, dia telah melakukan dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun." Kawannya berkata, "Dosa apa itu?" Ia menjawab, "Sudah delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya dengan menghilangkan cobaan itu." Saat keduanya menjenguknya di sore, maka salah satunya tidak sabar sehingga menyampaikan masalah itu kepadanya. Ayyub berkata, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, hanyasaja Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang bertengkar, lalu keduanya menyebut nama Alllah, kemudian aku pulang ke rumahku dan membayarkan kaffarat untuk keduanya karena aku tidak suka kedua orang itu menyebut nama Allah untuk yang tidak hak." Beliau juga bersabda, "Nabi Ayyub keluar jika hendak buang hajat. Apabila ia telah selesai buang hajat, maka istrinya menuntunnya sampai ke tempat buang hajat. Suatu hari Nabi Ayyub terlambat dari istrinya, dan diwahyukan kepada Nabi Ayyub di tempatnya, "Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (Terj. QS. Shaad: 42) Istrinya menunggunya cukup lama, dia menjumpai Ayyub sambil memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara Allah telah menghilangkan penyakitnya, dan Nabi Ayyub dalam keadaan lebih tampan daripada sebelumnya. Saat istrinya melihat, istrinya langsung berkata, "Semoga Allah memberkahimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang diuji ini? Demi Allah, aku tidak melihat seorang pun yang lebih mirip ketika sehat daripada kamu?" Ayyub menjawab, "Akulah orangnya." Ayyub memiliki dua tumpukan gandum, yang satu untuk gandum dan yang satu lagi untuk jewawut, lalu Allah mengirimkan dua awan. Saat salah satu dari awan itu berada di atas tumpukan gandum, awan itu menumpahkan emas sehingga melimpah ruah, sedangkan awan yang satu lagi menumpahkan perak ke tumpukan jewawut sehingga melimpah ruah." (Al Haitsamiy berkata, "Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Al Bazzar. Para perawi Al Bazzar adalah para perawi kitab shahih." Hadits ini juga dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahiihah 1/25).
KISAH NABI YANG MEMBAKAR SARANG SEMUT
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " نَزَلَ نَبِيٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ تَحْتَ شَجَرَةٍ، فَلَدَغَتْهُ نَمْلَةٌ، فَأَمَرَ بِجَهَازِهِ فَأُخْرِجَ مِنْ تَحْتِهَا، ثُمَّ أَمَرَ بِبَيْتِهَا فَأُحْرِقَ بِالنَّارِ، فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ: فَهَلَّا نَمْلَةً وَاحِدَةً "
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Salah seorang Nabi pernah singgah di bawah pohon, lalu ia digigit oleh seekor semut, maka ia memerintahkan agar barang bawaannya dipindahkan darinya, lalu memerintahkan sarang semut itu untuk dibakar dengan api. Maka Allah mewahyukan kepadanya, "Mengapa tidak satu semut saja?" (HR. Bukhari dan Muslim)
KISAH NABI YANG MEMBANGGAKAN KEHEBATAN KAUMNYA
عَنْ صُهَيْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى هَمَسَ شَيْئًا لَا أَفْهَمُهُ وَلَا يُخْبِرُنَا بِهِ، قَالَ: " أَفَطِنْتُمْ لِي؟ " قُلْنَا: نَعَمْ. قَالَ: " إِنِّي ذَكَرْتُ نَبِيًّا مِنَ الْأَنْبِيَاءِ أُعْطِيَ جُنُودًا مِنْ قَوْمِهِ، فَقَالَ: مَنْ يُكَافِئُ هَؤُلَاءِ، أَوْ مَنْ يَقُومُ لِهَؤُلَاءِ؟ أَوْ غَيْرَهَا مِنَ الْكَلَامِ، فَأُوحِيَ إِلَيْهِ: أَنْ اخْتَرْ لِقَوْمِكَ إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ نُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ، أَوِ الْجُوعَ، أَوِ الْمَوْتَ، فَاسْتَشَارَ قَوْمَهُ فِي ذَلِكَ، فَقَالُوا: أَنْتَ نَبِيُّ اللهِ، نَكِلُّ ذَلِكَ إِلَيْكَ، خِرْ لَنَا، فَقَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، وَكَانُوا إِذَا فَزِعُوا، فَزِعُوا إِلَى الصَّلَاةِ، فَصَلَّى مَا شَاءَ اللهُ "، قَالَ: " ثُمَّ قَالَ: أَيْ رَبِّ، أَمَّا عَدُوٌّ مِنْ غَيْرِهِمْ فَلَا، أَوِ الْجُوعُ فَلَا، وَلَكِنِ الْمَوْتُ فَسُلِّطَ عَلَيْهِمُ الْمَوْتُ، فَمَاتَ مِنْهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا، فَهَمْسِي الَّذِي تَرَوْنَ أَنِّي أَقُولُ: اللهُمَّ بِكَ أُقَاتِلُ، وَبِكَ أُصَاوِلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ "
Dari Shuhaib ia berkata, “Rasulullah shallallau 'alaihi wa sallam apabila shalat mengucapkan sesuatu secara pelan yang tidak aku mengerti dan tidak menyampaikannya kepada kami." Beliau bertanya, "Apakah kalian memperhatikanku?" Kami menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Sesungguhnya aku ingat tentang salah seorang Nabi yang diberikan tentara (yang banyak) dari kaumnya, lalu ia berkata, "Siapa yang dapat menandingi mereka ini atau siapa yang dapat melawan mereka ini?" Atau mengatakan ucapan seperti itu, lalu Nabi itu diberi wahyu yang isinya, "Pilihlah untuk kaummu salah satu dari yang tiga; yaitu Kami berikan kekuasaan kepada musuh atas mereka, atau kelaparan, atau kematian." Maka Nabi itu bermusyawarah dengan kaumnya terhadap pilihan itu. Kaumnya pun berkata, "Engkau adalah Nabi Allah, kami serahkan masalah itu kepadamu. Pilihlah yang baik buat kami." Maka dia pun berdiri shalat dan ketika itu, saat mereka menghadapi urusan penting, maka mereka segera shalat, maka Nabi itu pun shalat sesuai kehendak Allah. Beliau melanjutkan sabdanya, "Wahai Tuhanku, adapun dikuasai musuh selain mereka, maka jangan. Demikian pula kelaparan. Akan tetapi kematian (yang aku pilih)." Maka kematian dikirim kepada mereka, lalu yang mati dari mereka sebanyak tujuh puluh ribu orang. Oleh karena itu, bisikanku yang kamu lihat aku mengucapkannya adalah, "Ya Allah, dengan pertolongan-Mu aku berperang, dengan pertolongan-Mu aku menyerang, dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah." (HR. Ahmad. Menurut pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah, "Isnadnya shahih sesuai syarat Muslim." Demikian pula dinyatakan oleh Al Albani dalam Ash Shahiihah no. 2459)
NABI ISA 'ALAIHIS SALAM MENDUSTAKAN DIRINYA DAN MEMBENARKAN PENCURI
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " رَأَى عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَجُلًا يَسْرِقُ، فَقَالَ لَهُ عِيسَى: سَرَقْتَ؟ قَالَ: كَلَّا، وَالَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَقَالَ: عِيسَى آمَنْتُ بِاللهِ وَكَذَّبْتُ نَفْسِي "
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Isa putera Maryam pernah melihat seseorang mencuri, lalu Isa bertanya kepadanya, "Apakah kamu mencuri?" Orang itu menjawab, "Sekali-kali tidak, demi Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia." Isa pun berkata, "Aku beriman kepada Allah dan aku dustakan diriku." (HR. Bukhari dan Muslim)
KISAH ORANG YANG DICINTAI ALLAH SUBHAANAHU WA TA'ALA KARENA CINTA KEPADA SAUDARANYA KARENA ALLAH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، " أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ، عَلَى مَدْرَجَتِهِ، مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ، قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لَا، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ، بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (Beliau bersabda), "Ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus seorang malaikat untuk mengawasinya di jalan. Ketika malaikat itu bertemu dengannya, ia (malaikat) berkata, "Hendak ke mana kamu?" Orang itu menjawab, "Hendak menemui saudaraku di desa ini." Malaikat itu bertanya lagi, "Adakah kamu memiliki nikmat yang akan kamu kembangkan dengannya?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak. Hanyasaja aku mencintainya karena Allah 'Azza wa Jalla." Malaikat pun berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk menyampaikan, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena-Nya." (HR. Mulim)
Bersambung...
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger