بسم
الله الرحمن الرحيم
Pintu-Pintu Pahala (2)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kumpulan hadits yang kami
ambil dari kitab kecil Abwabul Ujur (pintu-pintu pahala) yang disusun
oleh Kantor Penyuluhan Al Jaliyat di Zulfi-Saudi Arabia yang telah kami
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan
risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Keutamaan
Dzikrullah
12. Ucapan Tasbih
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ
وَبِحَمْدِهِ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ ، وَإِنْ كَانَتْ
مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ » .
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa
sallam bersabda, “Barang siapa yang mengucapkan “Subhaanallah wa bihamdih”
(artinya “Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya”) dalam sehari seratus kali,
maka akan digugurkan kesalahan-kesalahannya meskipun sebanyak buih di lautan.”
(Muttafaq ‘alaih: 6405, 6842)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِى
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ . لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ
أَوْ زَادَ عَلَيْهِ » .
Dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang mengucapkan di pagi hari dan sore hari, “Subhaanalllah wa
bihamdih” seratus kali, maka tidak ada seorang pun yang dapat menandingi
yang dibawanya pada hari kiamat, kecuali orang yang mengucapkan seperti yang
diucapkannya atau lebih.” (HR. Muslim: 6843)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ
فِى الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ » .
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallalllahu
'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di
timbangan dan dicintai Ar Rahman; Subhaanallah wa bihamdih, Subhaanallahil
‘azhiim (artinya: Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya, Mahasuci Allah Yang
Maha Agung).” (Muttafaq ‘alaih: 6406, 6846, dan ini adalah lafaz Muslim)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ
إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ » .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia
berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, aku
mengucapkan, “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaahaillallah wallahu
akbar” (artinya: Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah dan Allah maha Besar) lebih aku cintai daripada apa yang disinari
matahari terbit.” (HR. Muslim: 6847)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ
ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ
ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ
مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ » .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam: “Barang siapa yang bertasbih
(mengucapkan subhaanallah) setiap selesai shalat 33 kali, bertahmid
(mengucapkan Al Hamdulillah) 33 kali dan bertakbir (mengucapkan Allahu akbar)
33 kali, sehingga jumlahnya 99 kali. Lalu ia sempurnakan dengan mengucapkan “Laailaahaillallahu
wahdahuu laa…dst. sampai wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadir. (artinya:
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan untuk-Nyalah segala pujian dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu), maka akan diampuni kesalahan-kesalahannya meskipun sebanyak
buih di lautan.” (HR. Muslim: 1352)
13. Ucapan “Laa haula wa laa quwwata
illaa billah”.
عَنْ أَبِى مُوسَى الأَشْعَرِىِّ قَالَ :
قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ :« يَا أَبَا مُوسَى - أَوْ
يَا عَبْدَ اللَّهِ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزِ الْجَنَّةِ ؟ » .
قُلْتُ : بَلَى . قَالَ :« لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ » .
Dari Abu Musa Al
Asy’ariy radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa
sallam bersabda kepadaku, “Wahai Abu Musa! –atau wahai Abdullah!- Maukah kamu
aku tunjukkan sebuah kalimat yang termasuk perbendaharaan surga?” Aku menjawab,
“Ya, mau.” Beliau bersabda, “Yaitu Laa haula wa laa quwwata illaa billah
(artinya: “Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah”).”
(Muttafaq ‘alaih: 6409, 6868)
14. Sayyidul istighfar (Istighfar
utama).
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ - رضى الله عنه
- عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم : « سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ،
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، اغْفِرْ لِى
، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ » . قَالَ : « وَمَنْ
قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِناً بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ
، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ
بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ » .
Dari Syaddad bin
Aus radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallalllahu 'alaihi wa sallam (Beliau bersabda),
“Sayyidul istighfar (istighfar utama) adalah kamu mengucapkan: “Allahumma
anta rabbi…..dst. hingga illaa anta.” (artinya: Ya Allah, Engkau
adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau
menciptakan aku, dan aku hamba-Mu. Aku berada di atas ikatan dan perjanjian
dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku
mengakui nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosaku.
Ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa
selain Engkau) Beliau bersabda, “Barang siapa yang mengucapkannya di bagian
dari siang hari (pada pagi hari) dengan meyakininya, lalu ia meninggal pada
siang harinya sebelum tiba sore hari, maka dia termasuk penghuni surga. Dan
siapa yang mengucapkannya di bagian dari malam hari (pada sore hari) dengan
meyakininya, lalu ia meninggal sebelum tiba pagi harinya, maka dia termasuk
penghuni surga.” (HR. Bukhari: 6306)
15. Doa ketika terbangun di malam
hari.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ عَنِ
النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ : فَقَالَ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ
الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسُبْحَانَ
اللَّهِ ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى . أَوْ دَعَا
اسْتُجِيبَ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ » .
Dari ‘Ubadah bin
Ash Shaamit: Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barang
siapa yang terbangun dari tidurnya, lalu mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
قَدِيرٌ . الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci Allah, Tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah, Allah Mahabesar dan tidak ada daya serta
upaya kecuali dengan pertolongan Allah.”
Kemudian berkata,
“Ya Allah, ampunilah aku,” atau dia berdoa, maka doanya akan dikabulkan. Jika
dia berwudhu lalu shalat, maka shalatnya akan diterima.” (HR. Bukhari 1154)
16.Tahlil
(Mengucapkan Laailaahaillallah)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه -
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « مَنْ قَالَ : لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ،
وَهْوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ
عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ
مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ ،
حَتَّى يُمْسِىَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ
رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ » .
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَحْدَهُ لاَ
شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهْوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
قَدِيرٌ
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada
sekutu bagi-Nya. milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa
terhadap atas sesuatu.”
Dalam sehari
seratus kali, maka hal itu seimbang dengan memerdekakan sepuluh budak, dicatat untuknya
seratus kebaikan, dihapuskan seratus keburukan dan sebagai penjagaan untuknya
dari setan pada hari itu sampai sore hari. Di samping itu, tidak ada orang yang
dapat menandingi bawaannya selain orang yang mengerjakan lebih banyak lagi.”
(Muttafaq 'alaih: 6403, 6842)
عَنْ أَبِى أَيُّوبَ الأَنْصَارِىِّ قَالَ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:« مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَىْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مِرَارٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ
وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ »
Dari Abu Ayyub Al Anshariy radhiyallahu
'anhu ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang
siapa mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَحْدَهُ لاَ
شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهْوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu.”
Sebanyak
sepuluh kali, maka ia seperti memerdekakan empat orang keturunan Nabi Isma’il.”
(HR. Muslim: 6845)
17. Keutamaan majlis dzikr (seperti
majlis ilmu).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ وَأَبِى سَعِيدٍ
الْخُدْرِىِّ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ
يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ
الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ
عِنْدَهُ » .
Dari Abu Hurairah
dan Abu Sa’id Al Khudriy, dari Nabi shallalllahu 'alaihi wa sallam, Beliau
bersabda, “Tidaklah suatu kaum duduk menyebut nama Allah Azza wa Jalla kecuali
malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat akan meliputi mereka, ketenangan akan
turun, dan Allah akan menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.”
(HR. Muslim: 6855)
18. Bershalawat kepada Nabi
shallalllahu 'alaihi wa sallam.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ « مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ عَشْرًا » .
Dari Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang
bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya
sepuluh kali.” (HR. Muslim: 912)
19. Memuji Allah setelah makan dan
minum.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ
أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ
فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا » .
Dari Anas bin
Malik ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang makan sebuah makanan, lalu
ia memuji-Nya atau minum sebuah minuman lalu ia memuji-Nya.” (HR. Muslim: 6932)
Bersambung…
Wa
shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar