بسم
الله الرحمن الرحيم
Kumpulan Hadits Tentang Tauhid (2)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kumpulan hadits tentang
tauhid dan bahaya syirk. Kami kumpulkan hadits-haditsnya agar kita dapat
mencapai kesempurnaan tauhid dan terhindar dari syirk. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan
penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
KEAGUNGAN TAUHID
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ نُوحًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ قَالَ لِابْنِهِ إِنِّي قَاصٌّ عَلَيْكَ
الْوَصِيَّةَ آمُرُكَ بِاثْنَتَيْنِ وَأَنْهَاكَ عَنْ اثْنَتَيْنِ آمُرُكَ بِلَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَإِنَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعَ وَالْأَرْضِينَ السَّبْعَ
لَوْ وُضِعَتْ فِي كِفَّةٍ وَوُضِعَتْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فِي كِفَّةٍ
رَجَحَتْ بِهِنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَوْ أَنَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعَ
وَالْأَرْضِينَ السَّبْعَ كُنَّ حَلْقَةً مُبْهَمَةً قَصَمَتْهُنَّ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فَإِنَّهَا صَلَاةُ كُلِّ شَيْءٍ
وَبِهَا يُرْزَقُ الْخَلْقُ وَأَنْهَاكَ عَنْ الشِّرْكِ وَالْكِبْرِ قَالَ قُلْتُ
أَوْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الشِّرْكُ قَدْ عَرَفْنَاهُ فَمَا الْكِبْرُ
قَالَ أَنْ يَكُونَ لِأَحَدِنَا نَعْلَانِ حَسَنَتَانِ لَهُمَا شِرَاكَانِ
حَسَنَانِ قَالَ لَا قَالَ هُوَ أَنْ يَكُونَ لِأَحَدِنَا حُلَّةٌ يَلْبَسُهَا
قَالَ لَا قَالَ الْكِبْرُ هُوَ أَنْ يَكُونَ لِأَحَدِنَا دَابَّةٌ يَرْكَبُهَا
قَالَ لَا قَالَ أَفَهُوَ أَنْ يَكُونَ لِأَحَدِنَا أَصْحَابٌ يَجْلِسُونَ
إِلَيْهِ قَالَ لَا قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا الْكِبْرُ قَالَ سَفَهُ
الْحَقِّ وَغَمْصُ النَّاسِ
Dari
Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
bahwa Nabiyyullah Nuh ‘alaihis salam ketika akan meninggal berkata kepada
anaknya, “Sesungguhnya aku akan menyampaikan wasiat kepadamu; aku perintahkan
kamu dua hal dan aku larang kamu dua hal. Aku perintahkan kamu dengan
Laailaahaillallah, karena langit yang tujuh dan bumi yang tujuh jika diletakkan
di satu daun timbangan, sedangkan Laailaahaillallah diletakkan di daun
timbangan yang lain tentu lebih berat Laailaahaillallah, dan sekiranya langit
yang tujuh dan bumi yang tujuh adalah lingkaran yang tertutup, tentu akan
dibuka oleh Laailaahaillallah. Demikian juga aku memerintahkan kamu
dengan Subhaanallah wabihamdih, karena ia adalah shalat segala sesuatu
dan dengannya makhluk diberi rezeki. Aku juga melarang kamu dari berbuat syirk
dan sombong.” Aku (Abdullah bin ‘Amr) berkata atau ada yang berkata, “Wahai
Rasulullah, syirk telah kami ketahui, lalu apa itu sombong, apakah ketika salah
seorang di antara kami memiliki dua sandal yang bagus dengan kedua talinya yang
bagus (adalah kesombongan)?” Beliau menjawab, “Tidak.” Lalu ada yang berkata
lagi, “Apakah sombong itu jika salah seorang di antara kami memiliki pakaian
(indah) yang ia pakai?” Beliau menjawab, “Tidak.” Lalu ada yang berkata,
“Apakah sombong itu jika salah seorang di antara kami memiliki hewan kendaraan
yang ia naiki?” Beliau menjawab, “Tidak.” Lalu ada yang berkata, “Apakah
sombong itu jika salah seorang di antara kami memiliki kawan-kawan dimana
mereka duduk-duduk menghadapnya?” Beliau menjawab, “Tidak.” Lalu ada yang
berkata, “Wahai Rasulullah, lalu apa sombong itu?” Beliau menjawab,
“Merendahkan kebenaran dan meremehkan manusia.” [HR. Ahmad, dishahihkan oleh Hakim dan
disepakati oleh Adz Dzahabi. Al Haitsami berkata, “Para perawi Ahmad adalah
tsiqah.” Al Albani dalam Ash Shahihah (1/210) berkata, “Dan sanadnya
shahih.”].
TAUHID MEMBERATKAN TIMBANGAN
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ العَاصِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ
الخَلَائِقِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا
كُلُّ سِجِلٍّ مِثْلُ مَدِّ البَصَرِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا
شَيْئًا؟ أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الحَافِظُونَ؟ فَيَقُولُ: [ص:25] لَا يَا رَبِّ،
فَيَقُولُ: أَفَلَكَ عُذْرٌ؟ فَيَقُولُ: لَا يَا رَبِّ، فَيَقُولُ: بَلَى إِنَّ
لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً، فَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ اليَوْمَ، فَتَخْرُجُ
بِطَاقَةٌ فِيهَا: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، فَيَقُولُ: احْضُرْ وَزْنَكَ، فَيَقُولُ: يَا
رَبِّ مَا هَذِهِ البِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ، فَقَالَ: إِنَّكَ لَا
تُظْلَمُ "، قَالَ: «فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ وَالبِطَاقَةُ فِي
كَفَّةٍ، فَطَاشَتِ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتِ البِطَاقَةُ، فَلَا يَثْقُلُ مَعَ
اسْمِ اللَّهِ شَيْءٌ»
Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Aash ia
berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
akan memisahkan salah seorang dari umatku di hadapan banyak mahkluk pada hari
Kiamat, lalu dibukalah 99 catatan amal yang besar, masing-masing catatan amal
(panjang dan lebarnya) sejauh pandangan mata, lalu Allah berfirman, “Apakah
kamu mengingkari hal ini? Apakah para pencatat-Ku yang selalu menjaga (amalmu)
menzalimimu?" Dia berkata, “Tidak, wahai Tuhanku.” Allah berfirman,
“Apakah kamu punya alasan?" Ia menjawabnya, “Tidak, wahai Tuhanku.” Allah
pun berfirman, “Sebenarnya kamu memiliki kebaikan pada sisi Kami, pada hari ini
kamu tidak akan dizalimi,” lalu dikeluarkanlah sebuah lembaran yang tertulis di
situ, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah
dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”, Allah
berfirman, “Siapkan timbangan!” Ia pun
berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana lembaran ini bisa mengalahkan berat
catatan-catatan amal (buruk).” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu tidak akan
dizalimi.” Kemudian ditaruhlah catatan-catatan amal buruk di daun timbangan
yang satu sedangkan lembaran yang tadi ditaruh di daun timbangan yang satu
lagi, maka tiba-tiba catatan-catatan amal buruk menjadi ringan dan lembaran
tadi menjadi berat. Oleh karena itu tidak ada sesuatu pun yang berat jika
dihadapkan dengan nama Allah.” (HR.
Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dan Baihaqi dalam Asy Syu'ab dan dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 1776)
TAFSIRAN TAUHID
عَنْ أَبِي مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ
وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ
Dari
Abu Malik, dari bapaknya ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang mengucapkan Laailaahaillallah
(tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah) dan mengingkari sesembahan
selain Allah, maka terpeliharalah darah dan hartanya, dan hisabnya (terhadap
urusan batinnya) terserah kepada Allah.”
[HR. Muslim].
TERMASUK SYIRK MEMAKAI KALUNG, BENANG DAN SEMISALNYA
UNTUK MENOLAK BAHAYA
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ إِلَيْهِ رَهْطٌ فَبَايَعَ
تِسْعَةً وَأَمْسَكَ عَنْ وَاحِدٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ بَايَعْتَ
تِسْعَةً وَتَرَكْتَ هَذَا قَالَ إِنَّ عَلَيْهِ تَمِيمَةً فَأَدْخَلَ يَدَهُ
فَقَطَعَهَا فَبَايَعَهُ وَقَالَ مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَك
Dari
‘Uqbah bin ‘Amir Al Juhanniy, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
pernah didatangi oleh sekelompok orang, lalu Beliau membai’at sembilan orangnya
dan tidak membai’at seseorang, lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa
engkau membai’at sembilan orang dan tidak membai’at orang ini.” Beliau
bersabda, “Sesungguhnya ia memakai tamimah (jimat).” Maka Beliau memasukkan
tangannya, lalu memutuskannya kemudian membai’atnya. Beliau bersabda,
“Barang siapa mengalungkan jimat, maka ia telah berbuat syirk.” [HR. Ahmad
dan Hakim. Al Mundziri dalam At Targhib dan Al Haitsami dalam Al
Majma’ berkata, “Para perawi Ahmad adalah tsiqah.” Hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahiihah (492)].
TENTANG
RUQYAH DAN TAMIMAH
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ
وَالتَّوْلَةَ شِرْكٌ.
Dari
Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ruqyah (mantera-mantera), jimat dan
susuk adalah syirk.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Hakim, dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 1632)
TENTANG
MENGALUNGKAN SESUATU KE LEHER MANUSIA ATAU HEWAN DENGAN TUJUAN MENGHINDARKAN
BAHAYA
عَنِ رُوَيْفِعِ بْنَ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ
لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رُوَيْفِعُ لَعَلَّ
الْحَيَاةَ سَتَطُولُ بِكَ بَعْدِي فَأَخْبِرْ النَّاسَ أَنَّهُ مَنْ عَقَدَ
لِحْيَتَهُ أَوْ تَقَلَّدَ وَتَرًا أَوْ اسْتَنْجَى بِرَجِيعِ دَابَّةٍ أَوْ
بِعَظْمٍ فَإِنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَرِيءٌ مِنْهُ
Dari Ruwaifi’ bin
Tsabit Al Anshaariy ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda kepadaku, “Wahai Ruwaifi’, semoga kamu berumur panjang setelahku.
Beritahukanlah kepada manusia, bahwa barang siapa yang mengikat janggutnya,
memasang tali busur (di lehernya atau leher hewannya dengan maksud
menghindarkan bahaya), beristinja’ dengan kotoran hewan atau tulang, maka
sesungguhnya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berlepas diri darinya.”
(HR. Ahmad dan Nasa’i dengan isnad yang shahih. Hadits ini dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 7787).
TIDAK
DIBENARKAN BERTABARRUK (CARI BERKAH) KEPADA POHON, BATU DAN SEMISALNYA
عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا خَرَجَ إِلَى حُنَيْنٍ مَرَّ بِشَجَرَةٍ
لِلْمُشْرِكِينَ يُقَالُ لَهَا ذَاتُ أَنْوَاطٍ يُعَلِّقُونَ عَلَيْهَا
أَسْلِحَتَهُمْ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ
كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سُبْحَانَ اللَّهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى اجْعَلْ لَنَا
إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ
مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
Dari Abu Waaqid Al
Laitsi, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika keluar menuju
Hunain melewati sebuah pohon milik kaum musyrikin yang bernama “Dzat Anwath”,
dimana mereka (kaum musyrikin) menggantungkan senjata mereka di atasnya (untuk
cari berkah), lalu kaum muslimin berkata, “Wahai Rasulullah, jadikanlah untuk
kami Dzat Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzat Anwath.” Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Subhaanallah! Hal ini sama seperti ucapan kaum
Musa kepada Musa, “Jadikanlah untuk kami sembahan sebagaimana mereka mempunyai
sembahan.” Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh kamu akan
mengikuti jejak orang-orang sebelum kamu.” (HR. Tirmidzi dan ia
menshahihkannya, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At
Tirmidzi no. 2180).
TENTANG MENYEMBELIH
UNTUK SELAIN ALLAH SUBHAANAHU WA TA’ALA
عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ قَالَ قُلْنَا لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي
طَالِبٍ أَخْبِرْنَا بِشَيْءٍ أَسَرَّهُ إِلَيْكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا أَسَرَّ إِلَيَّ شَيْئًا كَتَمَهُ النَّاسَ
وَلَكِنِّي سَمِعْتُهُ يَقُولُ لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ
وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ
وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ غَيَّرَ الْمَنَارَ
Dari Abuth Thufail
ia berkata: Kami berkata kepada Ali bin Abi Thalib, “Beritahukanlah kepada kami
sesuatu yang dirahasiakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepadamu!”
Dia menjawab, “Beliau tidak merahasiakan sesuatu kepadaku yang Beliau
sembunyikan dari manusia yang lain, akan tetapi aku mendengar Beliau bersabda,
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah melaknat orang
yang melindungi pelaku kejahatan. Allah melaknat orang yang melaknat kedua
orang tuanya, dan Allah melaknat orang yang merubah batas tanah.” (HR. Muslim)
Bersambung…
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Kitabut Tauhid (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab), Maktabah
Syamilah, Mausu'ah Haditsiyyah Mushaghgharah (Markaz Nurul Islam), dll.
0 komentar:
Posting Komentar