بسم الله الرحمن الرحيم
Kumpulan Hadits Tentang Tauhid (3)
Segala puji bagi Allah,
shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kumpulan hadits tentang tauhid dan bahaya syirk.
Kami kumpulkan hadits-haditsnya agar kita dapat mencapai kesempurnaan tauhid
dan terhindar dari syirk. Semoga Allah
Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan
bermanfaat, Allahumma aamin.
TIDAK
DIBENARKAN BERKURBAN UNTUK ALLAH DI TEMPAT YANG DI SANA BIASA DISEMBELIH KURBAN
UNTUK SELAIN ALLAH
عَنْ ثَابِتُ بْنُ الضَّحَّاكِ قَالَ نَذَرَ رَجُلٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَنْحَرَ إِبِلًا بِبُوَانَةَ فَأَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي نَذَرْتُ أَنْ أَنْحَرَ
إِبِلًا بِبُوَانَةَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ كَانَ
فِيهَا وَثَنٌ مِنْ أَوْثَانِ الْجَاهِلِيَّةِ يُعْبَدُ قَالُوا لَا قَالَ هَلْ كَانَ
فِيهَا عِيدٌ مِنْ أَعْيَادِهِمْ قَالُوا لَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْفِ بِنَذْرِكَ فَإِنَّهُ لَا وَفَاءَ لِنَذْرٍ فِي مَعْصِيَةِ
اللَّهِ وَلَا فِيمَا لَا يَمْلِكُ ابْنُ آدَمَ
Dari Tsabit
bin Adh Dhahhak ia berkata: Ada seseorang di zaman Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam yang bernadzar untuk menyembelih unta di Buwanah, lalu ia
mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Sesungguhnya aku
bernadzar untuk menyembelih unta di Buwanah.” Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, “Apakah di sana terdapat salah satu berhala di antara
berhala-berhala Jahiliyyah yang disembah?” Para sahabat menjawab, “Tidak ada.”
Beliau bertanya lagi, “Apakah di sana terhadap salah satu peringatan di antara
peringatan mereka?” Para sahabat menjawab, “Tidak ada.” Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Penuhilah nadzarmu karena tidak boleh memenuhi
nadzar di dalam bermaksiat kepada Allah dan dalam hal yang tidak dimiliki anak Adam.”
(HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud
no. 3312)
SYIRK
(MENYEKUTUKAN ALLAH) ADALAH DOSA YANG PALING BESAR YANG DAPAT MEMBINASAKAN
SESEORANG DI DUNIA DAN AKHIRAT
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ : « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا : يَا
رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ ؟ قَالَ :« الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ،
وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ
الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ،
وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ » .
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Beliau
bersabda, “Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan!” Para sahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, apa saja itu?” Beliau menjawab, “Syirk kepada Allah,
melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali
dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan
diri dari peperangan dan menuduh wanita yang baik-baik, mukminah lagi tidak
tahu-menahu (sebagai pezina).” (HR. Bukhari dan Muslim)
MALAIKAT
SEBAGAI MAKHLUK YANG PERKASA SANGAT TAKUT KEPADA ALLAH AZZA WA JALLA
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ : « إِذَا قَضَى اللَّهُ الأَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةُ
بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَاناً لِقَوْلِهِ كَالسِّلْسِلَةِ عَلَى صَفْوَانٍ
يَنْفُذُهُمْ ذَلِكَ فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا : مَاذَا قَالَ
رَبُّكُمْ ، قَالُوا لِلَّذِى قَالَ الْحَقَّ وَهْوَ الْعَلِىُّ الْكَبِيرُ ،
فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُو السَّمْعِ ، وَمُسْتَرِقُو السَّمْعِ هَكَذَا وَاحِدٌ
فَوْقَ آخَرَ - وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِيَدِهِ ، وَفَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِ يَدِهِ
الْيُمْنَى ، نَصَبَهَا بَعْضَهَا فَوْقَ بَعْضٍ - فَرُبَّمَا أَدْرَكَ الشِّهَابُ
الْمُسْتَمِعَ ، قَبْلَ أَنْ يَرْمِىَ بِهَا إِلَى صَاحِبِهِ ، فَيُحْرِقَهُ
وَرُبَّمَا لَمْ يُدْرِكْهُ حَتَّى يَرْمِىَ بِهَا إِلَى الَّذِى يَلِيهِ إِلَى
الَّذِى هُوَ أَسْفَلُ مِنْهُ حَتَّى يُلْقُوهَا إِلَى الأَرْضِ - وَرُبَّمَا
قَالَ سُفْيَانُ : حَتَّى تَنْتَهِىَ إِلَى الأَرْضِ - فَتُلْقَى عَلَى فَمِ
السَّاحِرِ ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ فَيَصْدُقُ ، فَيَقُولُونَ
أَلَمْ يُخْبِرْنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا يَكُونُ كَذَا وَكَذَا ، فَوَجَدْنَاهُ
حَقاًّ لِلْكَلِمَةِ الَّتِى سُمِعَتْ مِنَ السَّمَاءِ » .
Dari Abu
Hurairah yang ia hubungkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau
bersabda, “Apabila Allah Subhaanahu wa Ta'aala menetapkan perintah di langit, maka
para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya
seakan-akan suara (yang didengarnya) itu seperti gemerincing rantai di atas
batu yang licin yang menembus ke dalam hati mereka (sehingga mereka ketakutan
dan pingsan), maka apabila dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka
berkata, “Apa yang difirmankan Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Kebenaran dan Dia
Mahatinggi lagi Mahabesar.” Lalu berita itu didengar oleh para pencuri berita,
dan para pencuri itu seperti ini; yang satu di atas yang lain. Sufyan (seorang
rawi hadits ini) menyifati dengan tangannya dan merenggangkan jari-jari tangan
kanannya dan ia tegakkan yang satu di atas yang lain. Terkadang pencuri itu
terkena meteor sebelum menyampaikan kepada kawannya, lalu meteor itu membakarnya
dan terkadang tidak kena sehingga ia sampaikan kepada yang dekat dengannya yang
berada di bawahnya dan sampai ke bumi. Sufyan kira-kira berkata, “Sampai tiba
di bumi,” lalu disampaikan ke mulut pesihir, maka ia (pesihir atau dukun) menyertakan
seratus kedustaan bersama kalimat itu, sehingga ia dibenarkan (karena berita
itu), lalu orang-orang berkata, “Bukankah dia telah memberitahukan kepada
kita pada hari ini dan itu akan terjadi ini dan itu, ternyata kita temukan
benar.” Karena kalimat yang didengarnya dari langit.” (HR. Bukhari)
ORANG YANG PALING
BERBAHAGIA MENDAPATKAN SYAFAAT RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM ADALAH ORANG
YANG IKHLAS MENGUCAPKAN LAAILAAHAILLALLAH
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - أَنَّهُ قَالَ قُلْتُ : يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟
فَقَالَ :« لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لاَ يَسْأَلَنِى عَنْ هَذَا
الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ ، لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى
الْحَدِيثِ ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . خَالِصاً مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ » .
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang paling berbahagia mendapatkan syafaatmu pada hari Kiamat?”
Beliau menjawab, “Sungguh, aku mengira wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada seorang
pun yang mendahuluimu bertanya tentang hadits ini, karena aku melihat
semangatmu dalam hadits. Orang yang paling berbahagia mendapatkan syafaatku
pada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan Laailaahaillallah dengan
ikhlas dari dirinya.” (HR. Bukhari)
DI ANTARA
SEBAB KUFURNYA MANUSIA DAN MENINGGALKAN AGAMA MEREKA ADALAH KETIKA BERSIKAP
GHULUW (BERLEBIHAN) KEPADA ORANG-ORANG SALEH
عَنْ عُمَرَ - رضى الله عنه - قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله
عليه وسلم يَقُولُ :« لاَ تُطْرُونِى كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ ،
فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ ، فَقُولُوا : عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ »
Dari Umar radhiyallahu
'anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah kamu memujiku berlebihan sebagaimana orang-orang Nasrani
berlebihan terhadap Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, katakanlah,
“Hamba Allah dan utusan-Nya.” (HR. Bukhari)
SIKAP GHULUW
(BERLEBIHAN) MEMBUAT SEORANG BINASA
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
« هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ » . قَالَهَا ثَلاَثًا .
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu
ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Binasalah
orang-orang yang melewati batas[i].”
Beliau mengucapkan demikian sebanyak tiga kali. (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ قَالَ قَالَ
ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ
الْعَقَبَةِ وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ هَاتِ الْقُطْ لِي فَلَقَطْتُ لَهُ حَصَيَاتٍ
هُنَّ حَصَى الْخَذْفِ فَلَمَّا وَضَعْتُهُنَّ فِي يَدِهِ قَالَ بِأَمْثَالِ هَؤُلَاءِ
وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ
Dari Abul ‘Aaliyah ia berkata: Ibnu Abbas
berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berada di atas
kendaraannya pada pagi hari ‘Aqabah berkata kepadaku, “Bawakan dan pungutlah
untukku (beberapa batu).” Maka aku memungutkan untuk Beliau beberapa buah batu
yang merupakan batu ketapel. Ketika aku menaruh batu-batu itu ke tangan Beliau,
maka Beliau bersabda, “Seperti inilah (yang kamu gunakan). Jauhilah oleh
kamu sikap berlebihan dalam agama, karena binasanya orang-orang sebelum kamu
adalah karena ghuluw dalam agama.” (HR. Nasa’i dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Nasa’i (3057) dan Shahih
Ibnu Majah (3029))
LARANGAN
KERAS BERIBADAH KEPADA ALLAH DI KUBURAN ORANG SALEH, LALU BAGAIMANA JIKA SAMPAI
MENYEMBAHNYA?
عَنْ جُنْدَبٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَبْلَ
أَنْ يَمُوتَ بِخَمْسٍ وَهُوَ يَقُولُ « إِنِّى أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ
يَكُونَ لِى مِنْكُمْ خَلِيلٌ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدِ اتَّخَذَنِى خَلِيلاً
كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِى
خَلِيلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلاً أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيهِمْ مَسَاجِدَ أَلاَ
فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ إِنِّى أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ » .
Dari Jundab
ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lima hari sebelum
wafatnya bersabda, “Sungguh, aku
menyatakan setia kepada Allah dengan menolak bahwa aku mempunyai seorang khalil
(kekasih mulia) di antara kamu, karena sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala
telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia telah menjadikan
Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Sekiranya aku menjadikan seorang kekasih dari
umatku, tentu aku akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Ingatlah! Bahwa
sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kubur para nabi dan orang-orang
saleh mereka sebagai masjid (tempat ibadah). Ingatlah! Jangan kamu menjadikan
kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kamu dari perbuatan itu.” (HR. Muslim)
LARANGAN
MENJADIKAN KUBURAN SEBAGAI MASJID
عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتَا
كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِالْحَبَشَةِ فِيهَا تَصَاوِيرُ ، فَذَكَرَتَا لِلنَّبِىِّ
صلى الله عليه وسلم فَقَالَ :« إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ
الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ
الصُّوَرَ ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »
.
Dari Aisyah radhiyallahu
'anha, bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menyebutkan sebuah gereja yang
mereka lihat di Habasyah, dimana terdapat gambar-gambar di sana. Keduanya menyampaikan hal itu
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Beliau bersabda, ”Sesunggunya
mereka itu apabila ada orang saleh di tengah-tengah mereka yang wafat, maka mereka
membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar (orang
saleh) itu. Mereka itu adalah makhluk yang paling buruk di hadapan Allah pada
hari Kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bersambung…
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa
nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Kitabut Tauhid (Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab), Fathul Majid (Abdurrahman bin Hasan), Maktabah Syamilah,
Mausu'ah Haditsiyyah Mushaghgharah (Markaz Nurul Islam), dll.
[i] Al Khaththabiy berkata, “Al Mutanaththi’ (orang yang melewati
batas) adalah orang yang berdalam-dalam terhadap sesuatu; orang yang membebani
diri membahas tentang sesuatu mengikuti madzhab (jalan) Ahli kalam (filsafat
dalam akidah) yang masuk membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagi mereka.
Termasuk tanaththu’ (melewati batas) adalah enggan mengambil yang mubah secara
mutlak seperti orang yang enggan makan daging dan roti, memakai kain kattan (lena)
dan kain dari kapas, tidak memakai pakaian kecuali dari bulu domba, enggan
menikahi wanita dan menganggap bahwa hal ini termasuk zuhud yang disukai.
Syaikh Taqiyyuddin berkata, “Ini adalah orang yang bodoh lagi tersesat.”
0 komentar:
Posting Komentar