بسم
الله الرحمن الرحيم
Kumpulan Hadits Arba'in Nawawi dan Kandungannya (7)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kumpulan hadits Arba'in
karya Imam Nawawi rahimahullah, kami sebutkan dalam risalah ini
mengingat di dalamnya terdapat kaedah-kaedah penting dalam Islam. Kami pun
membuatkan tarjamah (tema) terhadapnya yang insya Allah dapat mewakili kandungan
hadits secara umum sekaligus kandungannya secara singkat. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan
penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Pintu-Pintu
Kebaikan
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ،
أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ
: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ
اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ،
وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ
عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ
اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى
جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ{ُ ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ
وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ :
رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ
الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ :
بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ
بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ عَلَيْكَ
هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ
بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ
يُكَبُّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ
مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ .
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu dia berkata: Aku
berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah aku tentang perbuatan yang
dapat memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka, Beliau
bersabda, “Kamu telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut
mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah Ta’ala; yaitu beribadah kepada Allah
dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan dan pergi haji.” Kemudian Beliau bersabda, "Maukah kamu
aku beritahukan tentang pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah
akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadaman api, dan shalatnya
seseorang di tengah malam (qiyamullail)," lalu Beliau membacakan ayat
(yang artinya), “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….dst” (QS. As
Sajdah: 16-17). Kemudian Beliau bersabda, "Maukah kamu aku beritahukan
pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya?" Aku menjawab, "Ya
mau, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Pokok perkara adalah Islam,
tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad." Kemudian Beliau
bersabda, "Maukah kamu aku beritahukan sesuatu (yang jika kamu laksanakan)
dapat menopang semua itu?" Saya berkata, "Ya mau, wahai
Rasulullah." Maka Rasulullah memegang lisannya dan bersabda, "Jagalah
ini." Saya berkata, "Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa
karena apa yang kita bicarakan?" Beliau bersabda, "Payah kamu,
bukankah yang menyebabkan seseorang terjungkil wajahnya di neraka –atau sabda
beliau: di atas hidungnya- karena apa yang diucapkan oleh lisan-lisan
mereka." (HR. Tirmidzi dan dia berkata, "Haditsnya hasan shahih.").
Kandungan Hadits:
1. Bahwa
amal saleh adalah sebab masuk surga.
2. Kesungguhan para sahabat untuk
bertanya terhadap hal yang bermanfaat bagi mereka.
3. Pertanyaan
ini dipandang pertanyaan yang besar karena masuk surga dan selamat dari neraka
adalah perkara yang penting sekali.
4. Bahwa
sebagian besar yang ditanyakan adalah sebab-sebab masuk surga dan terhindar
dari neraka.
5. Hendaknya
seseorang selalu meminta kepada Allah agar dimudahkan beramal saleh.
6. Bahwa
kewajiban yang pertama dan paling agung adalah beribadah kepada Allah
Subhaanahu wa Ta'ala.
7. Bahwa
mengerjakan rukun Islam merupakan sebab masuk surga.
8. Hendaknya
seseorang berusaha menjalani sebab-sebab agar diberi hidayah.
9. Hendaknya
seseorang berusaha mengetahui pintu-pintu kebaikan.
10. Bahwa
menjaga lisan dan mengendalikannya asal semua kebaikan.
Hak-Hak Allah
Ta'ala
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي
جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه
وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا،
وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا،
وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا
عَنْهَا.
Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani
Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menetapkan
kewajiban-kewajiban, maka janganlah kamu mengabaikannya, dan telah menetapkan
batasan-batasan, maka janganlah kamu melampauinya. Dia telah mengharamkan
segala sesuatu, maka janganlah kamu melanggarnya, dan Dia mendiamkan sesuatu
sebagai rahmat bagi kamu, bukan karena lupa maka janganlah kamu
membahasnya." (Hadits hasan, HR. Daruquthni dan lainnya[i]).
Kandungan Hadits:
1. Tidak
patut mengkaji dan bertanya tentang hal-hal yang didiamkan. Hal ini menunjukkan
mubahnya.
2. Penafian
adanya lupa terhadap Allah Ta'ala.
3. Wajib
meninggalkan hal-hal yang haram dan larangan.
Zuhud Yang Hakiki
عَنْ
أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ
اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي
النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا
عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ .
Dari Abul Abbas Sahl bin Sa’ad As
Sa'idi radhiyallahu 'anhu dia berkata, “Seseorang pernah datang
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, "Wahai
Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah
akan mencintaiku demikian juga manusia?" Maka Beliau bersabda, "Zuhudlah
terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu dan zuhudlah terhadap apa yang
ada pada manusia, niscaya manusia akan mencintaimu." (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya
dengan sanad-sanad yang hasan).
Kandungan Hadits:
1. Tingginya
cita-cita para sahabat, dimana mereka bertanya tentang perkara-perkara besar
yang dapat mendekatkan mereka kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
2. Keutamaan
zuhud di dunia, dan bahwa hal itu merupakan cara untuk memperoleh kecintaan
Allah.
3. Keutamaan
tidak butuh terhadap apa yang ada di tangan manusia, dan bahwa hal itu
merupakan sebab memperoleh kecintaan manusia.
Larangan Menimpakan Bahaya
عَنْ
أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Dari Abu Sa'id, Sa’ad bin Sinan Al
Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak boleh melakukan perbuatan madharat (bahaya) yang
mencelakakan diri sendiri dan orang lain." (Hadits hasan, diriwayatkan oleh
Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan sanad yang bersambung, juga
diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattha’ secara mursal dari Amr bin Yahya
dari ayahnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia tidak
menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi hadits ini memiliki jalan-jalan yang
menguatkan sebagiannya dengan sebagian yang lain).
Kandungan Hadits:
1. Haramnya
menimpakan madharrat (bahaya) kepada orang lain.
2. Peringatan
agar tidak menzalimi orang lain.
3. Agama
menjaga jiwa dan harta manusia.
Bukti Harus Disiapkan Pendakwa dan Sumpah bagi Orang Yang
Mengingkari
عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه
وسلم : لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ
وَدِمَاءَهُمْ، لَكِنَّ الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ
أَنْكَرَ ))
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seandainya setiap pengaduan
manusia diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta milik suatu kaum
dan darah mereka. Oleh karena itu, bagi pendakwa harus mendatangkan bukti dan
sumpah bagi yang mengingkari." (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Baihaqi
dan lainnya, tetapi sebagiannya ada dalam As Shahihain).
Kandungan Hadits:
1. Perhatian
Islam untuk menjaga hak.
2. Bahwa
syariat datang untuk menjaga harta dan darah manusia.
3. Kecintaan
jiwa kepada harta.
4. Wajib
bagi seorang hakim memutuskan dengan adil.
5. Bahwa
tidak dihukumi untuk seseorang hanya berdasarkan dakwaannya saja.
6. Bahwa
sumpah tertuju kepada si terdakwa secara mutlak.
Mencegah Kemunkaran Sesuai
Kemampuan
عَنْ
أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang
siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu,
maka rubahlah dengan lisannya dan jika tidak mampu, maka (tolaklah) dengan hatinya;
yang demikian adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim)
Kandungan Hadits:
1. Perintah
mencegah kemungkaran.
2. Bahaya
meninggalkan amar ma'ruf dan nahi munkar.
3. Di dalam
hadits ini terdapat penjelasan bagaimana merubah kemungkaran dan tingkatannya.
4. Bahwa di
antara syarat amr ma'ruf dan nahi munkar adalah kemampuan.
5. Wajibnya
merubah kemungkaran sesuai kemampuan.
Bersambung…
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Syarhul Arba'in An Nawawiyyah (Imam Nawawi), Syarhul
Arba'in An Nawawiyyah (Sulaiman Al Luhaimid), Al Maktabatusy Syamilah
versi 3.35, dll.
[i] Hadits
ini didhaifkan oleh Al Albani, dalam Dha'iful Jami' no. 1597 dan oleh
Ibnu Rajab dalam Jami'ul Ulum wal Hikam.
0 komentar:
Posting Komentar