Kisah-Kisah Shahih (13)

بسم الله الرحمن الرحيم
Kisah-Kisah Shahih (13)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kisah-kisah shahih yang disampaikan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
KISAH BANI ISRAIL YANG MENDURHAKAI PERINTAH ALLAH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " قِيلَ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ: {ادْخُلُوا البَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ} [البقرة: 58] فَبَدَّلُوا، فَدَخَلُوا يَزْحَفُونَ عَلَى أَسْتَاهِهِمْ، وَقَالُوا: حَبَّةٌ فِي شَعْرَةٍ "
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dikatakan kepada bani Israil, "Masuklah ke pintu gerbang sambil bersujud dan katakanlah, "Bebaskanlah kami dari dosa." (Terj. QS. Al Baqarah: 58). Lalu mereka menggantinya; mereka masuk dengan merangkak di atas pantat mereka dan berkata (melecehkan), "Sebutir biji dalam sehelai rambut." (HR. Bukhari dan Muslim)
KISAH MALAIKAT JIBRIL MENYUMPALKAN TANAH KE MULUT FIR'AUN
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لَمَّا أَغْرَقَ اللَّهُ فِرْعَوْنَ قَالَ: {آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ} [يونس: 90] " فَقَالَ جِبْرِيلُ: يَا مُحَمَّدُ فَلَوْ رَأَيْتَنِي وَأَنَا آخُذُ مِنْ حَالِ البَحْرِ فَأَدُسُّهُ فِي فِيهِ مَخَافَةَ أَنْ تُدْرِكَهُ الرَّحْمَةُ.
Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ketika Allah menenggelamkan Fir'aun, maka Fir'aun berkata, "Aku beriman bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang diimani oleh Bani Israil." (QS. Yunus: 90). Jibril berkata, "Wahai Muhammad, seandainya kamu melihat aku mengambil lumpur laut, lalu menyumpalkannya ke mulutnya karena takut ia mendapatkan rahmat." (HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits ini hasan." Yakni hasan lighairih. Syaikh Al Albani menghukuminya sebagai hadits shahih lighairih dalam Shahih At Tirmidzi. Untuk takhrij yang lebih luas lihat kitab Silsilatul Ahaadits Ash Shahiihah no. 2015)
KISAH WANITA YANG MEMAKAI KAKI PALSU DARI KAYU AGAR BADANNYA TAMPAK TINGGI
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «كَانَتِ امْرَأَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، قَصِيرَةٌ تَمْشِي مَعَ امْرَأَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ، فَاتَّخَذَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ، وَخَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ مُغْلَقٌ مُطْبَقٌ، ثُمَّ حَشَتْهُ مِسْكًا، وَهُوَ أَطْيَبُ الطِّيبِ، فَمَرَّتْ بَيْنَ الْمَرْأَتَيْنِ، فَلَمْ يَعْرِفُوهَا، فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا» وَنَفَضَ شُعْبَةُ يَدَهُ
Dari Abu Sa'id Al Khudriy, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, "Dahulu ada seorang wanita dari Bani Israil yang pendek badannya. Ia berjalan di antara dua wanita yang tinggi; ia membuat dua kaki palsu dari kayu dan cincin dari emas yang tertutup, kemudian ia isi dengan minyak kesturi yang merupakan minyak wangi yang paling wangi, lalu ia lewat di antara dua wanita, tetapi mereka tidak mengenalinya, lalu ia berbuat seperti ini. Perawi yang bernama Syu'bah memberikan gambarannya, yaitu ia mengibaskan tangannya."[i] (HR. Muslim)
RAHBANIYYAH (TIDAK MENIKAH DAN MENGURUNG DIRI DALAM BIARA) YANG TERJADI PADA ORANG-ORANG NASRANI
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: " كَانَتْ مُلُوكٌ بَعْدَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَامُ بَدَّلُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ، وَكَانَ فِيهِمْ مُؤْمِنُونَ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ قِيلَ لِمُلُوكِهِمْ: مَا نَجِدُ شَتْمًا أَشَدَّ مِنْ شَتْمٍ يَشْتِمُونَا هَؤُلَاءِ، إِنَّهُمْ يَقْرَءُونَ: {وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ} [المائدة: 44] ، وَهَؤُلَاءِ الْآيَاتُ مَعَ مَا يَعِيبُونَا بِهِ فِي أَعْمَالِنَا فِي قِرَاءَتِهِمْ، فَادْعُهُمْ فَلْيَقْرَءُوا كَمَا نَقْرَأُ، وَلْيُؤْمِنُوا كَمَا آمَنَّا، فَدَعَاهُمْ، فَجَمَعَهُمْ، وَعَرَضَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلَ أَوْ يَتْرُكُوا قِرَاءَةَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ، إِلَّا مَا بَدَّلُوا مِنْهَا، فَقَالُوا: مَا تُرِيدُونَ إِلَى ذَلِكَ، دَعُونَا، فَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ: ابْنُوا لَنَا أُسْطُوَانَةً ثُمَّ ارْفَعُونَا إِلَيْهَا، ثُمَّ اعْطُونَا شَيْئًا نَرْفَعُ بِهِ طَعَامَنَا وَشَرَابَنَا، فَلَا نَرِدُ عَلَيْكُمْ. وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ: دَعُونَا نَسِيحُ فِي الْأَرْضِ، وَنَهِيمُ وَنَشْرَبُ كَمَا يَشْرَبُ الْوَحْشُ، فَإِنْ قَدَرْتُمْ عَلَيْنَا فِي أَرْضِكُمْ فَاقْتُلُونَا. وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ: ابْنُوا لَنَا دُورًا فِي الْفَيَافِي، وَنَحْتَفِرُ الْآبَارَ، وَنَحْتَرِثُ الْبُقُولَ فَلَا نَرِدُ عَلَيْكُمْ، وَلَا نَمُرُّ بِكُمْ، وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنَ الْقَبَائِلِ إِلَّا وَلَهُ حَمِيمٌ فِيهِمْ. قَالَ: فَفَعَلُوا ذَلِكَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا} [الحديد: 27] وَالْآخَرُونَ قَالُوا: نَتَعَبَّدُ كَمَا تَعَبَّدَ فُلَانٌ، وَنَسِيحُ كَمَا سَاحَ فُلَانٌ، وَنَتَّخِذُ دُورًا كَمَا اتَّخَذَ فُلَانٌ، وَهُمْ عَلَى شِرْكِهِمْ، لَا عِلْمَ لَهُمْ بِإِيمَانِ الَّذِينَ اقْتَدَوْا بِهِ، فَلَمَّا بَعَثَ اللَّهُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَمْ يَبْقَ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ، انْحَطَّ رَجُلٌ مِنْ صَوْمَعَتِهِ، وَجَاءَ سَائِحٌ مِنْ سِيَاحَتِهِ، وَصَاحِبُ الدَّيْرِ مِنْ دَيْرِهِ، فَآمَنُوا بِهِ، وَصَدَّقُوهُ، فَقَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ} [الحديد: 28] أَجْرَيْنِ بِإِيمَانِهِمْ بِعِيسَى وَبِالتَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ، وَبِإِيمَانِهِمْ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَصْدِيقِهِمْ. قَالَ: يَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ الْقُرْآنَ، وَاتِّبَاعَهُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: {لِئَلَّا يَعْلَمَ أَهْلُ الْكِتَابِ} [الحديد: 29] يَتَشَبَّهُونَ بِكُمْ {أَلَّا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ} [الحديد: 29] الْآيَةَ "
Dari Ibnu 'Abbas ia berkata, "Dahulu raja-raja setelah Nabi Isa putera Maryam 'alaihish shalaatu was salam merubah Taurat dan Injil. Saat itu di tengah-tengah mereka ada kaum mukmin yang membaca kitab Taurat. Dikatakan kepada Raja mereka, "Kita tidak pernah menemukan celaan yang lebih keras daripada celaan mereka ini (orang-orang mukmin) kepada kita. Mereka membaca, "Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al Maa'idah: 44) dan ayat-ayat yang semisalnya, di samping mereka juga mencela perbuatan kita dalam bacaan mereka. Oleh karena itu, panggillah mereka dan suruhlah mereka membaca seperti yang kita baca dan hendaklah mereka beriman seperti yang kita imani." Lalu Raja mereka memanggil dan mengumpulkan mereka serta menawarkan pembunuhan atas mereka atau meninggalkan membaca Taurat dan Injil kecuali bacaan yang telah mereka (raja-raja) rubah. Maka orang-orang yang beriman itu berkata, "Apa yang kalian inginkan daripadanya. Biarkanlah kami." Lalu sebagian mereka berkata, "Bangunkanlah untuk kami tiang (yang terdapat biara di sana), lalu angkatlah kami kepadanya dan berikanlah kepada kami sesuatu agar kami dapat membawa makan dan minuman kami, lalu kami tidak akan kembali kepadamu." Sebagian lagi berkata, "Biarkanlah kami berkelana di bumi dan pergi serta minum sebagaimana binatang liar minum. Jika kalian menangkap kami di negerimu, maka silahkan bunuh kami." Sedangkan sebagian lagi berkata, "Buatkanlah untuk kami kuil-kuil di padang pasir, biarkan kami menggali sumur dan menanam sayuran, dan kami tidak akan datang kepada kalian serta tidak melewati kalian." Padahal tidak ada satu kabilah pun kecuali ia memiliki teman akrab dari kalangan mereka ini. Maka mereka melakukan hal itu, lalu Allah 'Azza wa Jallan menurunkan firman-Nya, "Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya." (QS. Al Hadid: 27) kemudian yang lain berkata, "Kita akan beribadah seperti si fulan beribadah." Atau "Kita akan mengembara sebagaimana fulan mengembara." Atau "Kita akan membuat kuil sebagaimana yang dilakukan si fulan." Sedangkan mereka di atas perbuatan syirk mereka tanpa mengertahui tentang keimaman orang-orang yang mereka ikuti. Maka setelah Allah mengutus Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak ada dari mereka yang tersisa kecuali sedikit, seseorang ada yang turun dari biaranya, yang mengembara pulang dari pengembaraannya dan orang yang tinggal di kuil keluar dari kuilnya, mereka beriman kepada Beliau dan membenarkannya. Selanjutnya Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman (kepada para rasul)! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian." (QS. Al Hadid: 28) yakni pahala dua kali karena keimanan mereka kepada Isa, Taurat dan Injil, dan karena keimanan mereka kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam serta pembenaran mereka. Sedangkan firman-Nya, "Dan menjadikan untukmu cahaya yang dengannya kamu pada berjalan." (QS. Al Hadid: 28) yaitu Al Qur'an dan mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Firman-Nya, "Agar Ahli Kitab mengetahui," (QS. Al Hadid: 28) yakni dapat meniru kalian, "Bahwa mereka tidak mendapatkan sedikit pun karunia Allah…dst." (QS. Al Hadid: 29) (HR. Nasa'i, Syaikh Al Albani menyatakan, "Shahih isnadnya (namun) mauquf (sampai kepada sahabat)."
Selesai walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa


[i] Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengisahkan kepada para sahabat contoh buruk yang terjadi pada wanita Bani Israil zaman dahulu agar dijadikan pelajaran dan tidak mengikutinya.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger