Kisah-Kisah Shahih (12)

بسم الله الرحمن الرحيم
Kisah-Kisah Shahih (12)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kisah-kisah shahih yang disampaikan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
KISAH SEORANG YANG MENYEBUTKAN NASABNYA SECARA DUSTA
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ انْتَسَبَ رَجُلَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَحَدُهُمَا أَنَا فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ فَمَنْ أَنْتَ لَا أُمَّ لَكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْتَسَبَ رَجُلَانِ عَلَى عَهْدِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام فَقَالَ أَحَدُهُمَا أَنَا فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ حَتَّى عَدَّ تِسْعَةً فَمَنْ أَنْتَ لَا أُمَّ لَكَ قَالَ أَنَا فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ ابْنُ الْإِسْلَامِ قَالَ فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام أَنَّ هَذَيْنِ الْمُنْتَسِبَيْنِ أَمَّا أَنْتَ أَيُّهَا الْمُنْتَمِي أَوْ الْمُنْتَسِبُ إِلَى تِسْعَةٍ فِي النَّارِ فَأَنْتَ عَاشِرُهُمْ وَأَمَّا أَنْتَ يَا هَذَا الْمُنْتَسِبُ إِلَى اثْنَيْنِ فِي الْجَنَّةِ فَأَنْتَ ثَالِثُهُمَا فِي الْجَنَّةِ
Dari Ubay bin Ka’ab ia berkata, “Ada dua orang yang menyebutkan nasabnya di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, salah satunya berkata, “Saya fulan bin fulan. Siapa kamu? Kamu tidak punya ibu!” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua orang di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, yang satu berkata, “Saya fulan bin fulan” -sampai ia sebutkan nasabnya hingga sembilan orang-. Lalu siapa kamu, kamu tidak punya ibu!” Ia menjawab, “Saya fulan bin fulan bin Islam.” Beliau melanjutkan sabdanya, “Maka Allah mewahyukan kepada Musa ‘alaihis salam, bahwa kedua orang yang menyebutkan nasabnya ini. Engkau yang menyebutkan nasab sampai sembilan orang berada di neraka, dan engkau yang kesepuluhnya. Sedangkan engkau wahai yang menyebutkan nasab sampai dua orang berada di surga dan engkau yang ketiganya di surga.” (HR. Abdullah bin Ahmad, para perawinya adalah perawi kitab shahih selain Yazid bin Ziyad bin Abil Ja’d, namun dia tsiqah, demikian dikatakan oleh Al Haitsami dalam Majma’uz Zawaa’id).
ORANG YANG KEHILANGAN UNTANYA DI PADANG SAHARA
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ، مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فَأَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً، فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا، قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا، قَائِمَةً عِنْدَهُ، فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا، ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ، أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh, Allah lebih senang dengan tobat hamba-Nya ketika ia bertobat kepada-Nya daripada salah seorang di antara kamu yang berada di atas untanya di padang sahara, lalu untanya lepas darinya padahal di atasnya ada makanan dan minumannya, dia pun berputus asa terhadapnya, kemudian dia mendatangi sebuah pohon dan tidur di bawah naungannya karena sudah putus asa terhadap untanya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, ternyata unta itu berdiri di dekatnya, lalu ia memegang talinya, kemudian berkata karena saking senangnya, "Ya Allah, Engkau hamba-Ku dan aku tuhanmu." Ia salah mengucapkan karena saking senangnya." (HR. Muslim)
KISAH ASIYAH RATU MESIR
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ فِرْعَوْنَ أَوْتَدَ لِزَوْجَتِهِ أَرْبَعَةَ أَوْتَادٍ فِي يَدَيْهَا وَرِجْلَيْهَا، فَكَانَ إِذَا تَفَرَّقُوا عَنْهَا أَظَلَّتْهَا الْمَلَائِكَةُ، فَقَالَتْ: {رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ} [التحريم: 11] . فَكَشَفَ لَهَا عَنْ بَيْتِهَا فِي الْجَنَّة
Dari Abu Hurairah (secara mauquf), bahwa Fir'aun menancapkan patok kepada istrinya empat buah patok; di kedua tangan dan kedua kakinya. Jika para penjaga Fir'aun berpencar darinya, maka para malaikat menaunginya. Maka Asiyah berkata, "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." Maka Allah menampakkan untuknya rumahnya di surga. (Al Haitsami berkata dalam Al Majma', "Diriwayatkan oleh Abu Ya'la, para perawinya adalah para perawi kitab shahih." Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Al Mathaalibul 'Aliyah berkata, "Hadits shahih mauquf.")
KISAH WANITA PENYISIR PUTERI FIR'AUN
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَمَّا كَانَتِ اللَّيْلَةُ الَّتِي أُسْرِيَ بِي فِيهَا، أَتَتْ عَلَيَّ رَائِحَةٌ طَيِّبَةٌ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ، مَا هَذِهِ الرَّائِحَةُ الطَّيِّبَةُ؟ فَقَالَ: هَذِهِ رَائِحَةُ مَاشِطَةِ ابْنَةِ فِرْعَوْنَ وَأَوْلادِهَا ". قَالَ: " قُلْتُ: وَمَا شَأْنُهَا؟ قَالَ: بَيْنَا هِيَ تُمَشِّطُ ابْنَةَ فِرْعَوْنَ ذَاتَ يَوْمٍ، إِذْ سَقَطَتِ الْمِدْرَى مِنْ يَدَيْهَا، فَقَالَتْ: بِسْمِ اللهِ. فَقَالَتْ لَهَا ابْنَةُ فِرْعَوْنَ: أَبِي؟ قَالَتْ: لَا، وَلَكِنْ رَبِّي وَرَبُّ أَبِيكِ اللهُ. قَالَتْ: أُخْبِرُهُ بِذَلِكَ قَالَتْ: نَعَمْ. فَأَخْبَرَتْهُ فَدَعَاهَا، فَقَالَ: يَا فُلانَةُ، وَإِنَّ لَكِ رَبًّا غَيْرِي؟ قَالَتْ: نَعَمْ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللهُ. فَأَمَرَ بِبَقَرَةٍ مِنْ نُحَاسٍ فَأُحْمِيَتْ، ثُمَّ أَمَرَ بِهَا أَنْ تُلْقَى هِيَ وَأَوْلادُهَا فِيهَا، قَالَتْ لَهُ: إِنَّ لِي إِلَيْكَ حَاجَةً. قَالَ: وَمَا حَاجَتُكِ؟ قَالَتْ: أُحِبُّ أَنْ تَجْمَعَ عِظَامِي وَعِظَامَ وَلَدِي فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، وَتَدْفِنَنَا. قَالَ: ذَلِكَ لَكِ عَلَيْنَا مِنَ الحَقِّ ". قَالَ: " فَأَمَرَ بِأَوْلادِهَا فَأُلْقُوا بَيْنَ يَدَيْهَا، وَاحِدًا وَاحِدًا، إِلَى أَنِ انْتَهَى ذَلِكَ إِلَى صَبِيٍّ لَهَا مُرْضَعٍ، كَأَنَّهَا تَقَاعَسَتْ مِنْ أَجْلِهِ، قَالَ: يَا أُمَّهْ، اقْتَحِمِي، فَإِنَّ عَذَابَ الدُّنْيَا أَهْوَنُ مِنْ عَذَابِ الْآخِرَةِ، فَاقْتَحَمَتْ " قَالَ: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: " تَكَلَّمَ أَرْبَعَةٌ صِغَارٌ: عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلامُ، وَصَاحِبُ جُرَيْجٍ، وَشَاهِدُ يُوسُفَ، وَابْنُ مَاشِطَةِ ابْنَةِ فِرْعَوْنَ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pada malam aku diisra'kan, aku mencium aroma yang wangi." Lalu aku berkata, "Wahai Jibril, wangi apa ini?" Ia menjawab, "Ini adalah wangi wanita penyisir puteri Fir'aun dan anak-anaknya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Memangnya ada apa dengannya?" Jibril menjawab, "Suatu hari, ketika dia menyisir puteri Fir'aun, tiba-tiba sisirnya jatuh dari tangannya, lalu ia mengucapkan, "Bismillah (dengan nama Allah)." Kemudian puteri Fir'aun berkata kepadanya, "(Maksudmu) bapakku?" Ia menwajab, "Bukan, akan tetapi Tuhanku dan Tuhan bapakmu adalah Allah." Puteri Fir'aun pun berkata, "Aku akan laporkan hal itu kepada bapakku." Ia menjawab, "Silahkan." Maka puteri Fir'aun memberitahukan hal itu kepada bapaknya, lalu bapaknya (Fir'aun) memanggilnya dan berkata, "Wahai fulanah! Apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?" Wanita penyisir ini menjawab, "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." Maka Fir'aun meminta disiapkan seekor (patung) sapi yang terbuat dari emas, lalu dipanaskan." Kemudian dia memerintahkan agar wanita ini dan anak-anaknya menceburkan diri ke dalamnya. Maka wanita penyisir ini berkata, "Sesungguhnya saya ada perlu denganmu." Fir'aun bertanya, "Apa keperluanmu?" Wanita ini menjawab, "Aku ingin agar engkau mengumpulkan tulang belulangku dan tulang belulang anak-anakku dalam sebungkus kain lalu kamu mengubur kami." Fir'aun menjawab, "Itu sudah menjadi hakmu yang harus kami penuhi." Maka diperintahkanlah anak-anaknya menceburkan diri ke dalamnya, lalu mereka diceburkan ke dalamnya di hadapannya satu persatu hingga berakhir pada seorang bayi yang masih menyusui, sepertinya ia maju mundur karenanya, maka bayinya berkata, "Wahai ibu, menceburlah! Sesungguhnya azab dunia lebih ringan daripada azab akhirat." Maka ibunya menceburkan diri ke dalamnya." Ibnu 'Abbas berkata, "Ada empat anak yang bisa bicara; Isa putera Maryam 'alaihis salam, bayi (yang membela) Juraij, saksi Yusuf dan putera wanita penyisir puteri Fir'aun." (HR. Ahmad, para pentahqiq Musnad Ahmad (5/31) berkata, "Isnadnya hasan. Hammad bin Salamah telah mendengar dari 'Atha' bin As Saa'ib sebelum ia ('Athaa') bercampur hapalannya menurut kebanyakan imam, sedangkan Abu 'Umar Adh Dharir, namanya adalah Hafsh bin Umar Al Bashriy, dimana Abu Dawud meriwayatkan haditsnya, dan dia adalah orang yang sangat jujur. Adapun para perawi sisanya adalah para perawi tsiqah; para perawi kitab shahih.")
KISAH ORANG SOMBONG YANG DIBENAMKAN ALLAH SUBHAANAHU WA TA'ALA
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ، تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ، مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ، إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ»
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Ketika ada seorang yang berjalan dengan pakaiannya, dirinya merasa hebat dengan rambut menjulur yang tersisir, tiba-tiba Allah membenamkannya ke bumi, dan dia terbenam sampai hari Kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim)
KISAH WANITA YANG MASUK NERAKA KARENA SEEKOR KUCING
عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ، لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا، إِذْ حَبَسَتْهَا، وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ»
Dari Nafi', dari Abdullah (bin Umar), bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ada seorang wanita yang disiksa karena seekor kucing yang ditahannya sampai mati, sehingga ia masuk neraka karenanya. Ia tidak memberinya makan dan tidak memberinya minum ketika mengurungnya. Ia juga tidak membiarkannya makan serangga bumi." (HR. Bukhari dan Muslim)
ORANG YANG MELAKUKAN DOSA-DOSA BESAR KARENA MEMINUM KHAMR (ARAK)
عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: " اجْتَنِبُوا الْخَمْرَ فَإِنَّهَا أُمُّ الْخَبَائِثِ، إِنَّهُ كَانَ رَجُلٌ مِمَّنْ خَلَا قَبْلَكُمْ تَعَبَّدَ، فَعَلِقَتْهُ امْرَأَةٌ غَوِيَّةٌ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ جَارِيَتَهَا، فَقَالَتْ لَهُ: إِنَّا نَدْعُوكَ لِلشَّهَادَةِ، فَانْطَلَقَ مَعَ جَارِيَتِهَا فَطَفِقَتْ كُلَّمَا دَخَلَ بَابًا أَغْلَقَتْهُ دُونَهُ، حَتَّى أَفْضَى إِلَى امْرَأَةٍ وَضِيئَةٍ عِنْدَهَا غُلَامٌ وَبَاطِيَةُ خَمْرٍ، فَقَالَتْ: إِنِّي وَاللَّهِ مَا دَعَوْتُكَ لِلشَّهَادَةِ، وَلَكِنْ دَعَوْتُكَ لِتَقَعَ عَلَيَّ، أَوْ تَشْرَبَ مِنْ هَذِهِ الْخَمْرَةِ كَأْسًا، أَوْ تَقْتُلَ هَذَا الْغُلَامَ، قَالَ: فَاسْقِينِي مِنْ هَذَا الْخَمْرِ كَأْسًا، فَسَقَتْهُ كَأْسًا، قَالَ: زِيدُونِي فَلَمْ يَرِمْ حَتَّى وَقَعَ عَلَيْهَا، وَقَتَلَ النَّفْسَ، فَاجْتَنِبُوا الْخَمْرَ، فَإِنَّهَا وَاللَّهِ لَا يَجْتَمِعُ الْإِيمَانُ، وَإِدْمَانُ الْخَمْرِ إِلَّا لَيُوشِكُ أَنْ يُخْرِجَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ "
Dari Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al Harits, dari ayahnya, ia berkata: Aku mendengar Utsman berkata, "Jauhilah khamr (minuman keras)! Karena ia adalah induk semua keburukan. Sesungguhnya ada seorang sebelum kalian yang menyendiri beribadah, lalu ia disukai oleh wanita nakal, kemudian wanita ini mengutus pelayannya dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya kami mengundangmu untuk kesaksaian. Maka orang itu pun berangkat bersama pelayannya, maka setiap kali ia masuk ke pintu, pelayannya di belakang menutupnya sehingga ia sampai kepada seorang wanita cantik yang di dekatnya ada anak kecil dan gelas berisi khmar, lalu wanita itu berkata, "Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengundangmu untuk kesaksian, akan tetapi agar engkau berzina denganku atau meminum segelas khmar ini atau membunuh anak ini." Orang ini pun menjawab, "Kalau begitu beri aku segelas khamr." Maka diberinya segelas khamr, kemudian orang itu berkata, "Tambahkan lagi." Tidak lama kemudian ia berzina dengannya dan membunuh anak itu. Oleh karena itu, jauhilah khamr. Karena demi Allah, sesungguhnya tidaklah berkumpul keimanan dengan kecanduan minuman keras kecuali salah satunya hampir mengeluarkan yang lain." (HR. Nasa'i. Syaikh Al Albani berkata, "Shahih mauquf (sampai kepada sahabat).")
Bersambung...
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger