Terjemah Umdatul Ahkam (41)

بسم الله الرحمن الرحيم
حث الإسلام على العتق
Terjemah Umdatul Ahkam (41)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan terjemah Umdatul Ahkam karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rahimahullah. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
KITAB JIHAD
425 - عَنْ أَبِي مُوسَى - عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ - عَنْ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلاحَ فَلَيْسَ مِنَّا)) .
425. Dari Abu Musa Abdullah bin Qais, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barang siapa yang mengangkat senjata kepada kami, maka dia bukan termasuk golongan kami.”
426 - عَنْ أَبِي مُوسَى - رضي الله عنه - قَالَ: ((سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَنْ الرَّجُلِ: يُقَاتِلُ شَجَاعَةً , وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً، وَيُقَاتِلُ رِيَاءً. أَيُّ ذَلِكَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا , فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ))
426. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang berperang agar disebut pemberani, berperang karena membela sukunya, dan berperang karena riya, yang manakah yang termasuk fii sabilillah? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi itulah fi sabilillah (di jalan Allah).”
Kitab ‘Itq (Memerdekakan Budak)
427 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((مَنْ أَعْتَقَ شِرْكاً لَهُ فِي عَبْدٍ , فَكَانَ لَهُ مَالٌ يَبْلُغُ ثَمَنَ الْعَبْدِ: قُوِّمَ عَلَيْهِ قِيمَةَ عَدْلٍ , فَأَعْطَى شُرَكَاءَهُ حِصَصَهُمْ , وَعَتَقَ عَلَيْهِ الْعَبْدُ , وَإِلاَّ فَقَدْ عَتَقَ مِنْهُ مَا عَتَقَ)) .
427. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memerdekakan saham(bagian)nya pada seorang budak, dan ia memiliki harta untuk membayar sisa harga budak itu, maka dinilai budak itu secara adil (tidak lebih dan tidak kurang), lalu diberikan bagian kepada masing-masing sekutu sehingga budak itu menjadi merdeka. Jika tidak demikian, maka budak itu hanya merdeka sesuai bagian yang dimerdekakan.”
428 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - عَنْ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((مَنْ أَعْتَقَ شِقْصَاً مِنْ مَمْلُوكٍ , فَعَلَيْهِ خَلاصُهُ كُلُّهُ فِي مَالِهِ , فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ مَالٌ قُوِّمَ الْمَمْلُوكُ قِيمَةَ عَدْلٍ , ثُمَّ اُسْتُسْعِيَ الْعَبْدُ , غَيْرَ مَشْقُوقٍ عَلَيْهِ)) .
428. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barang siapa yang memerdekakan bagiannya dari budak itu, maka hendaknya ia memerdekakan sisanya dari hartanya. Jika ia tidak memiliki harta, maka budak itu ditaksir nilainya secara adil, lalu budak itu diminta bekerja untuk memerdekakan dirinya tanpa menyusahkannya.”
Bab Menjual Budak Mudabbar
Mudabbar adalah budak yang merdekanya tergantung wafat tuannya.
429 - عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنهما قَالَ: ((دَبَّرَ رَجُلٌ مِنْ الأَنْصَارِ غُلاماً لَهُ - ,
429. Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma ia berkata, “Salah seorang Anshar menyatakan budaknya merdeka setelah dirinya wafat.”
430 - وَفِي لَفْظٍ: ((بَلَغَ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم -: أَنَّ رَجُلاً مِنْ أَصْحَابِهِ أَعْتَقَ غُلاماً لَهُ عنْ دُبُرٍ - لَمْ يَكُنْ لَهُ مَالٌ غَيْرُهُ فَبَاعَهُ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِثَمَانِمِائَةِ دِرْهَمٍ , ثُمَّ أَرْسَلَ ثَمَنَهُ إلَيْهِ)) .
430. Dalam sebuah lafaz disebutkan, “Sampai berita kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa salah seorang sahabatnya menjadikan merdeka budaknya setelah dia wafat, padahal dia tidak memiliki harta selain budaknya itu, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjualnya dengan harga 800 dirham, lalu mengirimkan hasilnya kepadanya.”
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger