Perhatian Islam Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

بسم الله الرحمن الرحيم
Perhatian Islam Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini hadits-hadits tentang perhatian Islam terhadap kesehatan dan lingkungan. Semoga Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma amin.
Nikmat Sehat Perlu Disyukuri
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu padanya, yaitu sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِحْصَنٍ الخَطْمِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا»
Dari Ubaidullah bin Mihshan Al Khathmiy ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang pada pagi harinya jiwanya aman, badannya sehat, dan memiliki bahan pangan untuk hari itu, maka seakan-akan dunia diserahkan kepadanya." (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 6042)
Perintah Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Yang Halal
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً وَقاَلَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.     [رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta’ala baik, tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya, "Wahai Para Rasul! Makanlah yang baik-baik dan beramal salehlah." (QS. Al Mu'minun: 51) Dia juga berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepada kamu." (QS. Al Baqarah: 172) Kemudian Beliau menyebutkan tentang seorang yang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan berambut kusut dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit sambil berkata, "Ya Rabbi, Ya Rabbi,” padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabulkan?" (HR. Muslim).

Perintah Tidak Berlebihan Dalam Hal Makan dan Minum
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r  كُلْ, وَاشْرَبْ, وَالْبَسْ, وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ, وَلَا مَخِيلَةٍ
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari bapaknya dari kakeknya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Makanlah, minumlah, dan bersedekahlah dengan tidak berlebihan dan sombong.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dan diriwayatkan oleh Bukhari secara mu’allaq dan dihasankan oleh Al Albani Al Misykaat (4381)).
Perintah Melakukan Sunanul Fithrah
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:« عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ » . قَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ . 
Dari Aisyah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ada 10 sunnah yang termasuk fitrah (sunanul fitrah), yaitu, memotong kumis, membiarkan janggut, bersiwak, menghirup air ke hidung, memotong kuku, mencuci lipatan jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan beristinja'." Zakariyya salah seorang perawi hadits tersebut berkata, "Saya lupa yang kesepuluhnya, namun jika tidak keliru adalah berkumur-kumur." (HR. Muslim)
Perintah Mensucikan Diri dari Hadats (kecil dan besar) dan dari najis
عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
Dari Abu Malik Al Asy'ariy ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bersuci sebagian dari iman." (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ»
Dari Ali radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kunci shalat adalah bersuci, masuk ke dalamnya dengan takbir dan keluarnya dengan salam." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 5885)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمْ بِنَعْلِهِ الْأَذَى، فَإِنَّ التُّرَابَ لَهُ طَهُورٌ»
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika salah seorang di antara kamu menginjak kotoran dengan sandalnya, maka tanah (setelahnya) menjadi penyucinya." (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا بَالَ فِي المَسْجِدِ، فَثَارَ إِلَيْهِ النَّاسُ ليَقَعُوا بِهِ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعُوهُ، وَأَهْرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ»
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ada seorang Arab badui yang buang air kecil di masjid, lalu para sahabat bangkit hendak memberikan sanksi kepadanya, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Biarkanlah dia! Tuangkanlah ke atas air kencingnya setimba air, karena kalian dikirim untuk memberikan kemudahan; bukan untuk menyusahkan." (HR. Jama'ah Ahli Hadits selain Muslim)
Perintah Membasuh Bagian Yang Dijilati Anjing
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r : طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذْ وَلَغَ فِيهِ اَلْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ, أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ (أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَفِي لَفْظٍ لَهُ: فَلْيُرِقْهُ وَلِلتِّرْمِذِيِّ: أُخْرَاهُنَّ, أَوْ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sucinya wadah salah seorang di antara kamu apabila dijilati anjing adalah dengan dibasuh sebanyak tujuh kali; basuhan yang pertama (dicampur) dengan tanah.” (HR. Muslim, dalam sebuah lafaz Muslim disebutkan, “Maka hendaknya ia tumpahkan airnya,” sedangkan dalam riwayat Tirmidzi dengan lafaz, “Basuhan yang akhir atau awalnya (dicampur) dengan tanah.”)
Perintah Mencuci Tangan Sebelum Mencelupkan Tangan ke dalam Air Ketika Bangun Tidur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ» .
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu bangun dari tidurnya, maka janganlah ia masukkan tangannya ke dalam wadah, sampai ia mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu, di mana tangannya bermalam.“ (HR. Bukhari dan Muslim, lafaz ini adalah lafaz Muslim)
Perintah Makan dan Minum Dengan Tangan Kanan
عَنْ عُمَرَ بْنَ أَبِى سَلَمَةَ قال : كُنْتُ غُلاَماً فِى حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِى تَطِيشُ فِى الصَّحْفَةِ فَقَال لِى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :« يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ » . فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ .
Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Aku adalah seorang anak yang berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu tanganku kesana kemari di piring, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku, “Wahai anak, ucaplah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari yang terdekat denganmu.” Maka cara makanku selalu seperti itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak Meniup Makanan dan Minuman yang Masih Panas
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ النَّفْخِ فِي الشُّرْبِ
Dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang meniup pada minuman. (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al Albani)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda terhadap makanan yang sudah hilang panasnya:
إِنَّهُ أَعْظَمُ لِلْبَرَكَةِ
“Sesungguhnya ia (makanan yang hilang panasnya) lebih besar berkahnya.” (HR. Darimi, Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi, dishahihkan oleh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahiihah no. 659)
Perintah Menutup Wadah Berisi Air di Malam Hari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ، لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلَّا نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ
"Tutuplah bejana dan ikatlah geriba, karena dalam setahun ada satu malam yang di sana turun wabah (penyakit yang dapat membawa kepada kematian), dimana wabah tidaklah melewati bejana yang tidak ditutup atau geriba yang tidak diikat kecuali akan dimasuki wabah itu." (HR. Muslim)
Perintah Menjauhkan Diri Dari Orang Yang Terkena Kusta dan Tha'un
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ، وَفِرَّ مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأَسَدِ»
Dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada penyakit menular (dengan sendirinya), tidak ada kesialan, tidak ada kesialan dari burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar, dan larilah dari orang yang berpenyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa[i]." (HR. Ahmad dan Bukhari)
Perintah Memberikan Hak Badan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا عَبْدَ اللَّهِ، أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ، وَتَقُومُ اللَّيْلَ؟» ، فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «فَلاَ تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ، وَقُمْ وَنَمْ، فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ، فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا، فَإِنَّ ذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ»
Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Wahai Abdullah! Saya mendapatkan kabar bahwa engkau terus berpuasa di siang hari dan terus melakukan shalat di malam hari?" Aku menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Beliau  pun bersabda, "Jangan engkau lakukan! Berpuasa dan berbukalah, shalat malam dan tidurlah, karena jasadmu punya hak atasmu, matamu punya hak atasmu, istrimu punya hak atasmu, dan tetanggamu punya hak atasmu. Cukup bagimu berpuasa dalam sebulan tiga hari, karena satu kebaikan akan dilipatgandakan untukmu menjadi sepuluh. Sesungguhnya puasa itu sama seperti puasa setahun penuh." (HR. Bukhari)
Makruhnya Tidur Larut Malam
Ibnu Abbas berkata, "Beliau melarang tidur sebelum Isya dan melakukan obrolan setelahnya." (HR. Thabrani, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 6915)
Larangan Buang Air di Tempat Manusia Berteduh dan Jalan yang biasa mereka lalui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اِتَّقُوا اللاَّعِنَيْنِ  :  الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيْقِ النَّاسِ أَوْ فِي ظِلِّهِمْ  
“Jauhilah dua perkara yang mendatangkan laknat; yaitu buang air di jalan lewat manusia atau di tempat mereka berteduh.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)
Larangan Menggauli Istri Ketika Haidh dan Larangan menggaulinya di dubur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَتَى حَائِضًا، أَوِ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا، أَوْ كَاهِنًا، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ»
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, "Barang siapa yang menggauli istri yang haidh atau di duburnya, atau mendatangi dukun, maka ia telah kufur kepada wahyu yang diturunkan kepada Muhammad." (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani. Tirmidzi berkata, "Maksud hadits ini adalah untuk menegaskan.")
Perintah Menyingkirkan Sesuatu Yang Mengganggu di Jalan
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ ».
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan Laailaahaillallah, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perintah Berobat Ketika Sakit
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ الدَّاءَ وَ الدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا وَ لاَ تَتَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
"Sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah, namun jangan berobat dengan yang haram." (HR. Thabrani dalam Al Kabir dari Ummud Darda', dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 1762)
Berobat Dengan Bekam, Mengkonsumsi Madu, Habbatus sauda', dan air Zamzam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"الشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ: فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ، أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ، أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ، وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنِ الكَيِّ "
"Pengobatan itu ada pada tiga; goresan bekam, meminum madu, atau dengan besi panas, namun aku melarang umatku mengobati dengan besi panas." (HR. Bukhari dan Ibnu Majah)
فِي الحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا السَّامُ
"Pada habbatus sauda ada obat terhadap segala penyakit kecuali maut." (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)
زَمْزَمُ طَعَامُ طُعْمٍ وَ شِفَاءُ سُقْمٍ
"Air Zamzam terhadap makanan yang mengenyangkan dan obat terhadap penyakit." (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Al Bazzar, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 3572).
Wallahu a'lam wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Makbatah Syamilah versi 3.45, Mausu'ah Haditsiyyah Mushaghgharah (Markaz Nurul Islam Li Abhatsil Qur'ani was Sunnah), Al 'Ilaj bir Ruqa minal Kitab was Sunnah (Dr. Sa'id Al Qahthani), Al 'Ilaj war Ruqa (Dr. Khalid Al Jarisi), Untaian Mutiara Hadits (Penulis), dll.


[i] perintah menjauhi orang yang terkena penyakit kusta adalah sebagai saddudz dzari'ah (menutup celah), yakni agar orang yang bergaul dengan orang yang berpenyakit kusta yang kemudian ia juga tertimpa penyakit kusta secara takdir bukan karena menular sendiri, akhirnya membuatnya meyakini, bahwa ada penyakit yang menular dengan sendirinya, ia pun jatuh ke dalam dosa karena keyakinan ini.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger