بسم
الله الرحمن الرحيم
Hadits-Hadits Tentang Tazkiyatun Nufus (2)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini hadits-hadits tentang tazkiyatun
nufus, yang kami kumpulkan dari beberapa kitab hadits. Semoga Allah Azza wa Jalla
menjadikan pengumpulan hadits-hadits ini ikhlas karena-Nya dan menjadikan hati
kita bersih, sehingga kita datang menghadap Allah Azza wa Jalla dengan hati
yang selamat, Allahumma aamin.
Tetap Menyambung
Tali Silaturrahim Meskipun Diputuskan
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّ لِى قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِى وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ
وَيُسِيئُونَ إِلَىَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَىَّ . فَقَالَ «
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلاَ يَزَالُ
مَعَكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ ».
Dari
Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya saya punya kerabat yang saya sambung hubungan dengan mereka,
tetapi mereka memutuskan hubungan denganku, aku berbuat baik kepada mereka,
tetapi mereka berbuat buruk kepadaku. Aku memaafkan mereka, tetapi mereka
berkata buruk kepadaku. Maka Beliau bersabda, “Sungguh, jika keadaanmu
sebagaimana yang engkau katakan, maka engkau seakan-akan memberi makan mereka
debu yang panas, dan senantiasa ada penolong bersamamu dari Allah terhadap
mereka jika engkau tetap seperti itu.” [HR. Muslim].
Bertakwa Kepada Allah dan Berakhlak Mulia
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَكْثَرَ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ
الْأَجْوَفَانِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْأَجْوَفَانِ قَالَ الْفَرْجُ
وَالْفَمُ قَالَ أَتَدْرُونَ أَكْثَرَ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ تَقْوَى اللَّهِ
وَحُسْنُ الْخُلُقِ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Sesungguhnya sesuatu yang paling banyak
memasukkan manusia ke neraka adalah dua dua rongga.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu dua
rongga?” Beliau menjawab, “Yaitu mulut dan farji (kemaluan).” Beliau juga
bersabda, “Tahukah kamu sesuatu yang paling banyak memasukkan (seseorang) ke
surga? Yaitu takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” [HR. Ahmad].
Banyak Bersyukur
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ
وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
».
Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam apabila shalat (malam), maka Beliau berdiri
sampai pecah-pecah kedua kakinya. Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah,
mengapa engkau melakukan hal ini, padahal dosa-dosamu yang dahulu maupun yang
akan datang telah diampuni?” Beliau menjawab, “Wahai Aisyah, tidak pantaskah
aku menjadi hamba yang banyak bersyukur.”
[HR.
Muslim].
Menjaga Lisan
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَا النَّجَاةُ قَالَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ
وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
Dari Uqbah bin ‘Amir ia berkata: Aku
berkata, “Wahai Rasulullah, di manakah keselamatan?” Beliau menjawab, “Jagalah
lisanmu, sempatkanlah berada di rumahmu dan tangisilah dosa-dosamu.” [HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hadits ini hasan,”
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 1392].
Menjauhi Riya'
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم يَقُولُ « إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ
عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا
قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ . قَالَ
كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ . فَقَدْ قِيلَ . ثُمَّ
أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ وَرَجُلٌ
تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ
نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ
وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ . قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ
تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ . وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ
قَارِئٌ . فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى
أُلْقِىَ فِى النَّارِ . وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ
أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ
فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ
فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ
لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ . فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ
ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ » .
Dari Abu Hurairah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang pertama diadili pada hari Kiamat
adalah seorang yang mati syahid. Ia pun dihadirkan, lalu Allah memperkenalkan
nikmat-nikmat-Nya, maka dia mengenalinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau
lakukan dengannya?” Ia menjawab, “Aku telah berperang di jalan-Mu sehingga aku
mati syahid.” Allah berfirman., “Engkau dusta. Akan tetapi, engkau berperang
agar dikatakan pemberani, dan sudah dikatakan demikian.” Lalu diperintahkan
agar dia diseret di atas wajahnya kemudian dilemparkan ke neraka. Selanjutnya
seorang yang belajar agama dan mengajarkannya serta membaca Al Qur’an, maka dia
dihadirkan, lalu Allah memperkenalkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya, dia pun
mengenalinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan dengannya?” Dia
menjawab, “Aku mempelajari ilmu, mengajarkannya dan aku membaca Al Qur’an
karena-Mu.” Allah berfirman, “Engkau
dusta. Akan tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan ‘alim (ahli ilmu) dan
engkau membaca Al Qur’an agar dikatakan qaari’ (pembaca Al Qur’an), dan sudah
dikatakan demikian.” Kemudian dia diperintahkan untuk diseret di atas wajahnya
untuk dilemparkan ke neraka. Kemudian seorang yang Allah luaskan rezekinya dan
Dia berikan kepadanya berbagai macam harta, lalu dia dihadirkan. Maka Allah
memperkenalkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya dan ia pun mengenalinya. Allah
berfirman, “Apa yang engkau lakukan dengannya?” Dia menjawab, “Tidak ada satu
pun jalan yang Engkau suka jika dikeluarkan harta di sana kecuali aku keluarkan karena-Mu.” Allah
berfirman, “Engkau dusta, akan tetapi engkau lakukan hal itu agar dikatakan
bahwa dirimu seorang dermawan, dan ternyata sudah dikatakan demikian.” Kemudian
ia diperintahkan untuk diseret di atas wajahnya lalu dilemparkan ke neraka.”
[HR. Muslim].
Senantiasa Meminta Kepada Allah Azza wa Jalla
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَسْأَلْ اللَّهَ
يَغْضَبْ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidak meminta kepada
Allah, maka Allah akan murka kepada-Nya.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 2418)
Terus Beristighfar dan Tidak Berputus Asa Karena Dosa
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ : « إِنَّ عَبْداً أَصَابَ ذَنْباً - وَرُبَّمَا قَالَ أَذْنَبَ
ذَنْباً - فَقَالَ : رَبِّ أَذْنَبْتُ - وَرُبَّمَا قَالَ أَصَبْتُ - فَاغْفِرْ
لِى فَقَالَ رَبُّهُ : أَعَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ
وَيَأْخُذُ بِهِ ؟ غَفَرْتُ لِعَبْدِى . ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ ، ثُمَّ
أَصَابَ ذَنْباً أَوْ أَذْنَبَ ذَنْباً ، فَقَالَ : رَبِّ أَذْنَبْتُ - أَوْ
أَصَبْتُ - آخَرَ فَاغْفِرْهُ . فَقَالَ : أَعَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا
يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ ؟ غَفَرْتُ لِعَبْدِى ، ثُمَّ مَكَثَ مَا
شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَذْنَبَ ذَنْباً - وَرُبَّمَا قَالَ أَصَابَ ذَنْباً - قَالَ
قَالَ : رَبِّ أَصَبْتُ - أَوْ أَذْنَبْتُ - آخَرَ فَاغْفِرْهُ لِى . فَقَالَ :
أَعَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ ؟
غَفَرْتُ لِعَبْدِى - ثَلاَثاً - فَلْيَعْمَلْ مَا شَاءَ » .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia
berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh,
ada seorang hamba yang terjatuh ke dalam dosa -atau Beliau bersabda, “Telah
melakukan suatu dosa,”- lalu ia berkata, “Ya Rabbi, saya telah melakukan suatu
dosa,” atau ia berkata, “Aku telah terjatuh ke dalam dosa, maka ampunilah aku.”
Maka Tuhannya berfirman, “Apakah hamba-Ku tahu, bahwa dia mempunyai Tuhan yang
mengampuni dosa dan menyiksa karenanya? Aku ampuni hamba-Ku.” Selang beberapa
lama yang Allah kehendaki, ia terjatuh melakukan suatu dosa atau mengerjakan
suatu dosa, lalu berkata, “Ya Rabbi, saya telah berdosa atau terjatuh ke dalam
dosa yang lain, maka ampunilah dosa itu.” Allah berfirman, “Apakah hamba-Ku
tahu, bahwa dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya?
Aku ampuni hamba-Ku.” Selang beberapa lama yang Allah kehendaki, ia melakukan
suatu dosa atau mengerjakan suatu dosa, lalu ia berkata, “Ya Rabbi, saya telah
berdosa atau terjatuh ke dalam dosa yang lain, maka ampunilah dosa itu.” Allah
berfirman, “Apakah hamba-Ku tahu, bahwa dia mempunyai Tuhan yang mengampuni
dosa dan menyiksa karenanya? Aku ampuni dosa hamba-Ku tiga kali, dan
kerjakanlah apa yang dia kehendaki[i].”
[HR. Bukhari dan Muslim].
Zuhud Terhadap Dunia
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ فَقُلْنَا
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً فَقَالَ مَا لِي وَمَا
لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ
شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu
ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa tidur di atas tikar
dan ketika bangun, tikar itu membekas pada rusuknya, maka kami berkata, “Wahai
Rasulullah, bagaimana kalau kami buatkan kasur untukmu?” Maka Beliau bersabda,
“Apa urusanku dengan dunia. Aku di dunia tidak lain seperti orang yang menaiki
kendaraan yang berteduh di bawah sebuah pohon beristirahat dan kemudian pergi
meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih
At Tirmidzi 2377 dan Shahih Ibnu Majah 4109)
Ikhlas,
Tulus, dan Tetap Bersama Kaum Muslim
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ
إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ وَالنُّصْحُ لِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومُ
جَمَاعَتِهِمْ
Dari Zaid bin Tsabit ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga perkara yang hati seorang
muslim tidak akan dengki kepadanya, yaitu mengikhlaskan amal karena Allah,
menasihati para pemimpin kaum muslimin dan tetap bersama jamaah mereka.” [HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahih Ibnu Majah 1/203].
Qiyamullail
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ
رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ
عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطاً طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ
خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ » .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Setan mengikat tiga ikatan
di tengkuk kepala salah seorang di antara kamu ketika dia tidur. Setiap ikatan ia
ikat dengan kuat sambil berkata, “Untukmu malam yang panjang, maka tidurlah.”
Jika ia bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah ikatan (pertama). Jika ia
berwudhu, maka lepaslah ikatan (kedua), dan jika ia shalat, maka lepaslah
ikatan (ketiga), sehingga pada pagi harinya ia menjadi seorang yang semangat
dan jiwanya baik. Jika tidak demikian, maka pada pagi harinya jiwanya buruk dan
malas.” [HR.
Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah
1/203].
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ ذُكِرَ
عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقِيلَ مَا زَالَ
نَائِمًا حَتَّى أَصْبَحَ مَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَالَ بَالَ الشَّيْطَانُ
فِي أُذُنِهِ
Dari
Abdullah radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Telah disebutkan seseorang di hadapan
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Disebutkan, bahwa ia selalu tidur sampai
Subuh, tidak bangun untuk shalat malam.” Maka Beliau bersabda, “Setan telah
kencing di telinganya.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Bersambung…
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar