Tetap Berpegang Dengan Islam di Era Globalisasi

بسم الله الرحمن الرحيم

Tetap Berpegang Dengan Islam di Era Globalisasi

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, Amma ba'du:
Di era globalisasi ini, budaya-budaya barat "non muslim" mudah masuk ke dalam negeri yang dikenal dengan keramahannya; yaitu Negara Indonesia. Negara Indonesia sebagai Negara yang mayoritas muslim, dimana penduduknya akrab dengan agamanya dan nilai-nilainya, namun sekarang ini nilai-nilai tersebut sudah mulai terkikis.
Melalui berbagai media, budaya-budaya barat mulai menguasai para pemuda muslim. Oleh karenanya, banyak para pemuda atau pemudi muslim yang mulai melepas syiar agamanya, bahkan yang menonjol darinya adalah syiar orang-orang non muslim. Ada di antara mereka yang menamai dirinya dengan nama-nama orang kafir, ada yang menunjukkan penampilan orang-orang kafir, ada pula yang menghidupkan budaya-budaya dan gaya hidup mereka, dan sebagainya. Sepertinya, apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam benar-benar telah terjadi, Beliau bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ *
“Sungguh, kamu akan mengikuti jejak orang-orang sebelummu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga jika seandainya mereka menempuh jalan ke lubang dhabb (binatang kecil seperti biawak), tentu kamu akan mengikuti juga.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Yahudi dan Nasrani (yang akan diikuti)?” Beliau menjawab, “Siapa lagi?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di samping media-media yang cukup banyak yang menyodorkan budaya-budaya luar, demikian pula tidak adanya penyaring budaya-budaya yang berasal dari luar, ditambah dengan kedangkalan ilmu agama yang dimiliki oleh para pemuda muslim. Oleh karenanya, tidak jarang kita melihat mereka mudah mengambil budaya tersebut kemudian mengikutinya.
Dengan demikian, era globalisasi ini penuh dengan godaan (fitnah), baik fitnah syubhat maupun syahwat. Keadaan seperti ini sudah diisyaratkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya,
بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنٌ كَقَطْعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
“Sebelum datang kiamat ada fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap.” (HR. Hakim, Shahihul Jaami’ no. 2855)
Karena begitu dahsyatnya fitnah itu, maka di antara manusia ada yang pagi harinya mukmin, namun sore harinya menjadi orang kafir, atau sore harinya menjadi mukmin, namun besok paginya menjadi orang kafir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا»
"Bersegeralah beramal sebelum tiba fitnah-fitnah seperti malam yang gelap. Pagi hari seorang menjadi mukmin, namun sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya menjadi mukmin, namun pagi harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya hanya karena perhiasan dunia."  (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)
Fitnah (godaan) di era globalisasi
Fitnah (godaan) yang menonjol di era ini ada dua:
1.  Fitnah Syahwat
Masing-masing kita diuji dengan wanita, anak, harta dan hal-hal yang kita sukai lainnya.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali Imran: 14)
Pada umumnya fitnah ini dapat melalaikan dan menjauhkan manusia dari beribadah kepada Allah dan melupakannya dari mencari bekal untuk akhirat. Terhadap fitnah ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
“Wahai orang-orang beriman! Janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Terj. QS. Al Munafiqun: 9)
Untuk menghadapi fitnah syahwat ini secara umum adalah dengan bersabar menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar menjauhi maksiat, dan istiqamah di atas agamanya.
2.  Fitnah Syubhat
Fitnah syubhat adalah fitnah, dimana kebenaran menjadi samar, dan kebatilan tampak seperti kebenaran.
Di era globalisasi ini telah terjadi al ghazwul fikri (perang pemikiran), dimana orang-orang kafir dan orang-orang munafik melemparkan syubhat ke tengah-tengah kaum muslimin sehingga mereka ragu-ragu terhadap agamanya. Bahkan sebagian perguruan tinggi Islam telah dimasuki oleh orang-orang yang melempar Al Ghazwul Fikri ini, seperti yang dilakukan oleh anak didik orang-orang kafir, yaitu Jaringan Islam Liberal dan sejenisnya.
Fitnah syubhat ini bagi orang awam terlihat seakan-akan baik, bagus dan benar, padahal di balik itu ada bahaya yang besar, dan bahaya tersebut biasanya hanya diketahui oleh orang-orang yang dalam ilmu agamanya (ulama).
Untuk menghadapi fitnah syubhat ini secara umum adalah dengan yakin di atas kebenaran dan tidak mudah berubah oleh situasi dan kondisi; berbekal ilmu syar’i.
Benteng terhadap fitnah syahwat dan syubhat
Secara lebih rinci hal-hal yang perlu disiapkan untuk menghadapi fitnah syahwat dan syubhat adalah sebagai berikut:
1.   Mendatangi Al Qur'an, baik dengan membacanya, menghapalnya, mempelajarinya, mentadabburinya, dan mengamalkannya.
Al Qur'an adalah tali Allah yang kokoh dan jalan-Nya yang lurus, barang siapa yang berpegang dengannya maka Allah akan jaga, dan barang siapa yang berpaling darinya, maka akan tersesat. Allah Azza wa Jalla berfirman,
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
"Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (QS. Thaahaa: 123)
Al Qur'an merupakan sumber tatsbit (keteguhan hati) karena ia menanamkan keimanan dan menyucikan jiwa dengan mengadakan hubungan dengan Allah Azza wa Jalla. Ayat-ayat Al Qur'an merupakan penyejuk hati orang-orang beriman dari panasnya fitnah, sehingga hatinya tenteram karenanya. Al Qur'an juga memberikan gambaran dan nilai-nilai yang benar, dimana dari sana seseorang dapat beradaptasi secara baik dengan lingkungannya, demikian juga memberikan tolok ukur yang dengannya ia dapat menimbang berbagai masalah. Di samping itu, Al Qur'an membantah syubhat yang dihembuskan musuh-musuh Islam.
2.   Berpegang dengan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan pemahaman As Salafush Shaalih (generasi pertama Islam).
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَسَتَرَوْنَ مِنْ بَعْدِي اخْتِلَافًا شَدِيدًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَالْأُمُورَ الْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ *
“Kalian akan melihat setelahku perselisihan yang dahsyat. Maka kalian harus berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan geraham serta jauhilah perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap bid’ah adalah sesat.” (Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
3.   Tetap beribadah dan beramal salih.
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ
“Beribadah pada saat terjadi kekacauan (banyak fitnah) seperti berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merutinkan amal saleh, dan amal yang paling dicintainya adalah yang rutin meskipun sedikit, dan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila telah melakukan suatu amalan, maka mereka merutinkannya.
4.   Mentadabburi kisah para nabi dan mempelajarinya.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَكُلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
"Dan semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan telah datang kepadamu dalam surat ini kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman." (QS. Huud: 120)
5.   Mendekat kepada para ulama rabbani
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
“Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri).” (Terj. QS. An Nisaa’: 83)
Makna “Ulil Amri” di sini adalah ulama dan umara’. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Kami ketika timbul kekhawatiran, pikiran kami kacau dan bumi (yang luas) terasa sempit, kami mendatangi beliau (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah), kami perhatikan dan dengarkan kata-katanya sehingga hilanglah (syubhat) yang menimpa kami semuanya.”
6.   Berlemah lembut dan tidak tergesa-gesa dalam sesuatu agar dapat menyikapi masalah dengan bijak (hikmah).
7.   Berkawan dengan orang-orang saleh
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan sore hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya itu melewati batas." (QS. Al Kahfi: 28)
8.   Bersabar dan teguh di atas Sunnah
Berpegang dengan sunnah di zaman fitnah sungguh berat, ibarat memegang bara api. Oleh karena itu, seseorang butuh bersabar. Dan untuk memperoleh kesabaran di antara caranya adalah dengan mengkaji Al Qur’an dengan tafsirnya dan As Sunnah dengan syarahnya, memperhatikan akibat baik bagi orang-orang yang bersabar, mempelajari kisah-kisah para nabi dan para sahabat, menghadiri majlis-majlis ilmu, berkawan dengan orang-orang shalih, mengingat surga dan neraka, mengingat bahwa hidup di dunia hanya sementara, dsb.
9.   Berhati-hati terhadap nifak dan sarana yang mengarah kepadanya.
Al Hasan berkata, “Tidak ada yang takut terhadapnya (yakni terhadap nifak) kecuali orang mukmin dan tidak ada orang yang merasa aman darinya kecuali orang munafik.”
Di antara sarana (dalam bentuk amal) yang dapat mengarah kepada nifak adalah khianat dalam amanat, berdusta dalam bicara, ingkar janji, tidak mau mengerjakan shalat dengan berjamaah, menunda-nunda shalat hingga hampir habis waktuya, dsb.
10.            Berhati-hati dari menyelisihi perintah Nabi shallalllahu 'alaihi wa sallam (seperti menganggap remeh dosa).
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa azab yang pedih.” (Terj. QS. An Nuur: 63)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yakni hendaknya orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul shallalllahu 'alaihi wa sallam batin maupun zhahir merasa khawatir dan takut “tertimpa fitnah” yakni di hati mereka berupa kekufuran, kemunafikan atau bid’ah.”
11.            Berlindung kepada Allah dari fitnah.
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:
تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
"Berlindunglah kepada Allah dari fitnah; yang tampak maupun yang tersembunyi.” (HR. Muslim)
12.            Berdoa kepada Allah agar diberi keteguhan hati.
Hati manusia semuanya berada di antara dua jari di antara jari-jari Allah, Dia mudah membalikkannya jika Dia menghendaki (HR. Ahmad dan Muslim). Oleh karena itu, Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam sering berdoa dengan doa berikut:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلىَ دِيْنِكَ
“Wahai Allah yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku ini di atas agamamu.” (HR. Tirmidzi dari Anas, lih. Shahihul Jami’ 7864)
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa Nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Min Asbaabits Tsabat 'alad diin (Dr. Asyraf), Wasa'iluts Tsabat 'alaa Dinillah (M. Bin Shalih Al Munajjid), Maktabah Syamilah versi 3.45 dll.

2 komentar:

Hasbi Parenting Institute mengatakan...

Assalamu'alaikum Ustad...
Ana Hasbi yang dua hari lalu menjadi pembicara di Pesantren.
Bisa minta no telp ustad?
Wassalam
Hasbi
081364032303
www.HasbiParenting.com

Hasbi Parenting Institute mengatakan...

Assalamu'alaikum Ustad,
Bisa minta no telp ustad?
Kemarin pas ngobrol selepas sholat Maghrib lupa minta.
Wassalam
Hasbi
www.HasbiParenting.com

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger