Khutbah Idul Adh-ha (Renungan Terhadap Keadaan Kita)

بسم الله الرحمن الرحيم
Khutbah Idul Adh-ha
(Renungan Terhadap Keadaan Kita)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ :  
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laailaahailallahu wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Ma’aasyiral muslimin wal muslimaat
Sidang shalat ‘Ied yang berbahagia!
Kita bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala atas nikmat-nikmat-Nya yang terus Dia limpahkan kepada kita. Di antara nikmat-nikmat itu, yang paling besarnya adalah nikmat beragama Islam dan nikmat dimudahkannya kita oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala untuk dapat menjalankan ajaran Islam, dimana dengan nikmat ini seseorang dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat; di dunia mendapatkan petunjuk dan di akhirat bisa masuk ke dalam surga. Sebaliknya orang yang berpaling dari Islam, maka ia akan hidup dalam kebingungan dan akan menjadi orang yang sengsara di akhiratnya, dan inilah kerugian yang besar.
Agama Islam –wal hamdulillah- cocok di setiap zaman, di setiap tempat, dan di setiap generasi. Bangsa yang berpegang kepadanya dengan mengamalkannya, maka pasti berada dalam kebaikan dan kemajuan.

Agama Islam juga merupakan solusi terhadap semua problem yang ada, baik problem yang telah berlalu maupun yang akan datang. Oleh karena itu, jangan ragu-ragu berpegang dengannya, dan di sanalah letak kebahagiaan kita. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ، كِتَابَ اللهِ
"Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang jika kalian berpegang dengannya, maka kalian tidak akan tersesat, yaitu kitabullah." (HR. Muslim)
Dalam riwayat Hakim disebutkan,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُوْا بَعْدَهُمَا: كَتَابَ اللهِ وَ سُنَّتِيْ
"Aku tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang dengannya, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku." (Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 2937)
Ma’aasyiral muslimin wal muslimaat
Sidang shalat ‘Ied yang berbahagia!
Di antara rukun Islam yang agung setelah syahadatain adalah mendirikan shalat. Shalat adalah tiang agama dan sebagai amal saleh yang paling dicintai Allah. Shalat juga merupakan amal saleh yang pertama kali dimintai pertanggung jawaban pada hari Kiamat; apabila shalatnya baik, maka akan baiklah seluruh amalnya dan apabila shalatnya buruk, maka akan buruklah seluruh amalnya. Shalat juga merupakan wasiat terakhir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada umatnya, Beliau bersabda:
اَلصَّلاَةَ الصَّلاَةَ ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Jagalah shalat, jagalah shalat dan berbuat baiklah kepada budak yang kalian miliki.” (HR. Thabrani, Shahihul Jami’ no. 3873)
Demikian pula shalat adalah batas pemisah antara seseorang dengan kekufuran. Bahkan Allah mengancam dengan neraka kepada mereka yang meninggalkan shalat, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"--- Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat." (QS. Al Muddatstsir: 42-43)
Oleh karena itu, jangan sekali-kali kita meninggalkan shalat, karena meninggalkannya adalah dosa yang sangat besar. Umat Islam juga tidak berselisih bahwa meninggalkan shalat dengan sengaja termasuk dosa-dosa besar yang sangat besar, dan bahwa dosanya lebih besar di sisi Allah daripada dosa membunuh, mengambil harta, berzina, mencuri, dan meminum khamr.
Maka dari itu, jika ada di antara kita yang meninggalkan shalat, bertobatlah sebelum pintunya tertutup, yaitu ketika nyawa di tenggorokan dan ketika matahari terbit dari barat.
Ma’aasyiral muslimin wal muslimaat
Sidang shalat ‘Ied yang berbahagia!
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim: 6)
Dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk menjaga diri kita dan keluarga kita (anak dan istri) dari masuk ke neraka, tentunya dengan cara menekan diri kita dan keluarga kita untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Demikian pula menyuruh anak-anak dan istri kita melaksanakan kewajiban agama, seperti shalat, berpuasa Ramadhan, berbuat baik dengan orang lain, menyuruh istri dan puteri-puteri kita memakai jilbab, dsb.
Dan seseorang tidak dapat mengenal mana perintah Allah dan mana larangan Allah kecuali dengan mempelajari agama-Nya. Oleh karena itu, kita wajib belajar agama dan wajib mendidik anak dan istri kita dengan pendidikan agama. Hal ini jika kita memang sayang kepada keluarga kita, dan ingin berkumpul bersama lagi di akhirat.
Ma’aasyiral muslimin wal muslimaat
Sidang shalat ‘Ied yang berbahagia!
Sesungguhnya di antara sebab tercabutnya keberkahan dan turunnya musibah pada sebuah negeri adalah ketika kemungkaran merebak di mana-mana, namun tidak diingkari, dan perkara ma'ruf sudah ditinggalkan dan tidak diserukan lagi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ ، أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
"Demi Allah yang jiwa-Ku di tangan-Nya, kamu harus beramar ma'ruf dan bernahi munkar, atau (jika tidak) Allah akan menimpakan kepada kamu hukuman dari sisi-Nya, lalu kamu berdoa kepada-Nya, namun tidak dikabulkan." (HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits hasan.")
Dahulu generasi pertama Islam mendapatkan pujian  dari Allah Azza wa Jalla adalah ketika mereka beramar ma'ruf dan bernahi munkar, Allah berfirman,
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran: 110)
Oleh karena itu, jika kita ingin mendapatkan pujian lagi dari Allah Azza wa Jalla, maka lakukanlah amar ma'ruf dan nahi mungkar, dan dahulukanlah kecintaan Allah (dengan beramar ma'ruf dan bernahi mungkar) meskipun manusia membenci. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، وَأَرْضَى النَّاسَ عَنْهُ ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللهِ سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ ».
“Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah akan ridha kepadanya dan Dia akan membuat manusia ridha kepadanya. Dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia murka kepadanya” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya).
Ma’aasyiral muslimin wal muslimaat
Sidang shalat ‘Ied yang berbahagia!
Di hadapan kita kemungkaran sudah terlalu banyak. Di antara kita ada yang meninggalkan shalat, ada pula yang durhaka kepada orang tuanya, ada pula yang mendatangi dukun dan peramal, ada pula yang memakai jimat, ada pula yang memutuskan tali silaturrahim, ada pula yang menyakiti tetangganya, ada pula yang memakan riba, ada pula yang berzina, ada pula yang suka berdusta, ada pula yang suka ghibah (menggunjing orang lain) dan namimah (mengadu domba), ada pula yang suka mengingkari janji, ada pula yang suka menipu dalam bermu'amalah, wanita-wanita kita juga melepas jilbab dan membuka aurat, maka siapa saja di antara kita yang berkuasa terhadap mereka, lakukanlah amar ma'ruf dan nahi munkar. Misalnya jika istri dan puteri kita membuka aurat, maka suruhlah istri dan puteri-puteri memakai jilbab, pakaikanlah kepada mereka pakaian yang longgar dan tidak ketat. Ajarilah mereka bersikap malu, karena malu sebagian dari iman. Sesungguhnya sikap seperti ini menunjukkan rasa sayang kita kepada mereka.
Ma’aasyiral muslimin wal muslimaat
Sidang shalat ‘Ied yang berbahagia!
Hari Idul Adh-ha ini adalah hari yang paling utama di sisi Allah Azza wa Jalla. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ * (ابوداود)
“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah Tabaaraka wa Ta’aala adalah hari nahar (10 Dzulhijjah), lalu hari qar (setelah hari nahar).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Imam Hakim dan Syaikh Al Albani)
Pada hari ini berkumpul jamaah haji untuk menunaikan manasik haji yang agung, mereka melempar jamrah aqabah, menyembelih hewan hadyu, mencukur rambut mereka, dan berthawaf ifadhah di Baitullah serta bersa'i antara Shafa dan Marwah.
Berhaji ke Baitullah adalah rukun Islam yang kelima. Haji adalah undangan dari Allah Tuhan semesta alam untuk mendatangi rumah-Nya kepada mereka yang telah mentauhidkan Allah, beriman kepada Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan berpuasa Ramadhan. Akan tetapi, karena rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, maka Dia memberikan udzur kepada hamba-Nya yang tidak sanggup mendatangi undangan-Nya.
Haji dan Umrah termasuk amalan yang utama yang balasannya adalah surga. Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ اِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dan hajji mabrur, tidak ada balasan untuknya selain surga.” (HR. Muslim)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barang siapa yang berhajji dengan tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat kefasikan, maka ia akan kembali seperti hari ketika dilahirkan ibunya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Di antara hikmah berhaji adalah melatih jiwa mengorbankan harta dan badan dalam ketaatan kepada Allah Ta'ala. Oleh karena itu, haji termasuk bagian jihad fii sabilillah. Hikmah lainnya adalah mempertemukan kaum muslim dari berbagai penjuru di tempat yang paling dicintai Allah, dan agar mereka saling tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan, menyatukan mereka, dan mengingatkan, bahwa mereka semua adalah bersaudara.
Pada hari ini pula jamaah haji dan orang-orang yang tidak naik haji melakukan hal yang sama, yaitu menyembelih hewan sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla serta sebagai pembuktian, bahwa ibadah hanya ditujukan kepada-Nya; tidak selain-Nya.
Di hari ini, hari sebelumnya, dan tiga hari setelahnya (hari tasyriq) kita dianjurkan bertakbir. Takbir ini dimulai setelah shalat Subuh hari ‘Arafah (9 DZulhijjah) sampai akhir hari tasyriq. Lafaz takbirnya adalah:
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَاِالهَ اِلَّا اللهُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Artinya: "Allah Mahabesar (boleh dua atau tiga kali takbirnya), tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Mahabesar, milik-Nyalah segala puji."
Imam Ahmad pernah ditanya, “Berdasarkan hadits apa anda berpendapat bahwa takbir diucapkan setelah shalat Subuh hari ‘Arafah sampai akhir hari tasyriq?” Ia menjawab, “Berdasarkan ijma’; yaitu dari Umar, Ali, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhum.”
Dianjurkan juga menjaharkan suara takbirnya ketika di pasar, rumah, jalan-jalan dsb. Sunnahnya adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri (tidak dipimpin), dan hal ini berlaku pada semua dzikr dan doa, kecuali karena tidak hapal sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.
Ma’aasyiral muslimin wal muslimaat
Sidang shalat ‘Ied yang berbahagia!
Setiap kita hendaknya memahami hikmah disyari’atkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal saleh, maka janganlah menjadikannya sebagai kesempatan bermaksiat dan bergelimang di atas maksiat agar kebaikan yang telah kita lakukan tidak terhapus karenanya. Kita juga meminta kepada Allah taufiq-Nya agar terus dapat mengisi kehidupan kita di dunia dengan iman dan amal saleh, dan agar Dia mematikan kita di atas Islam dan mengamalkannya, Allahumma aamin.
هَذَا وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْوَرَى ، فَقَدْ أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فَقَالَ سُبْحَانَهُ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا " ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَّمَدٍ ، وَعَلَى آلِ بَيْتِهِ ، وَعَلَى الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ ، وخَصَّ مِنْهُمُ الْخُلَفَاءَ الْأَرْبَعَةَ الرَّاشِدِيْنَ ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِناً مُطْمَئِناًّ وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلاَةَ أُمُوْرِنَا ، وَاجْعَلْ وِلاَيَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Wassalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger