Siapakah Orang-Orang Yang Beruntung?

 بسم الله الرحمن الرحيم



Khutbah Jum'at

Siapakah Orang-Orang Yang Beruntung?

Oleh: Marwan Hadidi, M.Pd.I

Khutbah I

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فقَدْ فَازَ فوْزًا عَظِيمًا.

 أما بعد: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

 

Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah

Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kepada kita berbagai nikmat, terutama nikmat Islam dan nikmat Taufiq sehingga dengan nikmat itu kita dapat melangkahkan kaki kita menuju rumah-Nya melaksanakan salah satu perintah-Nya yaitu shalat Jumat berjamaah.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti Sunnahnya hingga hari Kiamat.

Khatib berwasiat baik kepada diri khatib sendiri maupun kepada para jamaah sekalian; marilah kita tingkatkan terus takwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Takwa dalam arti melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, karena orang-orang yang bertakwalah yang akan memperoleh kebahagiaan di dunia di di akhirat.

Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah

Banyak orang beranggapan bahwa orang yang beruntung adalah orang yang memiliki harta yang banyak, rumah yang mewah, kendaraan yang bagus, memiliki kedudukan di tengah masyarakat, memiliki banyak anak, sebagai orang terkenal, punya tanah luas, memiliki banyak hewan ternak, dan sebagainya. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Qs. Ali Imran: 14)

Maka pada ayat selanjutnya Allah Azza wa Jalla menerangkan hal yang lebih baik dari itu semua, Dia berfirman,

قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ

Katakanlah, "Maukah Aku kabarkan kepadamu hal yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya, dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha melihat hamba-hamba-Nya.” (Qs. Ali Imran: 15)

Ya, takwa itu lebih baik daripada itu semua, karena kesenangan dunia hanya sementara, sedangkan kesenangan di surga selama-lamanya, dan hal itu bisa diraih dengann takwa.

Kemudian Allah Azza wa Jalla menyebutkan sifat-sifat orang yang bertakwa, yaitu:

الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ -- الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“(yaitu) orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"--(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (Qs. Ali Imran: 16-17)

Inilah di antara sifat orang-orang yang bertakwa, yang modalnya iman dan kemudian ia kembangkan dengan amal saleh seperti sabar, jujur, senantiasa taat kepada perintah Allah Azza wa Jalla, berinfak di jalan Allah, dan memohon ampunan di waktu sahur. Inilah jalan menuju surga.

Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah

Apakah harta yang dimiliki seseorang akan terus bersamanya sampai ia masuk ke kuburan? Apakah jabatan yang diperolehnya akan terus langgeng bersamanya? Apakah dia akan terus terkenal, dan apa yang akan diperolehnya ketika dirinya terkenal? Dan apakah semua itu akan kekal?

Tentu tidak.

Jika demikian, orang yang beruntung adalah orang yang masuk surga dan terhindar dari neraka. Allah Ta’ala berfirman,

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Qs. Ali Imran: 185)

Di samping itu, ketika seseorang masuk surga, maka semua yang diinginkan dan diminta akan langsung disiapkan oleh Allah Azza wa Jalla, Dia berfirman,

وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

“Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” (Qs. Fushshilat: 31)

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (Qs. Az Zukhruf: 71)

Penghuninya akan hidup kekal di sana, akan muda selama-lamanya, akan sehat selama-lamanya, akan bahagia selama-lamanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

" يُنَادِي مُنَادٍ: إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَسْقَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلَا تَمُوتُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلَا تَبْأَسُوا أَبَدًا "

“Akan ada seruan (kepada penghuni surga), “Kamu akan sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya. Kamu akan hidup dan tidak akan mati selama-lamanya. Kamu akan muda dan tidak akan tua selama-lamanya, dan kamu akan senang dan tidak akan sengsara selama-lamanya.” (Hr. Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri dan Abu Hurairah)

Dengan demikian, orang yang beruntung adalah orang yang masuk surga, tentunya dengan mengerjakan amalan ahli surga.

Amalan Ahli Surga

Berikut khatib sebutkan beberapa amalan yang memasukkan seseorang ke surga dan bahwa ia adalah orang yang beruntung sesungguhnya.

1. Tidak berbuat syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الجَنَّةَ»

“Barang siapa yang menghadap Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka dia akan masuk surga.” (Hr. Bukhari dari Mu’adz bin Jabal)

2. Menjaga Rukun Islam yang lima

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ .

Dari Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiyallahu ‘anhuma: bahwa seseorang ada bertanya kepada Rasulullah dengan berkata, “Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, lalu saya tidak menambah lagi sedikit pun, apakah saya akan masuk surga?” Beliau menjawab, Ya.” (HR. Muslim)

3. Menjaga shalat Subuh dan Ashar

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«مَنْ صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ»

“Barang siapa yang shalat Subuh dan Ashar, maka dia akan masuk surga.” (Hr. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa)

4. Menjaga shalat sunah rawatib

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ، أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ»

“Barang siapa yang rutin melakukan shalat dua belas rakaat, maka dia akan masuk surga, yaitu: empat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh.” (Hr. Nasa’i, dishahihkan oleh Al Albani)

5. Membaca ayat kursi dalam dzikir setelah shalat.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ آيَةَ اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ

“Barang siapa yang membaca ayat kursi di akhir setiap shalat, maka tidak ada yang menghalanginnya masuk surga kecuali karena ia belum wafat.” (Hr. Nasa’i dalam Amalul Yaum wal Lailah dari Abu Umamah, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Sumair Az Zuhairiy)

6. Membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ»

“Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah, maka keduanya akan mencukupinya.” (Hr. Bukhari dan Muslim dari Abu Mas’ud Al Badri)

Maksud ‘akan mencukupinya’ adalah melindunginya dari keburukan atau dari yang dikhawatirkan, bisa juga melindunginya dari setan atau marabahaya, atau dari semua itu. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya mencukupkannya dari qiyamullail, hal itu karena di dalamnya terdapat kandungan Iman, Islam, kembali kepada Allah Azza wa Jalla, memohon pertolongan kepada-Nya, bertawakkal, dan memohon ampunan dan rahmat kepada-Nya.

7. Membaca doa setelah wudhu

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

« مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ » . 

“Tidak ada seorang pun di antara kamu yang berwudhu, lalu ia sempurnakan wudhunya, kemudian setelahnya mengucapkan:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.”

Kecuali akan dibukakan untuknya pintu surga yang delapan, ia bisa masuk dari pintu mana saja yang ia inginkan.” (Hr. Muslim dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu)

8. Shalat sunah dengan khusyu setelah berwudhu

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ، إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ»

“Tidak ada seorang muslim yang berwudhu dan memperbagus wudhhunya, lalu berdiri shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya (khusyuk) melainkan ia berhak masuk surga.” (Hr. Muslim dari Uqbah bin ‘Amir)

9. Menghafal Asma’ul Husna dan mengamalkan konsekwensinya

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الجَنَّةَ»

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama; yakni seratus kurang satu. Barang siapa yang menjumlahkan/menghafalnya, maka dia akan masuk surga.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah beberapa amalan yang memasukkan seseorang ke surga.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah II

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ المْلَكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ:

Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah

Amalan lainnya yang dapat memasukkan seseorang ke surga adalah:

10. Membaca Sayyidul Istighfar (istighfar utama) pada pagi dan sore hari

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

" سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. إِذَا قَالَ حِينَ يُمْسِي فَمَاتَ دَخَلَ الجَنَّةَ - أَوْ: كَانَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ - وَإِذَا قَالَ حِينَ يُصْبِحُ فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ مِثْلَهُ

“Sayyidul istighfar adalah Allahumma anta Rabbi…dst.” (artinya: Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakan-Ku dan aku hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Aku juga berlindung kepada-Mu dari keburukan yang kuperbuat.

Apabila ia membacanya di siore hari, lalu ia meninggal dunia, maka dia akan masuk surga –atau termasuk ahli surga- dan jika ia membacanya di pagi sore, lalu meninggal dunia di hari itu, maka dia akan seperti itu (termasuk ahli surga) (Hr. Bukhari)

11. Menjaga mulut dan kemaluannya

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«اِثنَتَانِ تُدْخِلاَنِ الْجَنَّةَ: مَنْ حَفِظَ مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَرِجْلَيْهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ»

“Dua hal yang memasukkan ke surga; yaitu orang yang menjaga antara dua janggutnya (kumis dan janggut) dan antara kedua kakinya (kemaluannya), maka dia akan masuk surga.” (Hr. Al Khara’ithi dalam Makarimul Akhlak dari Aisyah, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 140)  

12. Menyambung tali silaturrahim

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْنِينِي مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ: «تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ» فَلَمَّا أَدْبَرَ، قَالَ رَسُولُ اللهَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أُمِرَ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ»

Dari Abu Ayyub ia berkata, “Ada seorang yang datang kepada Nabi shallallahu alaiahi wa sallam dan berkata, “Tunjukkanlah kepadaku amalan yang mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka?” Beliau meenjawab, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahim.” Ketika orang itu pergi, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa dsallam bersabda, “Jika ia berpegang (mengamalkan) apa yang diperintahkan itu, maka dia akkan masuk surga.” (Hr. Muslim)

13. Berpuasa, mengiringi jenazah, memberi makan orang miskin, dan menjenguk orang sakit.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ صَائِمًا؟» قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا، قَالَ: «فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ جَنَازَةً؟» قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا، قَالَ: «فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مِسْكِينًا؟» قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا، قَالَ: «فَمَنْ عَادَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مَرِيضًا؟» قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ»

Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang pada pagi hari ini berpuasa?” Abu Bakar radhiyallahu anhu menjawab, “Saya.” Beliau bersabda, “Siapa di antara kalian yang mengantar jenazah pada hari ini?” Abu Bakar radhiyallahu anhu menjawab, “Saya.” Beliau bersabda, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin pada hari ini?” Abu Bakar radhiyallahu anhu menjawab, “Saya.” Beliau bersabda, “Siapa di antara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini?” Abu Bakar radhiyallahu anhu menjawab, “Saya.” Beliau bersabda, “Tidaklah berkumpul semua itu pada diri seseorang kecuali dia akan masuk surga.” (Hr. Muslim)

14. Meninggal dunia dalam keadaan bersih dari sombong, ghulul, dan utang.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ: الكِبْرِ، وَالغُلُولِ، وَالدَّيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ

“Barang siapa yang meninggal dunia sedangkan dia bersih dari sombong, ghulul (khianat dalam ghanimah/harta rampasan peranng) dan dari utang, maka dia akan masuk surga.” (Hr. Tirmidzi dari Tsauban, dishahihkan oleh Al Albani)

15. Kalimat terakhirnya saat akan meninggal dunia adalah Laailaahaillallah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ»

“Barang siapa yang kalimat terakhirnya adalah Laailaahaillallah, maka dia akan masuk surga.” (Hr. Abu Dawud dari Mu’adz bin Jabal, dan dishahihkan oleh Al Albani)

Inilah yang bisa khatib sampaikan, semoga Allah memudahkan kita mengamalkannya, memasukkan kita ke surga-Nya dan menjauhkan kita dari neraka, aamin.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger