بسم الله الرحمن الرحيم
Khutbah
Jum'at
Kiat
Istiqamah di Jalan Allah
Oleh: Marwan Hadidi, M.Pd.I
Khutbah I
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ
اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فقَدْ فَازَ فوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ
اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur kepada
Allah Subhaanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kepada kita berbagai nikmat,
terutama nikmat Islam, nikmat iman, nikmat hidayah, nikmat taufiq, nikmat sehat
wal afiyat dan nikmat-nikmat lainnya yang sama-sama kita rasakan yang semuanya
patut untuk kita syukuri.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikuti Sunnahnya hingga hari Kiamat.
Khatib berwasiat baik kepada diri khatib sendiri maupun
kepada para jamaah sekalian; marilah kita tingkatkan terus takwa kita kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Takwa dalam arti melaksanakan perintah-perintah
Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, karena orang-orang yang bertakwalah
yang akan memperoleh kebahagiaan di dunia di di akhirat.
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
pernah bersabda,
«تَكُونُ
بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنٌ كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ
فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ
أَقْوَامٌ دِينَهُمْ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا»
“Sebelum tibanya hari Kiamat akan ada banyak fitnah, seperti potongan malam
yang gelap. Ketika itu, ada seorang yang paginya sebagai orang mukmin, namun
sorenya sebagai orang kafir, atau sorenya sebagai orang mukmin, namun pagi
harinya sebagai orang kafir. Ada orang-orang yang menjual agamanya dengan
perhiasan dunia yang sedikit.” (Hr. Tirmidzi, dinyatakan hasan shahih
oleh Al Albani)
Hadits ini di antara bukti kenabian
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dimana sebelum tibanya hari kiamat
Beliau menyatakan akan ada banyak fitnah, dan itu telah kita saksikan sekarang.
Di zaman ini telah tersebar berbagai fitnah (godaan) baik fitnah syubhat maupun
fitnah syahwat.
Keadaan fitnah itu seperti potongan
malam yang gelap, yakni perumpamaannya seperti di malam yang gelap, yang
seseorang tidak mengetahui apa yang ada di sekitarnya sampai-sampai ia tidak
bisa mengira apa yang dirabanya apakah tali atau ular karena suasananya yang
gelap. Demikianlah fitnah ketika itu, dimana kebenaran saat itu menjadi samar.
Saking dahsyatnya fitnah itu, sampai ada seorang yang paginya sebagai
seorang mukmin, namun sorenya berubah menjadi orang kafir, atau sorenya sebagai
seorang mukmin, namun keesokan paginya berubah menjadi seorang kafir. Dan hal
ini telah kita rasakan sekarang, dimana berbagai fitnah mudah sekali tersebar
di zaman ini, seperti melalui media sosial, internet, televisi, dan sebagainya
serta membuat seseorang meninggalkan agamanya. Bahkan ada yang menggadaikan
agamanya hanya karena perhiasan dunia yang rendah ini, wal ‘iyadz billah.
Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Jika kita perhatikan nash-nash Al Qur’an dan As Sunnah, kita dapat
mengetahui bahwa fitnah itu ada yang berupa fitnah syubhat dan ada yang berupa
fitnah syahwat.
Fitnah Syubhat
Fitnah syubhat berupa
pernyataan-pernyataan yang batil namun dihias dengan kalimat yang indah oleh
kawan-kawan setan seakan-akan menjadi kebenaran. Misalnya –di zaman
dahulu- pernyataan kelompok-kelompok
menyimpang seperti Jahmiyyah yang menolak sifat Allah, Qadariyyah yang
mengingkari takdir, Ittihadiyyah yang menganggap tuhan menyatu dengan makhluk,
dan lain-lain. Di zaman sekarang contoh fitnah syubhat adalah liberalisme yang
menyeru kepada kebebasan, sekularisme yang hendak memisahkan agama dari negara,
pluralisme yang menyatakan semua agama sama, komunisme yang menolak ajaran
agama, dan lain-lain.
Kita dapat mengetahui batilnya pernyataan-pernyataan itu dengan mempelajari
kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam serta dengan
bertanya kepada para ulama.
Batilnya liberalisme karena di dalamnya
menyeru kepada kebebasan yang akan membuat manusia hidup seperti hewan tanpa
aturan dan norma, dan keadaannya akan seperti di jalan umum ketika tidak ada
rambu-rambu lalu lintas, maka yang ada adalah kekacauan, kemacetan, dan kecelakaan.
Batilnya sekularisme karena sama saja tidak mengindahkan ajaran agama Islam
yang Allah turunkan agar dijadikan pedoman dalam hidup di dunia, dan karena
Islam adalah agama yang lengkap; yang bukan hanya mengatur terkait hubungan
seorang hamba dengan Tuhannya, tetapi mengatur pula hubungan seorang hamba
dengan orang lain.
Allah Ta’ala juga berfirman,
فَمَنِ
اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى (123) وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي
فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124)
“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa
yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.--Dan
barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta." (Qs. Thaahaa: 123-124)
Batilnya pluralisme; karena orang yang
menyatakan semua agama sama tidak memperhatikan ajaran masing-masing agama yang
jelas berbeda. Kalau semua ajaran agama sama, tentu semuanya akan bersama
shalat Jumat, shalat jamaah, berpuasa Ramadhan, membayar zakat, berhaji, dsb.
Di samping itu, Allah menyatakan bahwa Dia tidak menerima agama selain Islam.
Dia berfirman,
وَمَنْ
يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Qs. Ali Imran: 85)
Oleh karena itu, jalan menuju surga
Allah hanya satu yaitu lewat jalan Islam, karena semua jalan telah ditutup oleh
Allah Azza wa Jalla selain Islam sebagaimana ketika ketika menuju ke sebuah
tempat, kemudian semua pintu ke tempat itu ditutup selain satu pintu, maka kita
tidak bisa masuk ke tempat itu kecuali melalui satu pintu itu.
Sedangkan batilnya komunisme sangat jelas sekali karena mereka menolak
ajaran agama, dan terbukti ketika mereka berkuasa melakukan tindak kezaliman
kepada manusia dan tidak mengindahkan norma-norma agama. Di
samping keadaan mereka yang tidak beriman kepada akhirat, sehingga membuat
mereka berani melakukan tindak sewenang-wenang terhadap orang lain.
Ma'asyiral muslimin sidang shalat
Jum'at rahimakumullah
Di samping fitnah syubhat ada fitnah
syahwat.
Fitnah syahwat adalah godaan-godaan
yang sejalan dengan hawa nafsu yang memalingkan seseorang dari agamanya,
seperti fitnah atau godaan wanita, harta, dan tahta (kekuasaan). Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ
مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga).” (Qs. Ali Imran: 14)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda tentang fitnah wanita,
«إِنَّ
الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ
كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ
فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ»
“Dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya
Allah menjadikan kalian sebagai khalifah (pengganti) bagi generasi sebelum
kalian, lalu Dia memperhatikan apa yang kalian kerjakan. Oleh karena itu,
berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena
fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah terkait wanita.” (Hr. Muslim,
Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari hadits Abu Sa’id Al Khudri)
Tentang fitnah harta, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّ
لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي المَالُ»
“Sesungguhnya setiap umat mempunyai fitnah, dan fitnah umatku
adalah harta.” (Hr. Tirmidzi dan Hakim dari hadits Ka’ab bin Iyadh, dan
dishahihkan oleh Al Albani)
Tentang fitnah tahta atau kekuasaan,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«مَا
ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ المَرْءِ
عَلَى المَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ»
“Dua ekor serigala yang lapar dan dilepas di tengah-tengah
kambing tidaklah lebih berbahaya daripada daripada bahayanya ketamakan
seseorang terhadap harta dan kedudukan terhadap agama seseorang.” (Hr. Tirmidzi
dari hadits Ka’ab bin Malik, dishahihkan oleh Al Albani)
Bahkan keluarga; anak dan istri bisa sebagai fitnah dalam
arti membuat seseorang lalai terhadap agama, membuatnya meninggalkan perintah
Allah dan mengerjakan larangan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ
وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. At Taghabun: 15)
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Wahai orang-orang beriman! Janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat
demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Qs. Al Munafiqun: 9)
Fitnah syahwat
ini pernah menimpa Adam ‘alaihis salam ketika ia tergoda memakan buah yang
dilarang Allah, akhirnya Beliau dikeluarkan dari surga, setelah itu Beliau
bertobat dan Allah pun menerima tobatnya. Untuk menghadapi fitnah syahwat ini
adalah dengan bersabar menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar menjauhi
maksiat, dan istiqamah di atas agama-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ
اْلقُرْآنَ تِبْيَاناً لِكُلِّ شَيْءٍ، وَهُدًى وَرَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِيْنَ، وَجَمَعَ
فِيْهِ أُصُوْلَ الدِّيْنِ وَفُرُوْعَهُ، وَأَصْلَحَ بِهِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهَ أَكْمَلُ الْخَلْقِ وَسَيِّدُ الْمُرْسَلِيْنَ،
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ،
وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Ma'asyiral muslimin sidang shalat
Jum'at rahimakumullah
Setelah kita mengetahui begitu
dahsyatnya fitnah akhir zaman dan berbagai bentuknya, lalu bagaimana agar kita
tidak terbawa oleh fitnah itu. Berikut kiat istiqamah di atas agama Allah dan
agar kita tidak terbawa
oleh fitnah:
1. Berdoa kepada Allah Azza wa Jalla
meminta keteguhan di atas agama-Nya
Allah Azza wa Jalla menyebutkan
permohonan Ahli Ilmu ketika mereka menghadapi fitnah syubhat; mereka berdoa,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ
إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
(Mereka berdoa), "Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau
berikan petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha
pemberi (karunia)". (Qs. Ali Imran: 8)
Anas radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
sering berdoa,
«يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي
عَلَى دِينِكَ»
“Wahai Allah
yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati ini agar tetap di atas agama-Mu.”
Maka Anas bertanya, “Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan
kepada apa yang engkau bawa, lalu apakah engkau masih mengkhawatirkan kami?”
Beliau bersabda,
«نَعَمْ، إِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ
أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ»
“Ya. Sesungguhnya hati
manusia di antara dua jari dari jari-jari Allah, Dia mudah membalikkannya
bagaimana pun yang dikehendaki-Nya.” (Hr. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
2. Berpegang dengan kitabullah dan
Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ
تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ
بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat
Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu?
Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia
telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. Ali Imran: 101)
Ayat ini jelas sekali, bahwa sarana
terbesar untuk istiqamah di atas agama Allah adalah mendatangi Al Qur’an dengan
membacanya, memahaminya, dan mengamalkannya, serta mendatangi sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dengan mempelajarinya, karena keduanya membuat
seseorang tidak kembali kepada kekafiran sebagaimana diterangkan dalam ayat di
atas. Di samping itu, karena di dalam Al Qur’an memuat targhib (dorongan) dan
tarhib (peringatan), kisah-kisah, dan nasihat yang sangat membantu sekali
seseorang untuk istiqamah di atas agama Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
juga bersabda,
إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ
شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي، وَلَنْ
يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ
“Sesungguhnya aku telah meninggalkan
kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat setelahnya dengan
berpegang kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnahku, dan keduanya tidak
akan berpisah sampai mendatangi telagaku.” (Hr. Hakim dari Abu Hurairah,
dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 2937 dan Ash
Shahihah no. 1761)
3. Mengamalkan ilmu yang telah
diketahui
Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا
يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
“Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang
diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka
dan lebih menguatkan (iman mereka),” (Qs. An Nisaa: 66)
Ayat ini juga menunjukkan, bahwa istiqamah dapat diperoleh dengan
mengamalkan nasihat yang disampaikan, tidak cukup hanya banyak mendengar
nasihat, namun tidak diamalkan.
4. Membaca kisah para nabi dan
orang-orang terdahulu
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ
أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ
وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, adalah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.” (Qs. Huud: 20)
5. Bergaul dengan orang-orang saleh
Allah Ta’ala berfirman,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ
عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ
أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan sore hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan
dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya itu melewati
batas.” (Qs. Al Kahfi:
28)
Bergabunglah
dengan orang-orang yang berhijrah dan orang-orang yang mengaji. Bergabunglah
dengan komunitas dan group-group kajian yang ada di media sosial agar kita
termotivasi dan istiqamah di atas agama Allah Azza wa Jalla.
Kita meminta kepada Allah agar Dia selalu
membimbing kita ke jalan yang diridhai-Nya dan memberikan kita taufiq untuk
dapat menempuhnya, serta memberikan kepada kita istiqamah di atas agamanya
sampai akhir hayat, aamin.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ
عَلَى
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
آلِ
مُحَمَّدٍ
كَمَا
صَلَّيْتَ
عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى
آلِ
إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ
حَمِيْدُ
مَجِيْدٌ،
اَللَّهُمَّ بَارِكْ
عَلَى
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
آلِ
مُحَمَّدٍ
كَمَا
بَارَكْتَ
عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى
آلِ
إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ
حَمِيْدُ
مَجِيْدٌ
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ
رَّحِيمٌ
رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ
ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ
عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
0 komentar:
Posting Komentar