Fawaid Riyadhush Shalihin (32)

 بسم الله الرحمن الرحيم



Fawaid Riyadhush Shalihin (32)

Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:

Berikut Fawaid (Kandungan Hadits) Riyadhush Shalihin yang banyak kami rujuk dari kitab Bahjatun Nazhirin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy,  Syarh Riyadhush Shalihin karya Syaikh Faishal bin Abdul Aziz An Najdiy, dan lainnya. Hadits-hadits di dalamnya merujuk kepada kitab Riyadhush Shalihin, akan tetapi kami mengambil matannya dari kitab-kitab hadits induk. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Bab: Banyaknya Jalan-Jalan Kebaikan

عَنْ أَبِي مُوْسَى الْأَشْعَرِيِّ –رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا»

(133) Dari Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu anhu ia berkata,  “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba sakit atau bersafar, maka akan dicatat untuknya pahala amal yang biasa dia kerjakan ketika ia mukim dan sehat.” (Hr. Bukhari)

Fawaid:

1. Luasnya rahmat Allah, besarnya karunia-Nya, dan kelembutan-Nya kepada hamba-hamba-Nya.

2. Siapa saja yang tidak mampu melakukan amal saleh yang biasa dikerjakannya karena ada uzur syar’i seperti safar atau sakit, padahal dia memiliki niat kuat untuk mengerjakannya ketika mampu, maka akan dicatat pahala itu untuknya sebagaimana ketika ia sedang mukim dan sehat.

3. Hiburan bagi orang yang safar dan sakit.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ»

(134) Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Setiap perbuatan baik adalah sedekah.” (Hr. Bukhari, sedangkan Muslim meriwayatkan dari hadits Hudzaifah)

Fawaid:

1. Dorongan mengerjakan perbuatan baik dengan segala bentuknya yang disyariatkan.

2. Setiap perbuatan baik yang dilakukan seorang mukmin menghasilkan pahala.

3. Hiburan bagi orang miskin yang tidak memiliki harta untuk disedekahkan.

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً، وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ، وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ» . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ: «فَلاَ يَغْرِسُ المُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إنْسَانٌ وَلاَ دَابَّةٌ وَلاَ طَيْرٌ إلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقةً إِلَى يَومِ القِيَامةِ» . وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ: «لاَ يَغرِسُ مُسْلِمٌ غَرسًا، وَلاَ يَزرَعُ زَرعًا، فَيَأكُلَ مِنهُ إنْسَانٌ وَلاَ دَابَةٌ وَلاَ شَيءٌ، إلاَّ كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً» . وَرَوَيَاهُ جَمِيْعًا مِنْ رِوَايَةِ أَنَسٍ - رضي الله عنه.

(135) Dari Jabir ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang menanam suatu tanaman, melainkan apa saja yang dimakan dari hasil tanaman itu oleh yang lain menjadi sedekah baginya, yang dicuri daripadanya menjadi sedekah baginya, yang dimakan hewan buas daripadanya menjadi sedekah baginya, yang dimakan burung daripadanya menjadi sedekah baginya, dan tidak pula dikurangi oleh orang lain melainkan menjadi sedekah baginya.” (Hr. Muslim)

Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan, “Tidaklah seorang muslim menanam sebuah pohon, lalu pohon itu dimakan seseorang atau hewan atau burung, melainkan hal itu menjadi sedekah baginya sampai hari Kiamat.”

Demikian juga dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan, “Tidaklah seorang muslim menanam sebuah pohon, tidak pula menanam tumbuh-tumbuhan, lalu pohon atau tumbuhan itu dimakan seseorang, hewan atau apa saja melainkan akan menjadi sedekah baginya.”

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits-hadits itu semuanya dari Anas radhiyallahu anhu.

Fawaid

1. Luasnya karunia Allah Azza wa Jalla.

2. Allah memberikan balasan kepada seseorang meskipun ia telah meninggal dunia.

3. Contoh sedekah jariyah.

4. Berusaha untuk memberikan manfaat kepada manusia.

5. Seorang muslim akan diberi pahala saat hartanya dicuri, dirampas, atau dirusak ketika dia bersabar dan mengharap pahala dari Allah Azza wa Jalla.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: خَلَتِ الْبِقَاعُ حَوْلَ الْمَسْجِدِ، فَأَرَادَ بَنُو سَلِمَةَ أَنْ يَنْتَقِلُوا إِلَى قُرْبِ الْمَسْجِدِ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لَهُمْ: «إِنَّهُ بَلَغَنِي أَنَّكُمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَنْتَقِلُوا قُرْبَ الْمَسْجِدِ» ، قَالُوا: نَعَمْ، يَا رَسُولَ اللهِ قَدْ أَرَدْنَا ذَلِكَ، فَقَالَ: «يَا بَنِي سَلِِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ، دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ

وَفِي رِوَايَةٍ: "إِنَّ بِكُلِّ خَطْوةٍ دَرَجَةً "رواه مسلم. وَرَوَاهُ الْبُخَارِيُّ أَيْضاً بِمَعْنَاهُ مِنْ رِوَايَةِ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ.

(136) Dari Jabir bin Abdullah ia berkata, “Saat area di sekitar masjid (Nabawi) menjadi kosong, maka Bani Salimah ingin pindah ke dekat masjid, lalu berita keinginan mereka sampai ke telinga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka Beliau bersabda, “Sampai berita kepadaku, bahwa kalian hendak pindah rumah ke dekat masjid?” Mereka mengatakan, “Ya wahai Rasulullah, kami memang menginginkan demikian.” Maka Beliau bersabda, “Wahai Bani Salimah! Tetaplah di rumah kalian (sebelumnya), niscaya langkah-langkah kalian akan dicatat! Tetaplah di rumah kalian (sebelumnya), niscaya langkah-langkah kalian akan dicatat!” (Hr. Muslim. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Sesungguhnya pada setiap langkah meninggikan satu derajat.” Bukhari juga meriwayatkan semakna dengan hadits ini namun melalui riwayat Anas radhiyallahu anhu).

Fawaid:

1. Dorongan untuk shalat berjamaah

2. Keutamaan banyak melangkahkan kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah

3. Tidak mempersempit fasilitas umum, karena jika Bani Salimah pindah ke sekitar masjid maka area masjid nabawi menjadi sempit.

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَجُلٌ لَا أَعْلَمُ رَجُلًا أَبْعَدَ مِنَ الْمَسْجِدِ مِنْهُ، وَكَانَ لَا تُخْطِئُهُ صَلَاةٌ، قَالَ: فَقِيلَ لَهُ: أَوْ قُلْتُ لَهُ: لَوْ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِي الظَّلْمَاءِ، وَفِي الرَّمْضَاءِ، قَالَ: مَا يَسُرُّنِي أَنَّ مَنْزِلِي إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ، إِنِّي أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِي مَمْشَايَ إِلَى الْمَسْجِدِ، وَرُجُوعِي إِذَا رَجَعْتُ إِلَى أَهْلِي، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدْ جَمَعَ اللهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ» رواه مسلم وفي رواية: «إنَّ لَكَ مَا احْتَسَبْتَ»

(137) Dari Ubay bin Ka’ab ia berkata, “Ada seorang, yang menurutku tidak ada orang yang lebih jauh rumahnya dari masjid daripada dia. Orang ini tidak pernah tertinggal shalat berjamaah, lalu ada yang bertanya atau saya bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak membeli keledai yang bisa engkau naiki di kegelapan malam atau di siang hari yang sangat panas?” Orang itu menjawab, “Aku tidak senang jika rumahku di samping masjid. Aku ingin perjalananku ke masjid dicatat pahala, demikian pula ketika aku pulang ke keluargaku.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Allah telah mengumpulkan semua itu untukmu.” (Hr. Muslim. Dalam sebuah riwayat disebukan, “Sesungguhnya engkau memperoleh apa yang engkau inginkan.”)

Fawaid:

1. Besarnya perhatian para sahabat radhiyallahu anhum terhadap kebaikan.

2. Berjalan kaki menuju masjid lebih besar pahalanya.

3. Semua langkah seorang hamba menuju masjid dicatat oleh Allah Ta’ala.

4. Seseorang mendapatkan pahala sesuai niatnya.

5. Keutamaan melangkahkan kaki menuju masjid.

6. Seorang akan dicatat pahala ketika melangkahkan kaki menuju masjid, demikian pula ketika pulangnya.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَرْبَعُونَ خَصْلَةً أَعْلاَهُنَّ مَنِيحَةُ العَنْزِ، مَا مِنْ عَامِلٍ يَعْمَلُ بِخَصْلَةٍ مِنْهَا رَجَاءَ ثَوَابِهَا، وَتَصْدِيقَ مَوْعُودِهَا، إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ بِهَا الجَنَّةَ»

(138) Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat puluh amalan; dimana amalan yang paling tingginya adalah memberikan kambing (untuk diperah susunya oleh orang lain), yang tidaklah seseorang melakukan salah satunya karena mengharap pahala dan membenarkan janjinya, melainkan Allah akan masukkan dia ke surga.” (Hr. Bukhari)

Fawaid:

1. Karunia Allah Ta’ala dan rahmat-Nya dengan memperbanyak jalan-jalan kebaikan agar seorang hamba dapat melakukan sesuai kemampuannya.

2. Wajibnya menggandengkan amal dengan iman dan mengharap pahala.

3. 40 amalan kebajikan lainnya di antaranya: menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan lain-lain.

Bersambung…

Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam

Marwan bin Musa

Maraji': Tathriz Riyadh Ash Shalihin (Syaikh Faishal bin Abdul Aziz An Najdiy), Syarh Riyadh Ash Shalihin (Muhammad bin Shalih Al Utsaimin),  Bahjatun Nazhirin (Salim bin ’Ied Al Hilaliy), Al Maktabatusy Syamilah versi 3.45, dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger