Sukses di Bulan Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم



Sukses di Bulan Ramadhan

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut kiat memaksimalkan bulan Ramadhan, semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengisi Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Ikhwati fillah, di antara sebab seseorang tidak memaksimalkan bulan ramadhan dengan sebaik-baiknya adalah karena tidak mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan dan karena ketidaktahuan tentang keutamaan bulan Ramadhan, sehingga ia termasuk orang yang mahrum (malang) dan terhalang dari memperoleh kebaikan yang besar di bulan itu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

َرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Hinalah seseorang yang memasuki bulan Ramadhan lalu berakhir bulan itu namun dosa-dosanya tidak diampuni.” (Hr. Tirmidzi, dan dinyatakan ‘hasan shahih’ oleh Al Albani)

مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Barang siapa yang terhalang dari memperoleh kebaikannya, maka dia adalah orang yang malang. (Hr. Nasa’i, dan dishahihkan oleh Al Albani)

Maka di sini, penulis akan menyebutkan beberapa kiat memaksimalkan bulan Ramadhan.

Kiat Memaksimalkan Bulan ramadhan

1. Bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla

Bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla wajib dilakukan di setiap waktu karena seseorang tidak tahu kapan kematian datang kepadanya,  akan tetapi sebelum memasuki bulan Ramadhan tentu lebih patut lagi agar seseorang lebih siap mengisi hari-harinya dengan berbagai amal saleh. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman agar kalian beruntung.” (Qs. An Nuur: 31)

Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda,

"يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ."

“Wahai manusia! Bertaubatlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya sehari seratus kali.” (Hr. Muslim)

Di samping itu, pada bulan Ramadhan ada malaikat yang menyeru,

يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ

“Wahai orang yang menginginkan kebaikan! Sambutlah. Wahai orang yang menginginkan keburukan! Berhentilah.” (Hr. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim, dan Baihaqi dari Abu Hurairah)

2. Berdoa kepada Allah Azza wa Jalla

Yakni jangan kita bersandar kepada kemampuan diri kita, tetapi bersandarlah kepada Allah Azza wa Jalla, mintalah kepada-Nya agar diberikan kemudahan untuk beramal saleh. Oleh karena itu, doa yang kita panjatkan kepada Allah adalah meminta kepada-Nya disampaikan ke bulan Ramadhan, meminta kepada-Nya dimudahkan beramal saleh, dan meminta kepada-Nya agar amal saleh kita diterima oleh-Nya. Di antara doa yang ma’tsur (diriwayatkan) dari generasi salaf adalah doa yang dibaca oleh Yahya bin Abi Katsir dan Makhul Asy Syami rahimahumallah,

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

"Ya Allah, jaga diriku hingga aku dapat memasuki bulan Ramadhan, jagalah bulan Ramadhan itu untukku (hingga aku tidak merusak puasa dan ibadahku di bulan itu), dan terimalah dariku amal-amalku." (Hilyatul Auliya)

2. Membiasakan diri beramal saleh sebelum memasuki bulan Ramadhan

Biasakanlah beramal saleh sebelum memasuki bulan Ramadhan agar engkau terbiasa beramal saleh di bulan itu, seperti menambahkan amalan sunah setelah amalan fardhu, memperbanyak membaca Al Qur’an, berpuasa, dan bersedekah.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata,

وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ, وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

"Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan. Aku juga tidak pernah melihat Beliau banyak berpuasa di bulan lain seperti halnya pada bulan Sya’ban.”

Amr bin Qais ketika memasuki bulan Sya’ban menutup tokonya dan fokus membaca Al Qur’an. Ia juga berkata, “Sungguh bahagia orang yang memperbaiki dirinya sebelum tiba bulan Ramadhan.” (Lathaiful Ma’arif hal. 138)

Abu Bakar Al Balkhi berkata, “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman, dan bulan Ramadhan adalah bulan menuai tanaman.”

3. Mengetahui keutamaan bulan Ramadhan

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ»

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan; bulan yang penuh keberkahan. Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada kalian berpuasa di bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan dibelenggu setan-setan yang durhaka. Demi Allah, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa yang terhalang dari memperoleh kebaikannya, maka dia adalah orang yang malang.” (Hr. Nasa’i, dan dishahihkan oleh Al Albani)

Di bulan Ramadhan ada malaikat yang memanggil, “Wahai orang yang ingin kebaikan, bergembiralah!” dan “Wahai orang yang ingin keburukan, berhentilah!”. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, itulah malam Lailatulqadr. Dan keutamaan lainnya seperti doa orang yang berpuasa ketika berbuka mustajab, puasa akan memberikan syafaat kepada pelakunya pada hari Kiamat dan dosa-dosa akan dihapuskan.

Bulan Ramadhan juga menjadi bulan diturunkan Al Qur’an dan kitab-kitab besar sebelumnya. Dalam hadits disebutkan,

أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ  لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ "

“Diturunkan suhuf Ibrahim alaihis salam pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat pada malam keenam bulan Ramadhan, Injil pada malam ketiga belas Ramadhan, dan Al Furqan (Al Qur’an) diturunkan pada malam kedua puluh empat Ramadhan.” (Hr. Ahmad, didhaifkan oleh pentahqiq Musnad Ahmad, namun dihasankan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1575)

4. Menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, membatalkan pahala puasa, atau mengurangi pahala puasa.

Yang membatalkan puasa misalnya makan, minum, dan muntah dengan disengaja, berjima.

Yang membatalkan pahala puasa seperti dalam hadits berikut:

مَنْ لمَ ْيَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْس ِللهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak mau meninggalkan berkata dusta dan beramal dengannya, maka Allah tidak lagi butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)

Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu berkata, “Puasa itu pada hakikatnya bukan hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi menahan pula dari dusta, kebatilan, perkara sia-sia, dan sumpah (palsu).” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah)

Mujahid berkata, “Dua perkara yang barang siapa menjaganya, maka akan selamat puasanya, yaitu ghibah dan dusta.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah)

Demikian pula jangan sampai meninggalkan shalat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ العَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ»

“Barang siapa yang meninggalkan shalat, maka hapuslah amalnya.” (Hr. Bukhari dan Nasa’i)

Jika satu shalat fardhu ditinggalkan dapat menghapuskan amal seseorang, lalu bagaimana jika seseorang meninggalkan semua shalat?

Maka dari itu puasa orang yang tidak shalat adalah sia-sia.

Dan hendaknya seseorang juga menjaga dirinya dari perbuatan maksiat lainnya karena dapat mengurangi pahala puasa.

5. Mengetahui adab dan amalan yang disyariatkan pada bulan itu.

Dalam hadits Qudsiy, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، وَلاَ يَجْهَلْ ، فَإِنْ شَاتَمَهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، مَرَّتَيْنِ ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، وَ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ "

“Semua amal anak Adam untuknya selain puasa, puasa itu untuk-Ku[i] dan Aku-lah yang akan membalasanya[ii]." Puasa itu perisai[iii], maka jika kamu sedang berpuasa, janganlah berkata rafats[iv], berteriak-teriak dan bersikap bodoh. Jika ada yang memaki atau mengajak bertengkar, katakanlah, “Saya sedang puasa” 2 x, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah) yang nyawa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh bau mulut  orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau kesturi. Bagi orang  yang berpuasa itu ada dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya dengan puasanya itu.” (HR. Ahmad, Muslim dan Nasa’i)

Di antara adab dan amal saleh lainnya di bulan Ramadhan adalah makan sahur dan mengakhirkannya, bersikap dermawan, berdoa, melakukan shalat tarawih, memperbanyak membaca Al Qur’an, menyegerakan berbuka, berumrah, menjaga lisan dan pandangan, memperbanyak berdoa, beri’tikaf, dan memperbanyak amal saleh lainnya. 

6. Menghadirkan perasaan, bahwa Ramadhan itu adalah Ramadhan terakhirnya.

Betapa banyak saudara-saudara kita yang ternyata Ramadhan kemarin adalah Ramadhan terakhirnya, dan dia tidak berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan yang akan datang, maka hadirkanlah perasaan ini agar engkau dapat memaksimalkan bulan Ramadhan bi idznillah.

7. Melihat generasi salaf dalam memaksimalkan bulan Ramadhan

Imam Malik bin Anas rahimahullah biasa memberikan kajian di masjid Nabawi, akan tetapi untuk bulan Ramadhan ia liburkan karena Beliau ingin menyibukkan dengan Al Qur’an, ia meninggalkan menyampaikan hadits dan beralih membaca Al Qur’anul Karim.

Sufyan Ats Tsauri rahimahullah saat memasuki bulan Ramadhan meninggalkan berbagai macam ibadah dan fokus membaca Al Qur’an.

Qatadah biasa mengkhatamkan Al Qur’an sepekan sekali, tetapi ketika memasuki bulan Ramadhan, maka ia mengkhatamkan tiga hari sekali, dan ketika memasuki sepuluh terakhir bulan Ramadhan, maka ia mengkhatamkan sehari sekali.

Ibnu Asakir - penulis Tarikh Dimasyq- rutin melakukan shalat berjamaah, membaca Al Qur’an, mengkhatamkan Al Qur’an sepekan sekali, dan mengkhatamkan Al Qur’an di bulan Ramadhan sehari sekali serta beri’tikaf di menara timur –yakni masjid Jami Damaskus-.”

Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Aku ingin seseorang menambahkan kedermawanan di bulan Ramadhan mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di samping manusia membutuhkan bantuan di bulan itu untuk maslahat mereka, dan karena kesibukan kebanyakan mereka dengan puasa dan shalat sehingga mereka mengurangi usahanya.”

Ibnu Umar radhiyallahu anhuma biasa berbuka dengan orang-orang miskin.

Ibnu Syihab Az Zuhri berkata tentang bulan Ramadhan, “Ia adalah bulan membaca Al Qur’an dan memberikan makanan.”

Khatimah

Perumpamaan orang yang menyia-nyiakan bulan Ramadhan adalah seperti seorang yang melewati sebuah jalan, lalu di jalan itu ada harta yang melimpah ruah dan ia boleh mengambilnya, di samping mampu mendatanginya, namun ia malah meninggalkannya, maka rugi dan rugilah mereka yang menyia-nyiakan bulan Ramadhan.

Maraji: https://www.alukah.net/sharia/0/104194/  , https://www.alukah.net/spotlight/0/1111/ , Maktabah Syamilah, dll.

Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa


[i] Dihubungkan kepada Allah adalah idhafat tasyrif yakni menunjukkan kemuliaan puasa di atas amalan yang lain..

[ii] Sampai di sinilah hadits qudsiynya, selebihnya hadits nabawi.

[iii] Yakni penghalangnya dari maksiat dan dari api neraka.

[iv] kata-kata jorok yang menjurus ke jima’ atau berkata-kata kotor.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger