بسم
الله الرحمن الرحيم
Menolak Gangguan Jin
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
kiamat, amma ba'du:
Berikut pembahasan
tentang cara menolak gangguan jin, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah
ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Cara Menolak Gangguan
Jin
1. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan jika kamu ditimpa
sesuatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. Al A’raaf: 200)
Berdasarkan ayat ini,
maka cara untuk menolak gangguan setan adalah dengan memohon perlindungan
kepada Allah dari gangguan setan, yaitu dengan mengucapkan isti’adzah
(A’udzu billahi minasy syaithanir rajim).
Allah Azza wa Jalla juga
memerintahkan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam memohon perlindungan
kepada-Nya dari godaan setan secara umum, demikian pula ketika hendak membaca
Al Qur’an, ketika marah, ketika mendapatkan bisikan dari setan, dan ketika
bermimpi buruk.
2. Bertawakkal kepada
Allah Azza wa Jalla
Allah Subhaanahu wa
Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya setan itu
tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada
Tuhannya.” (Qs. An Nahl: 100)
3. Membaca tasmiyah
(bismillah: dengan menyebut nama Allah). Di antara faedahnya adalah untuk
mencegah setan ikut serta dengan manusia
ketika makan, minum, berjima, masuk rumah, dsb.
Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ
طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ،
فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ،
وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
“Apabila seseorang masuk
ke rumahnya lalu menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika hendak makan, maka
setan berkata (kepada sesama setan), “Kalian tidak bisa bermalam di rumahnya
dan tidak memperoleh makan malam,” dan apabila ia masuk tanpa menyebut nama
Allah ketika masuk, maka setan berkata, “Kalian dapat bermalam di rumahnya, “
dan apabila ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka setan berkata,
“Kalian dapat bermalam di rumahnya dan dapat memperoleh makan malam.” (Hr.
Muslim)
Lihat pula risalah kami
tentang keadaan-keadaan yang disyariatkan membaca tasmiyah atau basmalah, di
sini: http://wawasankeislaman.blogspot.com/2017/07/syarah-basmalah.html
4. Membaca surah
mu’awwidzatain (surah Al Falaq dan An Naas) ketika hendak tidur, selesai
shalat, ketika sakit, dsb.
Hal ini berdasarkan
hadits berikut:
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: بَيْنَا أَنَا أَسِيرُ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْجُحْفَةِ، وَالْأَبْوَاءِ، إِذْ
غَشِيَتْنَا رِيحٌ، وَظُلْمَةٌ شَدِيدَةٌ، فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ بِأَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، وَأَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، وَيَقُولُ:
«يَا عُقْبَةُ، تَعَوَّذْ بِهِمَا فَمَا تَعَوَّذَ مُتَعَوِّذٌ بِمِثْلِهِمَا» ، قَالَ:
وَسَمِعْتُهُ يَؤُمُّنَا بِهِمَا فِي الصَّلَاةِ
Dari Uqbah bin Amir ia
berkata, “Aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam antara
Juhfah dan Abwa, tiba-tiba ada angin kencang dan keadaan yang sangat gelap,
maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam langsung berlindung kepada Allah
dengan membaca surah Qul a’udzu birabbil falaq dan Qul a’udzu
birabbin naas, kemudian Beliau bersabda, “Wahai Uqbah, mohonlah
perlindungan kepada Allah dengan kedua surah itu, karena tidak ada cara
berlindung yang menyamai keduanya.”
Uqbah berkata, “Aku
mendengar Beliau shalat mengimami kami dengan membaca kedua surah itu.” (Hr.
Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani)
5. Membaca Ayat Kursi
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah
menyerahkan kepadaku untuk menjaga harta zakat bulan Ramadhan, lalu ada seorang
yang datang dan mencuri makanan zakat itu, lalu aku menangkapnya dan berkata,
“Saya akan laporkan engkau kepada Rasulullah!” Dst. Di akhir hadits pencuri itu
berkata, “Jika engkau mendatangi tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi,
karena engkau akan senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah, dan setan tidak
akan mendekatimu hingga pagi hari.” Kemudian Abu Hurairah menyampaikan kejadian
itu, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ
ذَاكَ شَيْطَانٌ»
“Dia berkata jujur
kepadamu padahal ia seorang pendusta. Dia adalah setan.” (Hr. Bukhari)
6. Membaca dua ayat terkahir
dari surah Al Baqarah (ayat 285-286).
Dari Abu Mas’ud Al
Anshariy radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
«مَنْ قَرَأَ هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ
مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ»
“Barang siapa yang
membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah ini, maka keduanya akan
mencukupinya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Maksud ‘mencukupinya’
yakni melindunginya dari bahaya dan hal yang ia khawatirkan. Ada pula yang
berkata, maksudnya mencukupinya dari qiyamullail.
7. Membaca surah Al
Baqarah
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ
مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ
الْبَقَرَةِ»
“Janganlah kalian
jadikan rumah kalian sebagai kuburan, karena setan akan lari dari rumah yang di
dalamnya dibacakan surah Al Baqarah.” (Hr. Muslim)
8. Banyak berdzikir
kepada Allah, baik dengan membaca Al Qur’an, bertasbih, bertahmid, bertakbir,
bertahlil, dsb.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
" مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ
رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ،
وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ
يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ، إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ
“Barang siapa yang
membaca Laailaaha illallahu wahdahu laa syarika lah…dst. Sampai wahuwa
ala klli syai’in qadir,” (artinya: tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala
pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu) dalam sehari 100 kali, maka dia
memperoleh pahala seimbang memerdekakan sepuluh budak, dicatat untuknya 100
kebaikan, dihapuskan 100 dosa, menjadi benteng yang melindunginya dari setan
pada hari itu hingga sore hari, dan tidak ada seorang yang membawa lebih baik
dari bawaannya (pada hari Kiamat) kecuali seorang yang mengamalkan lebih banyak
lagi.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
9. Membaca doa keluar
rumah.
Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى
اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ
حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ،
فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ
وَوُقِيَ؟
"Apabila seseorang keluar dari rumahnya, lalu membaca, "Bismilahi
tawakkaltu alalllah…dst.” (artinya: Dengan nama Allah, aku bertawakkal
kepada Allah, tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan
Allah.") Maka akan dikatakan ketika itu, "Kamu diberi petunjuk,
dicukupi, dan dipelihara. Setan juga akan menjauhinya, lalu setan lain berkata
kepada setan itu, "Bagaimana engkau dapat menguasai seseorang yang telah
diberi petunjuk, dicukupi dan dipelihara?" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan
Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
10. Membaca doa ketika
singgah di sebuah tempat
Dari Khaulah binti Hakim
As Sulamiyyah ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ، حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ
ذَلِكَ
“Barang siapa yang
singgah di sebuah tempat lalu mengucapkan A’udzu bikalimatillahit taammaati
min syarri maa khalaq (artinya: Aku berlindung dengan kalimat Allah dari
kejahatan makhluk-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang dapat membahayakannya
sampai ia meninggalkan tempat itu.” (Hr. Muslim)
11. Menahan menguap dan
meletakkan tangan di mulut
Dari Abu Sa’id Al Khudri
radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
«إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ،
فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ»
“Apabila salah seorang
di antara kamu menguap, maka tahanlah dengan meletakkan tangan di mulutnya,
karena setan ketika itu hendak masuk.” (Hr. Muslim)
«التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ،
فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ»
“Menguap itu dari setan.
Jika salah seorang di antara kamu menguap, maka tahanlah semampunya.” (Hr. Bukhari
dan Muslim)
12. Suara Azan
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ، وَلَهُ ضُرَاطٌ، حَتَّى
لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِينَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ، حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ
بِالصَّلاَةِ أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ، حَتَّى يَخْطِرَ
بَيْنَ المَرْءِ وَنَفْسِهِ، يَقُولُ: اذْكُرْ كَذَا، اذْكُرْ كَذَا، لِمَا لَمْ يَكُنْ
يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِي كَمْ صَلَّى
“Apabila dikumandangkan
azan untuk shalat, maka setan akan pergi sambil buang angin sehingga tidak
mendengar suara azan. Ketika selesai azan, maka ia datang lagi, dan ketika
iqamat dikumandangkan, maka ia pergi dan ketika selesai iqamat, maka ia kembali
datang sehingga membisikan fikiran seseorang sambil berkata, “Ingat ini dan
ingat itu! Terhadap hal yang sebelumnya tidak diingatnya sehingga seseorang
tidak tahu berapa jumlah rakaat yang telah dikerjakannya.” (Hr. Bukhari dan
Muslim)
13. Membaca doa sebelum
masuk masjid
Dari Haiwah bin Syuraih
ia berkata, “Aku menemui Uqbah bin Muslim dan bertanya, “Telah sampai berita
kepadaku bahwa engkau menceritakan hadits dari Abdullah bin Amr bin Ash dari
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa Beliau ketika akan masuk masjid berdoa,
«أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ،
وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ»
“Aku meminta
perlindungan kepada Allah Yang Maha Agung, kepada Dzat-Nya Yang Mulia, dan
kekuasaan-Nya sejak dahulu kala dari godaan setan yang terkutuk.”
Uqbah bertanya,
“Cukupkah haditsku ini saja?” Aku (Haiwah) menjawab, “Ya.” Uqbah berkata, “Jika
seseorang mengucapkan demikian, maka setan berkata, “Ia terjaga dariku sepanjang
hari itu.” (Hr. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani)
14. Wudhu dan shalat,
apalagi ketika kondisi marah dan nafsu kuat, maka untuk meredamnya adalah
dengan wudhu dan shalat.
15. Menaati Allah dan
Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam, tidak berlebihan dalam bicara,
memandang, makan, dan bergaul.
16. Mengosongkan rumah
dari gambar makhluk bernyawa, patung, anjing, dan lonceng.
Rasulullah
shallallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ
بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ»
“Para malaikat (rahmat)
tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat patung dan gambar.” (Hr.
Muslim dari Abu Hurairah)
«لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ
رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلَا جَرَسٌ»
“Para malaikat tidak akan menemani perkumpulan yang terdapat
di sana anjing dan lonceng.” (Hr. Muslim dari Abu Hurairah)
17. Menjauhi
tempat-tempat jin dan setan, seperti rumah-rumah yang telah runtuh,
tempat-tempat najis seperti toilet dan tempat
pembuangan sampah, lembah-lembah, tempat-tempat tidak berpenghuni seperti gurun
sahara, tepi laut atau pantai yang jauh dari pemukiman, kandang unta, dsb.
Jika kita singgah di
tempat-tempat tidak berpenghuni, bacalah doa A’udzu bikalimatillahit taammaati
min syarri maa khalaq (artinya: Aku berlindung dengan kalimat Allah dari
kejahatan makhluk-Nya) yang telah disebutkan haditsnya di nomor 10, maka tidak
ada ada yang dapat membahayakannya karena kita telah memohon perlindungan
kepada Allah Rabbul alamin, dan ingat jangan meminta perlindungan kepada jin,
karena itu syirik.
Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata, “Dahulu jin-jin takut kepada manusia
sebagaimana manusia takut kepada mereka atau lebih dari itu; ketika ada orang
yang singgah di sebuah lembah, maka jin akan segera pergi. Tetapi ketika ada
pemimpin sebuah kaum (dari kalangan manusia) berkata, “Kami berlindung kepada
penghuni lembah ini,” maka jin berkata, “Kita melihat ternyata mereka takut
kepada kita sebagaimana kita takut kepada mereka, maka mereka pun mendekati
manusia dan menimpakan kegilaan dan kesurupan kepada mereka. Itulah maksud
firman Allah Ta’ala, “Dan sesungguhnya ada beberapa
orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa
laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah
sesat,”
(lihat Qs. Al Jin: 6) yakni bertambah
dosanya.
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Al Ilaj bir Ruqa Minal Kitab was Sunnah (Dr.
Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani), Mukhtashar
Al Fiqhil Islami (Muhammad bin Ibrahim At Tuwaijiri), Maktabah Syamilah versi
3.45, Hidayatul Insan (Penulis), http://consult.islamweb.net/consult/index.php?page=Details&id=247326 , http://www.alamiry.net/2015/05/ular-ada-di-rumah-jangan-langsung-dibunuh-akan-tetapi-diusir-terlebih-dahulu.html,
https://ar-ar.facebook.com/ro9ya.shar3iya/posts/%D8%A3%D8%B3%D8%A8%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B3-%D8%AA%D9%84%D8%A8%D8%B3-%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%86-%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%A5%D9%86%D8%B3%D8%A7%D9%86-%D8%A3%D8%B3%D8%A8%D8%A7%D8%A8-%D9%85%D8%AA%D8%B9%D9%85%D8%AF%D8%A9-%D9%88%D8%BA%D9%8A%D8%B1-%D9%85%D8%AA%D8%B9%D9%85%D8%AF%D8%A9-%D9%88%D9%81%D8%B7%D8%B1%D9%8A%D8%A9-%D9%88%D8%AE%D8%A7%D8%B1%D8%AC%D8%A9-%D8%B9%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B1%D8%A7%D8%AF%D8%A9-/475265562553764/
dll.
0 komentar:
Posting Komentar