PENA (1)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫وذكر فإن الذكرى‬‎
PENA
(Program E-Nasihat Al Islah) (1)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini kami sebutkan nasihat para ulama tentang berbagai masalah, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma amin.
Keutamaan Tauhid
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
وَمَنْ تَدَبَّرَ أَحْوَالَ الْعَالَمِ وَجَدَ كُلَّ صَلَاحٍ فِي الْأَرْضِ فَسَبَبُهُ تَوْحِيدُ اللَّهِ وَعِبَادَتُهُ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَكُلُّ شَرٍّ فِي الْعَالِمِ وَفِتْنَةٍ وَبَلَاءٍ وَقَحْطٍ وَتَسْلِيطِ عَدُوٍّ وَغَيْرِ ذَلِكَ؛ فَسَبَبُهُ مُخَالَفَةُ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالدَّعْوَةُ إلَى غَيْرِ اللَّهِ.
“Barang siapa yang memperhatikan kondisi bumi ini, maka dia akan menemukan, bahwa baiknya bumi ini sebabnya adalah mentauhidkan Allah, beribadah kepada-Nya, dan menaati Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebaliknya, semua keburukan yang ada di bumi ini, termasuk cobaan, ujian, kemarau panjang, dikuasai musuh dan sebagainya, maka sebabnya adalah menyelisihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beribadah kepada selain Allah.”  (Majmu’ Fatawa 15/25, Maktabah Syamilah)
Berhati-hati Terhadap Syirk
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata,
يُحْبَسُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي بَقِيعٍ وَاحِدٍ فَيُنَادِي مُنَادٍ أَيْنَ الْمُتَّقُونَ؟ فَيَقُومُونَ فِي كَنَفٍ مِنَ الرَّحْمَنِ، لَا يَحْتَجِبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُمْ وَلا يَسْتَتِرُ، قُلْتُ مَنِ الْمُتَّقُونَ قَالَ: قَوْمٌ اتَّقَوَا الشِّرْكَ، وَعِبَادَةَ الأَوْثَانِ، وَأَخْلَصُوا لِلَّهِ الْعِبَادَةَ، فَيَمُرُّونَ إِلَى الْجَنَّةِ.
“Manusia akan dihentikan di sebuah tempat, lalu ada seruan, “Di manakah orang-orang yang bertakwa?” Kemudian mereka berdiri dalam naungan Allah. Allah tidak menutup diri-Nya dari mereka. Aku (tabi’in bernama Abu ‘Afif) berkata, “Siapakah orang-orang yang bertakwa?” Mu’adz menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang berhati-hati terhadap syirk dan dari menyembah berhala. Mereka ikhlaskan ibadah mereka kepada Allah, sehingga mereka berangkat menuju surga.” (Tafsir Ibnu Abi Hatim 5/1540, Maktabah Syamilah)
Ikhlas dan Sesuai Sunnah Syarat Diterima Amalan
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
الْعَمَلُ بِغَيْرِ اِخْلاَصٍ وَلاَ اقْتِدَاءٍ كَالْمُسَافِرِ يَمْلَأُ جَرَابَهُ رَمْلاً يَثْقُلُهُ وَلاَ يَنْفَعُهُ
“Amal yang tidak disertai keikhlasan dan mengikuti Sunnah seperti musafir yang memenuhi kantongnya dengan pasir; yang hanya memberatkan dan tidak bermanfaat apa-apa baginya.”
Bahaya Jimat
Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata,
مَنْ قَطَعَ تَمِيْمَةً مِنْ إِنْسَانٍ كَانَ كَعَدْلِ رَقَبَةٍ
“Barang siapa yang memutuskan jimat yang ada pada seseorang, maka ia seperti memerdekakan budak.” (Diriwayatkan oleh Waki’, Fathul Majid Syarh Kitab Tauhid 1/122, Maktabah Syamilah)
Jangan Meremehkan Berdoa Kepada Allah Azza wa Jalla
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيْهِ ... وَمَا تَدْرِيْ بِمَا صَنَعَ اْلقَضَاءُ
سِهَامُ اللَّيْلِ لاَ تُخْطِي ... لَهَا أَمَدٌ ، وَلِلْأَمَدِ ، انْقِضَاءُ
Apakah engkau menganggap remeh doa, padahal tahukah kamu apa yang bisa dilakukan olehnya?
Panah di malam hari tidak melesat, namun ia memiliki waktu, dan waktu itu memiliki masa akhirnya
Beratnya Keikhlasan
Yusuf bin Husain rahimahullah berkata,
أَعَزُّ شَيْءٍ فِي الدُّنْيَا الْإِخْلَاصُ، وَكَمْ أَجْتَهِدُ فِي إِسْقَاطِ الرِّيَاءِ عَنْ قَلْبِي، وَكَأَنَّهُ يَنْبُتُ فِيهِ عَلَى لَوْنٍ آخَرَ
“Sesuatu yang paling berat di dunia ini adalah keikhlasan. Betapa seringnya aku berusaha menghilangkan riya dari hatiku, namun ia sepertinya muncul kembali dengan warna yang lain.” (Jami’ul Ulum wal Hikam 1/84, Maktabah Syamilah)
Hati-hati jangan sampai mencela waktu
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid berkata,
ومن منكرات الألفاظ عند بعض الناس أنه يلعن الساعة أو اليوم الذي حدث فيه الشيء الفلاني ( مما يكرهه ) ونحو ذلك من ألفاظ السّباب فهو يأثم على اللعن والكلام القبيح وثانيا يأثم على لعن ما لا يستحقّ اللعن فما ذنب اليوم والسّاعة ؟ إنْ هي إلا ظروف تقع فيها الحوادث وهي مخلوقة ليس لها تدبير ولا ذنب ، وكذلك فإنّ سبّ الزمن يعود على خالق الزّمن ، فينبغي على المسلم أن ينزّه لسانه عن هذا الفحش والمنكر . والله المستعان .
Termasuk kemungkaran pada lisan yang terjadi pada sebagian orang adalah ketika ia melaknat waktu atau hari yang di sana terjadi sesuatu yang tidak disukainya dan hal lain semisalnya yang termasuk mencela masa. Orang yang mengucapkannya berdosa karena ucapan laknat dan kata-kata yang buruk, dan berdosa karena melaknat sesuatu yang tidak berhak dilaknat. Padahal apa salah hari dan waktu? Ia hanyalah tempat berlangsungnya peristiwa, ia hanyalah makhluk; tidak mengatur dan tidak memiliki salah apa-apa. Di samping itu, mencela waktu akan mengarah kepada pencelaan kepada Tuhan yang menciptakan waktu (Allah Subhaanahu wa Ta’ala). Oleh karena itu, sepatutnya seorang muslim membersihkan lisannya dari ucapan keji dan munkar ini, wallahul musta’an.” (Fatawa Syaikh Shalih Al Munajjid hal. 2, Maktabah Syamilah)
Perjalanan menuju Allah Azza wa Jalla
سأل الفضيل بن عياض رحمه الله رجلا فقالكم مضى من عمرك؟ قال مضى من عمرى 60 عاماً ، قال له: أنت منذ 60 عاماً وأنت سائر الى الله عزوجل!! وتوشك أن تبلغ المنزل - وهو القبر وهو أول منازل الآخرةفكأن الرجل بوغت وفوجئ فقال: إنا لله وانا اليه راجعون، وما العمل يا أبا علي؟ فقال له: أحسِن فيما بقى يُغفر لك ما قد مضى..
Fudhail bin Iyadh rahimahullah pernah bertanya kepada seseorang, "Sudah berapa tahun usiamu?" Ia menjawab, "Sudah 60 tahun." Fudhail berkata,"Berarti engkau telah mengadakan perjalanan menuju Allah sejak 60 tahun yang silam dan sebentar lagi engkau akan sampai -yakni ke kuburan yang merupakan persinggahan pertama ke alam akhirat- Tampaknya orang ini terperanjat, ia pun berkata, "Innaa lillahi wa Innaa ilaihi raji'un, lalu apa yang harus kulakukan wahai Abu Ali (panggilan Fudhail)?” Maka Fudhail menjawab, "Perbaikilah amal perbuatanmu yang masih tersisa, maka akan diampuni perbuatanmu di masa lalu."
Jangan khawatir ditelantarkan orang
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
إذا تخلى الناس عنك في كرب فأعلم أن الله يريد أن يتولى أمرك ، وكفى بالله وكيلاً
"Jika orang-orang menelantarkanmu, maka ketahuilah, bahwa Allah ingin mengurusi dirimu, dan cukuplah Dia sebagai Tuhan Yang diserahi urusan."
Wasiat kaum Salaf
Sufyan bin ‘Uyainah pernah berkata,
كَانَ الْعُلَمَاءُ فِيمَا مَضَى يَكْتُبُ بَعْضُهُمْ إلَى بَعْضٍ بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ
Para ulama di masa lalu biasa menuliskan surat kepada yang lainnya dengan untaian kalimat berikut,
Pertama,
مَنْ أَصْلَحَ سَرِيرَتَهُ أَصْلَحَ اللَّهُ عَلَانِيَتَهُ
Barang siapa yang memperbaiki amalan batinnya, Allah pun akan memperbaiki amalan lahiriyahnya.
Kedua,
وَمَنْ أَصْلَحَ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ أَصْلَحَ اللَّهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ
Barang siapa yang memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah, Allah akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.
Ketiga,
وَمَنْ عَمِلَ لِآخِرَتِهِ كَفَاهُ اللَّهُ أَمْرَ دُنْيَاهُ
Barang siapa yang beramal karena tujuan akhirat, Allah akan mencukupkan urusan dunianya. (Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, 7/9-10).
Tanda hati yang sakit
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin  rahimhullah berkata,
وهكذا إذا رأيت مِن نفسك أنك كلما تلوت القرآن ازددت إيماناً فإن هذا من علامات التوفيق أما إذا كنت تقرأ القرآن ولا تتأثر به فعليك بمداواة نفسك لا أقول أن تذهب إلى المستشفى لتأخذ جرعة من حبوب أو مياه أو غيرها ولكن عليك بمداواة القلب فإن القلب إذا لم ينتفع بالقرآن ولم يتعظ به ؛ فإنه قلب قاسٍ مريض نسأل الله العافية فأنت يا أخي طبيب نفسك لا تذهب إلى الناس اقرأ القرآن فإن رأيت أنك تتأثر به إيماناً وتصديقاً وامتثالاً ، فهنيئاً لك،فأنت مؤمن وإلا فعليك بالدواء داوِ نفسك من قبل أن يأتيك موت لا حياة بعده وهو موت القلب أما موت الجسد فبعده حياة وبعده بعث وجزاء وحساب
"Demikianlah. Perhatikanlah  diri Anda!  Jika setiap kali membaca Al Qur’an, iman Anda bertambah, maka sesungguhnya ini adalah pertanda taufik dari Allah; tetapi jika setelah membaca Al Qur’an ternyata Anda tidak merasakan pengaruhnya, maka Anda harus mengobati diri Anda. Saya tidak mengatakan pergilah ke rumah sakit untuk mendapatkan obat kapsul, sirup atau sejenisnya, tetapi maksud saya adalah,
Anda harus segera membenahi hati Anda. Karena, jika hati ini tidak bermanfaat lagi baginya Al Qur`an, tidak dapat menerima nasehatnya, maka itu adalah hati yang keras dan sakit. -Kita mohon kesembuhan kepada Allah.
Saudaraku, Anda adalah dokter jiwamu sendiri. Oleh karena itu, jangan pergi kepada orang lain!
Bacalah Al Qur`an! Jika Anda dapatkan diri terpengaruh dengan bacaan itu baik pada keimanan,  keyakinan,  dan ketaatan Anda, maka selamat! Anda adalah seorang mukmin. Jika tidak, maka Anda harus segera mengobati jiwa anda sebelum datang kematian yang tidak ada lagi hidup setelahnya,  yaitu matinya hati. Sedangkan matinya jasad setelah itu hidup kembali, dibangkitkan untuk menerima balasan dan hisab. (Syarh Riyadhus Shalihin 1/545)
Nasihat Al Hasan Al Basri
Suatu ketika Al Hasan Al Basri berdiri di dekat sebuah kuburan setelah dikuburkan seseorang ke dalamnya, lalu ia menoleh kepada sseseorang yang berada di sampingnya dan berkata,
أتراه لو رجع للدنيا ماذا تراه يفعل؟
فقال الرجل: يستغفر ويصلي ويتزود من الخير فقال الحسن: هو فاته فلا تفوتك أنت
“Bagaimana menurutmu, jika orang ini kembali ke dunia, apa yang akan dilakukannya?” Orang itu menjawab, “Tentu dia akan meminta ampun kepada Allah, melakukan shalat, dan menambah kebaikan.”
Al Hasan berkata, “Kesempatan baginya telah hilang, namun masih ada kesempatan bagimu.”
Teman Yang Saleh
Al Hasan Al Basri berkata,
إخواننا أحب إلينا من أهلنا وأولادنا لأن أهلنا يذكروننا بالدنيا وإخواننا يذكروننا بالآخرة ومن صفاتهم الإيثار
“Saudara-saudara kami lebih kami cintai daripada istri dan anak-anak kamu, karena keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia, sedangkan saudara-saudara kami mengingatkan kami kepada akhirat. Dan di antara sifat mereka adalah itsar (mengutamakan orang lain).”
Bersambung...
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa Nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45 dan 3.35, Muqarrar Tahfizh STID Moh. Natsir, Group WA, dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger