Amalan Ringan Berpahala Besar (6)

 بسم الله الرحمن الرحيم



Amalan Ringan Berpahala Besar (6)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut lanjutan hadits-hadits yang menyebutkan amalan ringan namun berpahala besar yang kami rujuk kepada risalah A’mal Yasirah wa Ujur ‘Azhimah yang diterbitkan oleh AlBetaqa.com dan kami berikan tambahan. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.

Amalan Ringan Berpahala Besar

64.   Bersabar karena wafatnya anak

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنَ النَّاسِ مِنْ مُسْلِمٍ، يُتَوَفَّى لَهُ ثَلاَثٌ لَمْ يَبْلُغُوا الحِنْثَ، إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ»

Dari Anas radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang anaknya meninggal dalam jumlah tiga anak yang belum mencapai baligh melainkan Allah akan masukkan dia ke dalam surga karena rahmat-Nya kepada mereka.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

65.   Mengucapkan hamdalah (Alhamdulillah) setelah makan

عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ أَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ "

Dari Sahl bin Mu’adz bin Anas, dari ayahnya ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memakan suatu makanan lalu mengucapkan ‘Alhamdulillahilladzi’...sampai dengan ‘wa laa quwwah’ (artinya: segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku makanan ini dan mengaruniakannya kepadaku tanpa ada upaya dan kekuatan dariku,” maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hr. Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

66.   Mengurus anak-anak perempuan dengan baik

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ َقَالَ: «مَنْ يَلِي مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ شَيْئًا، فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ، كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ»  وَفِي رِوَايَةٍ : مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ.

Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang mengurus anak-anak perempuan ini, lalu ia berbuat baik terhadap mereka, maka semua itu akan menjadi penghalang baginya dari neraka.”  (Hr. Bukhari. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Barang siapa yang diuji dengan memperoleh anak-anak perempuan.”)

67.   Mengurus anak yatim

عَنْ سَهْلٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَأَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Dari Sahl bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Saya dan pengurus anak yatim di surga seperti ini,” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan membukanya sedikit. (Hr. Bukhari)

68.   Bertawadhu (rendah hati dan tidak sombong)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ رَجُلًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ»

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Allah tidak menambah seorang yang mau memaafkan selain kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (Hr. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)

69.   Menunjukkan orang lain kepada kebaikan

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ»

Dari Abu Mas’ud Al Anshari radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (Hr. Muslim)

70.   Sabar terhadap musibah

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَوَدُّ أَهْلُ العَافِيَةِ يَوْمَ القِيَامَةِ حِينَ يُعْطَى أَهْلُ البَلَاءِ الثَّوَابَ لَوْ أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالمَقَارِيضِ»

Dari Jabir ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ketika orang yang mendapatkan musibah diberikan pahala, maka orang yang selamat dari musibah pada hari Kiamat ingin sekali kalau sekiranya kulit mereka diiris-iris di dunia dengan gunting (sehingga mendapatkan pahala seperti orang yang mendapatkan musibah).” (Hr. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani)

71.   Keutamaan seorang wanita shalat di rumah

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سُوَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ عَمَّتِهِ أُمِّ حُمَيْدٍ امْرَأَةِ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ، أَنَّهَا جَاءَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أُحِبُّ الصَّلَاةَ مَعَكَ، قَالَ: " قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلَاةَ مَعِي، وَصَلَاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي دَارِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِي "، قَالَ: فَأَمَرَتْ فَبُنِيَ لَهَا مَسْجِدٌ فِي أَقْصَى شَيْءٍ مِنْ بَيْتِهَا وَأَظْلَمِهِ، فَكَانَتْ تُصَلِّي فِيهِ حَتَّى لَقِيَتِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ

Dari Abdullah bin Suwaid Al Anshari, dari bibinya Ummu Humaid istri Abu Humaid As Sa’idiy, bahwa ia pernah datang menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya suka shalat di belakangmu.” Beliau menjawab, “Aku telah mengetahui bahwa engkau suka shalat di belakangku, namun shalatmu di bagian dalam rumahmu lebih baik bagimu daripada shalatmu di (bagian luar) kamarmu. Shalatmu di kamarmu lebih baik daripada shalatmu di bagian tengah rumahmu. Shalatmu di bagian tengah rumahmu lebih baik bagimu daripada  shalat di masjid kaummu, dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik bagimu daripada shalatmu di masjidku.”

Maka Ummu Humaid menyuruh untuk dibuatkan masjid di bagian dalam rumahnya dan paling gelapnya, lalu ia shalat di situ hingga menghadap Allah Azza wa Jalla.” (Hr. Ahmad, dan dihasankan oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah)

72.   Seorang akan dikumpulkan dengan orang yang dicintai

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ»

Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

73.   Mendoakan kebaikan untuk saudaranya

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ "

Dari Abu Darda ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang mendoakan kebaikan untuk saudaranya di tengah kejauhan melainkan malaikat berkata, “Engkau juga akan memperoleh yang sama.” (Hr. Muslim)

74.   Berniat melakukan kebaikan

عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ  ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam riwayatnya dari Tuhannya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut: barang siapa yang berniat melakukan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Jika dia berniat melakukannya kemudian melaksanakannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melakukan keburukan kemudian tidak melaksanakannya maka dicatat baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat melakukan keburukan kemudian dia melaksanakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan. (HR. Bukhari dan Muslim)

75.   Bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla

عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا»

Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, tentu kalian akan mendapatkan rezeki seperti burung mendapatkan rezeki, berangkat dengan perut kosong, dan pulang dengan perut kenyang.” (Hr. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)

Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger