Amalan Ringan Berpahala Besar (1)

 بسم الله الرحمن الرحيم



Amalan Ringan Berpahala Besar (1)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut hadits-hadits yang menyebutkan amalan ringan namun berpahala besar yang diambil dari risalah A’mal Yasirah wa Ujur ‘Azhimah yang diterbitkan oleh AlBetaqa.com. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.

Amalan Ringan Berpahala Besar

1.   Membaca doa setelah mendengar azan.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ: اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang ketika telah mendengar azan berdoa, “Allahumma Rabba Haadzihid da’watit taammah…dst.” (Artinya: Ya Allah pemilik seruan yang sempurna ini, pemilik shalat yang akan didirikan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah (perantara) dan keutamaan. Bangkitkanlah dia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan), maka ia berhak mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat.” (Hr. Bukhari)

2.   Membaca doa setelah wudhu.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

" مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ "

“Tidak ada seorang pun di antara kalian yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia mengucapkan “Asyhadu allaaiilahaillallah…dst.”(artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya), melainkan akan dibukakan untuknya pintu surga yang berjumlah delapan; dimana ia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia mau.”  (Hr. Muslim)

3.   Keutamaan menyempurnakan wudhu.

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ، حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ»

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berwudhu dan memperbagus wudhunya, maka akan keluar dosa-dosanya hingga keluar dari bawah kukunya.” (Hr. Muslim)

4.   Banyak melangkahkan kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ رَاحَ إِلَى مَسْجِدِ الْجَمَاعَةِ فَخُطْوَةٌ تَمْحُوْ سَيِّئَةً وَخُطْوَةٌ تُكْتَبُ لَهُ حَسَنَةٌ ذَاهِبًا وَرَاجِعًا

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah, maka langkah yang satu menghapuskan dosa, sedangkan langkah yang satu lagi dicatatkan untuknya satu kebaikan; baik ketika ia berangkat maupun ketika ia pulang.” (Hr. Ahmad dengan isnad yang shahih, Thabrani, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya, dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 2999)

5.   Mandi dan bersegera mendatangi shalat Jumat.

عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ الثَّقَفِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ، ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ، وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ، وَدَنَا مِنَ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا»

Dari Aus bin Aus Ats Tsaqafi ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membasuh rambutnya dan seluruh badannya (mandi) pada hari Jumat, lalu berangkat lebih awal, ia pun berjalan dan tidak menaiki kendaraan, mendekat dengan imam dan menyimak khutbahnya serta tidak melakukan hal yang sia-sia, maka setiap langkahnya ia memperoleh amalan setahun, yaitu pahala puasa dan qiyamullailnya.” (Hr. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani)   

6.   Melakukan shalat Dhuha.

Dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

"Setiap pagi hari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil (ucapan Laailaahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf dan nahi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat shalat Dhuha." (Hr. Muslim)

7.   Duduk menunggu tibanya waktu shalat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " المَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ، مَا لَمْ يُحْدِثْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، لاَ يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَةٍ مَا دَامَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ ، لاَ يَمْنَعُهُ أَنْ يَنْقَلِبَ إِلَى أَهْلِهِ إِلَّا الصَّلاَةُ "  

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Para malaikat mendoakan salah seorang di antara kamu ketika ia berada di tempat shalatnya selama belum berhadats sambil berkata, “Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.” Salah seorang di antara kamu dianggap dalam shalat ketika karena shalat yang membuatnya tetap berada di tempatnya, dimana tidak ada yang menghalanginya pulang ke rumah kecuali karena shalat.” (Hr. Bukhari)

8.   Menjaga shalat sunah rawatib.

عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الجَنَّةِ: أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ صَلَاةِ الْغَدَاةِ "

Dari Ummu Habibah radhiyallahu anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang shalat dalam sehari-semalam dua belas rakaat, maka akan dibangunkan istana untuknya di surga, yaitu: empat rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum fajar atau Subuh.” (Hr. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)

9.   Meninggalkan perdebatan dan berdusta meskipun sekedar bercanda

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ»

Dari Abu Umamah ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar, dan menjamin istana di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bercanda, dan menjamin istana di bagian atas surga bagi orang yang memperbaiki akhlaknya.”  (Hr. Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)

10.  Menjaga shalat berjamaah dalam waktu empat puluh hari.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاق  

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang shalat karena Allah dalam waktu empat puluh hari dengan berjamaah, dimana ia mendapatkan takbiratul ihram pada saat itu, maka akan dicatat lepas dari dua, yaitu: lepas dari neraka dan lepas dari kemunafikan.” (Hr. Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

11.       Melaksanakan shalat lima waktu berjamaah.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً»

Dari Ibnu Umar radiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendiri dengan 27 derajat.” (Hr. Muslim)

12.            Menyalatkan jenazah, mengiringinya, dan menguburkannya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه -قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ شَهِدَ الجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّيَ، فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ» ، قِيلَ: وَمَا القِيرَاطَانِ؟ قَالَ: «مِثْلُ الجَبَلَيْنِ العَظِيمَيْنِ»  

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menghadiri sebuah jenazah lalu menyalatkan, maka dia akan mendapatkan satu qirat. Barang siapa yang menghadirinya sampai jenazah dimakamkan maka dia akan memperoleh pahala dua qirat.” Ada yang bertanya, “Berapa dua qirath itu?” Beliau bersabda, “Seperti dua buah gunung yang besar.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

13.            Keutamaan menyatakan Tuhan kami adalah Allah, agama kami adalah Islam, dan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah nabi dan Rasul.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ قَالَ: رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ "  

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menyatakan ‘aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai rasul’, maka ia berhak masuk surga.” (Hr. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani)

14.   Berniat jujur agar menjadi syuhada.

عَنْ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ، وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ»

Dari Sahl bin Hunaif, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang meminta syahid kepada Allah dengan jujur, maka Allah akan sampaikan ia kepada kedudukan para syuhada meskipun ia wafat di atas tempat tidurnya.” (Hr. Muslim)

15.   Menyenangkan hati seorang muslim.

عَنِ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ، يَرْفَعْهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " مِنْ أَفْضَلِ الْعَمَلِ إِدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى الْمُؤْمِنِ: يَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، يَقْضِي لَهُ حَاجَةً، يُنَفِّسُ عَنْهُ كُرْبَةً

Dari Ibnul Munkadir yang ia sambung kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda, “Termasuk amalan yang paling utama adalah menyenangkan hati seorang mukmin, yaitu dengan membayarkan utangnya, memenuhi kebutuhannya, dan menyingkirkan penderitaannya.” (Hr. Baihaqi dalam Asy Syu’ab, dinyatakan shahih mursal oleh Syaikh Al Albani dan memiliki syahid dari hadits Ibnu Umar dengan sanad hasan).

Bersambung…

Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger