بسم
الله الرحمن الرحيم
Adab Tidur (2)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut
lanjutan pembahasan tentang adab tidur, semoga Allah menjadikan penyusunan
risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
8. Pada saat membalikkan badan ketika tidur
dianjurkan berdoa,
«لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ
الْقَهَّارُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ
الْغَفَّارُ»
“Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah
Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa, Tuhan langit dan bumi serta apa yang ada di
antara keduanya, Dia Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.”
Hal ini berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu
‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika membalikkan badan di
malam hari mengucapkan doa di atas. (HR. Hakim dan Nasa’i dalam Amalul Yaumi,
dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 4693)
9. Ketika gelisah atau merasa takut pada saat tidur, ucapkanlah,
أَعُوْذُ
بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ،
وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنَ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ
“Aku berlindung dengan
kalimat Allah yang sempurna, dari
kemurkaan-Nya, siksa-Nya, dan dari kejahatan hamba-hamba-Nya serta dari
gangguan setan dan kehadiran mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani)
10.
Berdzikir ketika terbangun di malam hari
Dari ‘Ubadah bin Ash Shaamit, dari Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
« مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ : فَقَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ ، وَلاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللَّهِ . ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى . أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ ،
فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ »
“Barang siapa yang terbangun dari tidurnya, lalu mengucapkan, “Laailaahaillallahu
wahdahu…sampai walaa quwwata illaa billah.” (artinya: “Tidak ada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya.
kepunyaan-Nya-lah kerajaan dan kepunyaan-Nya-lah segala pujian. Dia Mahakuasa
terhadap segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah
Mahabesar dan tidak ada daya serta upaya kecuali dengan pertolongan Allah.”)
Kemudian berkata, “Ya Allah,
ampunilah aku,” atau dia berdoa, maka doanya akan dikabulkan. Jika dia berwudhu
kemudian shalat, maka shalatnya akan diterima.” (HR. Bukhari 1154).
11. Memperhatikan adab ketika bermimpi.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الرُّؤْيَا
مِنَ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا
يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفِثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ وَلْيَتَعَوَّذْ
بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ » .
“Mimpi yang baik itu
berasal dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk itu dari setan. Apabila salah
seorang di antara kamu mimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan
berlindunglah kepada Allah dari keburukan mimpi itu, karena dengan begitu,
mimpi itu tidak membahayakannya.” (HR.
Muslim)
إِذَا
رَأَى أَحَدُكُمُ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثًا
وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلاَثًا وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ
جَنْبِهِ الَّذِى كَانَ عَلَيْهِ
“Apabila salah seorang
di antara kamu mimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali, dan
berlindunglah kepada Allah tiga kali, serta berpindahlah posisi.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda,
فَإِنْ
رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلاَ يُحَدِّثْ بِهَا
النَّاسَ
“Jika salah seorang di
antara kamu mimpi sesuatu yang tidak disukainya, lakukanlah shalat, dan jangan
menceritakan kepada orang-orang.” (HR. Muslim)
Maksud
mimpi itu tidak membahayakannya adalah apabila seseorang melakukan adab-adab
tadi, maka Allah akan menjaganya dari hal-hal yang tidak disukainya dan
menjaganya dari hal yang akan terjadi dari mimpi itu, sebagaimana Allah
menjadikan sedekah sebagai penjaga harta, (sebagaimana dijelaskan Al Haafizh
dalam Fat-hul Bari).
Berdasarkan
hadits-hadits di atas dan hadits-hadits yang lain, adab bagi yang bermimpi baik
adalah:
-
Memuji Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
-
Bergembira dengannya.
-
Membicarakannya kepada orang yang ia suka, dan jangan
membicarakannya kepada orang yang dengki.
-
Boleh bertanya kepada ulama agar ia menta’wil mimpinya.
Sedangkan
jika mimpinya buruk, maka adabnya adalah:
-
Berlindung kepada Allah dari keburukannya dan keburukan setan.
-
Meludah ke kiri tiga kali dan berpindah posisi badan.
-
Tidak menceritakannya kepada siapa-siapa.
-
Dirinya jangan menafsirkan mimpinya, begitu juga tidak meminta
orang lain menafsirkan mimpinya.
-
Bangun dan shalat malam.
12. Membaca dzikr
bangun tidur
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ اَحْيَانَا بَعْدَ مَا اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
a.
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami
setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nyalah kami dikembalikan.” (HR. Bukhari)
الحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي، وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي وَأَذِنَ لِي
بِذِكْرِهِ "
b.
“Segala puji bagi Allah yang telah memelihara jasadku,
mengembalikan ruhku, dan mengizinkan kepadaku untuk mengingat-Nya.” (HR.
Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani)
c.
Membaca QS. Ali Imran ayat
190-200.
Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur, hingga ketika
tiba pertengahan malam; mendekati atau melewati sedikit, Beliau bangun dan
duduk sambil mengusap bekas-bekas tidur dari wajahnya, lalu Beliau membaca
sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran (dari ayat inna fii khalqissamaawaati…dst. (QS. Ali Imran ayat 190-200), kemudian Beliau berdiri mendatangi geriba
(tempat air dari kulit) yang bergantungan, lalu Beliau berwudhu daripadanya dan
memperbagus wudhunya, kemudian berdiri shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Ketika
bangun dari tidur hendaknya kita tidak langsung mencelupkan tangan ke dalam
bejana sampai mencuci tangan kita sebanyak tiga kali
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
«إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ،
فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا
يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ»
“Apabila
salah seorang di antara kamu bangun dari tidurnya, maka janganlah ia celupkan
tangannya ke wadah sampai ia cuci tiga kali, karena ia tidak mengetahui, di
mana tangannya bermalam.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafaz ini adalah lafaz
Muslim)
14. Ketika bangun menggosok gigi.
Dari
Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika bangun untuk shalat tahajjud menggosok giginya dengan siwak.”
(HR. Muslim)
15. Berwudhu’ dan shalat malam.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
يَعْقِدُ
الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ،
يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ مَكَانَهَا: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ
اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ
عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا
طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَن
“Setan
mengikat tiga ikatan di atas tengkuk kepala salah seorang di antara kamu pada
saat tidur, sehingga setiap ikatan diletakkan di tempatnya sambil dikatakan,
“Kamu akan lewati malam yang panjang, maka tidurlah!” ketika ia bangun dan
berdzikr kepada Allah, maka lepaslah ikatan (pertama). Ketika ia berwudhu, maka
lepaslah ikatan (kedua), dan jika ia shalat, maka lepaslah semua ikatan,
sehingga pagi harinya dirinya semangat dan jiwanya baik. Jika tidak melakukan
hal itu, maka pagi harinya jiwanya buruk dan malas.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Ada seseorang yang disebut di
hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan disampaikan kepada Beliau,
“Orang tersebut terus saja tidur hingga pagi hari; tidak melakukan shalat
malam,” maka Beliau bersabda,
«بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ»
“Setan
telah kencing di telinganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa
‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan
bin Musa
Maraji’: http://islam.aljayyash.net
, Maktabah Syamilah versi 3.45,
Hidayatul Insan bitafsiril Qur’an (Penulis), Tuhfatul Ahwadzi Syarh
Sunan At Tirmidzi (Abul Ala Al Mubarakfuriy), Hishnul Muslim (Dr.
Sa’id Al Qahthani), Mausu’ah Ruwathil Hadits dan Mausu’ah
Haditsiyyah Mushaghgharah (Markaz Nurul Islam Li Abhatsil Qur’ani was
Sunnah), dll.
0 komentar:
Posting Komentar