Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (7)

بسم الله الرحمن الرحيم
موسوعة الحديث - اسلام ويب - Apps on Google Play
Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (7)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang mengenal Ilmu Takhrij Hadits merujuk kepada kitab Ushulut Takhrij wa Dirasah Al Asanid Al Muyassarah karya Dr. Imad Ali Jum’ah, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Kitab Kunci dan Daftar Sebagian Kitab Hadits
1. Miftahut Tartib Li Ahadits Tarikh Al Khathib
Penulisnya adalah Ahmad bin Muhammad Ash Shiddiq Al Ghumariy.
Kitab ini adalah kitab penting yang menjadi daftar setiap hadits yang ada dalam Tarikh Baghdad karya Al Khathib (w. 643 H).
Pentingnya menggunakan kitab ini:
a. Al Khathib meriwayatkan banyak hadits dalam Tarikhnya, dimana sebagian haditsnya tidak tercantum dalam kitab-kitab sunnah yang induk.
b. Untuk mencari haditsnya harus mengikuti jalan yang ditempuh penulis kitab ini, karena Al Khathib tidak menggunakan urutan apa pun dalam menyebutkan hadits-haditsnya.
Metode penulisan kitab ini adalah dengan membagi hadits-hadits yang ada ke dalam qaauliyyah (sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam) dan fi’iliyyah (perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam).
Untuk yang qauliyyah diurutkan sesuai abjad. Sedangkan yang fi’liyyah diurutkan sesuai nama para sahabat, dimana penulisnya mengurutkan nama  para sahabat baik yang laki-laki maupun yang wanita secara bersamaan sesuai urutan abjad dengan menyebutkan pula kunyah (panggilannya), dimana penulisnya menyebutkan nama sahabat, lalu menyebutkan di depannya ‘tema’ atau ‘judul’, dan di depannya disebutkan pula ‘nomor juz’ dan ‘halaman’.
Apabila Al Khathib  melakukan pengulangan hadits dan menyebutkan hadits di posisi lainnya namun dengan lafaz yang berbeda, maka penulis (Al Gumariy) menyebutkan lagi secara berulang dan menyebutkannya sesuai huruf yang dipakainya, lalu diulanginya dengan lafaz yang masyhur sesuai huruf pertama yang dapat membantu mengetahui semua jalan hadits yang disebutkan oleh Al Khathib untuk melihatnya dari sisi shahih atau dha’if, atau untuk mengetahui jumlah sahabat yang meriwayatkannya.
Jumlah haditsnya ada 4.500 hadits.
2. Al Bughyah fi Tartib Ahaditsi Hilyah
Penulisnya adalah Abdul Aziz bin Muhammad bin Shiddiq Al Ghumariy.
Kitab ini terdiri dari 90 halaman sebagai daftar terhadap hadits-hadits yang ada dalam kitab Hilyatul Awliya wa Tabaqatul Ashfiya yang terdiri dari 10 jilid karya Abu Nu’aim Al Ashbahani (w. 430 H)
Metode penulisannya adalah penulis membagi hadits-haditsnya ke dalam dua bagian:
a. Qauliyyah (sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam) yang diurutkan sesuai abjad dengan menyebutkan bagian awal hadits (athraf) hadits dan di depannya terdapat ‘juz’ dan ‘halaman’.
b. Fi’liyyah (perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam) yang diurutkan dengan nama-nama para sahabat yang laki-laki maupun yang wanita secara bersamaan berikut tema hadits, dan di depannya lagi terdapat ‘juz’ dan ‘halaman’.
Disebutkan kunyah (sahabat yang disebutkan panggilannya) secara terpisah dan ditempatkan setelah nama-nama secara berurutan dengan huruf abjad.
Disebutkan pula secara terpisah daftar hadits mursal para tabi’in di bagian akhir kitab sambil menyebutkan secara berurutan nama-nama dan panggilannya secara bersamaan sesuai urutan abjad.
Jumlah haditsnya ada 5.000 hadits.
3. Miftahul Muwaththa
Penulisnya adalah Muhammad Fu’ad Abdul Baqi (w. 1382 H).
Hadits-hadits yang ada di dalamnya diurutkan sesuai abjad.
Bagian awal (athraf) hadits-hadits tersebut disebutkan dengan diisyaratkan pula di depannya nomor halaman yang memuat hadits itu.
Kitab kunci ini disebutkan di bagian akhir kitab Muwaththa.
Jumlah hadits-hadits yang qauli yang dibuatkan daftarnya terdiri dari 827 H, sedangkan jumlah hadits-hadits Al Muwaththa secara umum ada 1.812 hadits.
Miftah Sunan Ibnu Majah
Penulisnya adalah Muhammad Fu’ad Abdul Baqi (w. 1382 H).
Di dalamnya memuat hadits-hadits yang qauli maupun yang fi’li sesuai abjad.
Disebutkan athraf hadits-haditsnya dan diisyaratkan di sebelah depannya nomor hadits yang ada dalam kitab Sunan.
Kitab kunci ini dijadikan di bagian akhir kitab Sunan.
Jumlah hadits-haditsnya terdiri dari 3.100 hadits, dimana total hadits-hadits yang ada dalam Sunan Ibnu Majah terdiri dari 4.341 hadits.
Metode Ketiga Takhrij Hadits
Metode ketiga takhrij Hadits adalah dengan memperhatikan lafaz hadits. Kitab yang dipakai di antaranya adalah dengan menggunakan kitab Al Mu’jam Al Mufahras Li Alfazhil Haditsin Nabawi yang terdiri dari 7 jilid. 
Kitab ini memuat lafaz-lafaz yang ada dalam sembilan kitab hadits, yaitu Kutubus Sittah (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah), Muwaththa,  Musnad Ahmad, dan Musnad Ad Darimi. Kitab ini ditulis  oleh sejumlah orang-orang orientalis dan diterbitkan oleh seorang orientalis bernama Dr. Arentjan Wensinck.
Al Mu’jam Al Mufahras Li Alfazhil Haditsin Nabawi
Kitab-kitab yang disebutkan daftarnya, kode, dan contoh pencari hadits menggunakan kitab ini.
1. Musnad Ahmad
Kodenya adalah حم , sedangkan  kode berikutnya:
Angka besar menunjukkan juz, sedangkan angka kecil menunjukkan halaman pada juz itu.
Contoh:    
حم 4, 175 = Dalam Musnad Ahmad juz 4 halaman 175.
2. Shahih Muslim
Kodenya adalah م ,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Shahih Muslim, lalu nomor hadits secara berurutan dalam Shahih Muslim.
Contoh:    
 م فضائل الصحابة 165 = Dalam Shahih Muslim di bagian kitab Fadha’ilush Shahabah nomor hadits 165.
3. Muwaththa Malik
Kodenya adalah  ط,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Muwaththa Malik, lalu nomor hadits secara berurutan dalam kitab Muwaththa Malik.
Contoh:    
 ط  صفة النبي  3  = Dalam Muwaththa Malik di bagian kitab Shifatun Nabi nomor hadits 3.
4. Shahih Bukhari
Kodenya adalah  خ,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Shahih Bukhari, lalu nomor bab yang ada dalam kitab tersebut.
Contoh:    
خ  شركة  3, 16  = Dalam Shahih Bukhari di bagian kitab Syarikah bab 3 dan 16.
5. Sunan Tirmidzi
Kodenya adalah  ت,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Sunan Tirmidzi, lalu nomor bab yang ada dalam kitab tersebut.
Contoh:    
ت  أدب 15  = Dalam Sunan Tirmidzi di bagian kitab Adab bab 15.
6. Sunan Abu Dawud
Kodenya adalah  د,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Sunan Abu Dawud, lalu nomor bab yang ada dalam kitab tersebut.
Contoh:    
د  طهارة 72  = Dalam Sunan Abu Dawud di bagian kitab Thaharah bab 72.
7. Sunan Nasa’i
Kodenya adalah  ن,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Sunan Nasa’i, lalu nomor bab yang ada dalam kitab tersebut.
Contoh:    
ن  صيام 78  =  Dalam Sunan Nasa’i di bagian kitab Ash Shiyam, bab 78
8. Sunan Ibnu Majah
Kodenya adalah  جه,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Sunan Ibnu Majah, lalu nomor bab yang ada dalam kitab tersebut.
Contoh:    
جه  تجارات 31  =  Dalam Sunan Ibnu Majah di bagian kitab At Tijarat, bab 31
9. Musnad Ad Darimi
Kodenya adalah  دي,  sedangkan isyarat yang dipakai adalah nama bagian kitabnya dalam Musnad Ad Darimiy, lalu nomor bab yang ada dalam kitab tersebut.
Contoh:    
دي  صلاة 79  =  Dalam Musnad Darimi di bagian kitab Ash Shalah, bab 79.
Catatan terhadap kitab Mu’jam Mufahras
Mu’jam Mufahras telah memuat nomor semua bab yang ada di kitab-kitab hadits induk selain:
a. Musnad Ahmad, dimana kitab itu hanya menyebutkan nomor juz dan halaman.
b. Shahih Muslim dan Muwaththa Malik, yang disebutkan hanya nomor-nomor haditsnya.
Dan kitab-kitab yang dibuat daftar haditsnya oleh Mu’jam Mufahras telah dicetak secara berurutan sesuai metode kitab Mu’jam Mufahras sebagaimana yang disebutkan di bawah ini:
1. Shahih Muslim, disebutkan nomor urutnya oleh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi (w. 1382 H), namun beliau membiarkan hadits-hadits yang hanya memuat sanad-sanadnya saja seperti yang dilakukan para penyusun kitab Mu’jam Mufahras, dan ditambah lagi jilid kelima yang memuat beberapa daftar yang sangat bermanfaat.
2. Sunan Ibnu Majah, disebutkan nomor urutnya oleh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi (w. 1382 H), dan ditambah lagi dengan beberapa daftar yang sangat bermanfaat, ia juga mengomentari sebagian haditsnya dan mensyarah (menerangkan) kata-kata yang gharib(asing/samar)nya.
3. Muwaththa Malik, disebutkan nomor urutnya oleh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi (w. 1382 H), ia juga mentakhrij hadits-haditsnya, mengomentari sebagiannya, mensyarah kata-kata yang gharib, dan menambahkan dengan beberapa daftar yang bermanfaat.
4. Sunan Tirmidzi, yang diterbitkan dalam lima juz yang sesuai dengan Mu’jam Mufahras, dimana untuk jilid pertama dan kedua disusun oleh Ahmad Syakir, jilid ketiga oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi, sedangkan jilid keempat dan kelima oleh Ibrahim Athwah Iwadh.
5. Shahih Bukhari, diterbitkan dalam beberapa cetakan yang sesuai dengan kitab Mu’jam Mufahras.
6. Sunan Ad Darimiy, yang disebutkan sesuai urutan Mu’jam Mufahras oleh As Sayyid Abdullah Hasyim Yamani Al Madani.
7. Musnad Ahmad, telah diterbitkan dalam beberapa cetakan yang sesuai dengan Mu’jam Mufahras.
8. Sunan Nasa’i, telah diterbitkan dalam beberapa cetakan yang sesuai dengan Mu’jam Mufahras.
9. Sunan Abu Dawud, telah diterbitkan dalam beberapa cetakan yang sesuai dengan Mu’jam Mufahras.
Bersambung….
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45, Ushulut Takhrij wa Dirasah As Sanad Al Muyassarah (Dr. Imad Ali Jum’ah),  dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger