Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (8)

بسم الله الرحمن الرحيم
أهمية الحديث النبوي الشريف في الإسلام - موضوع
Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (8)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang mengenal Ilmu Takhrij Hadits merujuk kepada kitab Ushulut Takhrij wa Dirasah Al Asanid Al Muyassarah karya Dr. Imad Ali Jum’ah, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Mengenal Lebih Lanjut Kitab Al Mu’jam Al Mufahras Li Alfazhil Haditsin Nabawi
Catatan Untuk Pengguna kitab Mu’jam Mufahras
1. Para penyusun kitab ini menyebutkan fi’il (kata kerja) lalu isim (kata benda) untuk setiap kata dengan memperhatikan urutannya sesuai asal munculnya kata dan makna yang bermacam-macam sesuai yang ditetapkan dalam ilmu Nahwu dan Sharaf.
2. Mereka juga menyebutkan hadits dan menyertakan posisi lafaznya, sedangkan posisi-posisi lainnya hanya memperhatikan dari sisi makna.
3. Terkadang terjadi perbedaan antara nomor bab dan hadits yang telah ditandai dalam kitab ini dengan urutan yang ada di sebagian kitab atau nash yang telah dicetak.
4. Tidak diambil dari kitab Al Muwaththa selain yang terkait hadits saja tidak seperti metode yang dipegang Imam Malik dan ulama lainnya dari kalangan Ahli Hadits dan Fiqih (yang menyebutkan pula berbagai atsar).
5. Tidak diambil dari Shahih Muslim jika hanya terdiri dari isnadnya saja.
Urutan kata yang ada dalam Kitab Mu’jam Mufahras
1. Secara umum metodenya mirip dengan kitab-kitab kamus, namun tidak disebutkan huruf dan nama-nama tokoh, serta tidak disebutkan pula fi’il (k. kerja) yang sering disebutkan seperti kata ‘ قال dan tasrifnya.
2. Saat menyebutkan suatu kata, banyak yang dialihkan ke kata yang lain untuk menyempurnakan maraji hadits yang dicarinya yang terdapat kata itu. Hal ini mengakibatkan ada komentar miring, bahwa di dalamnya terdapat kekurangan yang sangat besar, dimana kitab ini ‘Mu’jam Mufahras’ tidak mendaftarkan semua lafaz yang ada dalam kitab hadits yang dikumpulkannya.
Metode urutan kata yang ada di dalam kitab Mu’jam  Mufahras disebutkan di jilid ke-7, yaitu:
a. Diawli Fi’il Madhi (k. Kerja lampau), mudhari (k. Kerja untuk kejadian sekarang atau akan datang), amr (perintah), isim  fa’il (pelaku), isim maf’ul (objek atau sasaran perbuatan), dan dilanjutkan dengan bentuk-bentuk berikut untuk semua dhamir:
1. Bentuk fi’il mabni ma’lum (aktif) tanpa ada tambahan (seperti imbuhan)
2. Bentuk fi’il mabni ma’lum dengan adanya tambahan
3. Bentuk fi’il mabni majhul tanpa tambahan dan yang ada tambahan
b. Isim-isim makna
1. Isim marfu yang bertanwin
2. Isim marfu tanpa tanwin dan tanpa ada tambahan
3. Isim marfu dengan tambahan
4. Isim majrur dengan adanya tambahan yang diberi harakat tanwin
5. Isim majrur dengan adanya tambahan tanpa tanwin dan tanpa tambahan
6. Isim majrur dengan adanya tambahan dan lanjutannya
7. Isim majrur dengan adanya huruf jar
8. Isim manshub yang bertanwin
9. Isim manshub yang tidak bertanwin dan tanpa ada lanjutan
10. Isim manshub dengan lanjutannya
Kemudian disebutkan yang mutsanna, lalu yang jama seperti itu.
c. isim musytaq (setelah berubah)
1. Isim musytaq tanpa tambahan huruf sukun
2. Isim musytaq dengan tambahan huruf sukun
Catatan:
1. Kesamaan huruf antara yang ada di teks dengan sumber rujukan yang diisyaratkan
2. Tanda ini ** menunjukkan diulangnya lafaz dalam hadits, bab, atau halaman.
Urgensi kitab Mu’jam Mufahras
1. Memang ada beberapa kritik terhadap kitab Mu’jam Mufahras, akan tetapi tidak menghilangkan faedahnya yang sangat besar dan banyak, di antaranya:
a. Membantu mentakhrij hadits yang ada dalam Kutubut Tis’ah.
b. Memberikan kesempatan besar untuk peneliti hadits.
2. Namun setelah adanya software-software hadits yang ada dalam komputer, maka kitab ini menjadi berkurang faedahnya tidak seperti sebelumnya,
3. Meskipun para penyusunnya adalah orang-orang orientalis yang maksudnya mempermudah mereka mempelajari apa saja yang datang dari timur, namun hal itu tidak mengurangi faedah ilmiyyah, karena sebagai daftar yang sulit disingkirkan.
Beberapa Kitab yang Membantu Mentakhrij Hadits Dengan Metode Keempat
Metode keempat adalah mentakhrij hadits dengan cara mengetahui tema hadits atau salah satu temanya jika terkait banyak tema, dan untuk hal itu digunakan beberapa kitab berikut:
Kitab-kitab yang memuat bab dan tema  semua masalah agama
1. Kitab Jami
2. Kitab Mustakhraj terhadap Jami
3. Kitab Mustadrak terhadap Jami
4. Kitab Majma
5. Kitab Zawaid
6. Kitab Miftah Kunuzis Sunnah
Dan akan diterangkan lebih lanjut isi kitab tersebut  secara umum insya Allah.
Kitab-kitab yang memuat bab dan tema  sebagian besar masalah agama
1. Kitab Sunan
2. Kitab Mustakhraj terhadap Sunan
3. Kitab-kitab Mushannaf
4. Kitab-kitab Muwaththa
Kitab-kitab khusus yang memuat salah satu masalah agama atau sebagiannya
1. Kitab-kitab juz
2. Kitab At Targhib wat Tarhib
3. kitab Az Zuhd wal Fadha’il wal Adab wal Akhlaq
4. Kitab-kitab ahkam (hukum fiqih)
5. Kitab tentang tema-tema tertentu
6. Kitab-kitab dalam bidang-bidang tertentu
7. Kitab-kitab takhrij
8. Kitab-kitab syarah hadits dan beberapa catatan tambahan untuknya
Kitab-kitab yang memuat semua masalah agama
Kitab-kitab ini ditulis dengan berbagai bab-bab dan memuat semua masalah agama, seperti masalah keimanan, thaharah, ibadah, muamalat, nikah, tarikh, sirah, manaqib (keutamaan seseorang), tafsir, adab, nasihat,  hari Akhir, surga, neraka, fitnah, peperangan, tanda-tanda Kiamat, dll.
1. Kitab Jami
Jami bentuk jamaknya adalah Jawami. Kitab ini adalah kitab yang memuat hadits untuk semua masalah yang dibutuhkan seperti akidah, hukum, raqaiq (tazkiyatun nafs), adab makan, adab minum, adab ketika safar dan mukim, tafsir dan tarikh, tentang sirah, fitnah,  manaqib (keutamaan) dan matsalib (kekurangan), dsb.
Yang paling masyhurnya adalah:
1. Jami’ Ma’mar (w. 153 H), nama lengkapnya Ma’mar bin Rasyid Al Azdi.
2. Jami Ats Tsauri  (w. 161 H), nama lengkapnya Sufyan bin Abdullah.
3. Jami Ibnu Uyaynah (w. 198 H), nama lengkapnya Sufyan Al Hilaliy.
4. Jami Abdurrazzaq (w. 211 H), nama lengkapnya Abdurrazzaq bin Hammam bin Nafi
5. Jami Shahih karya Bukhari (w. 256 H)
6. Jami Shahih karya Muslim bin Al Hajjaj (w. 261 H)
7. Jami At Tirmidzi (w. 279 H), nama lengkapnya Muhammad bin Isa
2. Kitab Mustakkhraj
Kitab Mustakhraj adalah kitab yang penulisnya mengambil hadits dari sebuah kitab hadits, lalu dia sebutkan sanadnya sendiri tidak melalui jalur yang disebutkan oleh kitab itu, namun bertemu dengan gurunya, atau rawi yang berada di atasnya sekalipun sampai sahabat. Namun syaratnya tidak sampai kepada guru yang sangat jauh sehingga kehilangan sanad yang menyampaikan kepada yang terdekat kecuali ada alasan disebabkan ada ketinggian atau tambahan penting. Terkadang penulisnya menghilangkan hadits yang tidak ditemukan sanad yang diridhainya dan terkadang menyebutkannya melalui jalur pemilik kitab.
Tema dan urutannya
Sama dengan kitab yang disusun mustakhrajnya secara urutan, babnya, judulnya, jumlah bagian kitab dan bab, sehingga jika diperiksa ada kesamaan.
Jumlah kitab mustakhraj sangat banyak, bahkan mustakhraj terhadap Shahih Bukhari dan Muslim saja lebih dari sepuluh kitab.
Yang paling masyhurnya adalah:
1. Mustakhraj terhadap Shahih Bukhari:
a. Mustakhraj Al Isma’ili (w. 371 H), nama lengkapnya Ahmad bin Ibrahim
b.  Mustakhraj Al Ghitrifi (w. 377 H)
c. Mustakhraj Ibnu Abi Dzuhal (w. 378 H)
2. Mustakhraj terhadap Shahih Muslim
a. Mustakhraj Abu Awanah Al Isfirayini (w. 310 H)
b. Mustakhraj Al Hairiy (w. 311 H), nama lengkapnya Ahmad bin Hamdan
c. Mustakhraj Abu Hamid Al Harawi (w. 355 H)
3. Mustakhraj Terhadap Shahih Bukhari dan Muslim secara bersamaan
a. Mustakhraj Ibnul Akhram (w. 344 H), nama lengkapnya Muhammad bin Ya’qub.
b. Mustakhraj Abu Bakar Al Barqani (w. 425 H) nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad.
c. Mustakhraj Abu Nu’aim Al Ashbahani (w. 430 H), nama lengkapnya Ahmad bin Abdullah.
3. Kitab-kitab Mustadrak terhadap kitab Jami
Kitab Mustadrak adalah kitab yang penulisnya mengumpulkan hadits-hadits untuk suatu kitab yang tidak disebutkan di kitab itu padahal sesuai syaratnya. Contohnya Al Mustadrak alash Shahihain yang terdiri dari 4 jilid karya Abu Abdillah Hakim (w. 405 H).
Urutan kitab Mustadrak:
Dalam kitab Mustadrak disebutkan tiga macam hadits:
Pertama, hadits-hadits shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim atau syarat salah satunya, namun keduanya tidak menyebutkan di kitabnya.
Kedua, hadits-hadits yang menurut penulisnya shahih meskipun tidak sesuai syarat Bukhari dan Muslim atau syarat salah satunya, namun penulisnya mengatakan bahwa isnadnya shahih.
Ketiga, menyebutkan hadits-hadits yang tidak shahih menurut penulisnya, namun ia mengingatkan kedhaifannya,
Catatan:
Hakim agak memudahkan dalam menshahihkan hadits, dan hal ini kemudian dikomentari oleh Dzahabi; ada yang ia benarkan dan ada yang ia selisihi, dan ia mendiamkan beberapa hadits untuk diperiksa kembali.
Bersambung….
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45, Ushulut Takhrij wa Dirasah As Sanad Al Muyassarah (Dr. Imad Ali Jum’ah),  dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger