Adab Bergaul dan Berkomunikasi Dengan Orang Lain

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk آداب التعامل مع الآخرين
Adab Bergaul dan Berkomunikasi Dengan Orang Lain
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut pembahasan tentang adab bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Adab Bergaul
1. Menjaga perasaan orang lain
Oleh karena itu, hendaknya ia berhati-hatoi bicara; tidak menghina, mencacatkan, dan melecehkan orang lain. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ
“Orang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berkata keji, dan berkata kotor.” (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad dan dishahihkan oleh Al Albani)
2. Memperhatikan kondisi dan sifat orang lain
Oleh karena itu, hendaknya ia tidak menyibukkannya ketika sedang kelelahan dan memperhatikan waktu yang tepat ketika hendak berkunjung. Demikian pula hendaknya ia memperhatikan sifatnya, dimana di antara mereka ada yang mudah marah dan mudah tersinggung, ada pula yang memiliki sifat santun. Ada yang cerdas; mudah menangkap apa yang disampaikan dan ada pula yang lambat memahami. Ia juga hendaknya memaklumi hal itu dan lihat pula kebaikannya.
3. Memposisikan orang lain pada tempatnya
Hendaknya ia bedakan dalam bergaul dengan orang lain antara kepada orang tua dan kepada anak muda. Misalnya dengan menghormati yang tua dan mendahulukan mereka, serta memaklumi dan menyayangi yang muda sehingga ia membimbing mereka dengan lembut serta memberikan haknya masing-masing secara sesuai. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَعْرِفْ حَقَّ كَبِيرِنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak mengenal hak orang yang tua di antara kami dan tidak menyayangi yang muda di antara kami.” (Hr. Ahmad, dan dishahihkan oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah dan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 2196)
4.   Perhatian dan peduli terhadap orang lain
Misalnya menanyakan kabar saudaranya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling membantu seperti satu jasad. Apabila salah satunya sakit, maka yang lain ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
5. Tawadhu (rendah hati) kepada orang lain
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku, “Bertawadhulah kalian!” sehingga tidak ada yang boleh sombong terhadap orang lain dan tidak ada seorang yang menganiaya orang lain.” (Hr. Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
6. Berwajah ceria ketika bertemu dengan saudaranya
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah meremehkan perbuatan baik meskipun ringan sekalipun engkau hanya bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (Hr. Muslim)
7. Berbicara sesuai akal atau tingkat kefahaman mereka
Ali radhiyallahu anhu berkata,
حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ
“Sampaikanlah kepada manusia hal-hal yang mereka kenali (fahami). Sukakah kalian jika Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (Diriwayatkan oleh Bukhari)
8. Bersangka Baik dan tidak mencari-cari kesalahan mereka
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Sukakah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Hujurat: 12)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا»
“Jauhilah bersangka buruk, karena bersangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Jangan berusaha mendengar pembicaraan orang lain, jangan mencari-cari kesalahan, Jangan berlomba-lomba mengejar dunia, jangan saling membenci dan membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”  (Hr. Muslim)
9. Memaafkan ketergelinciran mereka dan menahan emosi terhadap mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Qs. Al A’raaf: 199)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa ada seorang yang berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat,” maka Beliau bersabda, “Jangan engkau marah!” Beliau terus mengulangi kata-kata “Jangan engkau marah!” (Hr. Bukhari)
10.  Menyimak kata-kata mereka dan menjauhi berdebat dengan mereka.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ»
“Aku menjamin istana di sekitar surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar, dan menjamin istana di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bercanda, serta aku menjamin istana di bagian atas surga bagi orang yang baik akhlaknya.” (Hr. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)
Adab Berkomunikasi Dengan Handphone
Ketika menggunakan handphone juga ada adab yang perlu diperhatikan, di antaranya:
1. Memastikan kebenaran nomor telepon yang akan dihubungi.
Hal ini agar tidak membangunkan orang yang sedang tidur, tidak mengejutkan orang sakit, atau yang lainnya.
2. Memilih waktu yang tepat untuk menelphon
Kita tahu, bahwa manusia memiliki kesibukan masing-masing, dan merekia punya waktu istirahat, waktu makan, dan waktu bekerja.
3. Mengawali pembicaraannya dengan ucapan salam dan mengakhirinya dengan salam
4. Tidak memperpanjangn pembicaraan jika tidak dibutuhkan
Hal ini agar tidak mengganggu pihak yang dihubungi yang boleh jadi sedang sibuk dengan pekerjaan penting atau ada agenda penting yang harus dilakukannya.
5. Wanita tidak merendahkan suaranya dan tidak larut terbawa pembicaraan dengan laki-laki yang bukan mahram
Allah Ta’ala berfirman,
فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah .perkataan yang baik.” (Qs. Al Ahzaab: 32)
Demikian pula hendaknya wanita tidak mengeraskan suara dari kebiasaannya serta tidak larut dalam pembicaraan dengan laki-laki, memperlama pembicaraan, menghias, melembutkan, dan memaniskan ucapannya.
6. Tidak menggunakan Hp orang lain tanpa izinnya.
7.  Tidak merekam pembicaraan orang lain tanpa izin dan pengetahuannya
8. Tidak menggunakan Hp untuk hal-hal yang terlarang
Hal itu, karena handphone adalah salah satu di antara nikmat Allah untuk orang-orang yang hidup di zaman sekarang, maka termasuk mensyukurinya adalah menggunakannya untuk kebaikan.
Catatan:
Di zaman ini keadaan handphone sudah semakin canggih seperti komputer, di samping terdapat aplikasi-aplikasi untuk berkomunikasi dengan orang lain secara mudah seperti aplikasi media sosial; ada whatsapp, facebook, twitter, line, dsb. Kita bisa menggunakan itu semua untuk mengingatkan orang lain kepada kebaikan, memberi nasihat, atau berdakwah.
Kita bisa buat group atau bergabung dengan group orang lain, kemudian kita kirimkan taushiyah singkat. Berikan taushiyah kepada mereka (cukup sehari satu taushiyah) dengan materi-materi yang ringan dari dasar dan seterusnya, seperti materi akidah, ibadah, adab-akhlak, muamalah, tafsir, hadits, targhib-tarhib, info ta'lim, taushiyah ulama, dsb.
Mungkin seseorang bertanya, “Ustadz, afwan saya tidak punya ilmu untuk menyampaikan materi ke group.”
Akhi, apa antum tidak tahu bahwa materi-materi keislaman tersebar di sana-sini dari para asatidzah, di medsos, di web, dan internet? Antum hanya tinggal copas tentunya dengan menyebutkan sumbernya.
Saya sudah siapkan buat antum materi-materi yang insya Allah sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang shahih dengan pemahaman Salafush Shalih (generasi Islam terdahulu), yaitu di blog sederhana milik saya:
Atau web-web para asatidzah lainnya.
Atau jika antum ingin taushiyah singkat, antum bisa join/bergabung di telegram penulis: http://t.me/wawasan_muslim  atau di telegram langsung cari: wawasan_muslim
Insya Allah, antum akan dapatkan taushiyah harian dari saya.
Perlu Adanya Aturan Dalam Group  
Ketika Anda membuat group, buatlah aturan agar para anggota tidak asal memposting dan menshare secara bebas. Berikut contoh aturan dalam group:
TATA TERTIB GROUP WA (Whatsapp)
Ikhwah sekalian yang saya cintai karena Allah,
Mengingat firman Allah Ta'ala,
لاَّ خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An Nisaa’: 114)
Termasuk bisikan adalah chattingan, postingan, atau share sesuatu yang biasa kita lakukan baik di group maupun secara japri (jaringan pribadi).
dan mengingat sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
مِنْ حُسْنِ الْإِسْلاَمِ مَرْءُ تَرْكِهِ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
"Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna. " (Hr. Tirmidzi)
Kemudian saran dan masukan dari Syaikh dan beberapa ikhwah yang saleh,  maka di sini saya buatkan aturan di group ini sebagai berikut:
1. Group ini dibentuk untuk taushiyah, ta'awun alal birri wat taqwa, tawashau bil haq wa tawashau bil marhamah, amar maruf dan nahi munkar dengan cara yang baik, membantu saudara kita yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan, memdamaikan dua orang atau lebih yang bertengkar, menyampaikan info kajian, info dunia-Islam,  tanya-jawab kepada para asatidzah, dan kebaikan yang semisalnya.
2. Tidak diperkenankan menshare hadits dhaif atau amaliyah yang tidak ada dalilnya,  kecuali dengan maksud bertanya.
3. Tidak boleh menshare foto atau video wanita yang terbuka auratnya
4. Tidak boleh menshare tulisan atau video yang isinya memecah-belah kaum muslimin serta mengadu domba, dan mengajak kepada pemberontakan
5. Tidak menshare tahdzir-tahdziran,  karena group ini masih banyak yang awam, serta tidak melakukan perdebatan yang berkepanjangan.
6. Tidak berkata kasar,  merendahkan orang lain,  dan kalimat-kalimat yang tidak pantas diucapkan seorang mukmin.
7. Mendahulukan kelembutan,  santun,  dan kalimat yang baik ketika meluruskan.
8. Jika ingin menginfokan jual beli, maka bisa dilakukan pada hari Sabtu dan Ahad.
9. Tidak melakukan ghibah terhadap saudara kita.
Demikian aturan group ini saya buat, jika ada yang melanggar,  maka mohon maaf jika dengan terpaksa saya keluarkan.
yang benar hanya dari Allah,  yang keliru dari saya,  mohon maaf atas segala kekurangan, dan saya harapkan kita lebih banyak membaca Al Quran daripada membaca media sosial.
TTD
Akhukum fillah
Marwan Hadidi,  M. PdI
Nasihat Syaikh Ali bin Shalih Al Arifi
إخواني الأعزاء اعضاء هذا القروب المبارك.
السلام عليكم.
لاشك أن المؤمن يفرح بالاجتماع مع إخوانه ويأنس بالتواصل معهم ويسأل الله أن يكون هذا الاجتماع على طاعته سبحانه ؛ ويرجو من الله أن يستمر هذا التواصل حتى يدخلوا جنات النعيم زمراً زمرا ؛ ولايكون ذلك إلا إذا كان الاجتماع على الخير والتواصي به ؛ يقول تعالى ( الأَخِلاَّء يومئذ بعضهم لبعض عدو إلا المتقين ) أسأل الله أن يجعلني وإياكم من المتقين ..
ومن نعم الله علينا وسائل التواصل التي تقرِّب البعيد وتجعل الناس كأنهم في قرية واحدة ؛ وإن من شكر هذه النعمة استعمالها في مرضاة الله ..
وَمِمَّا يؤسف له أن ينشر البعض مقاطع محرمة أو صوراً ليُضحك الناس ! ويبوء هو بإثمها ! ولربما تناقلها الكثير عن طريقه فيكون له وزر هؤلاء جميعاً وقد كان في غنىً عن ذلك ..
فلنحرص أن لاننشر إلا الخير ؛ فالعمر وإن طال قصير ؛ والناقد بصير ؛ والحساب عسير ..
هذه خاطرة من محب لكم أسأل الله أن تقع من قلوبكم موقع الغيث من الأرض العطشى .
------------
انشروها في المجموعات للذكرى وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين
محبكم ..علي بن صالح العريفي
Saudara-saudaraku yang terhormat anggota group yang diberkahi ini
Assalamualaikum
Tidak diragukan lagi, bahwa seorang mukmin bergembira karena dapat berkumpul dengan saudara-saudaranya dan merasa senang dapat berkomunikasi dengan mereka, ia hendaknya meminta kepada Allah agar perkumpulan itu di atas ketaatan kepada-Nya, dan berharap kepada Allah agar komunikasi ini terus berlanjut sampai masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan secara berombongan.
Namun hal itu tidak mungkin dicapai kecuali jika perkumpulan (group yang dibuat) didasari atas kebaikan dan mengingatkan manusia kepadanya. Allah Ta'ala berfirman,
"Teman-teman akrab, satu sama lain akan menjadi musuh kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. Az Zukhruf: 63)
Saya meminta kepada Allah agar Dia menjadikan aku dan kalian termasuk orang-orang yang bertakwa.
Termasuk nikmat Allah kepada kita adalah banyaknya sarana komunikasi yang menjadikan orang yang jauh menjadi dekat dan menjadikan manusua seakan-akan berada dalam satu tempat, dan termasuk mensyukuri nikmat ini adalah menggunakannya untuk mendatangkan keridhaan Allah.
Sangat disayangkan, ada sebagian orang yang menyebarkan video video yang diharamkan atau gambar-gambar yang hanya membuat orang lain tertawa. Sehingga ia akan pulang membawa dosa-dosanya.
Padahal terkadang disebar lagi oleh banyak orang sehingga ia menanggung dosa mereka semua, padahal ia tidak butuh menyebarkannya sama sekali.
Oleh karena itu, berusahalah untuk tidak menyebarkan selain yang baik.
Usia kita hanya sebentar, pengkritik selalu memperhatikan celah kita, sedangkan hisab demikian sulit....
Itulah hal yang terbesit dalam hatiku yang mencintaimu. Aku meminta kepada Allah agar kalimat ini mendapat tempat di hatimu seperti halnya hujan di tanah yang kering
Silahkan sebarkan untuk mengingatkan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
Orang yang mencintaimu: Ali bin Shalih Al Arifi
Syair Adab Dalam Group Whatsapp
Berikut syair adab dalam group whatsapp, silahkan simak di sini: https://t.me/wawasan_muslim/5995
Adapun artinya sebagai berikut:
Arti Syair Adab dalam Group WhatsApp
Tidak layak disebarkan dalam group, kecuali yang isinya sesuai dengan tujuan dibentuknya group
Seperti firman Allah dan sabda Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam, serta ucapan para ulama dari sumbernya
Selain itu, biasanya tidak layak disebarkan. Berhati-hatilah mudah menyebarkan dari orang yang tidak dikenal
Karena terkadang tidak berfaedah apa-apa bagi akal yang jernih
Setiap kesesatan janganlah disebarkan, dan canda gurau janganlah sering dilakukan
Kecuali jika sedikit sekedar hiburan, namun tidak menyakitkan hati orang lain
Hindarilah dari menyampaikan  cerita orang-orang awam pada umumnya, karena itu bukanlah akhlak orang-orang mulia
Jauhilah menggambar makhluk bernyawa, karena ada ancaman dalam hadits-hadits yang Shahih terhadapnya
Berhati-hatilah dalam menyampaikan berita, karena dapat disiarkan lagi kepada yang lainnya hingga sampai ke berbagai negeri
Barang siapa yang melampaui batasan dari yang disebutkan di atas dan berlebihan, maka lebih baik dihilangkan
Apalagi jika sebelumnya telah diingatkan, dan semoga Allah membalas orang yang lebih dulu menasihati
Inilah beberapa peraturan yang saya sebutkan secara singkat, siapa saja yang menyelisihinya, berarti telah keliru sikapnya
Wallahu a’lam, wa shallahu alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45, Adabul Muslim fil Yaumi wal Lailah (Darul Wathan), Kutubus Sittah, ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud (Muhammad Asyraf bin Amir Al Azhim Abadi), dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger