Mengobati Sihir dan Guna-Guna

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫اجتنبوا السبع الموبقات‬‎
Mengobati Sihir dan Guna-Guna
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut pembahasan tentang mengobati orang yang terkena sihir, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Ta’rif (definisi) Sihir
Sihir adalah sejumlah pekerjaan setan yang dilakukan oleh pesihir berupa mantera-mantera, bertawassul (mengadakan perantara) kepada setan-setan, dan berupa kalimat yang diucapkan pesihir dengan ditambah dupa/kemenyan dan buhul-buhul yang ditiup-tiup. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
"Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul." (Terj. QS. Al Falaq: 4)
Pelaku sihir apabila hendak melakukan prakteknya, biasanya membuat buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan meniup-niup buhul tersebut sambil meminta bantuan kepada para setan sehingga sihir itu menimpa orang yang disihirnya dengan izin Allah Ta'ala. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
"Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi madharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah." (Terj. QS. Al Baqarah: 102)
Maksud izin Allah di sini bukan berarti Allah meridhai perbuatan tersebut, karena izin itu ada dua; izin syar'i dan izin kauni. Izin syar'i adalah izin yang diridhai Allah, sedangkan izin kauniy (terkait dengan taqdir-Nya di alam semesta) tidak mesti diridhai Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
Hukum sihir
Pada umumnya sihir tidak dapat dilakukan kecuali dengan mengerjakan perbuatan syirik, karena setan yang mengajarkan sihir kepada manusia biasanya meminta orang yang belajar sihir atau mempraktekkannya untuk melakukan perbuatan syirik, seperti berkurban untuk selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala atau beribadah kepada selain-Nya. Oleh karena itu, jumhur (mayoritas) para ulama berpendapat bahwa sihir adalah sebuah kekafiran, demikian pula mempelajarinya. Alasannya adalah firman Allah Ta'ala di surah Al Baqarah ayat 102, dimana Allah menyatakan setan-setan itu kafir karena mengajarkan sihir kepada manusia.
Mengobati Orang Yang Terkena Sihir
Pengobatan terhadap sihir terbagi dua:
Pertama, tindakan pencegahan sebelum sihir menimpa, yaitu:
1. Memiliki akidah yang benar.
2. Mengerjakan kewajiban, menjauhi larangan, dan bertaubat dari segala maksiat.
3. Banyak membaca Al Quran, dan menjadikannya sebagai wirid harian.
4. Membentengi diri dengan dzikir dan doa yang disyariatkan.
Misalnya membaca,
بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya: “Dengan nama Allah yang jika disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (sebanyak tiga kali di pagi hari dan sore hari).[i]
Membaca ayat kursi (Qs. Al Baqarah: 255) setelah shalat, sebelum tidur, dan di waktu pagi dan petang[ii].
Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas sebanyak tiga kali di waktu pagi, sore, setelah shalat, dan ketika hendak tidur.
Membaca,
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Artinya: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”
Sebanyak 100 kali. (Hr. Bukhari dan Muslim)
Membaca zikir pagi dan petang, zikir setelah shalat, zikir sebelum tidur, zikir bangun dari tidur, zikir masuk rumah dan keluar darinya, zikir masuk masjid dan keluar darinya, zikir masuk wc dan keluar darinya, membaca doa saat ada yang terkena musibah, saat naik kendaraan, dsb.
Itu semua dapat mencegah seseorang dari terkena sihir dan penyakit ‘ain (yang diakibatkan oleh mata orang yang hasad), serta dari gangguan setan dengan izin Allah Ta’ala. Itu juga termasuk pengobatan terbaik ketika terkena sihir dan semisalnya[iii].
5. Memakan tujuh buah kurma ajwah di pagi hari sebelum makan yang lain jika memungkinkan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنِ اصْطَبَحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتِ عَجْوَةٍ، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ اليَوْمَ سَمٌّ، وَلاَ سِحْرٌ
“Barang siapa yang makan tujuh buah kurma ajwah di pagi hari, maka racun dan sihir tidak dapat membahayakannya pada hari itu.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Yang lebih sempurna adalah jika kurma itu berasal dari Madinah yang berada di antara dua bebatuan hitam sebagaimana dalam riwayat Muslim. Menurut Syaikh Ibnu Baz rahimahullah, bahwa semua kurma Madinah terdapat sifat ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
مَنْ أَكَلَ سَبْعَ تَمَرَاتٍ مِمَّا بَيْنَ لَابَتَيْهَا حِينَ يُصْبِحُ، لَمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ حَتَّى يُمْسِيَ
“Barang siapa yang makan tujuh buah kurma yang berada di antara dua bebatuan hitam (di Madinah) di waktu pagi, maka racun tidaklah membahayakan dirinya sampai sore hari.” (Hr. Muslim)
Menurut Syaikh Ibnu Baz juga bahwa diharapkan juga demikian bagi yang makan tujuh buah dari kurma yang lain selain kurma Madinah.
Kedua, mengobati sihir setelah menimpa. Hal ini ada beberapa macam caranya, di antaranya:
1. Mengeluarkan dan memusnahkan sesuatu yang digunakan untuk menyihir jika diketahui letaknya dengan cara-cara yang mubah secara syara. Ini termasuk cara yang sangat efektif untuk mengobati orang yang terkena sihir.
2.  Melakukan ruqyah syar’iyyah, di antaranya dengan cara:
a. Menumbuk tujuh helai daun bidara hijau di antara dua batu atau semisalnya, lalu menuangkan ke atasnya air yang cukup untuk mandi dan membacakan padanya ayat-ayat ini: Ayat kursi (Al Baqarah: 255), Al A'raaf: 117-122, Yunus: 79-82, Thaahaa: 65-70, membaca surah Al Kafirun, Al Falaq, dan An Naas.
Berikut ayat-ayatnya:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم {اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ} [البقرة: 255]
{وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ - فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ - فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ - وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ - قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ - رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ} [الأعراف: 117 - 122]
{وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ - فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ - فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ - وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ} [يونس: 79 - 82]
{قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى} [طه: 65]
{قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى - فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى - قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى - وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى - فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى} [طه: 66 - 70]
بسم الله الرحمن الرحيم
{قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ - لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ - وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ - وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ - وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ - لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ} [الكافرون: 1 - 6]
بسم الله الرحمن الرحيم {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ - اللَّهُ الصَّمَدُ - لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ - وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ} [الإخلاص: 1 - 4]
بسم الله الرحمن الرحيم {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ - مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ - وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ - وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ - وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ} [الفلق: 1 - 5]
بسم الله الرحمن الرحيم {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ - مَلِكِ النَّاسِ - إِلَهِ النَّاسِ - مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ} {الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ - مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ} [الناس: 1 - 6]
Setelah beberapa ayat itu dibacakan di atas air, maka orang yang terkena sihir meminum dari air itu sebanyak tiga kali, dan mandi dengan air sisanya.
Dengan cara seperti ini, insya Allah sihir itu hilang, dan jika diperlukan bisa dilakukan praktek ini dua atau tiga kali sampai sihir itu hilang. Penyakit lainnya juga bisa dilakukan seperti ini, seperti penyakit 'ain, kesurupan, dan lain-lain.
b. Cara lainnya adalah dengan membacakan surah Al Fatihah, ayat Kursi, dua ayat terakhir surah al Baqarah, dan membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas tiga kali atau lebih sambil meniup dan mengusap bagian yang terasa sakit dengan tangan kanan.
Atau orang yang sakit meletakkan tangannya pada anggota tubuh yang dirasakan sakit sambil membaca “Bismillah” 3 x dan membaca,
أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dari keburukan yang aku rasakan dan aku khawatirkan.” (Hr. Muslim)
Atau dengan membacakan doa-doa perlindungan seperti yang disebutkan dalam beberapa hadits, seperti doa:
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
"Aku meminta kepada Allah Tuhan pemilik 'Arsy agar Dia menyembuhkanmu." (7 x) (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah penyakitku, Engkaulah yang menyembuhkan; tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan dari-Mu tidak meninggalkan penyakit.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan setan dan serangga yang berbisa dan dari setiap mata (orang yang hasad yang menimpakan bahaya).” (Hr. Bukhari)
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” (Hr. Muslim)
«أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ»
 “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, dari kejahatan hamba-Nya, dari godaan setan, dan dari kehadiran mereka di hadapanku.” (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)
اللهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ
“Ya Allah Tuhan (Pencipta) langit dan bumi, Tuhan (Pemilik) Arsyi yang agung, Tuhan kami dan Tuhan semuanya, Yang menumbuhkan butir tumbuhan dan biji buah-buahan, Yang menurunkan Taurat, Injil, dan Al Furqan. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau Penguasanya. Ya Allah, Engkau adalah Al Awwal; tidak ada sesuatu sebelum-Mu. Engkau adalah Al Akhir; tidak ada sesuatu setelah-Mu. Engkau adalah Azh Zhahir; tidak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau adalah Al Bathin; tidak ada sesuatu di bawah-Mu.” (Hr. Muslim)
بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ
“Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mengganggumu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang hasad. Allah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah, aku meruqyahmu.” (Hr. Muslim)
بِاسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
“Dengan nama Allah yang menyembuhkanmu dan menjagamu, dari segala penyakit, dari segala kejahatan orang yang dengki ketika ia dengki, dan dari kejahatan orang yang matanya yang hasad.” (Hr. Muslim)
«بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ، أَوْ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ، بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ»
“Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mengganggumu, dari segala kejahatan jiwa atau mata atau orang yang dengki. Allah yang menyembuhkanmu. Aku meruqyahmu.” (Hr. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Doa perlindungan di atas juga bisa dipakai untuk mengobati penyakit ‘ain (yang diakibatkan mata orang yang hasad), kesurupan, dan penyakit-penyakit lainnya dengan izin Allah Ta’ala.
3. Membekam bagian atau anggota badan yang tampak padanya pengaruh sihir jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, maka bisa digunakan cara-cara sebelumnya.
4. Menggunakan obat-obatan.
Misalnya obat-obatan yang telah ditunjukkan oleh Al Qur’an dan As Sunnah yang apabila seseorang mengkonsuminya dengan yakin, jujur, dan bersandar kepada Allah sambil meyakini bahwa manfaat yang diperoleh berasal dari sisi Allah Ta’ala, maka Allah akan memberikan manfaat dengannya insya Allah.
Ada pula obat-obatan yang diramu dari beberapa bahan, seperti obat herbal dan sebagainya, dimana obat-obatan tersebut merupakan hasil uji klinis yang dipersilahkan untuk digunakan secara syara’ selama bukan sesuatu yang haram.
Di antara obat-obatan yang ditunjukkan oleh Al Qur’an dan As Sunnah adalah:
a. Madu (lihat Qs. An Nahl: 69),
b. Habbatus sauda (jintan hitam),
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا السَّامَ
“Sesungguhnya pada Habbatus sauda terdapat obat terhadap segala penyakit kecuali maut.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
c. Air Zamzam
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang air Zamzam,
إِنَّهَا لَمُبَارَكَةٌ هِيَ طَعَامُ طُعْمٍ وَشِفَاءُ سُقْمٍ
“Sesungguhnya air Zamzam itu diberkahi, ia adalah makanan yang memuaskan dan obat yang menyembuhkan penyakit.” (Hr. Ath Thayalisi, Al Bazzar, Thabrani dalam Ash Shaghir, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 1115)
d. Air hujan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا
“Dan Kami turunkan dari langit air hujan yang diberkahi.” (Qs. Qaaf: 9)
e. Minyak Zaitun.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
كُلُوا الزَّيْتَ وَادَّهِنُوا بِهِ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Makanlah zaitun dan pakailah minyaknya, karena ia berasal dari tumbuhan yang diberkahi.” (Hr. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Pengobatan juga bisa dilakukan dengan mandi, bersih-bersih, dan memakai wewangian. (Lihat kitab Al Ilaj bir Ruqa minal Kitab was Sunnah karya Dr. Sa’id Al Qahthani).
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Al Ilaj bir Ruqa minal Kitab was Sunnah (Dr. Sa’id bin Ali Al Qahthani), Maktabah Syamilah versi 3.45, Majma’uz Zawaid (Imam Al Haitsami), dll.


[i] Hr. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah, Shahih Ibnu Majah 2/332
[ii] Hr. Hakim, dishahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi, Shahih At Targhib wat Tarhib 1/237 no. 658.  
[iii] Lihat Zadul Ma’ad 4/126, dan Majmu Fatawa Ibnu Baz 3/277.  

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger