بسم
الله الرحمن الرحيم
Proses Tumbuhnya Kesadaran Mendalami Ilmu Agama Dalam
Hidupku?
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Al Hamdulillah, setelah orang tua
mendapatkan hidayah dari Allah Azza wa Jalla untuk belajar agama, maka orang
tua penulis sering membeli buku-buku Islam untuk perpustakaan di rumah,
sehingga di dalam rumah terdapat banyak buku-buku Islam dari berbagai penerbit.
Demikian pula, orang tua penulis rajin menjalankan shalat berjamaah di masjid.
Saat penulis masih kecil –kira-kira
kelas 1 SD-, penulis melihat orang tua rajin menjalankan shalat Subuh. Melihat
hal tersebut, maka penulis meminta agar orang tua membangunkan penulis
melakukan shalat Subuh. Demikianlah hendaknya orang tua memberikan contoh yang
baik kepada anak-anaknya. Mulailah penulis suka menjalankan shalat Subuh dan shalat
lima waktu yang lain.
Kemudian setelah penulis semakin
besar –masih di SD-, penulis melihat di antara teman-temannya ada yang pandai
ilmu agamanya. Dalam hati, penulis berkata, "Mengapa teman saya mengerti
agama, namun saya tidak, padahal di rumah terdapat buku-buku agama?" Maka
mulailah penulis belajar agama di samping belajar pelajaran umum yang diajarkan
di sekolah. Dan Al Hamdulillah, di rumah terdapat banyak buku agama yang
dibeli oleh orang tua. Penulis pun mulai mempelajari Al Qur'an, hadits, fiqh,
dan pelajaran agama lainnya. Demikianlah hendaknya orang tua yang menginginkan
kebaikan dan kesalihan bagi anaknya, menyiapkan perpustakaan pribadi untuk
keluarganya di rumah.
Saat di SD, penulis senang pelajaran
umum dan agama secara berimbang. Penulis suka meringkas pelajaran-pelajaran
agama maupun umum dan memiliki catatan-catatan yang berisi ringkasan materi
agama dan umum.
Di kelas 6 SD, penulis senang
menghapal ayat-ayat tertentu yang dianggap perlu dihapal. Setelah berpikir
sekian lama, maka penulis menganggap bahwa ayat Al Qur'an seluruhnya perlu
untuk dihapal. Ini semua adalah taufiq dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
Ketika masuk Madrasah Tsanawiyah,
mulailah penulis menghapal Al Qur'an secara menyeluruh. Sehabis pulang sekolah,
terkadang penulis ke toko buku untuk membaca buku-buku agama, dan pada sore
harinya setelah shalat Ashar, penulis menghapal Al Qur'an satu halaman atau
setengahnya hingga menjelang Maghrib. Hal ini terus penulis lakukan hingga
beberapa tahun. Bahkan untuk fokus menghapal Al Qur'an, penulis sampai tidak
melanjutkan sekolah ke tingkat atas sementara, melihat banyaknya pelajaran
sekolah yang terdiri dari pelajaran umum dan agama, belum ditambah dengan
tugas-tugas dari sekolah. Setelah tidak melanjutkan sekolah selama satu tahun,
akhirnya penulis masuk ke Ujian Persamaan yang belajarnya hanya sepekan sekali,
agar penulis dapat fokus menghapal Al Qur'an dan belajar agama. Hingga akhirnya
dengan izin Allah Azza wa Jalla penulis mengkhatamkan Al Qur'an 30 juz,
meskipun penulis harus terus memurojaahnya untuk memperkuat hapalan.
Awalnya, sepekan sekali penulis mengkhatamkan
Al Qur'an, namun karena kesibukan belajar agama, akhirnya penulis hanya bisa
mengkhatamkan Al Qur'an dalam sepuluh hari, yaitu dengan menjadikan sehari 3
juz, 3 juz, dst. Kemudian hal ini (murojaah sehari 3 juz) menjadi kebiasaan penulis
hingga saat ini, dan semoga Allah mengistiqamahkan penulis hingga akhir hayat
serta menjadikan akhir hayatnya lebih baik daripada keadaan sebelumnya.
Di sela-sela masuk ke Ujian
Persamaan, penulis mendatangi perpustakaan Islam yang terdekat untuk membaca
buku-buku agama yang ada di sana.
Usai menyelesaikan sekolah Ujian
Persamaan, penulis menjadi imam shalat di salah satu masjid. Di samping
mengimami shalat berjamaah, penulis juga mengajar di SDIT, dan di sela-sela
mengajar SDIT, penulis menyempatkan menulis buku-buku agama dari kelas 1 SD
sampai kelas 5 SD dengan mengandalkan perpustakaan penulis yang ada dalam
Laptop yang memuat ribuan kitab –wa haadzaa min fadhli Rabbi-. Di
sela-sela mengajar SD pula, penulis masuk ke perguruan tinggi untuk melanjutkan
S1 jurusan Tarbiyah.
Selama kurang lebih enam tahun
penulis mengajar di SD, kemudian penulis mengajar di SMP Islam. Dan di
sela-sela mengajar SMP Islam, penulis menyiapkan buku-buku agama untuk sekolah
tersebut.
Selanjutnya,
penulis terus fokus menulis dan meringkas buku-buku agama, dan terkadang
menerjemahkan; dari mulai menggunakan alat tulis berupa buku, beralih ke mesin
ketik, dan akhirnya beralih kepada komputer. Sebagian catatan penulis al
hamdulillah telah dimasukkan dalam komputer, dan insya Allah penulis akan terus
menulis untuk berdakwah. Semoga Allah menjadikan usaha penulis ikhlas
karena-Nya dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Allahumma aamiin.
Wallahu
a'lam wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa alihi wa shahbihi wa
sallam.
Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar