بسم
الله الرحمن الرحيم
Jawaban Terhadap Syubhat Misionaris
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut
jawaban terhadap syubhat misionaris, semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan salinan
(copy) risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Pengantar
Dr Zakir Naik mengungkapkan bahwa jumlah misionaris
saat ini mencapai satu juta orang. Di antara mereka, ada yang tugasnya
berkeliling untuk mendangkalkan aqidah umat Islam.
Salah satu caranya, memulai dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan ini.
Pertanyaan Pertama, “Apakah
dijelaskan dalam Al Quran bahwa Injil adalah firman Tuhan?”
Biasanya muslim yang ditanya demikian akan langsung
menjawab, “Ya, disebutkan.”
“Kalau begitu mengapa engkau tidak mengikuti Injil?” Lanjut
misionaris.
Pertanyaan Kedua, “Berapa banyak nama
Nabimu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) disebutkan dalam Al Quran?”
Muslim yang tahu akan menjawab, “Lima kali. Empat kali
dengan nama Muhammad dan satu kali dengan nama Ahmad.”
“Berapa banyak nama Yesus Kristus (Isa ‘alaihi salam)
disebutkan dalam Al Quran?” Lanjut misionaris.
Muslim yang tidak tahu, akan diberitahu oleh misionaris
yang mempelajari Al Quran itu. Bahwa Isa disebutkan 25 kali.
“Mana yang lebih besar, Muhammad yang disebutkan lima
kali atau Yesus yang disebutkan 25 kali dalam Al Quran?” Demikian pertanyaan
misionaris berikutnya.
Pertanyaan Ketiga, “Apakah Nabi
Muhammad punya ayah dan punya ibu?”
“Ya.” Jawab seorang muslim.
“Apakah Isa (Yesus) dilahirkan dengan ibu dan ayah?” Tanya
misionaris.
“Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah,” jawab
seorang muslim.
“Mana yang lebih hebat, orang yang dilahirkan dengan
cara biasa dengan adanya ibu dan ayah atau yang terlahir tanpa ayah?” Tanya
misionaris.
Pertanyaan Keempat, “Apakah Nabi
Muhammad memiliki mukjizat?”
“Ya,” jawab seorang muslim.
“Apakah Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati?” Tanya
misionaris.
“Tidak.” (Karena dalam Al Quran dan hadits tidak
disebutkan mukjizat itu)
“Apakah Isa bisa menghidupkan orang mati?” Lanjut
misonaris.
“Ya” (salah satu mukjizat Nabi Isa alaihis salam,
dengan izin Allah, bisa menghidupkan orang mati), jawab seorang muslim.
“Mana yang lebih hebat, yang tidak bisa menghidupkan
orang mati atau yang bisa menghidupkan orang mati?” Lanjut misionaris.
Pertanyaan kelima, “Apakah Nabimu
Muhammad sekarang secara fisik meninggal atau hidup?”
“Meninggal dunia.” Jawab seorang muslim.
“Apakah Yesus (Isa) sekarang meninggal atau masih
hidup?”
“Masih hidup,” jawab seorang muslim.
“Mana yang lebih hebat, yang sudah meninggal atau yang
masih hidup hingga sekarang?” Lanjut misionaris.
Pertanyaan-pertanyaan itu membuat banyak muslim yang
tidak memahami Al Quran menjadi bingung. Namun, sebenarnya semuanya hanya
pertanyaan licik misionaris. Jawabannya sudah ada dalam Al Quran.
Jawaban atas Pertanyaan Misionaris atau
syubhatnya
Dr Zakir Naik membeberkan lima pertanyaan utama yang
biasa dipakai para misionaris. Berikut ini pertanyaan tersebut dan jawabannya:
Pertanyaan Pertama
“Apakah dijelaskan dalam Al Quran bahwa Injil adalah
firman Tuhan?”
Biasanya muslim yang ditanya demikian akan langsung
menjawab, “Ya, disebutkan.”
“Kalau begitu mengapa engkau tidak mengikuti Injil?”
Jawaban atas Pertanyaan Pertama
Al Quran memang mengatakan Injil adalah kitab Allah
sebagaimana Taurat juga kitab Allah. Al Quran membenarkan keduanya, sebagaimana
tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 3.
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran)
kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya
dan menurunkan Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran: 3)
Jadi Injil dibenarkan Al Quran sebagai kitab yang telah
diturunkan sebelumnya. Bukan berarti harus diikuti, sebagaimana Taurat juga
dibenarkan sebagai kitab yang telah diturunkan sebelumnya tetapi tidak untuk
diikuti.
Bahkan seharusnya, orang yang percaya pada Taurat dan
Injil, mereka mengikuti Al Quran sebagaimana orang yang berpegang pada sesuatu
akan mengikuti update terbaru dari sesuatu itu.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ آَمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ
نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا
لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا
“Wahai orang-orang yang telah diberi
Alkitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang
membenarkan kitab yang ada pada kamu...dst.” (QS. An Nisa’: 47)
Selain itu, Injil yang dibenarkan Al Quran adalah Injil
yang otentik, yakni Injil pada zaman Nabi Isa alaihis salam sebelum diubah oleh
para pemalsu. Adapun Injil yang ada sekarang, telah beberapa kali mengalami
perubahan, misalnya pada Persidangan Nicea pada tahun 325 M. Pada tahun 1881
dirilis Injil King James Version (KJV) yang merevisi beberapa hal yang dianggap
bertentangan. Pada tahun 1952 dirilis Revised Standard Version (RSV) atas dasar
ditemukannya beberapa cacat pada KJV.
Pertanyaan Kedua
“Berapa banyak nama Nabimu (Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam) disebutkan dalam Al Quran?”
Muslim yang tahu akan menjawab, “Lima kali. Empat kali
dengan nama Muhammad dan satu kali dengan nama Ahmad.”
“Berapa banyak nama Yesus Kristus (Isa ‘alaihi salam)
disebutkan dalam Al Quran?”
Muslim yang tidak tahu, akan diberitahu oleh misionaris
yang mempelajari Al Quran itu. Bahwa Isa disebutkan 25 kali.
“Mana yang lebih besar, Muhammad yang disebutkan lima
kali atau Yesus yang disebutkan 25 kali dalam Al Quran?” Demikian pertanyaan
misionaris berikutnya.
Jawaban atas Pertanyaan Kedua
Nabi Isa ‘alaihis salam memang disebutkan dalam Al
Quran lebih banyak daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun,
penyebutan yang lebih banyak itu tidak menunjukkan siapa yang lebih besar atau
lebih agung.
Nabi Musa, bahkan disebutkan lebih banyak lagi. Nama
Nabi Musa disebutkan sebanyak 124 kali dalam Al Quran. Di Surat Al Baqarah 13
kali, di Surat Ali Imran 1 kali, di Surat An Nisa’ 2 kali, di Surat Al Maidah 3
kali, di Surat Al An’am 2 kali, di Surat Al A’raf 18 kali, di Surat Yusuf 7
kali, di Surat Hud 3 kali, di Surat Ibrahim 3 kali, di Surat Al Isra’ 2 kali,
di Surat Al Kahfi 2 kali, di Surat Maryam 1 kali, di Surat Thaha 16 kali, di
Surat AL Anbiya’ 1 kali, di Surat Al Hajj 1 kali, di Surat Al Mu’minun 2 kali,
di Surat Asy Syu’ara’ 8 kali, di Surat An Naml 3 kali, di Surat Al Qashash 17
kali, di Surat AL Ankabut 1 kali, di Surat As Sajdah 1 kali, di Surat Al Ahzab
1 kali, di Surat Ash Shaffat 2 kali, di Surat Ghafir 5 kali, di Surat Fushilat
1 kali, di Surat Az Zukhruf 1 kali, di Surat AL Ahqaf 2 kali, di Surat Adz Dzariyat
1 kali, di Surat An Najm 1 kali, di Surat Ash Shaf 1 kali, dan di Surat An
Naziat 1 kali. Nah, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al Quran kemudian
otomatis lebih agung, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui bahwa Nabi Musa
lebih agung daripada Nabi Isa?
Bahkan, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al
Quran kemudian dianggap menjadi Tuhan, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui
bahwa Musa adalah Tuhan?
Satu hal lagi, Al Quran hampir selalu menyebut Nabi Isa
lengkap dengan bin Maryam. Hanya 4 kali nama Nabi Isa disebut terpisah tanpa
bin Maryam yaitu pada Surat Ali Imran ayat 52, Ali Imran ayat 55, Ali Imran
ayat 59, dan Az Zukhruf ayat 63. Selebihnya selalu disebut Isa bin Maryam.
Untuk menegaskan bahwa Isa adalah anak Maryam, bukan anak Tuhan sebagaimana
klaim kaum Nasrani.
Pertanyaan Ketiga
“Apakah Nabi Muhammad punya ayah dan punya ibu?”
“Ya.” Jawab seorang muslim.
“Apakah Isa (Yesus) dilahirkan dengan ibu dan ayah?”
“Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah.” Jawab
seorang muslim.
“Mana yang lebih hebat, orang yang dilahirkan dengan
cara biasa dengan adanya ibu dan ayah atau yang terlahir tanpa ayah?” Lanjut
misionaris.
Jawaban atas Pertanyaan Ketiga
Nabi Isa memang tidak memiliki ayah. Namun, bukan
berarti lebih hebat daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Apalagi jika kemudian dijadikan tuhan, sama sekali keliru.
Sekarang saya tanya, mana yang lebih hebat, Isa yang
lahir tanpa ayah atau Adam yang tanpa ayah dan tanpa ibu? Jika Isa lahir tanpa
ayah kemudian dijadikan tuhan, seharusnya Adam lebih berhak untuk dijadikan
tuhan karena tidak memiliki ayah dan tidak memiliki ibu.
Al Quran menjelaskan penciptaan Isa dan Adam sebagai
berikut:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ
كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya perumpamaan penciptaan Isa di
sisi Allah adalah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah
kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seoang manusia), maka jadilah ia.” (QS. Ali Imran:
59)
Karena lahir tanpa ayah, orang Kristen juga menyebut
Yesus anak Tuhan. Dalam Yohanes 6:67-69, Yesus disebut anak tuhan oleh Petrus.
Karena disebut anak tuhan, lantas dituhankan. Padahal ada banyak orang yang
disebut “anak Tuhan” dalam Injil. Adam disebut anak Tuhan, Efraim disebut anak
Tuhan, Ezra disebut anak Tuhan. Semua orang yang dituntun Tuhan dianggap
anak-anak Tuhan. Jadi anak Tuhan adalah kata yang digunakan dalam Injil yang
artinya seseorang yang mengikuti ajaran Tuhan (meskipun kita kaum muslimin tidak
membenarkan pernyataan ini, karena yang benar adalah sebagai ‘hamba Allah’
bukan anak tuhan, karena Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan).
Jika orang Kristen tetap menjadikan Yesus sebagai
Tuhan, carilah di Injil pernyataan Yesus yang mengatakan “Akulah Tuhan” atau
“Sembahlah aku.” Niscaya tidak akan pernah ketemu.
Pertanyaan Keempat
“Apakah Nabi Muhammad memiliki mukjizat?”
“Ya.” Jawab muslim.
“Apakah Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati?”
“Tidak” (Karena dalam Al Quran dan hadits tidak
disebutkan mukjizat itu).
“Apakah Isa bisa menghidupkan orang mati?” Lanjut misionaris.
“Ya.” (salah satu mukjizat Nabi Isa dengan izin Allah,
bisa menghidupkan orang mati)
“Mana yang lebih hebat, yang tidak bisa menghidupkan
orang mati atau yang bisa menghidupkan orang mati?” Lanjut misionaris.
Jawaban atas Pertanyaan Keempat
Salah satu mukjizat Nabi Isa ‘alaihis salam adalah
menghidupkan orang mati. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ
أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآَيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ
الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ
اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ
اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani
Israil (Isa berkata), "Aku datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat)
dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk
seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin
Allah. Aku menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit
kusta. Aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritakan kepadamu
apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu
orang beriman."
(QS. Ali Imran: 49)
Namun ingat, yang menghidupkan orang mati itu adalah Allah.
Nabi Isa mengakuinya sendiri. Demikian pula dalam Injil, Yesus mengakui bahwa
yang menghidupkan orang mati adalah Allah. Bukan dirinya.
Sahabatku Lazarus mati, maka kembalikanlah ruh
kepadanya Tuhan.“ . Allah memperkenankan doanya dan berfirman, “Mintalah,
sesungguhnya engkau akan memperoleh apa yang engkau minta.” Ketika Yesus
menyeru Lazarus agar keluar kepadanya, ia berkata, “Bapa, Aku mengucap syukur
kepadamu, karena engkau telah mendengarkan aku. Aku tahu, bahwa engkau selalu
mendengarkan aku.” (Yohanes 11: 41-42)
Lalu besar mana mukjizat Nabi Isa dengan mukjizat Nabi
Muhammad? Jika dikatakan bahwa menghidupkan orang mati adalah mukjizat terbesar
Nabi Isa, ternyata dalam Injil disebutkan ada lima orang yang bisa menghidupkan
orang mati. Selain Nabi Isa (Yesus), mereka adalah Nabi Ilyas (Elia), Nabi
Ilyasa (Elisa), Yehezkiel (seorang nabi di kalangan Nabi Israel menurut Injil),
dan Petrus.
Apakah dengan begitu, mereka semua juga dianggap
sebagai Tuhan karena menurut Injil bisa menghidupkan orang mati? Sungguh aneh.
Nah, berbeda dengan Nabi-Nabi sebelumnya yang
mukjizatnya kadang serupa dengan Nabi yang lain, Rasulullah Muhammad memiliki
banyak mukjizat dan yang terbesar adalah Al Qur’an. Jika mukjizat yang lain
sudah tidak bisa dilihat lagi bekasnya, Al Quran tetap ada hingga hari Kiamat.
Dan Al Quran sendiri menantang siapapun di dunia ini
untuk menandinginya, dan hingga saat ini tidak ada yang bisa menerima tantangan
ini.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا
نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا
شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ . فَإِنْ لَمْ
تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’ân
yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat saja yang
semisal al-Qur’ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu
orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya, dan pasti kamu
tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang telah disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah:
23-24)
Anda berani menerima tantangan ini, Pak Misionaris?[i]
Pertanyaan Kelima
“Apakah Nabimu Muhammad sekarang secara fisik meninggal
atau hidup?”
“Telah meninggal dunia.” Jawab Muslim.
“Apakah Yesus (Isa) sekarang meninggal atau masih
hidup?” Lanjut misionaris.
“Masih hidup.” Jawab Muslim.
“Mana yang lebih hebat, yang sudah meninggal atau yang
masih hidup hingga sekarang?” Lanjut misionaris.
Jawaban atas Pertanyaan Kelima
Pertanyaan ini justru akan meruntuhkan doktrin terbesar
Kristen.
Dalam Al Quran memang dinyatakan bahwa Nabi Isa
‘alaihis salam tidak disalib. Yang disalib adalah orang yang diserupakan dengan
Nabi Isa alaihis salam.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ
عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ
شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا
لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya
Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah)
orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS. An Nisa’: 157)
Jika orang Kristen mengatakan Yesus masih hidup,
berarti yang disalib bukan Yesus. Sama seperti firman Allah dalam Al Quran
tersebut. Namun jika Yesus tidak mati disalib, tidak ada konsep penebusan dosa
sebagaimana yang dijadikan pijakan gereja saat ini.
Jadi Anda meyakini yang mana? Yesus masih hidup karena
tidak disalib atau Yesus mati disalib? Anda pasti akan bingung sendiri.
Adapun pertanyaan siapa yang lebih hebat, orang yang
meninggal atau orang yang masih hidup, bukanlah pertanyaan yang tepat. Anda
masih hidup, Nabi Musa telah meninggal. Siapa yang lebih hebat?
Khusus untuk Nabi Isa yang diangkat Allah dan nanti
akan diturunkan menjelang hari kiamat, itu bukanlah kehebatan Nabi Isa atas
Nabi Muhammad namun semata-mata atas kehendak Allah dalam rangka menegaskan
kesalahan orang-orang yang menganggapnya sebagai Tuhan. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ –
يَعْنِى عِيسَى – وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ
مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ
رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى
الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ
“Tidak ada nabi (yang hidup) antara masaku dan Isa.
Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah
seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi dan tidak terlalu pendek), berkulit
merah keputih-putihan, beliau memakai di antara dua kain berwarna sedikit
kuning. Seakan rambut kepala beliau menetes meskipun tidak basah. Beliau akan
memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, beliau akan menghancurkan
salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah (sehingga tidak ada pilihan selain masuk Islam atau dibinasakan-ed).” (Hr. Abu Dawud,
dishahihkan oleh Al Albani).
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa Nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa
aalihi wa shahbihi wa sallam.
Disalin dari artikel Tarbiyah dan diedit ulang oleh Marwan Hadidi, M.Pd.I
0 komentar:
Posting Komentar