Belajar Mudah Ilmu Tauhid (6)

بسم الله الرحمن الرحيم

Belajar Mudah Ilmu Tauhid (6)

(Wala’ dan Bara’, Hakikat Islam, Rukun Islam, Hakikat Iman, dan Rukun Iman)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut ini pembahasan tentang Wala’ dan Bara’, Hakikat Islam, Rukun Islam, Hakikat Iman, dan Rukun Iman yang kami terjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar karya Syaikh Abdullah bin Ahmad Al Huwail; semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamiin.
Definisi Wala’ dan Bara’ secara bahasa
Wala’ secara bahasa dari kata walayah yang artinya mahabbah (cinta).
Bara’ secara bahasa adalah masdar dari kata baraa yang artinya memutuskan. Disebut baral qalam artinya meruncingkan pena.
Definisi Wala’ dan Bara’ secara istilah
Wala artinya mencintai kaum muslimin, menolong mereka, memuliakan, menghormati, dan mendekat kepada mereka.
Bara’ artinya membenci kaum kafir, menjauhi mereka, dan tidak membela mereka.
Urgensi Wala’ dan Bara’
-       Wala’ dan Bara’ termasuk dasar-dasar akidah Islam.
-       Sebagai ikatan iman yang paling kuat.
-       Termasuk ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pembagian wala’
Wala’ terbagi dua:
Pertama, tawalli.
Kedua, muwalah.
Tentang Tawalli
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang tawalli.
Arti Tawalli
Tawwali artinya menyukai syirk, pelakunya, menyukai kekafiran, dan pelakunya. Demikian juga membela orang-orang kafir untuk melawan kaum mukmin.
Hukum Tawalli
Tawalli merupakan kufur akbar dan membuat seseorang murtad dari Islam.
Dalil hukum tawalli
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
“Barang siapa di antara kamu bertawalli kepada mereka, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” (Terj. QS. Al Ma’idah: 51)
Tentang Muwalah
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang muwalah.
Definisi Muwalah dan batasannya
Maksudnya adalah mencintai orang-orang kafir dan musyrik karena sebab dunia, namun tidak disertai pembelaan, sehingga tidak termasuk tawalli.
Hukum muwalah
Hukumnya haram dan termasuk dosa besar.
Dalil hukum muwalah
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang;.” (Terj. QS. Al Mumtahanah: 1)
Fenomena berwala’ kepada orang-orang kafir
Di antara fenomena berwala’ kepada orang-orang kafir adalah:
1.    Menyerupai mereka dalam hal pakaian dan berbicara.
2.    Bersafar ke negeri mereka dengan tujuan tamasya dan bersenang-senang.
3.    Tinggal di negeri mereka dan tidak mau berpindah ke negeri kaum muslimin untuk membawa agama.
4.    Menggunakan kalender mereka, khususnya kalender yang menyebutkan upacara keagamaan dan hari raya mereka, seperti kalender masehi.
5.    Ikut serta dalam acara hari raya mereka atau membantu mereka mengadakannya, atau mengucapkan selamat terhadapnya, dan atau menghadiri pelaksanaannya.
6.    Memberi nama anak dengan nama-nama mereka.
Pembagian manusia dalam hal disikapi dengan wala’ dan bara’
Manusia dalam hal disikapi dengan wala dan bara’ terbagi menjadi tiga golongan:
Golongan pertama, orang-orang yang dicintai secara murni tanpa ada kebencian di sana.
Mereka ini adalah orang-orang mukmin yang bersih.
Golongan kedua, orang-orang yang dibenci dan dimusuhi dengan kebencian yang murni tanpa ada rasa cinta dan sikap wala’.
Mereka ini adalah orang-orang kafir yang jelas kekafirannya.
Golongan ketiga, orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain.
Mereka ini adalah orang-orang mukmin yang berbuat maksiat. Mereka dicintai karena ada keimanannya dan dibenci karena kemaksiatan yang mereka lakukan di bawah kufur dan syirk.
Hakikat Islam
Islam secara bahasa artinya tunduk dan menyerahkan diri.
Secara syara’ Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan menaati-Nya, dan berlepas diri dari syirk dan para pelakunya.
Makna Islam secara umum dan khusus
Makna Islam secara umum adalah beribadah kepada Allah sesuai syariat-Nya sejak Allah mengutus para rasul sampai tegaknya hari Kiamat.
Makna Islam secara khusus tertuju kepada agama yang dibawa Nabi  Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rukun (tiang penopang) Islam
Rukunnya ada lima:
1.    Bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
2.    Mendirikan shalat
3.    Menunaikan zakat
4.    Berpuasa Ramadhan
5.    Berhaji ke Baitullah bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke sana.
Rukun-rukun tersebut bisa dibagi lagi menjadi dua:
Pertama, rukun yang menjadi penopang bangunan. Ini disebut sebagai rukun asasi. Yang termasuk ke dalam rukun ini ada dua, yaitu: Dua kalimat syahadat dan shalat.
Kedua, rukun yang menyempurnakan bangunan tersebut. Ini disebut rukun tamam. Yang termasuk ke dalam rukun ini ada tiga, yaitu: menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.
Dalil rukun Islam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
"Islam dibangun di atas lima (dasar); bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan puasa di bulan Ramadhan.  (Muttafaq ‘alaih)
Hakikat Iman
Arti iman secara bahasa adalah pembenaran dan pengakuan.
Menurut Ahlussunnah wal Jama’ah, iman adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Ia akan bertambah dengan ketaatan dan akan berkurang dengan kemaksiatan.
Rukun Iman
Rukun iman ada enam:
1.    Beriman kepada Allah
2.    Beriman kepada para malaikat-Nya.
3.    Beriman kepada kitab-kitab-Nya.
4.    Beriman kepada rasul-rasul-Nya.
5.    Beriman kepada hari akhir.
6.    Beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk.
Berikut kandungan rukun-rukun tersebut:
Beriman kepada Allah
Beriman kepada Allah mencakup empat hal:
1.    Beriman kepada wujud Allah.
2.    Beriman kepada Rububiyyah-Nya (bahwa Dia yang mengatur, yang menguasai, dan memiliki alam semesta).
3.    Beriman kepada Uluhiyyah-Nya (keberhakan-Nya untuk disembah).
4.    Beriman kepada nama-nama dan sifat-Nya.
Beriman kepada para malaikat-Nya
Beriman kepada malaikat mencakup empat hal:
1.    Beriman kepada wujud mereka.
2.    Beriman kepada malaikat yang kita ketahui namanya, seperti Jibril. Sedangkan malaikat yang tidak kita ketahui namanya, maka kita imani secara garis besar.
3.    Beriman kepada sifat malaikat yang kita ketahui.
4.    Beriman kepada perbuatan mereka yang kita ketahui yang mereka lakukan atas perintah Allah.
Beriman kepada kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah mencakup empat hal:
1.    Beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar turun dari sisi Allah.
2.    Beriman kepada kitab yang kita ketahui namanya, seperti Al Qur’an, Taurat, dan Injil. (Aadapun yang tidak kita ketahui namanya, maka kita beriman kepadanya secara garis besar-pent).
3.    Membenarkan beritanya yang shahih, seperti berita yang disampaikan Al Qur’an dan berita dari kitab-kitab terdahulu yang belum dirubah atau diselewengkan yang disahkan penukilannya dalam syariat kita.
4.    Mengamalkan hukum-hukum yang belum dimansukh disertai sikap ridha dan menerima, baik kita memahami hikmahnya atau tidak. Dan semua kitab-kitab terdahulu telah dimansukh oleh Al Qur’an.
Beriman kepada para rasul
Beriman kepada para rasul mencakup empat hal:
1.    Beriman bahwa risalah mereka betul-betul dari sisi Allah Ta’ala. Barang siapa yang kafir kepada salah seorang rasul, maka sama saja kafir kepada semua rasul.
2.    Beriman kepada rasul yang kita ketahui namanya, seperti Muhammad, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nuh ‘alaihimus salam.  (adapun yang tidak kita ketahui namanya, maka kita beriman kepadanya secara garis besar).
3.    Membenarkan berita yang shahih dari mereka.
4.    Mengamalkan syariat rasul yang diutus kepada kita, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau adalah penutup para nabi dan rasul yang diutus kepada semua manusia.
Beriman kepada hari Akhir
Beriman kepada hari akhir mencakup tiga hal:
1.    Beriman kepada adanya kebangkitan.
2.    Beriman kepada hisab (pemeriksaan amal) dan pembalasan.
3.    Beriman kepada surga dan neraka.
Termasuk ke dalam beriman kepada hari Akhir adaah beriman kepada semua yang akan terjadi setelah mati, seperti fitnah kubur, azab kubur, dan nikmat kubur.
Beriman kepada Qadar
Beriman kepada qadar mencakup empat hal:
1.    Beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu baik secara garis besar maupun secara rinci.
2.    Beriman bahwa Allah mencatat semua itu dalam Lauh Mahfuzh.
3.    Beriman bahwa semua yang terjadi tidak lepas dari kehendak Allah Ta’ala.
4.    Beriman bahwa semua yang terwujud adalah makhluk ciptaan Allah Ta’ala, baik dzatnya, sifatnya, maupun gerakannya.
Dalil rukun iman yang enam
Allah Ta’ala berfirman,
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi...dst.” (Terj. QS. Al Baqarah: 177)
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan qadar.” (Terj. QS. Al Qamar: 49)
Dalam As Sunnah, disebutkan dalam hadits Jibril ketika ia bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Beritahukan kepadaku tentang iman? Maka Beliau bersabda,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.
“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, serta kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.

Diterjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar oleh Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger