Thibbun Nabawi (2)


بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫العلاج بالرقى من الكتاب والسنة‬‎
Thibbun Nabawi (2)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut pembahasan lanjutan tentang Thibbun Nabawi (pengobatan ala nabi), semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Mengobati penyakit secara mandiri dengan ruqyah
Dari Utsman bin Abil ‘Ash Ats Tsaqafi radhiyallahu anhu, bahwa ia pernah mengeluhkan rasa sakit di badannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika telah masuk Islam, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya,
ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ، وَقُلْ بِاسْمِ اللهِ ثَلَاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Letakkanlah tanganmu pada bagian badanmu yang terasa sakit lalu ucapkan ‘Bismillah’ (artinya: dengan nama Allah) 3x, dan ucapkan ‘A’udzu billahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhadziru’ (artinya: aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang aku rasakan dan aku cemaskan) sebanyak 7x.” (Hr. Muslim)
Doa untuk orang sakit saat menjenguknya
Dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
مَنْ عَادَ مَرِيضًا، لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَقَالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مِرَارٍ: أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ، إِلَّا عَافَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ الْمَرَضِ
“Barang siapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini di dekatnya sebanyak tujuh kali ‘As’alullahal ‘azhim Rabbal ‘arsyil Azhim An Yasyfiyak’ (artinya: aku meminta kepada Allah Rabb pemilik Arsyi yang besar agar Dia menyembuhkanmu’, melainkan Allah akan sembuhkan dia dari penyakitnya.” (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
Doa ketika gelisah dan terbangun ketika tidur
Dari Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa ketika terbangun dari tidur,
«أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ»
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya,  dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan (bisikan) setan dan dari kehadiran mereka ke hadapanku.” (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)
Mengobati demam
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ
“Demam berasal dari luapan neraka Jahannam, maka dinginkanlah dengan air (seperti dengan dikompres).” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Mengobati sengatan atau gigitan serangga berbisa
Membacakan surat Al Fatihah di hadapan orang yang sakit dan mengumpulkan ludah lalu meludahkan ke bagian yang terkena sengatan itu.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, bahwa beberapa orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan suatu perjalanan, ketika mereka melewati salah satu perkampungan dari perkampungan orang-orang Arab, orang-orang kampung tersebut tidak menjamu mereka. Ketika sikap mereka masih seperti itu, seorang pemimpin mereka terkena sengatan kalajengking, lalu mereka pun berkata, "Apakah di antara kalian ada yang mempunyai obat, atau seorang yang bisa meruqyah?" Lalu para sahabat Nabi berkata, "Sesungguhnya kalian tidak mau menjamu kami, maka kami pun tidak akan melakukannya sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami," Akhirnya mereka pun berjanji akan memberikan beberapa ekor kambing," lalu seorang sahabat Nabi membaca Ummul Qur`an dan mengumpulkan ludahnya seraya meludahkan kepadanya hingga laki-laki itu sembuh, kemudian orang-orang kampung itu memberikan kepada para sahabat Nabi beberapa ekor kambing." Namun sebagian para sahabat Nabi berkata, "Kita tidak akan mengambilnya hingga kita bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal ini," lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang pemberian itu hingga membuat Beliau tersenyum. Beliau bersabda, "Dari mana kamu tahu bahwa surat itu sebagai ruqyah? Ambillah pemberian tersebut dan berilah bagiannya untukku." (HR. Bukhari)
Bisa juga dengan mengusap bagian yang sakit dengan air dan garam sambil membacakan surah Al Kafirun dan mu’awwidzatain (surah Al Falaq dan An Naas).
Dari Ali radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah disengat kalajengking ketika shalat. Seusai shalat, Beliau bersabda, “Allah melaknat kalajengking karena tidak membiarkan orang yang shalat dan selainnya.” Lalu Beliau meminta dibawakan air dan garam, kemudian mengusapkan (bagian yang terkena sengatan itu) sambil membaca surah Qul Yaa ayyuhal kaafirun, Qul a’udzu bi Rabbil falaq, dan Qul a’udzu bi Rabbinnaas.” (Hr. Thabrani dalam Ash Shaghir, dan dinyatakan isnadnya hasan oleh Ali Al Haitsami dalam Majma’uz Zawaid).
Mengatasi marah
Mengatasi marah ada dua cara:
Pertama, sebelum terjadi, yaitu dengan menjauhi sebab-sebab yang menimbulkan kemarahan, di antaranya adalah sombong, ujub terhadap diri, bangga diri, rakus dan tamak, bercanda bukan pada tempatnya, bergurau, dsb.
Kedua, setelah terjadi, yaitu dengan melakukan hal berikut:
1. Mengucapkan isti’adzah (a’udzu billahi minasy syaithanir rajim).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً، لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
  “Sesungguhnya aku mengetahui kalimat yang jika ia ucapkan akan hilang marahnya, yaitu jika ia mengucapkan ‘a’udzu billahi minasy syaithanir rajim’ (artinya: aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).” (Hr. Bukhari dan Muslim)
2. Merubah posisi, dari berdiri ke duduk, atau dari duduk ke berbaring, atau dengan keluar atau dengan diam, dsb.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ»
“Apabila salah seorang di antara kamu marah sedangkan ia dalam keadaan berdiri, maka hendaknya ia duduk. Jika belum hilang marahnya, maka hendaknya ia berbaring.” (Hr. Abu Dawud dari Abu Dzar, dishahihkan oleh Al Albani)
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
 “Apabila salah seorang di antara kamu marah, maka hendaknya ia diam.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 693)
3. Mengingat keutamaan menahan marah dan akibat buruk jika melampiaskan kemarahan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ، دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ»
 “Barang siapa yang menahan marah padahal dia mampu meluapkannya, maka Allah Azza wa Jalla akan memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan semua makhluk lalu memberinya pilihan untuk memilih bidadari yang ia mau.” (Hr. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)
Pengobatan dengan Habbatus Sauda (Jintan hitam)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا السَّامَ
“Sesungguhnya pada habbatus sauda terdapat obat terhadap segala penyakit kecuali maut.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Pengobatan dengan madu
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan.” (Qs. An Nahl: 69)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ: فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ، أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ، أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ، وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنِ الكَيِّ
“Kesembuhan itu ada pada tiga; sayatan bekam, minum madu, atau dengan besi panas. Namun aku melarang umatku menggunakan besi panas[i].” (Hr. Bukhari)
Pengobatan dengan air Zamzam
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang air Zamzam,
إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ، إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ (وَشِفَاءُ سُقْمٍ)  
“Sesungguhnya ia air yang diberkahi, sebagai makanan yang mengeyangkan (dan obat terhadap penyakit).” (Hr. Muslim, sedangkan lafaz yang berada dalam kurung diriwayatkan oleh Al Bazzar, Baihaqi, dan Thabrani, isnadnya shahih, lihat Majma’uz Zawaid 3/286).
مَاءُ زَمْزَمَ، لِمَا شُرِبَ لَهُ
“Aiz zamzam itu tergantung maksud peminumnya.” (Hr. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga biasa membawa air Zamzam dalam kantong kulit dan geriba, lalu menuangkan air itu ke orang yang sakit dan memberinya minum. (Hr. Tirmidzi dan Baihaqi, dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 883)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Saya sudah pernah mencoba mengobati diri saya dan orang lain dengan air Zamzam dan menemukan hal-hal yang luar biasa, saya gunakan air itu untuk mengobati berbagai penyakit, dan ternyata aku sembuh dengan izin Allah.” (Zaadul Ma’aad 4/393, 178)
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Al Ilaj bir Ruqa Minal Kitab was Sunnah (Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani), Aaafatul Lisan  (Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani), Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.


[i] Larangan berobat dengan besi panas menurut sebagian ulama adalah jika orang yang sakit tidak perlu kepadanya karena masih bisa menggunakan yang lain, atau sebagai larangan makruh yang sebaiknya ditinggalkan. Hal itu, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengobati Sa’ad bin Mu’adz dengan besi panas saat ia terkena panah, demikian pula Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mengirim seorang tabib untuk mengobati Ubay bin Kaab, ketika itu tabib memotong salah satu urat dan mengobatinya dengan besi panas. Demikian pula Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengobati As’ad bin Zurarah dengan besi panas ketika terkena duri.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger