Terjemah Umdatul Ahkam (27)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫عمدة الأحكام‬‎
Terjemah Umdatul Ahkam (27)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan terjemah Umdatul Ahkam karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rahimahullah. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Bab Rahn (gadai) dan lainnya
292 - عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رضي الله عنهما قَالَ: ((تَصَدَّقَ عَلَيَّ أَبِي بِبَعْضِ مَالِهِ. فَقَالَتْ أُمِّي عَمْرَةُ بِنْتُ رَوَاحَةَ: لا أَرْضَى حَتَّى تُشْهِدَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -. فَانْطَلَقَ أَبِي إلَى رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - لِيُشْهِدَ عَلَى صَدَقَتِي فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: أَفَعَلْتَ هَذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ؟ قَالَ: لا. قَالَ: اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا فِي أَوْلادِكُمْ، فَرَجَعَ أَبِي , فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ)) . وَفِي لَفْظٍ: ((فَلا تُشْهِدْنِي إذاً. فَإِنِّي لا أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ)) وَفِي لَفْظٍ: ((فَأَشْهِدْ عَلَى هَذَا غَيْرِي)) .
292. Dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Ayahku memberikan sebagian hartanya kepadaku, lalu ibuku Amrah binti Rawahah berkata, “Aku tidak akan ridha hingga engkau mengangkat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai saksi,” maka ayahku pergi mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam agar Beliau menjadi saksi terhadap pemberiannya, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Apakah engkau melakukan hal yang sama kepada anakmu yang lain?” Ia menjawab, “Tidak.” Maka Beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dan bersikap adillah terhadap anak-anakmu.” Maka ayahku pulang dan membatalkan pemberian itu.”
Dalam sebuah lafaz disebutkan, “Maka jangan engkau angkat aku sebagai saksi, karena aku tidak akan menjadi saksi terhadap kezaliman.”
Dalam lafaz lain disebutkan, “Maka carilah saksi selainku.”
Bab Musaqah dan Muzara’ah
Musaqah artinya menyerahkan pohon kepada orang yang akan menyirami dan mengurusnya dengan imbalan bagian tertentu dari hasil buahnya.
Muzara’ah artinya menyerahkan tanah kepada orang yang akan menanamnya dengan imbalan bagian tertentu dari hasilnya.
293 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما ((أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - عَامَلَ أَهْلَ خَيْبَرَ بِشَطْرِ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا مِنْ تَمْرٍ أَوْ زَرْعٍ)) .
293. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyerahkan tanah Khaibar kepada penduduknya (agar mereka kelola) dengan imbalan separuh hasilnya baik berupa buah maupun tanaman.
294 - عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: ((كُنَّا أَكْثَرَ الأنْصَارِ حَقْلاً. وَكُنَّا نُكْرِي الأرْضَ , عَلَى أَنَّ لَنَا هَذِهِ , وَلَهُمْ هَذِهِ فَرُبَّمَا أَخْرَجَتْ هَذِهِ , وَلَمْ تُخْرِجْ هَذِهِ فَنَهَانَا عَنْ ذَلِكَ. فَأَمَّا بِالْوَرِقِ: فَلَمْ يَنْهَنَا)) .
294. Dari Rafi bin Khudaij ia berkata, “Kami adalah orang Anshar yang paling banyak bercocok tanam. Kami pernah menyewa tanah dengan imbalan untuk kami bagian sebelah sini, dan untuk mereka (pemilik tanah) bagian sebelah sana. Terkadang bagian ini yang menghasilkan, sedangkan bagian yang lain tidak, maka Beliau melarang kami. Adapun (sewa) dengan (imbalan) uang perak, maka Beliau tidak melarang kami.”
295 - وَلِمُسْلِمٍ عَنْ حَنْظَلَةَ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: ((سَأَلْتُ رَافِعَ بْنَ خَدِيجٍ عَنْ كِرَاءِ الأَرْضِ بِالذَّهَبِ وَالْوَرِقِ؟ فَقَالَ: لا بَأْسَ بِهِ. إنَّمَا كَانَ النَّاسُ يُؤَاجِرُونَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِمَا عَلَى الْمَاذِيَانَاتِ , وَأَقْبَالِ الْجَدَاوِلِ , وَأَشْيَاءَ مِنْ الزَّرْعِ فَيَهْلِكُ هَذَا , وَيَسْلَمُ هَذَا وَلَمْ يَكُنْ لِلنَّاسِ كِرَاءٌ إلاَّ هَذَا. وَلِذَلِكَ زَجَرَ عَنْهُ. فَأَمَّا شَيْءٌ مَعْلُومٌ مَضْمُونٌ: فَلا بَأْسَ بِهِ)) .
295. Dalam riwayat Muslim dari Hanzhalah bin Qais ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rafi bin Khudaij tentang penyewaan tanah dengan bayaran emas dan perak. Rafi bin Khudaij menjawab, “Tidak mengapa. Dulu pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam banyak para sahabat yang menyewakan tanahnya dengan imbalan memperoleh hasil panen dari tanaman yang berada di dekat sungai dan saluran air, atau sejumlah sekian dari tanaman itu sendiri, lalu bagian ini rugi dan bagian sana selamat. Ketika itu, tidak ada bentuk penyewaan orang-orang melainkan dengan cara seperti itu. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa salla melarang seperti itu. Sedangkan penyewaan tanah dengan bayaran yang telah diketahui dan dapat dipertanggungjawabkan, maka hal itu tidak terlarang.”
Bab Umra (Pemberian Selama Hidup)
296 - عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنهما قَالَ: ((قَضَى رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِالْعُمْرَى لِمَنْ وُهِبَتْ لَهُ)) .وَفِي لَفْظٍ: ((مَنْ أُعْمِرَ عُمْرَى لَهُ وَلِعَقِبِهِ. فَإِنَّهَا لِلَّذِي أُعْطِيَهَا. لا تَرْجِعُ إلَى الَّذِي أَعْطَاهَا ; لأَنَّهُ أَعْطَى عَطَاءً وَقَعَتْ فِيهِ الْمَوَارِيثُ)) .
وَقَالَ جَابِرٌ: ((إنَّمَا الْعُمْرَى الَّتِي أَجَازَهَا رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - , أَنْ يَقُولَ: هِيَ لَكَ وَلِعَقِبِكَ , فَأَمَّا إذَا قَالَ: هِيَ لَك مَا عِشْتَ: فَإِنَّهَا تَرْجِعُ إلَى صَاحِبِهَا)) .
وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ: ((أَمْسِكُوا عَلَيْكُمْ أَمْوَالَكُمْ وَلا تُفْسِدُوهَا، فَإِنَّهُ مَنْ أَعْمَرَ عُمْرَى فَهِيَ لِلَّذِي أُعْمِرَهَا: حَيّاً , وَمَيِّتاً , وَلِعَقِبِهِ)) .
 296. Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menetapkan ‘Umra (pemberian selama hidup) untuk orang yang mendapat pemberian itu.”
Dalam sebuah lafaz disebutkan, “Barang siapa yang diberi ‘Umra untuknya dan keturunannya, maka pemberian itu untuk yang menerimanya; tidak kembali kepada orang yang memberinya, karena ia telah memberikan pemberian yang terkait hukum waris.”
Jabir berkata, “Umra yang dibolehkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah ketika seseorang berkata, “(Rumah) ini untukmu dan keturunanmu.” Adapun jika berkata, “(Rumah) ini untukmu selama engkau hidup,” maka sesuatu itu kembali kepada pemiliknya.
Dalam lafaz Muslim disebutkan, “Tahanlah harta kalian dan jangan merusaknya, karena barang siapa yang melakukan umra, maka harta itu untuk yang diberi umra baik ketika ia hidup maupun sudah mati, dan untuk keturunan setelahnya.”
297 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((لا يَمْنَعَنَّ جَارٌ جَارَهُ: أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِي جِدَارِهِ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: مَا لِي أَرَاكُمْ عَنْهَا مُعْرِضِينَ؟ وَاَللَّهِ لأَرْمِيَنَّ بِها بَيْنَ أَكْتَافِكُمْ)) .
297. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seseorang menghalangi tetangganya menancapkan papan kayu di dindingnya,” lalu Abu Hurairah berkata, “Mengaka kulihat kalian berpaling darinya? Demi Allah, aku akan lempar kayu itu di pundak kalian.”
298 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ مِنْ الأَرْضِ: طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ))
298. Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menzalimi sejengkal tanah, maka akan dikalungkan di lehernya tanah dari tujuh bumi.”
Bab Luqathah (Barang Temuan)
299 - عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: ((سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَنْ لُقَطَةِ الذَّهَبِ , أَوْ الْوَرِقِ؟ فَقَالَ: اعْرِفْ وِكَاءَهَا وَعِفَاصَهَا , ثُمَّ عَرِّفْهَا سَنَةً فَإِنْ لَمْ تُعْرَفْ فَاسْتَنْفِقْهَا وَلْتَكُنْ وَدِيعَةً عِنْدَكَ فَإِنْ جَاءَ طَالِبُهَا يَوْماً مِنْ الدَّهْرِ: فَأَدِّهَا إلَيْهِ , وَسَأَلَهُ عَنْ ضَالَّةِ الإِبِلِ؟ فَقَالَ: مَا لَك وَلَهَا؟ دَعْهَا فَإِنَّ مَعَهَا حِذَاءَهَا وَسِقَاءَهَا , تَرِدُ الْمَاءَ وَتَأْكُلُ الشَّجَرَ , حَتَّى يَجِدَهَا رَبُّهَا. وَسَأَلَهُ عَنْ الشَّاةِ؟ فَقَالَ: خُذْهَا فَإِنَّمَا هِيَ لَكَ , أَوْ لأَخِيك , أَوْ لِلذِّئْبِ)) .
299. Dari Zaid bin Khalid Al Juhanniy radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang barang temuan emas atau perak, maka Beliau bersabda, “Kenalilah talinya dan tempatnya, lalu umumkan selama setahun.” Jika tidak diketahui pemiliknya, maka manfaatkanlah namun anggaplah sebagai titipan pada dirimu. Jika suatu hari datang pemiliknya, maka serahkanlah kepadanya.” Beliau juga ditanya tentang barang temua berupa unta, maka Beliau bersabda, “Apa urusanmu dengannya? Biarkanlah unta itu, karena ia memiliki sepatu dan persediaan air, dimana ia dapat mendatangi sumber air dan makan dedaunan sampai ditemukan pemiliknya.” Lalu Beliau ditanya tentang kambing yang hilang, maka Beliau bersabda, “Ambillah ia, karena kambing itu bisa menjadi milikmu, milik saudaramu, atau milik serigala.”
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger