بسم
الله الرحمن الرحيم
Baqi bin Makhlad, Penuntut Ilmu Sejati
Beliau
adalah Al Hafizh Abu Abdurrahman bin Makhlad bin Yazid Al Qurthubi Al Andalusi,
penyusun kitab Tafsir dan Musnad, lahir di Cordova pada bulan Ramadhan tahun
201 H/817 M dan wafat pada bulan Jumada Akhir tahun 276 H/889 M.
Imam
Adz Dzahabiy rahimahullah menyebutkan,
Imam
Baqi bin Makhlad rahimahullah berjalan kaki dari Andalusia (Spanyol)
menuju Bagdad (jaraknya mencapai 5.000 km lebih) untuk bertemu Imam Ahmad bin Hanbal dan
belajar kepadanya.
Baqi
berkata, “Ketika aku hampir tiba di Bagdad, aku mendapatkan berita tentang
cobaan yang menimpa Imam Ahmad. Beliau dilarang berkumpul dengan manusia dan
dilarang menyampaikan ilmu (oleh Khalifah yang berkuasa ketika itu, yaitu Al
Watsiq billah). Oleh karenanya, aku sangat bersedih sekali terhadap hal itu.
Sesampainya
di Bagdad, aku taruh perbekalanku di sebuah ruangan, lalu aku cari rumah Ahmad
bin Hanbal, maka diberitahukanlah kepadaku.
Aku
pun mengetuk pintu rumahnya, lalu yang membuka pintunya adalah Imam Ahmad
sendiri, maka aku berkata, “Wahai Abu Abdillah, aku orang asing, tinggal di
tempat yang jauh, dan hendak mencari hadits dan membatasi diri dengan sunnah
Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Perjalananku itu hanyalah untuk
mendatangimu.”
Imam
Ahmad balik berkata, “Silahkan masuk, namun jangan sampai ada yang melihatmu.”
Imam
Ahmad pun bertanya kepadaku dan berkata, “Aku sedang diuji dan dilarang
mengajarkan ilmu.”
Aku
pun berkata, “Aku adalah orang asing. Jika engkau berkenan, aku akan mendatangimu
setiap hari dengan pakaian orang miskin dan peminta-minta, lalu aku berdiri di
depan rumahmu seakan-akan meminta sedekah dan meminta bantuan, maka engkau
keluar menemuiku kemudian menyampaikan kepadaku meskipun hanya satu hadits.”
Baqi
melanjutkan kata-katanya, “Maka aku mendatangi beliau setiap hari. Aku berdiri
di depan pintu rumahnya sambil berkata, “Aku minta sumbangan, semoga Allah
merahmatimu.”
Imam
Ahmad pun keluar menemuiku dan mengajakku masuk, lalu menyampaikan dua, tiga,
atau lebih hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam hingga ada padaku
sekitar tiga ratus hadits.
Selanjutnya
Allah menghilangkan cobaan yang menimpa Imam Ahmad dan namanya semakin harum,
sehingga ketika aku datang di majlisnya yang dipenuhi para penuntut ilmu, maka
ia memberiku tempat dan mendekatkanku dan berkata kepada murid-muridnya yang
lain, “Inilah penuntut ilmu sejati.” (Lihat Siyar A’lamin Nubala 13/293)
Ibnu
Hazm berkata, “Musnad Baqi memuat hadits dari 1.300 sahabat lebih, dimana ia
menyusun hadits setiap sahabat sesuai bab-bab fiqih, sehingga ia merupakan
kitab musnad (kitab hadits yang disusun sesuai urutan sahabat) sekaligus
kitab mushannaf (kitab hadits yang disusun sesuai urutan bab fiqih).”
Penulis: Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar