بسم
الله الرحمن الرحيم
Perjalanan Menuju Kematian
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini pembahasan tentang perjalanan
menuju kematian. Semoga Allah Azza wa
Jalla menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma
aamin.
Setiap yang
bernyawa pasti akan merasakan mati
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap yang berjiwa akan
merasakan mati.” (Terj. QS. Ali Imraan: 185)
Saudaraku, apa alasan anda
untuk tidak beramal padahal setiap jiwa pasti akan merasakan mati?
Apakah karena melihat bahwa
diri anda dapat meloloskan diri dari maut?
Tidakkah anda mendengar firman
Allah:
Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, meskipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh.” (Terj. QS. An Nisaa’: 78)
Atau apakah karena anda merasa
yakin bahwa kematian masih jauh?
Tidakkah anda menyaksikan bahwa
maut datang tanpa melihat orang yang dijemput; masih muda atau sudah tua, anak
kecil atau orang dewasa, orang yang sakit atau yang sehat!
Apakah termasuk hal yang
mustahil jika ternyata besoknya atau lusanya atau pekan depan atau bulan depan
maut datang menjemput anda?
Tentu tidak mustahil. Dan
bukankah Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Tidak ada seorang pun yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak
seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” (Terj. QS.
Luqman: 34)
Jika demikian, apa alasan anda
untuk tidak beramal?
Inginkan anda -ketika maut
datang menjemput- disambut oleh malaikat dengan kata-kata:
“Wahai jiwa yang
tenang!--Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” (Terj.
QS. Al Fajr: 27-28)
Atau anda lebih memilih
disambut oleh malaikat dengan kata-kata:
“Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju
kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya”
Itu terserah anda,
“Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang salah.” (Terj. QS. Al Baqarah: 256)
Jika anda memilih pilihan yang
kedua, maka penyesalan yang harus anda terima,
“Sehingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia)-- agar aku berbuat amal saleh yang telah aku
tinggalkan.” (Terj. QS. Al Mu’minuun: 99-100)
Namun,
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْساً إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan
Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (Terj. QS. Al Munaafiquun:
11)
Seorang ahli hikmah berkata,
مَنْ أَرَادَ حُجَّةً فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِ ، وَ مَنْ
أَرَادَ مُغِيْثًا فَاللهُ يَكْفِيْهِ ، وَ مَنْ أَرَادَ وَاعِظًا فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِ
، وَ مَنْ لَمْ يَكْفِهِ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ فَإِنَّ النَّارَ تَكْفِيْهِ، قَالَ تَعَالَى
:" أَلَيْسَ اللهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ"
“Barang siapa yang menginginkan hujjah (alasan) yang
kuat, maka Al Qur’an sudah cukup baginya. Barang siapa yang hendak mencari
pelindung, maka Allah sudah cukup baginya. Barang siapa yang hendak mencari
penasihat, maka kematian sudah cukup baginya. Dan barang siapa yang merasa
tidak cukup dengan semua itu, maka neraka sudah cukup baginya. Allah Ta’ala
berfirman, “Bukankah Allah yang mencukupi hamba-hamba-Nya?” (Terj. QS.
Az Zumar: 36)
Harta, keluarga, dan
kedudukan akan ditinggalkan
Sebagian manusia
terlalu berlebihan mencari dunia sampai tidak sempat beribadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, dari bangun tidur sampai tidur kembali tidak ada waktu
untuk beribadah; shalat lima waktu ditinggalkan, membaca Al Qur’an dan berdzikr
dilewatkan, zakat dan sedekah diabaikan, puasa Ramadhan dilalaikan, berbakti
kepada orang tua disia-siakan, silaturrahim tidak dijalankan, padahal harta
yang dicarinya selama ini akan ditinggalkan, dan ia akan masuk ke dalam kuburan.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,--Sampai kamu masuk
ke dalam kubur.--Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu),--Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.” (Terj. QS. At Takatsur: 1-4).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ
وَاحِدٌ: يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ
وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Ada tiga yang
akan mengantarkan seorang mayit; yang dua pulang kembali, sedangkan yang satu
akan bersamanya; yang tiga itu adalah keluarganya, hartanya, dan amalnya.
Keluarga dan hartanya akan kembali, dan yang akan tinggal menemaninya adalah
amalnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Amalnya itulah
yang akan menemaninya di alam kubur. Termasuk sedekah yang ia keluarkan selama
di dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
" يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي،
قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ
فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟
“Anak Adam akan berkata, “Hartaku,
Hartaku!” Lalu dikatakan, “Wahai Anak Adam! Bukankah hartamu yang telah kamu
makan lalu habis atau yang kamu pakai lalu usang, atau yang kamu sedekahkan.
Itulah yang kamu bawa.” (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i)
Pertanyaan di
alam kubur
Seseorang yang telah meninggalkan
dunia dan beralih ke alam kubur akan mendapat ujian di dalamnya. Ujian ini
disebut fitnah kubur. Setiap kita akan diuji di dalamnya dengan
pertanyaan tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya seorang hamba apabila diletakkan
dalam kuburnya dan kawan-kawannya telah pergi meninggalkannya, maka ia
mendengar suara sandal mereka." Dia akan didatangi oleh dua malaikat dan
mendudukkannya sambil berkata, "Apa pendapatmu tentang orang ini?"
Adapun orang mukmin, maka ia akan berkata, "Aku bersaksi bahwa dia adalah
hamba Allah dan Rasul-Nya." Kemudian dikatakan kepadanya, "Lihatlah
tempat dudukmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di
surga." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya,
"Maka ia melihat keduanya (surga dan neraka) bersamaan." Qatadah
berkata, "Dan disebutkan kepada kami, bahwa dilapangkan kuburnya seluas
tujuh puluh hasta serta dipenuhi dengan tumbuhan-tumbuhan segar berwarna hijau
sampai hari manusia dibangkitkan." (HR.Muslim)
Amalan yang
bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia[i]
1.
Doa
orang muslim untuknya (lihat QS. Al Hasyr: 10).
2.
Penunaian
terhadap nadzarnya yang belum sempat dikerjakan baik puasa atau lainnya.
3.
Sedekah
jariyah/yang mengalir (seperti waqaf).
4.
Ilmu
yang bermanfaat
5.
Doa
anak saleh untuk orang tuanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ
عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila anak
Adam meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga; sedekah jariyah,
ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendoakan (orang tua)nya.” (HR.
Muslim)
6.
Peninggalannya
yang baik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ
مِنْ عَمَلِهِ وَ حَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا نَشَرَهُ وَ وَلَدًا صَالِحًا
تَرَكَهُ وَ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ
السَّبِيْلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ
مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَ حَيَاتِهِ تَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
"Sesungguhnya
di antara amalan dan kebaikan yang akan sampai kepada seorang mukmin setelah
wafatnya adalah ilmu yang disebarkannya, anak saleh yang ditinggalkanya, mushaf
Al Qur'an yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah untuk Ibnussabil
yang didirikannya, sungai yang dialirkannya, sedekah yang dikeluarkan dari
hartanya di waktu sehat dan sewaktu hidupnya. Semua itu akan sampai kepadanya
setelah meninggalnya." (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi, lihat Shahihul Jaami'
no. 2231)
7.
Menjaga
perbatasan negeri yang dikhawatirkan adanya serangan musuh (Ribath).
8.
Tanaman
yang ditanamnya.
9.
Menggali
kubur untuk orang yang mati.
10. Mencontohkan sunnah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa mencontohkan dalam Islam contoh yang baik, maka ia akan
mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkan setelahnya. Barang
siapa yang mencontohkan sunnah yang buruk (seperti mencontohkan bid’ah), maka
ia akan menanggung dosanya dan dosa orang yang mengamalkan setelahnya tanpa
dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim: 2351)
Wallahu
a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa
Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Maktabah Syamilah versi 3.45, Hidayatul Insan bitafsiril Qur’an (Penulis), Modul Fiqh SMP Islam (Penulis) dll.
[i] Sebagian dalilnya bisa dirujuk
kepada Modul Fiqh SMP kelas 8 (pada bagian akhir) yang telah kami susun.
0 komentar:
Posting Komentar