بسم
الله الرحمن الرحيم
Terjemah Umdatul Ahkam (36)
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para
sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat,
amma ba'du:
Berikut lanjutan terjemah Umdatul Ahkam
karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rahimahullah.
Semoga Allah Azza wa
Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Kitab Yamin
(Sumpah) dan Nadzar
364 - عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ سَمُرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم
-: ((يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ , لا تَسْأَلْ الإِمَارَةَ , فَإِنَّكَ
إنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِّلْتَ إلَيْهَا , وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ
مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا , وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا
خَيْراً مِنْهَا , فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ , وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ)) .
364. Dari Abdurrahman bin Samurah radhiyallahu anhu ia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abdurrahman bin
Samurah, janganlah meminta kepemimpinan. Jika engkau diberi karena memintanya,
maka engkau akan ditelantarkan. Tetapi jika engkau diberi tanpa memintanya,
maka engkau akan ditolong terhadapnya. Jika engkau bersumpah atas suatu sumpah,
lalu engkau melihat ada yang lain yang lebih baik, maka lakukanlah kaffarat
terhadap sumpahmu dan kerjakanlah yang lebih baik.”
365 - عَنْ أَبِي مُوسَى
- رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((إنِّي وَاَللَّهِ
- إنْ شَاءَ اللَّهُ - لا أَحْلِفُ عَلَى يَمِينٍ , فَأَرَى غَيْرَهَا خَيْراً مِنْهَا
إلاَّ أَتَيْتُ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ , وَتَحَلَّلْتُهَا)) .
365. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku –insya
Allah- tidaklah bersumpah terhadap suatu sumpah, lalu aku melihat yang lain
lebih baik melainkan aku datangi yang lebih baik itu, dan aku bayarkan kaffarat
sumpahku.”
366 - عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
- رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((إنَّ اللَّهَ
يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ)) .
وَلِمُسْلِمٍ: ((فَمَنْ كَانَ حَالِفاً فَلْيَحْلِفْ
بِاَللَّهِ أَوْ لِيَصْمُت)) .
وَفِي رِوَايَةٍ قَالَ عُمَرُ «فَوَاَللَّهِ مَا
حَلَفْتُ بِهَا مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَنْهَى عَنْهَا
, ذَاكِراً وَلا آثِراً»
366. Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu ia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah melarang
kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian.”
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Barang
siapa yang bersumpah, maka bersumpahlah dengan nama Allah atau diam.”
Dalam sebuah riwayat, Umar berkata, “Demi
Allah aku tidak pernah bersumpah dengan nama bapak sejak aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarangnya baik ketika ingat maupun
ketika menceritakan tentang orang lain yang bersumpah dengannya.”
367 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - عَنْ النَّبِيِّ - صلى
الله عليه وسلم - قَالَ: ((قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُد عليهما السلام: لأَطُوفَنَّ
اللَّيْلَةَ عَلَى سَبْعِينَ امْرَأَةً , تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ مِنْهُنَّ غُلامًا
يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ , فَقِيلَ لَهُ: قُلْ: إنْ شَاءَ اللَّهُ , فَلَمْ يَقُلْ
, فَطَافَ بِهِنَّ , فَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إلاَّ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ: نِصْفَ إنْسَانٍ.
قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: لَوْ قَالَ إنْ شَاءَ اللَّهُ
لَمْ يَحْنَثْ , وَكَانَ دَرَكاً لِحَاجَتِهِ)) . قولُهُ: (فَقِيلَ لَهُ: قُلْ: إنْ
شَاءَ اللَّهُ) يعني قالَ له المَلَكُ.
367. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
dari Nabi shallallahhu alaihi wa sallam Beliau bersabda, “Sulaiman bin Dawud
alaihis salam pernah berkata, “Malam ini saya akan mendatangi tujuh puluh istri
saya yang masing-masingnya akan melahirkan anak yang berperang di jalan Allah,”
lalu ada (malaikat) yang berkata kepadanya, “Ucapkanlah ‘Insya Allah’, namun ia
tidak mengucapkannya. Maka setelah Sulaiman menggauli istri-istrinya, ternyata
tidak ada yang melahirkan selain seorang saja dari istrinya itu yang melahirkan
anak yang separuh bayi bentuknya.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Kalau ia mengucapkan ‘insya Allah’ maka ia tidak dianggap melanggar sumpah, dan tentu
keinginannya dapat terpenuhi.”
368 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ مَسْعُودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم
-: ((مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينِ صَبْرٍ يَقْتَطِعُ بِهَا مَالَ امْرِئٍ [ص:252] مُسْلِمٍ
, هُوَ فِيهَا فَاجِرٌ , لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ)) . وَنَزَلَتْ:
((إنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَناً قَلِيلاً))
إلَى آخِرِ الآيَةِ ".
368. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu ia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang bersumpah
palsu untuk mengambil harta seorang muslim padahal ia berdusta di dalamnya, maka ia akan menghadap
Allah dalam keadaan Dia murka kepadanya.” Turun berkenaan dengan ini firman
Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar
janji(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit,
mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan
berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari
Kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih.” (Qs.
Ali Imran: 77)
370 - عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ
الأَنْصَارِيِّ - رضي الله عنه - أَنَّهُ بَايَعَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه
وسلم - تَحْتَ الشَّجَرَةِ , وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ:
((مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ بِمِلَّةٍ غَيْرِ الإِسْلامِ , كَاذِباً مُتَعَمِّداً
, فَهُوَ كَمَا قَالَ , وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
, وَلَيْسَ عَلَى رَجُلٍ نَذْرٌ فِيمَا لا يَمْلِكُ)) وَفِي رِوَايَةٍ: ((وَلَعْنُ
الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ)) . وَفِي رِوَايَةٍ: ((مَنِ ادَّعَى دَعْوَى كَاذِبَةً لِيَتَكَثَّرَ
بِهَا , لَمْ يَزِدْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إلاَّ قِلَّةً)) .
370. Dari Tsabit bin Adh Dhahhak Al Anshariy radhiyallahu anhu,
bahwa ia pernah membai’at Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di bawah
sebuah pohon. Dan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa bersumpah berada di atas agama selain Allah dalam keadaan dusta
dan sengaja, maka ia sesuai dengan apa yang dikatakannya. Barang siapa yang
membunuh dirinya dengan sesuatu apa saja, maka ia akan diazab dengannya pada
hari Kiamat. Dan seseorang tidak boleh bernadzar dengan sesuatu yang tidak
dimilikinya.” Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Melaknat seorang mukmin seperti
membunuhnya.” Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Barang siapa yang menyampaikan
dakwaan (gugatan) yang dusta dengan maksud memperkaya diri, maka Alllah Azza wa
Jalla tidak menambahkan kepadanya selain bertambah sedikit.”
Bab Nadzar
371 - عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
- رضي الله عنه - قَالَ: ((قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , إنِّي كُنْتُ نَذَرْتُ فِي
الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً - وَفِي رِوَايَةٍ: يَوْماً - فِي الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ؟ قَالَ: فَأَوْفِ بِنَذْرِكَ)) .
371. Dari Umar bin
Khaththab radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku pernah bertanya, “Wahai
Rasulullah, saya pernah bernadzar di zaman Jahiliyah untuk beri’tkaf semalam –
dalam sebuah riwayat: sehari- di Masjidil Haram?” Beliau bersabda, “Penuhilah
nadzarmu.”
372 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما عَنْ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - ((أَنَّهُ نَهَى عَنْ النَّذْرِ , وَقَالَ: إنَّ النَّذْرَ
لا يَأْتِي بِخَيْرٍ. وَإِنَّمَا يُسْتَخْرَجُ بِهِ مِنْ الْبَخِيلِ)) .
372. Dari Abdullah bin Umar
radhiyallahu anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wa salam, bahwa Beliau
melarang nadzar dan bersabda, “Sesungguhnya nadzar tidak membawa kebaikan, ia
hanyalah muncul dari orang yang bakhil.”
373 - عَنْ عُقْبَةَ بْنِ
عَامِرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: ((نَذَرَتْ أُخْتِي أَنْ تَمْشِيَ إلَى بَيْتِ اللَّهِ
الْحَرَامِ حَافِيَةً فَأَمَرَتْنِي أَنْ أَسْتَفْتِيَ لَهَا رَسُولَ اللَّهِ - صلى
الله عليه وسلم - فَاسْتَفْتَيْتُهُ فَقَالَ: لِتَمْشِ وَلْتَرْكَبْ)) .
373. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu ia berkata,
“Saudariku bernadzar untuk berjalan kaki (tanpa memakai alas kaki-namun lafaz
ini tidak ada di Bukhari) ke Baitullah Al Haram,
lalu ia memerintahkan aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, maka aku meminta fatwa Beliau, Beliau menjawab, “Hendaknya ia berjalan
dan menaiki tunggangan.”
374 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: ((اسْتَفْتَى سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ رَسُولَ
اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فِي نَذْرٍ كَانَ عَلَى أُمِّهِ , تُوُفِّيَتْ قَبْلَ
أَنْ تَقْضِيَهُ , قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: فَاقْضِهِ عَنْهَا))
.
374. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata,
“Saad bin Ubadah pernah meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam terkait nadzar yang dilakukan ibunya yang wafat sebelum dikerjakannya, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “Tunaikalah nadzar
itu untuk
ibumu.”
375 - عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه
- قَالَ: ((قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , إنَّ مِنْ تَوْبَتِي: أَنْ أَنْخَلِعَ مِنْ
مَالِي , صَدَقَةً إلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله
عليه وسلم -: أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) .
375. Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku
pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, sebagai taubatku, aku ingin mengeluarkan
semua hartaku untuk aku sedekahkan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu
alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tahanlah sebagian hartamu. Itu lebih baik bagimu.”
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa
alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:
Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar