Istirahatnya Para Pejuang

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫العلماء ورثة الانبياء‬‎
Istirahatnya Para Pejuang
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut renungan tentang istirahatnya para pejuang, semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Renungan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah wafat (661 H-728 H dengan usia 67 tahun) dalam keadaan membujang. Ia tidak meninggalkan anak yang mendoakannya, namun ia meninggalkan umat yang besar yang mendoakan kebaikan untuknya.
Demikian pula Imam Nawawi wafat (631 H-676 H dengan usia 45 tahun) dalam keadaan membujang. Ia tidak memiliki anak yang mendoakannya. Akan tetapi, di zaman kita ini, tidak ada seorang muslim yang tidak mengenal kitab Arba’in Nawawi dan Riyadhush Shalihin. Bahkan kedua kitab tersebut dikaji dan dipelajari hingga kini di masjid-masjid kaum muslimin.
Imam Ahli Tafsir Ibnu Jarir Ath Thobari (224 H-310 H dengan usia 85) juga wafat sebagai bujang. Ia tidak memiliki anak, namun ia meninggalkan warisan yang selalu dibutuhkan para penuntut ilmu.
[Apa yang kami sebutkan ini bukan berarti mendukung untuk tetap membujang. Mereka membujang adalah karena kesibukan belajar dan mendakwahkan Islam, maka jangan jadikan sebagai alasan bagi seseorang untuk membujang, karena para nabi alahimush shalatu was salam menikah, dan umatnya pun diperintahkan menikah].
Tentang Imam Malik rahimahullah (93 H-179 H). Imam Adz Dzahabi berkata, “Beliau pernah dipukul dan disakiti, dan digotong dalam keadaan pingsan. Aku berharap Allah mengangkat derajatnya di surga pada setiap cambukan yang dipukulkan kepadanya.
Sekarang ia telah wafat dan nama beliau masih disebut.
Kemudian, ke manakah orang-orang yang pernah memenjarakan Imam Ahmad bin Hanbal (164 H-241 H) dan mencambuknya?
Mereka kini telah tiada, namun ilmu Imam Ahmad, perjalanan, berita, dan madzhabnya tetap ada.
Ke manakah orang-orang yang menentang Imam Bukhari (194 H-256 H), menyakiti dan mengusirnya sehingga beliau wafat dalam keadaan terusir? Sekarang perhatikan nama Beliau. Tidak ada satu mimbar pun yang sepi dari menyebut nama beliau, “Hadits riwayat Bukhari.”
Suatu ketika ada yang berkata kepada Imam Bukhari, “Mengapa engkau tidak mendoakan keburukan terhadap mereka yang menzalimimu dan berkata dusta terhadapmu?”
Imam Bukhari berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اِصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الحَوْضِ
“Bersabarlah sampai engkau menemuiku di telaga.”
(As Siyar karya Adz Dzahabi 12/461)
Demikianlah istirahat para pejuang kebenaran, maka jangan berhentilah menyerukan kebenaran sebagaimana mereka menyerukan hingga wafat.
Semoga Allah menngumpulkan kita dan mereka di surga-Nya, Aaamiin.
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45, https://t.me/wawasan_muslim/4094 , dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger