بسم الله الرحمن الرحيم
Amaliah Praktis Sehari-Semalam
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Saudaraku, di zaman penuh
fitnah ini kita butuh sekali membentengi diri kita dari fitnah-fitnah itu
dengan menjadikan hari-hari kita penuh dengan ketaatan kepada Allah Azza wa
Jalla dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam atau penuh dengan ibadah sehingga
syi’ar kita adalah,
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
Katakanlah:
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (QS. Al An’aam: 162)
Agar kita tetap dekat
dengan Allah Azza wa Jalla dan hidup di bawah perlindungan dan penjagaan-Nya.
Dan ketahuilah, bahwa beribadah di zaman fitnah seperti berhijrah kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Muslim).
Arti
Ibadah
Ibadah adalah semua perkara
yang dicintai Allah dan diridhai-Nya baik berupa perkataan (ibadah lisan)
maupun perbuatan yang tampak dan yang tersembunyi (ibadah hati).
Contoh ibadah lisan
adalah dzikrullah, membaca Al Qur’an, mengucapkan kalimat thayyibah,
bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beramar ma’ruf dan
bernahi munkar.
Contoh ibadah perbuatan
adalah shalat, puasa, zakat, haji, berbakti kepada kedua orang tua, berbuat
baik kepada anak yatim, dan membantu orang lain. Di dalam shalat juga terdapat
ibadah hati dan lisan.
Contoh ibadah hati
adalah berniat ikhlas dan tulus, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam, bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla, dsb. Bahkan
perbuatan mubah bisa menjadi ibadah dengan niat yang baik, misalnya seseorang
makan dan minum dengan niat agar kuat beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
Amaliah
Praktis Sehari-Semalam
Berikut amaliah praktis
yang perlu dilakukan seorang muslim sehari-semalam:
1. Berdzikr ketika bangun tidur
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اليَمَانِ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، قَالَ: «بِاسْمِكَ
أَمُوتُ وَأَحْيَا» وَإِذَا قَامَ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ»
Dari Hudzaifah bin Al
Yaman, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendatangi tempat
tidurnya mengucapkan, “Bismika...dst.” (artinya: Dengan nama-Mu ya Allah
aku mati dan aku hidup), dan ketika bangun dari tidur, Beliau mengucapkan, “Alhamdulillah...dst.”
(artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah
mematikan, dan kepada-Nya kami dibangkitkan).” (HR. Bukhari)
2. Melakukan shalat malam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ
الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Shalat yang
paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR. Muslim)
3. Beristighfar di akhir malam
Allah Azza wa Jalla menyebutkan sifat
penghuni surga bahwa mereka,
كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ
اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ--وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
"Di dunia
mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.-- Dan selalu memohonkan ampunan di
waktu pagi sebelum fajar." (QS. Adz Dzaariyat: 17-18)
Istighfar
yang paling utama adalah dengan membaca sayyidul istighfar, yaitu:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ
فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Artinya, “Ya Allah, Engkau adalah
Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang
menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu
semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui
nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku.
Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
4. Mengucapkan seperti yang diucapkan
Muazin kecuali pada kalimat “Hayya ‘alash shalah” dan “Hayya ‘alal falah,” maka
ucapannya “Laa haula walaa quwwata illaa billah.”
Orang yang mengucapkan
seperti yang diucapkan muazin dengan ikhlas dari hatinya, maka ia akan masuk
surga (HR. Muslim, bab Al Qaul mitslu qaulil Mu’adzdzin)
5. Setelah mendengar azan
bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berdoa agar Nabi kita
shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan Al Wasilah (derajat yang tinggi),
Doa setelah mendengar
azan adalah,
اللَّهُمَّ
رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّداً
الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوداً الَّذِى وَعَدْتَهُ
Artinya, “Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang
sempurna ini, pemilik shalat yang akan ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad
wasilah (derajat tinggi) dan keutamaan, bangkitkanlah ia ke tempat yang terpuji
(maqam mahmud) yang telah Engkau janjikan.”
Orang
yang mengucapkan doa ini akan mendapatkan syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada hari Kiamat. (HR. Bukhari, Abu Dawud,
Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
6. Berdzikr ketika keluar dari
rumah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ
تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ،
قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ
الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ
وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟
“Jika seorang keluar
dari rumahnya dan mengucapkan, “Bismillahi tawakkaltu...dst.” (artinya:
dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya
kecuali dengan pertolongan Allah), maka akan dikatakan, “Engkau akan diberi
petunjuk, dicukupi, dan dilindungi,” setan pun menjauh darinya, lalu setan yang
lain berkata, “Apa yang kamu dapat lakukan terhadap seseorang yang telah
ditunjuki, dicukupi, dan dipelihara?” (HR. Abu Dawud dari Anas bin Malik, dan
dishahihkan oleh Al Albani)
7. Masuk masjid mendahulukan kaki
kanan dan membaca doa.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
" إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ،
فَلْيَقُلْ: اللهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَإِذَا خَرَجَ،
فَلْيَقُلْ: اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ "
“Apabila salah seorang
di antara kamu masuk masjid, maka ucapkanlah, “Allahummaftahlii...dst.”
(artinya: Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu) dan ketika keluar
ucapkanlah, “Allahumma inni...dst.” (artinya: ya Allah, sesungguhnya aku
meminta kepada-Mu karunia-Mu).” (HR. Muslim dari Abu Usaid)
8. Melakukan shalat Sunah fajar
sebelum shalat Subuh
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
«رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا
وَمَا فِيهَا»
“Dua rakaat fajar lebih
baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim dari Aisyah)
9. Berdoa antara azan dan iqamat
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَ الْإِقَامَةِ
“Doa antara azan dan
iqamat tidaklah ditolak.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu
hibban, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3408)
10. Mendirikan shalat sesuai sunnah
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي
“Shalatlah sebagaimana
kalian melihat aku shalat.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)
Syaikh Al Albani
berkata, “Orang yang mendirikannya dan memperbagus pelaksanaannya akan
memperoleh pahala, keutamaan, dan kemuliaan, dan banyak atau sedikitnya
keutamaan itu tergantung jauh-dekatnya shalat yang dilakukan dengan shalat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
11. Berdzikr setelah shalat
Yakni sesuai dzikr yang
diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti membaca istighfar (Astaghfirullah)
3x, lalu mengucapkan “Allahumma antas salam wa minkassalam tabaarakta yaa
dzal jalaali wal ikram” (HR. Muslim), membaca subhaanallah 33 x, alhamdulillah
33 x, Allahu Akbar 33 x, dan mengucapkan “Laailaahaillallahu wahdahu
laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli sya’in qadir,”
yang keutamaannya akan menghapuskan dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di
lautan (HR. Muslim), membaca ayat kursi (HR. Nasa’i dalam Amalul Yaum),
dan membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas (HR. Abu Dawud).
12. Membaca dzikr pagi
13. Ketika kembali ke rumah
mengucapkan salam kepada keluarga dan masuk ke rumah membaca basmalah
(bismillah).
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ
وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ،
“Apabila
seseorang masuk ke rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah ketika masuk rumah dan
ketika makan, maka setan berkata (kepada teman-temannya), “Tidak ada tempat
tinggal dan makanan bagi kamu (malam ini).”
(HR. Muslim)
14. Membaca Al Qur’an
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ
حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari
kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu
kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam
Miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani)
15. Melakukan shalat Dhuha, baik 2 rakaat, 4, 6,
atau 8 rakaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَعَالَى :«ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ
لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ»
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai
anak Adam! Lakukanlah shalat karena-Ku di awal siang, niscaya Aku akan cukupkan
kamu di akhirnya.” (HR. Ahmad dari Abu Murrah Ath Tha’ifi, dan Tirmidzi dari Abu
Darda, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 4339).
16. Melakukan shalat fardhu berjama’ah
di masjid
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
«مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ
فَلَمْ يَأْتِهِ، فَلَا صَلَاةَ لَهُ، إِلَّا مِنْ عُذْرٍ»
“Barang siapa yang
mendengar azan, namun ia tidak mau mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya
kecuali jika ia mempunyai udzur.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim dari
Ibnu Abbas, dishahihkan oleh Al Albani. Tirmidzi berkata, “Sebagian Ahli Ilmu
berkata, “Ini adalah untuk penegasan dan penguatan, dan tidak ada keringanan meninggalkan
shalat berjamaah kecuali ada udzur.”)
17. Melakukan shalat sunah Rawatib
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ
مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا
غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ
بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ »
“Tidaklah seorang muslim melakukan shalat
karena Allah dalam setiap harinya sebanyak 12 rakaat; yakni shalat sunat yang
bukan fardhu, kecuali Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga atau akan
dibangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Muslim)
Yaitu empat
rakaat sebelum Zhuhur, dua rakat setelahnya. Dua rakat setelah Maghrib, dua rakat
setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh.
18. Di sore hari setelah shalat
Ashar -selesai membaca dzikr setelah
shalat-, membaca dzikr petang.
19. Berpuasa Senin-Kamis
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
«تُعْرَضُ الأَعْمَالُ
يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»
“Amal manusia ditampilkan
pada hari Senin dan Kamis, aku ingin amalku ditampilkan sedangkan aku dalam
keadaan berpuasa.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani).
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa
Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Khutbah Syaikh Abdul ‘Azhim bin Badawi, Shifat
Shalatin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (M. Nashirudin Al Albani), Maktabah
Syamilah versi 3.45, dan Mausu’ah Haditsiyyah Mushaghgharah.
0 komentar:
Posting Komentar