Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Hari Arafah termasuk hari-hari utama. Pada hari itu doa
dikabulkan, kesalahan dimaafkan, dan pada hari itu Allah berbangga dengan
mereka yang berada di Arafah di hadapan para malaikat-Nya. Hari Arafah adalah
hari yang dimuliakan Allah dan diistimewakan-Nya di atas hari-hari yang lain.
Pada hari itu pula agama Islam disempurnakan, nikmat dicukupkan. Hari itu adalah
hari pengampunan dosa dan pembebasan dari neraka.
Berikut ini 17 tips meraih pahala
besar pada hari Arafah, semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah
ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Keutamaan
Hari Arafah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ أَخَذَ الْمِيْثَاقَ مِنْ ظَهْرِ آدَمَ
بِنَعْمَانَ يَوْمَ عَرَفَةَ وَ أَخْرَجَ مِنْ صُلْبِهِ كُلَّ ذُرِّيَّةٍ
ذَرَأَهَا، فَنَثَرَهُمْ بَيْنَ يَدَيْهِ كَالذَّرِّ، ثُمَّ كَلَّمَهُمْ قِبَلًا
" قَالَ: أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ .
“Sesungguhnya Allah mengambil perjanjian dari punggung Nabi
Adam di Na’man (Arafah) pada hari Arafah, dan mengeluarkan dari tulang punggung
Adam setiap keturunannya yang Dia ciptakan, lalu Dia sebarkan di hadapan-Nya
seperti semut, kemudian Dia berfirman secara langsung, “Bukankah Aku
Tuhanmu?” (HR. Ahmad, Nasa’i, Hakim, dan Baihaqi dalam Al Asmaa’ dari
Ibnu Abbas, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1701)
" إِنَّ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي مَلَائِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ
عَرَفَةَ، فَيَقُولُ: انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي أَتَوْنِي شُعْثًا غُبْرًا "
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membanggakan para pengunjung
Arafah di hadapan para malaikat-Nya pada sore hari Arafah, Dia berfirman, “Lihatlah
hamba-hamba-Ku! Mereka datang kepada-Ku dalam keadaan berambut kusut dan
berdebu.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam Al Kabir, dishahihkan oleh
Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1868)
Dari Aisyah radhiyallahu anha, dari Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
" مَا مِنْ يَوْمٍ
أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ، مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ،
وَإِنَّهُ لَيَدْنُو، ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمِ الْمَلَائِكَةَ، فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ
هَؤُلَاءِ؟ "
“Tidak ada hari yang lebih banyak
Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka daripada hari Arafah. Sesungguhnya pada
hari itu Dia mendekat dan membanggakan mereka di hadapan para malaikat-Nya
sambil berkata, “Apa yang mereka inginkan?”
Sebagian Ahli Ilmu menerangkan, bahwa
Allah turun pada sepertiga malam terakhir kecuali pada hari Arafah, maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia di siang hari untuk mendengar
rintihan orang yang terzalimi, doa orang yang berhajat, menghilangkan
kesedihan, dan menutupi hati yang menderita. Dahulu kaum salaf menyimpan hajat mereka
untuk mereka panjatkan dalam doa hari Arafah. Salah seorang yang saleh berkata,
“Demi Allah, aku tidaklah berdoa pada hari Arafah dan tidaklah berlalu setahun
melainkan aku melihat pengabulan doa itu seperti tampaknya cahaya Subuh.”
Betapa banyak hajat dan harapan serta
doa yang dikabulkan pada sore hari Arafah (dari bada Ashar sd. Maghrib). Jika
pada bulan Ramadhan, samar bagi kita Lailatul Qadr sehingga kita tidak tahu
kapan pastinya, sedangkan pada bulan Dzulhijjah Allah memberitahukan kita dengan
hari Arafah.
Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي مَلَائِكَتَهُ
عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ، فَيَقُولُ: انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي أَتَوْنِي
شُعْثًا غُبْرًا
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
membanggakan orang-orang yang berada di Arafah di hadapan para malaikat-Nya di
sore hari Arafah, Dia berfirman, “Lihatlah hamba-hamba-Ku! Mereka datang
kepada-Ku dalam keadaan berambut kusut dan berdebu.” (Hr. Ahmad dan dishahihkan
oleh Al Albani. Pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah berkata, “Isnadnya tidak
mengapa.”)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu, bahwa ada salah seorang
Yahudi yang berkata kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, ada sebuah ayat dalam
kitab kalian (Al Qur’an) yang seandainya turun kepada kami kaum Yahudi tentu
kami jadikan hari itu sebagai hari raya!” Umar bertanya, “Ayat apa itu?” Ia
menjawab, “Ayat:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini Aku
sempurnakan untukmu agamamu, Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Aku ridhai
Islam itu menjadi agama bagimu.” (Qs. Al Maidah: 3)
Umar berkata, “Kami tahu hari dan
tempat diturunkan ayat itu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
yaitu saat Beliau berdiri di Arafah pada hari Jumat.”
17
Tips Meraih Pahala Besar Pada Hari Arafah
1. Lakukan tidur lebih
pagi agar dapat menjalankan shalat malam dan kuat menjalankan ketaatan kepada
Allah Ta’ala pada pagi harinya.
Abu Barzah Al Aslami radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Beliau
(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) tidak suka tidur sebelum shalat Isya
dan tidak suka berbincang-bincang setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Sempatkanlah
bersimpuh di hadapan-Nya setelah shalat malam sambil berdoa dan memohon ampunan
kepada-Nya.
Yang demikian karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala memuji
orang-orang yang melakukan hal tersebut, Dia berfirman,
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ
وَالْمُنفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأَسْحَارِ
“(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap
taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di
waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ
لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ
يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ،
مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Tuhan kita Tabaaraka wa Ta’ala turun setiap malam ke
langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam yang terakhir, Dia berfirman,
“Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan, barang siapa
yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan berikan, dan barang siapa yang memohon
ampunan kepada-Ku, maka Aku akan ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Sebelum Subuh tiba,
lakukanlah makan sahur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةٌ
“Makan sahurlah, karena pada makan sahur itu ada
keberkahan.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari
Anas, Nasa’i dari Abu Hurairah dan Ibnu Mas’ud, serta Ahmad dari Abu
Sa’id, Shahihul Jami’ no. 2843)
Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata,
“Bangunkanlah para pelayan kalian makan sahur untuk puasa Arafah.” (Hilyatul
Auliya 4/281)
4. Melakukan puasa
Arafah bagi mereka yang tidak berada di Arafah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً
وَ مُسْتَقْبِلَةً وَ صَوْمُ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun; yang
lalu dan yang akan datang, sedangkan puasa Asyura (10 Muharram) menghapuskan
dosa setahun yang lalu.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)
Jangan lupa bahwa berdoa pada saat berpuasa adalah mustajab.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ : دَعْوَةُ
الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Ada tiga doa yang mustajab, yaitu: doa orang yang
berpuasa, doa orang yang teraniaya, dan doa musafir.” (HR. Al ‘Uqailiy dan
Baihaqi dalam Asy syu’ab, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 3030)
5. Bersiap-siaplah
untuk shalat Subuh, jawab panggilan muazin, dan hadirkan perasaan bahwa dosamu
akan berguguran bersamaan jatuhnya air wudhu, dan jangan lupa membaca doa
setelah berwudhu.
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa salam bersabda,
« إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ فَتَمَضْمَضَ
خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ فِيهِ وَإِذَا اسْتَنْثَرَ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ
أَنْفِهِ فَإِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ وَجْهِهِ حَتَّى
تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَشْفَارِ عَيْنَيْهِ فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَتِ
الْخَطَايَا مِنْ يَدَيْهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِ يَدَيْهِ
فَإِذَا مَسَحَ بِرَأْسِهِ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ رَأْسِهِ حَتَّى تَخْرُجَ
مِنْ أُذُنَيْهِ فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ رِجْلَيْهِ
حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِ رِجْلَيْهِ - قَالَ - ثُمَّ كَانَ مَشْيُهُ
إِلَى الْمَسْجِدِ وَصَلاَتُهُ نَافِلَةً لَهُ » .
“Apabila seorang hamba
berwudhu lalu berkumur-kumur, maka akan keluar dosa-dosa dari mulutnya. Jika ia
menghembuskan air dari hidung, maka akan keluar dosa-dosa dari hidungnya.
Ketika ia membasuh mukanya, maka akan keluar dosa-dosa dari mukanya sampai
keluar dari pinggir kelopak mata. Ketika ia membasuh kedua tangannya, maka akan
keluar dosa-dosanya dari kedua tangannya sampai keluar dari bawah kuku
tangannya. Ketika ia mengusap kepala, maka akan keluar dosa-dosa dari atas
kepalanya sampai keluar dari kedua telinganya. Ketika ia membasuh kedua
kakinya, maka akan keluar dosa-dosanya dari kedua kakinya sampai keluar dari
bawah kuku kakinya. Kemudian dengan berjalannya menuju masjid dan shalat yang
dilakukannya sebagai tambahan untuknya.” (HR. Malik, Nasa’i, Ibnu Majah dan
Hakim, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 449)
6. Lakukan shalat
Subuh, lalu duduk di tempat shalatmu untuk berdzikr hingga terbit matahari setinggi
satu tombak (kira-kira 15 menit setelah syuruq/terbit matahari).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ
قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
تَامَّةٍ
“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, lalu duduk
berdzikr kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian ia shalat dua rakaat,
maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna,
sempurna, dan sempurna.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 6346)
7. Mulailah dengan
takbiran secara langsung setelah salam.
Ikrimah
berkata tentang firman Allah di surat Al Baqarah ayat 203, “Dan berdzikirlah
kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya,” maksudnya
bertakbir pada hari-hari tasyriq setelah shalat fardhu; yaitu mengucapkan
Allahu akbar, Allahu akbar.”
Lafaznya,
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَاِالهَ اِلَّا اللهُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
"Allah Mahabesar-Allah
Mahabesar, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Allah Mahabesar,
milik-Nyalah segala puji."
Menurut
Syaikh Ibnu Utsaimin, takbir ada dua macam, yaitu: takbir mutlak (kapan saja)
dan takbir muqayyad (terikat). Takbir mutlak dimulai dari awal bulan Dzulhijjah
dan dibaca pada setiap waktu, sedangkan takbir muqayyad dimulai dari Subuh hari
Arafah sampai tenggelam matahari akhir hari tasyriq di samping dibaca pula
secara mutlak. Oleh karena itu, jika seseorang selesai salam dari shalat
fardhu, lalu beristighfar 3 kali dan mengucapkan “Allahumma antsas salam wa
minkassalam tabaarakta yaa dzal jalaali wal Ikram, “ maka ia mulai
bertakbir. (Diringkas dari Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin)
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata, "Adapun
takbir muqayyad, maka dimulai dari Subuh hari Arafah sampai tenggelamnya
matahari hari tasyriq yang terakhir di samping tetap dilakukan takbir mutlak.
Oleh karena itu, ketika seseorang selesai shalat fardhu, beristighfar tiga kali
dan mengucapkan 'Allahumma antas Salam wa minkas salam Tabarakta yaa Dzal
Jalali wal ikram', maka ia mulai bertakbir. Namun hal ini untuk selain jamaah
haji. Adapun orang yang haji, maka ia
memulai bertakbir muqayyad dari seusai shalat Zhuhur hari Nahar (10
Dzulhijjah)." (Majmu Fatawa 13/17)
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa Ibnu Umar
dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut
sambil mengumandangkan takbir, lalu orang-orang mengikuti takbirnya.
Imam Ahmad pernah
ditanya, “Berdasarkan hadits apa anda berpendapat bahwa takbir diucapkan
setelah shalat Subuh hari ‘Arafah sampai akhir hari tasyriq?” Ia menjawab,
“Berdasarkan ijma’; yaitu dari Umar, Ali, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud
radhiyallahu 'anhum.”
8. Jangan lupa membaca
dzikr pagi serta membaca Al Qur’an.
Setelah bertakbir, berdzikr, dan membaca Al Qur’an,
kemudian matahari pun telah terbit setinggi satu tombak, maka lakukanlah shalat
sunah dua rakaat agar engkau memperoleh pahala haji dan umrah.
9. Isilah hari-hari
dengan dzikir dan doa, dan yakinlah doamu akan dikabulkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«ادْعُوا اللَّهَ
وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ
دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ»
“Berdoalah kepada Allah sedangkan kamu yakin akan
dikabulkan. Ketahuilah! Bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati orang yang lalai
lagi lengah.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 245)
10. Jika engkau terpaksa
harus tidur, maka niatkan dalam hatimu untuk bisa melakukan ketaatan lagi
kepada Allah Ta’ala,
11. Lakukan shalat
Dhuha, minimal dua rakaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ
أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ
بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ
ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى »
“Pada
pagi hari setiap persendian kamu hendaklah bersedekah; setiap tasbih adalah
sedekah. Setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan Laailaahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi
mungkar juga sedekah dan hal itu bisa terpenuhi oleh dua rak’at yang
dikerjakannya di waktu Dhuha.” (HR. Muslim: 1671).
Allah
Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi,
«ابْنَ آدَمَ
ارْكَعْ لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ»
“Wahai
anak Adam! Lakukanlah shalat empat rakaat karena-Ku di awal siang, niscaya
Kucukupkan kamu di akhirnya.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani)
12. Perbanyaklah
mengucapkan, “Laailaaha illallahu wahdahulaa syarika lah, lahul mulku walahul
hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadir.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ،
وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan
sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah “Laailahaillallahu
wahdahu...dst.” (artinya: tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah
saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan pujian, dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani
dalam Shahihul Jami’ no. 3274).
13. Manfaatkan waktu
yang ada dengan berdzikr, bertakbir, membaca Al Qur’an, dan berdoa. Jangan lupa
mendoakan saudaramu kaum muslimin.
14. Bacalah dzikr petang
ketika engkau berada di sore hari.
15. Berdoalah kepada
Allah agar Dia tidak membenamkan matahari kecuali engkau salah seorang di
antara mereka yang telah dibebaskan-Nya dari api neraka.
Atha Al Khurasani berkata, “Jika
engkau mampu menyendiri di sore hari Arafah (untuk bermunajat), maka
lakukanlah.” (Hilyatul Auliya 5/197)
Imam
Al Auza’iy rahimahullah berkata, “Aku mendapati beberapa orang menyimpan
hajat mereka untuk hari Arafah, untuk mereka mintakan kepada Allah (pada hari
Arafah).”
Ibnul
Mubarak rahimahullah berkata, “Aku datang kepada Ats Tsauriy pada sore
hari Arafah saat itu ia sedang duduk berlutut dan matanya meneteskan air mata,
lalu ia menoleh, maka aku berkata kepadanya, “Siapa yang lebih buruk keadaannya
pada hari Arafah ini?” Ia menjawab, “Yaitu orang yang menyangka bahwa Allah
tidak akan mengampuninya.”
Hakim
bin Hizam radhiyallahu anhu pernah bersama 100 budak berwuquf di Arafah,
lalu ia merdekakan mereka karena Allah Ta’ala, sehingga orang-orang yang berada
di Arafah sampai gaduh dan menangis sambil berkata, “Wahai Tuhan kami, ini
hamba-Mu, dia telah memerdekakan budak-budaknya, maka bebaskanlah kami dari
neraka-Mu.”
Mutharrif
bin Abdullah dan Bakar Al Muzzanniy rahimahumallah pernah wuquf di
Arafah, lalu salah seorang di antara mereka berdua berkata, “Ya Allah,
janganlah Engkau tolak doa orang-orang yang berada di Arafah karena sebabku.”
Al
Husain bin Ali radhiyallahu anhuma pernah bertemu para jamaah haji, lalu
mereka berkata, “Kami hendak ke Mekkah,” Al Husain berkata, “Sesungguhnya
kalian adalah para tamu Allah. Jika kalian telah berada di Mekkah maka
kumpulkanlah semua hajat kalian untuk kalian mintakan kepada Allah Azza wa
Jalla.”
Ibnu
Taimiyah rahimahullah dalam syarah Hadits Nuzul berkata, “Sudah menjadi
maklum, bahwa jamaah haji pada sore hari Arafah merasakan keimanan, rahmat,
cahaya, dan keberkahan yang tidak mungkin diungkapkan.”
Sebagian kaum salaf
berkata, “Sejak lima puluh tahun aku selalu berdoa pada hari Arafah, namun
tidak sampai setahun melainkan pengabulan itu terwujud seperti terbitnya
fajar.” (Lihat risalah Ahwal fii Yaumi Arafah karya Syaikh Ibrahim bin
‘Amir Ar Ruhailiy)
16. Ketika waktu Maghrib
tiba, maka berbukalah. Awali dengan basmalah, makanlah dan minumlah dengan
tangan kanan, dan awali dengan kurma dalam jumlah ganjil atau jika tidak ada
dengan meneguk air minum.
Ketika berbuka, bacalah doa,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ اْبتَلَّتِ اْلعُرُوْقُ وَ ثَبَتَ اْلاَ جْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ
“Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan dan semoga
pahala tetap didapat Insya Allah.”
17. Mintalah taufiq
kepada Allah agar dimudahkan beramal saleh dan bermohonlah kepada-Nya agar
amalanmu diterima.
Wallahu
a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa
Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
0 komentar:
Posting Komentar